Tumgik
antasmira · 4 days
Text
Belakangan, aku dipertemukan pada peristiwa yang mengharuskan aku melupakan diriku dan kepentinganku demi orang lain. Peristiwa yang sangat tiba-tiba itu terjadi bersama lahirnya karya pertamaku. Peristiwa yang akhirnya membuatku tidak memiliki banyak kesempatan untuk memperkenalkan karyaku ini. Meski banyak rencana yang sudah aku siapkan, hanya separuhnya yang dapat terlaksana. Demikianlah yang Sang Pencipta perkenankan.
Tapi seiring berlalunya peristiwa itu, kini aku akan bercerita tentang karya pertamaku ini.
🩹Manusia Yang Lebih Akrab Dengan Luka🩹
Tumblr media
how to order?
order here
💬
Instagram | Tiktok | Karyakarsa | Tumblr
0 notes
antasmira · 11 days
Text
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku kembali diingatkan oleh luka yang pernah begitu akrab denganku. Hanya kali ini, aku melihat dengan lebih jelas bagaimana aku tidak pernah nampak berharga—entah itu di ujung mata atau di ujung hati mereka.
—luka yang tak pernah memberiku pilihan selain rasa sakit
©antasmira
8 notes · View notes
antasmira · 11 days
Text
Orang yang mengerti bagaimana membahagiakan dirinya sendiri akan terlihat egois bagi mereka yang menemukan kebahagiaan melalui orang lain.
—karena aku pernah berada di posisi keduanya.
©antasmira
4 notes · View notes
antasmira · 2 months
Text
Satu atau lain waktu, aku bukan versi terbaik diriku.
—antasmira
0 notes
antasmira · 2 months
Text
Manusia Yang Lebih Akrab Dengan Luka
Aku dulunya adalah gadis kecil yang tumbuh dewasa bersama dengan luka. Bukan berarti aku tidak pernah memiliki momen bahagia ketika aku kecil, aku yakin aku memilikinya. Tapi ketika aku dewasa dan mencoba mengingatnya secara spontan, aku tak dapat menyebutnya satupun. Justru aku lebih fasih mengingat luka dan kesakitan yang kata orang dewasa akan membuatku lebih kuat, demikian orang tua menyayangi dan mendidik anaknya.
Kadang, aku benci untuk mengatakan ini, bagaimanapun juga, aku tahu mereka mencintaiku, itu cara mereka mencintaiku, sayangnya cara mereka tidaklah tepat. Bahkan ketika aku boleh saja mengatakan, apapun dasarnya, aku terluka oleh sikap dan perlakuan mereka. Dan cinta tak seharusnya berbentuk luka.
©antasmira
3 notes · View notes
antasmira · 4 months
Text
Tumblr media
Hanif Abdurraqib interviewed by Ruth Awad: Joy Is Not Promised to You
33K notes · View notes
antasmira · 5 months
Text
scars that hurt again.
The way wound turns into scars doesn't mean that scars would not ache anymore. Sometimes, it still does. Surprisingly, that pain doesn't come alone—along with it also the confusion, failure, and anger toward myself.
Even my counselor told me that the journey would be so many ups and downs, and makes you feel to start over and over again. I still feel so uncomfortable and tired with all the thought and feelings that lingers in my heart. Meanwhile, in my deepest thought, after a year of sessions, everything is supposed to be better right?
Most of the time I soothe myself that it's okay to feel all of these uncomfortable feelings—it's just me that starts to change while everything around me is still the same, it's just me that already has a different way of thinking while sometimes spontaneously I act with my old-familiar-but-not-so-familiar-again way of thinking.
The scary things are when you meet the things that are out of your control—people and situations. People who have known me for a long time will notice the change and not all of them will be okay with that because not all of them know what's going on in my life. And me—hope that I can focus on myself, but most of the time distracted by other people's thoughts of me or how the situation works out of my control.
In the middle of 2023, everything going well and I felt so comfortable with my journey. Sadly, it doesn't end up that way. But, with this writing, I don't see myself stuck or starting over. The fact that I am more aware of my feelings, not give up on these uncomfortable feelings, still going through my good and bad days—I am super proud of myself.
©antasmira | 16/12/23
0 notes
antasmira · 5 months
Text
Apa jadinya ketika seseorang menulis sesuatu hal yang berbeda dari apa yang kebanyakan orang yakini? Apa lantas ia menjadi salah? Apa lantas isi pikiran yang ditulisnya itu menjadi tak layak? Apa seseorang hanya diizinkan untuk menulis apa yang dinilai kebanyakan orang baik?
—bagian diriku yang buruk dan berbahaya.
©antasmira
0 notes
antasmira · 5 months
Text
Belakangan, tiba-tiba saja aku begitu fasih menuliskan luka yang kuharap tak pernah aku miliki. Belakangan aku begitu emosional, mudah marah, mudah memahami perasaan orang lain, kurang sabar, tergesa-gesa, ketakutan, kecewa, sedih, tidak nyaman, tertawa untuk lelucon paling konyol, lalu ingin menangis sejadi-jadinya. Dari semua emosi itu, aku bingung harus mulai berbicara dengan yang mana.
4 notes · View notes
antasmira · 6 months
Text
sick leave day 3
Pukul empat dini hari, aku terbangun masih dengan apa yang aku pikirkan semalam suntuk. The fact that I'm too tired with the place full of people, but it's my mom's bday celebration w/ fam, and also that next week is going to be a busy week at work. Dan satu-satunya hal yang aku inginkan hanya, leave me alone. Let me take a rest and do whatever i like.
Aku pikir proses untuk tidak lagi merasa bersalah atau egois untuk melakukan hal yang aku inginkan sudah selesai. Tapi pada titik ini, aku merasa sangat jauh dari titik itu.
I think I'm still not used to being assessed as a good girl. Sehingga bila aku tidak melakukan yang sebaliknya, i felt like being judged as a bad girl. And i know that my choice is going to make my mom disappointed.
Aku mengerti, untuk beberapa orang, family comes first and i still have so many weekend ahead. Dan aku tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan, betapa aku tidak ingin melakukannya. And, why my heart so heavy to do the things for someone who i supposed to love beyondly?
I truly realize the pain she once caused me. I'm aware and trying to heal—every single day. Aku pikir, aku sudah melewatinya. Hari itu ketika kami tertawa bersama, aku pikir aku benar-benar sudah melewatinya. Tapi saat ini—atau ketika aku merasa she asked so much from me, aku tidak dapat melakukannya, dan ia kecewa, the first thing that comes up to my mind are the resentment. Why always be me? Even though I know I might regret this in the future, i can't fool myself.
And somehow, i just understand that my mom was trying to shape me into what she wanted me to be. But at the end of the day, I end up being what I was destined to be. I'm not a bad person, but when my decisions are not the same as those of my mom/dad or the family expectations, I felt being judged as a bad person, a failure kid, or a dissident kid. And it hurts.
Sometimes, i feel sorry to be this way. But sometimes i realize, this is not what i wanted to be. And with those realization, i heal my wound. But without that realization, people beside me keep sowing my wound with salt.
—maaf untuk kembali dengan seperti ini and thank u for not sowing my wound with salt by judging me.
©antasmira
0 notes
antasmira · 7 months
Text
Saat ini, aku tengah ingin memaknai menjadi dewasa berarti memiliki kebebasan yang sebelumnya tidak kumiliki sebagai anak-anak. Salah satunya kebebasan untuk memberikan apa yang aku kecil begitu inginkan—
Sebuah afirmasi yang sering aku sampaikan padanya, bahwa ia cukup dan berharga, meski nilai Matematikanya dibawah rata-rata, meski ia tak menduduki ranking tiga besar di sekolahnya, meski ia tak sengaja melakukan kesalahan konyol, meski ia berbeda dari apa yang orang lain harapkan. Bahwa kekurangan yang ia miliki adalah manusiawi dan tak semestinya membuat ia merasa tidak dicintai.
Selayaknya sukacita dan kebahagiaan yang boleh dirayakan dengan tawa—rasa sedih, marah dan kecewa juga boleh dirayakan melalui tangis. Dan saat itu, ia tidak sedang menjadi manusia lemah. Justru ia tengah menjadi manusia yang jujur dengan perasaanya sendiri.
Setelah apa yang ia lalui, aku tidak bisa berhenti merasa bangga padanya untuk memiliki dirinya sebagai aku. Bagaimana dengan langkah kecil paling berani yang ia miliki, ia melewati gelap itu dan mengizinkan aku bertemu terang.
Pada akhirnya, aku ingin gadis kecil dalam diriku mengerti bahwa ia dicintai sebagaimana dirinya. Bahkan jika satu hari semesta tak berpihak padanya, ketika ia tak menerima cinta dari manusia lainnya, ia tetap dicintai olehku—dirinya sendiri.
©antasmira
5 notes · View notes
antasmira · 8 months
Text
Hari ini aku mengunjungi halaman draft. Total ada 200 draft.
Aku membacanya sekilas—tulisan-tulisan yang lebih banyak bercerita tentang luka, tulisan yang rasanya tak akan bisa dipahami banyak orang, tulisan yang memiliki nilai berbeda dari yang kebanyakan orang yakini.
Singkat kata, tulisan-tulisan yang jauh dari percaya diri.
©antasmira
4 notes · View notes
antasmira · 8 months
Text
Malam.
Ini hanya aku yang tengah rindu setengah mati untuk bisa menulis panjang lebar. Belakangan ini, aku begitu ceroboh. Tahu dirinya pelupa, tak dicatat pula gagasan yang terlintas pada perjalanan pulang.
Kini—dan entah sampai kapan, setiap kalimat hanya akan berdiri sendiri. Tiada kawan yang menjadikannya paragraf. Dan ini aku, yang akan seperti ini—entah sampai kapan.
©antasmira
2 notes · View notes
antasmira · 9 months
Text
Ini terasa sulit bagiku.
Aku bahkan tidak bisa menyelesaikan pembahasan dalam benakku sendiri. Hingga segala yang kutulis terhenti di tengah jalan. Aku sangat yakin aku tidak sedang lupa ingin mengatakan atau membahas apa. Hanya seketika aku bingung. Kemana arah pembahasan ini? Apa yang akan menjadi akhir tulisan ini?
7 notes · View notes
antasmira · 9 months
Text
Rindu selalu menjadi jarak yang menjuntai di antara kita—aku dan hal yang pernah membuatku merasa sangat bahagia.
©antasmira
3 notes · View notes
antasmira · 9 months
Text
ada beberapa manusia dalam yang hanya bisa melihatku dari balik pagar. aku tak pernah mengizinkannya masuk ke pekarangan rumahku, apalagi duduk di ruang tamu. biasanya tanpa berpikir panjang, manusia-manusia itu akan berkata pada manusia lain bahwa aku adalah orang yang baik—seolah tak bercela—atau sebaliknya, aku adalah manusia paling buruk yang mereka temui.
—manusia yang penilaiannya mengenai aku tak bisa membuatku merasa buruk.
©antasmira
3 notes · View notes
antasmira · 9 months
Text
Aku tahu ini terdengar seperti omong kosong. Tapi, aku masih sedikit bersedih atas itu.
Ketika harus mengenyampingkan impianku, demi menghadapi realita hidup. Sejujurnya, aku tidak kehilangan banyak hal. Hanya aku takut lupa akan impianku yang sebenarnya.
©antasmira
5 notes · View notes