Tumgik
catatanmahasantri · 2 years
Text
Tersiksa.
Ketika melihat ketidakadilan di sekitarmu tapi kamu tidak bisa berbuat apa-apa untuk memperbaikinya.
6 notes · View notes
catatanmahasantri · 3 years
Text
Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."
(Qs. Al-Munaafiqun:10)
Sering mendengar ceramah tentang orang yang menyesal saat meninggal karena tidak bersedekah di masa hidupnya, bahkan jika boleh dia dihidupkan kembali dia akan bersedekah sebanyak-banyaknya.
Dan tentunya ayat di atas juga bisa terjadi pada kita, yaitu menyesal karena malas berinfaq/sedekah padahal mampu.
Buat kita yang mampu sedekah, sedekahlah. Tidak cukup kah ayat di atas menjadi petunjuk keras bahwa sedekah adalah salah satu tanda keimanan dan kebersihan hati. Juga mendatangkan pahala di sisi Allah. Kita tidak tahu kapan maut menjemput, jangan sampai terlalu sayang dengan harta di dunia sampai lupa bekal akhirat. Harta dunia tidak di bawa dalam kubur. Justru penyesalan yang didapat karena harta tersebut tidak diinfaqkan ke jalan yang benar.
Yuk, di bulan suci Ramadhan ini, momen perbanyak sedekah karena pahalanya berlipat. Juga momen untuk mendekatkan diri pada Allah, semoga menambah keimanan kita dan menjadikan pribadi yang gemar sedekah sampai akhir hayat.
12 notes · View notes
catatanmahasantri · 3 years
Photo
Tumblr media
Forgiveness
128 notes · View notes
catatanmahasantri · 3 years
Quote
Jangan kau siksa orang tuamu dengan kerinduan!
Terlepas dari urusan pekerjaan dan kondisi keuanganmu ataupun situasi pandemi, apakah masih ada niat tulus dalam hatimu untuk menemui ibu bapakmu di kampung?
24 notes · View notes
catatanmahasantri · 3 years
Note
Kakak mahasantri dimana?
Indonesia Quran Foundation, follow IGnya ya @indonesiaquran 
1 note · View note
catatanmahasantri · 3 years
Text
Agar Dia Gak Pacaran
Menasihati orang saat ia sedang jatuh cinta dan lagi berbunga-bunganya, untuk berhenti berpacaran, sangatlah sulit. Karena saat itu, ia belum siap menerima kenyataan bahwa yang ia lakukan itu salah meskipun sebagian mereka tahu kalau itu memang salah, apalagi orang yang masih ada iman di hatinya walau sebesar biji selasih.
Lantas bagaimana kita menasihati mereka? Apalagi mereka adalah keluarga, saudara, teman, atau senior kita? Padahal kita ingin sekali mereka berhenti dari maksiat itu.
Mungkin ini yang aku lakukan. Tidak melarang mereka berpacaran sebab aku tahu itu cara yang kurang tepat, alias kurang tepat waktunya sih. Tidak pula kubacakan ayat “laa takrabuzzinaa” sebab itu bisa membuat ia kesal dan semakin jauh dari nasihat. Lantas bagaimana saranku? Simpel saja, tapi mungkin ini lebih berhasil.
Kenalkan ia pada Sang Pemberi Rasa Cinta maka ia akan jatuh cinta pada-Nya. Memang butuh waktu lama dan langkah demi langkah. Sebelum ke orang lain, kita mulai ke orang terdekat kita dulu ya kan. 
Pertama, dekati ia dan buat ia merasa punya teman, sahabat yang bisa ia jadikan tempat curhat senyamannya. 
Kedua, dakwah yang paling baik bukan dengan ucapan tetapi dengan akhlak. Iyah, tunjukkan akhlak yang baik maka tanpa kau dakwahi, ia akan mengerti betapa indahnya islam. Mulai akhlak berbicara, akhlak berpakaian, akhlak bersosial media, akhlak berbicara dengan lawan jenis, akhlak dengan orang tua, dan akhlak baik lainnya. 
Ketiga, ajak dia ikut kajian meskipun kamu tahu dia masih pacaran. Mungkin awalnya dia akan merasa sedikit bersalah dan gak pantas ikut kajian, tetap saja ajak dan yakin bahwa kamu sedang mengantarnya pada Hidayah Allah.
Keempat, lihat perubahannya jika semua yang diatas kamu lakukan secara istiqomah, sekalipun kamu tidak pernah melarangnya pacaran, ia akan dengan sendirinya mulai hijrah dan belajar islam dengan baik seperti dirimu yang lebih dulu hijrah. Distulah ia akan lebih dekat dan cinta pada Allah dibandingkan mengharap cinta dari manusia apalagi yang bukan halal baginya. 
Kelima, temani dia agar kalian bisa istiqomah bareng-bareng dalam hijrah. Sebab ketika orang hijrah itu, yang dibutuhkan adalah teman atau lingkaran orang-orang baik yang akan mendukung dan menerimanya dari yang buruk ingin menjadi baik.
Keenam, ini juga gak kalah penting. Pliiizzz, jangan pernah tanya ke dia, bagaimana hubungan kamu sama doi? Apalagi nanyanya pas lagi kajian bareng,,, gubrak. Udah, cukup tahu aja. Tinggal tunggu aja dia akan curhat sendiri kalau dia sudah putus. Aamiin :)
Nah, jika ingin langkah-langkah di atas tidak berjalan begitu lama, maka lakukanlah sekarang, karena sekarang adalah bulan Suci Ramadhan, bulan penuh rahmat dan ampunan. Melakukan kebaikan itu jangan ditunda-tunda. Apa kamu tega, orang terdekat kamu masih pacaran di bulan suci ini? Nggak kan? Kasian, puasanya rugi. Kamu juga rugi karena tidak mengejar ladang pahala yang begitu besar yakni mengajak orang terdekatmu tuk berhenti pacaran. Iya kan? Setuju aja ya... hahaha (maksa)
Sudah, itu saja saran dariku. Semoga bermanfaat ya. Buat kalian yang membaca ini dan kalian masih pacaran, semoga setelah ini kalian berhenti pacaran dan menjadi orang-orang yang meneruskan dakwah ke orang lainnya tuk tidak pacaran. 
Sekian Wassalam :)
@catatanmahasantri
15 April 2021 M | 3 Ramadhan 1442 H
14 notes · View notes
catatanmahasantri · 3 years
Text
Aku Masih Disini
Pernah tidak, kalian benar-benar muhasabah diri, benar-benar sendiri dan atas kemauan sendiri, lalu kalian memikirkan bahwa kalian itu masih di dunia ini. Kalian belum meninggal tapi akhirnya kalian mengingat dan memahami bahwa kalian suatu saat akan meninggal.
Iyah, itu yang aku rasakan saat ini. Ntahlah, apakah ada kebohongan dalam diriku bahwa aku benar-benar merasa sangat bersyukur karena aku masih di dunia ini. Aku bersyukur Allah masih memberiku kesempatan tuk banyak merenung dan menyesali perbuatan salahku yang telah lalu, yang disengaja maupun tidak disengaja, yang masih dalam hati bahkan yang aku rencanakan besok, lusa atau ntah kapan. Astaghfirullah...
Dan hari ini, aku tidak tahu arah tulisanku apa. Yang ada dipikiranku adalah rasa syukur sebab Allah masih menunjukkan kesalahanku, kekuranganku, kelemahanku, kebobrokanku, kesombonganku, kefakiranku, keburukanku, dan kemalasanku, ketidaktaatanku, keputusasaanku dan suka mengeluh, serta masih banyak lagi keburukanku yang harus aku benahi sekarang.
Alhamdulillah, mungkin ini momentum yang baik, di bulan Suci Ramadhan ini Allah masih menghidupkanku dan mempertemukanku dengan bulan yang penuh rahmat ini. Bulan ini adalah bulan aku mengikuti training. Latihan menghilangkan semua keburukan-keburukan yang ada dalam hati, pikirian, maupun raga. Training menjalankan perintah Allah dan menjauhui larangan Allah dengan tulus ikhlas. Training untuk mencapai derajat takwa dan belajar untuk istiqomah.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”
catatanmahasantri
13 April 2021 M | 1 Ramadhan 1442 H
12 notes · View notes
catatanmahasantri · 4 years
Text
Seorang Guru
Seorang guru, memiliki doa-doa yang panjang karena dalam setiap doanya, ia akan menyebutkan nama-nama sambil membayangkan wajah-wajah muridnya.
Seorang guru, mengharapkan segala kebaikan bagi muridnya yang mana ia pun mengharapkannya bagi dirinya sendiri. Ia membenci segala keburukan yang akan menimpa muridnya yang mana ia pun benci jika hal itu menimpannya.
Bukan hanya guru, tetapi semua muslim hendaknya saling mendoakan dan mengharapkan kebaikan untuk saudaranya.
@catatanmahasantri
Depok || Kamis, Rabu 16 April 2020
Edisi merindukan murid-muridku di sekolah.
Semoga wabah Covid-19 ini segera berlalu. Aamin
14 notes · View notes
catatanmahasantri · 4 years
Text
Dulu pas masih remaja hehe, sempat mengajar di TA (Tahfidzh Anak) dan salah satu pertanyaan oleh pembina TA kami "Apakah TA kita sudah baik? Tanyakan pada diri kita. Seandainya kita punya anak, apakah kita ingin anak kita mengaji dan belajar di sini?"
8 notes · View notes
catatanmahasantri · 4 years
Text
Ada berapa banyak guru masa kini yang bercerita, isinya tentang keluhan?
#catatanmahasantri
10 notes · View notes
catatanmahasantri · 4 years
Text
Kalaulah penderitaan itu bisa menghilangkan kesombongan, maka lebih baik kita mengambil pilihan itu.
@zaynamier
13 notes · View notes
catatanmahasantri · 5 years
Text
Selalu merasa tertohok dengan tulisan ini setiap kali membacakan siroh pada anak-anak didikku sendiri :(
Menangis setiap kali mendengar atau membaca sirah Rasulullah Sallallahualaihi wa sallam, tapi saya sangat khowatir makna tangisan ini hanya berakhir ketika pipi sudah kering.
32 notes · View notes
catatanmahasantri · 5 years
Text
Ketika kamu berdoa pada-Nya, mengapa kau sia-siakan kesempatan itu, jangan berdoa setengah-setengah, karena yang membuat kamu mengangkat tangan lalu berdoa itu Allah, yakinlah pula bahwa Allah pasti akan mengabulkan doamu.
@catatanmahasantri
18 notes · View notes
catatanmahasantri · 5 years
Text
2 Agustus lalu, pada malam hari usai sholat Maghrib aku sedang tilawah Al-Qur'an di ruang tamu, sedang suamiku di kamar masih bercakap-cakap dengan Ummi via telepon. Dalam perjalananku menikmati lantunan ayat suci yang keluar dari mulutku sendiri, tetiba ada suara dan getaran yang tak biasa kurasakan. Iyah, aku bisa mengetahui bahwa itu gempa. Aku langsung berucap innalilah dan banyak beristighfar sambil mencari suamiku. Aku tidak langsung keluar rumah sebelum menemui suamiku.
"Ka, ada gempa bumi"
Suamiku langsung terdiam dan mengamati suara.
"Gempa? Ayo keluar" ajak suamiku dengan tenang. Namun, justru Ummi yang mendengar percakapan kami, spontan menangis lalu berdoa "Yaa Allah, lindungilah anak-anakku, Yaa Allah jauhkan anakku dari marahabaya ..." Suamiku berusaha meyakinkan ke Ummi kalau gempanya tidak apa-apa sambil kami keluar ke rumah dan mengakhiri teleponnya.
"Ayo, pakai gamis dan jilbabnya" ujar suamiku.
Akupun membuka mukenahku dan memakai gamis jilbab dan cadarku. dan setelah itu kami berdua keluar rumah, hanya Al-Qur'an yang kupegang dan kubawa, dan benar-benar tidak memikirkan hal yang lain lagi.
Para tetangga sudah dari tadi berada di luar rumah. Kami berbaur dengan tetangga dan Alhamdulillah gempanya hanya terjadi sekali dan tidak ada gempa susulan lagi. Saat itu juga kami mendapat informasi bahwa pusat gempa ada di Banten.
Ya Allah, sungguh menjadi bahan renungan. Kami saja yang berada jauh dari pusat gempa sudah mulai merasakan ketakutan dan kepanikan, bagaimana dengan saudara-saudara kita di Banten atau yang lebih dekat dengannya. Kepanikan membuat orang berfikir tuk menyelamatkan diri sendiri. Ada yang masih ingat dengan keluarga atau teman-teman dan tetangganya. Adapula yang berusaha menyelamatkan hartanya.
Ya Allah, sungguh menjadi renungan, bagaimana dengan hari penghisaban? Masih adakah yang mampu berfikir jernih dan mengingat orangtuanya, mengingat suami, istri atau anak-anaknya? Apalagi dengan harta bendanya?
Laa haula wa la kuwwata illah billah...
Yaa, Allah kami berlindung pada-Mu. Kami takut dan kami harapkan ridha dan rahmat-Mu. Kumpulkan kami bersama keluarga kami, saudara seiman kami, dengan kumpulan orang-orang sholeh di surga. Aamiin Allahumma Aamiin
Depok, Agustus 2019
@catatanmahasantri
14 notes · View notes
catatanmahasantri · 5 years
Text
Apabila benar bahwa suatu waktu tumblr akan diblokir lagi, maka jangan bersedih karena tulisan-tulisanmu bisa kamu selamatkan dari sekarang dan cobalah belajar berpindah hati ke tempat lain. Agar kelak move-on dari Tumblrnya tak terlampau berat.
Semisal berpindah ke wordpress. Cem aku nih baru buat wordpress tapi......... Apa boleh buat, catatanmahasantri sudah ada yang pakai duluan hiks. #sedih gimana ya
5 notes · View notes
catatanmahasantri · 5 years
Text
Mudik Pertamaku di Rumah Mertuaku #6 Pamit ke Ummi dan Abah
Tibalah hari terakhir kami di rumah Abah karena harus melanjutkan perjalanan ke rumah nenekku di Bone yang juga memakan waktu lama, kurleb 10 jam di bus. Mudik kali ini aku tidak ke rumah Mamak di Kalimantan Utara karena pertimbangan waktu. Dan Mamak memang setuju kalau kami tidak ke Kalimantan dulu karena sebelumnya sudah ke sana.
Saat malam sebelum kepulangan, kami tidak mengadakan halaqah melainkan lebih banyak bercengkrama bersama keluarga. Banyak bercerita dan benar-benar memanfaatkan malam terkahir itu.
Keesokan subuh, Ummi bangun menyiapkan makanan karena bus datang menjemput ba'da sholat subuh jadi kami harus makan dahulu sebelum sholat subuh. Ketika mendengar suara-suara di dapur, akupun terbangun dan hendak membantu Ummi. Tapi, Ummi memintaku sholat tahajud saja dulu dan nanti gantian di dapur.
Akupun mengikuti perkataan Ummi. Sebelum aku sholat, Abah terlebih dahulu sholat. Setelah aku sholat Tahajud dan Witir, aku membangunkan suamiku lalu bergegas menggantikan Ummi di dapur. Kemudian giliran Ummi sholat tahajjud.
Terdengar suara Isak tangis dalam doa Ummi. Sepertinya Ummi mendoakan aku dan suami, juga mendoakan keluarga.
Alhamdulillah, sebelum adzan subuh aku dan suami makan, sementara Abah dan Ummi duduk dekat kami tetapi tidak ikut makan.
Ok sepulangnya Abah, Ka Zayn dan adik-adik dari mesjid, kamipun langsung siap-siap dan menunggu datangnya bus. Tidak lama kemudian buspun datang.
Sebelum kami keluar rumah, kami pamitan dulu ke Abah dan Ummi juga adik-adik. Suasana haru dan sedih pun tak terbendung lagi. Ka Zayn lebih dahulu mencium tangan Ummi, mencium pipi Ummi, memeluk Ummi dan terakhir ia mencium kedua kaki Ummi. Ummi tidak bisa menahan air matanya. Aku yang menyaksikan itu, juga ikut menitihkan air mata. Setelah itu, Ka Zayn pun melakukan hal yang sama pada Abah.
Giliran aku pamitan ke Ummi. Sempat bingung, mestikah aku melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Ka Zayn, eh tapi rasanya yang begitu-begituan gak bisa dibuat-buat kataku dalam hati. Akhirnya aku coba mecium tangan Ummi dan kami berpelukan lama sekali. Ummi masih menyisakan air mata sambil berkata "maafkan Ummi dan Abah ya. Semoga kita segera berkumpul kembali" aku pun mengucapkan maaf kepada Ummi dan berharap agar Ummi dan Abah bisa berkunjung ke Jakarta dalam waktu dekat. Setelah melepaskan pelukan, Ummi mencium kedua pipiku.
Nah, pas salaman dan mencium tangan Abah, aku bingung haruskah aku memeluk Abah. Eh tapi aku masih malu-malu hehehe. Akhirnya, Abah duluan yang memeluk aku dari samping. Sambil mengucapkan kata-kata yang hampir sama dengan Ummi. Aku pun menjawab dengan hal yang sama.
Rasanya, berat sekali meninggalkan rumah dan melambaikan tangan. 6 hari bersama keluarga suamiku rasanya sangat amat singkat. Sambil melangkahkan kaki menuju bus, teriring pula doa agar Allah berikan kesempatan untuk dapat berkumpul kembali dalam keadaan sehat dan baik semuanya dan insyaallah membawakan Abah dan Ummi cucu-cucu yang lucu dan qurrota a'yun.
Aamiin.
@catatanmahasantri
5 notes · View notes
catatanmahasantri · 5 years
Text
Mudik Pertamaku di Rumah Mertuaku #5 Agenda tiap Malam
Kegiatan malam yang penuh berkah, insyaallah. Jadi, setelah sholat isya, kami melakukan halaqah. Pertama kali halaqah di rumah bersama keluarga suamiku, membuatku sangat bersyukur dan bahagia. Aku merasa tidak hanya sekedar kumpul keluarga, melainkan merasakan proses latihan menjadi calon penghuni surga, MaasyaaAllah. Dan dari awal Abah menyampaikan bahwa selama suami dan aku di rumah, kegiatan halaqah tidak boleh dilewatkan.
Kegiatan halaqah kami tidak begitu serius. Memang tidak banyak ceramah-ceramah dari Abah maupun Ka Zayn, melainkan kami belajar Tahsin. Gurunya Ka Zayn. InsyaAllah sedikit-sedikit beliau bisa mengajarkan makhrojul huruf. Aku selalu ingat, Ummi itu suka malu-malu kalau ngaji hehehe terus kebalikannya dengan Abah yang sangat serius dan sangat sungguh-sungguh mempraktekkan gerakan mulut ketika menyebutkan huruf yang diajarkan. Saking seriusnya, kalau kami tertawa, Abah melarang kami tertawa dan meminta semuanya fokus. Hehehe
Setelah halaqah, dilanjutkan setoran hafalan. Alhamdulillah 3 adik kami semuanya belajar di sekolah tahfidz (Syifa, Fayyad dan Azka). 2 lagi masih kecil-kecil (Zakir dan Ulfah).
Fayyad setor hafalan ke Ka Zayn.
Azka setor hafalan ke Syifa.
Aku ngajarin Zakir membaca didampingi oleh Abah biar Zakir bisa lebih serius hehe.
Ulfah? Bobo sama Ummi hehehe.
Begitulah kehidupan keluarga kami yang sederhana, tetapi dibalik kesederhanaan itu selalu ada harapan dan doa agar keluarga kami selalu dilindungi, diberkahi, dan diridhai Allah. Dan kelak akan berhalaqah atau berkumpul lagi di surga-Nya Allah. Aamiin.
@catatanmahasantri
5 notes · View notes