Tumgik
haniananta · 3 years
Text
Semua yang kau kejar
Wahai Diri, kukatakan kepadamu beberapa hal yang mungkin sudah kau tau. Namun diulang rasanya (masih) perlu:
Kamu boleh berlari ke arah manapun. Mengejar apa yang kamu mau. Tapi sungguh, dunia ini sungguh tidak lebih baik daripada sehelai sayap nyamuk. Cobalah untuk seimbang antara dunia dan akhirat. Sulit, memang. Asal kau tidak mengorbankan salah satunya.
Belajarlah untuk lebih dewasa. Semakin hari, semakin banyak masalah yang akan kau hadapi, bukan hanya dari luar, yang paling bahaya justru dari dalam diri sendiri. Apa contohnya? Hati yang mendengki. Semakin kau menyimpan perasaan itu, hatimu akan semakin terluka. Peganglah erat-erat bahwa semua orang punya jalan bahagianya masing-masing. Percayalah.
Untuk setiap langkah yang kau ambil, ingatlah untuk tetap pada track-mu. Untuk apa sibuk dengan orang lain? Fokus dengan tujuanmu. Bersinarlah tanpa perlu menyikut, menghalangi, apalagi menjatuhkan yang lain. Melangkahlah dengan elegan. Mengurusi orang lain hanya akan membuang-buang waktumu. Jujur.
Kepada diri yang sedang berjuang, tak apa, belajar saja pelan-pelan. Bertahap, pemahamanmu akan sebanding dengan semua yang kau kejar. Selamat mengarungi samudra kehidupan. Semoga selamat sampai tujuan! (syurga).
6 notes · View notes
haniananta · 4 years
Text
Pesan Tidak Terkirim
Laki-laki itu menulis pesan panjang, sudah diketik cukup lama dan dipikirkan dari jauh-jauh hari. Namun belum ada keberanian untuk mengirimkannya. Begini isi pesannya:
-----
Hari ke dua puluh bulan Juni, tahun 2020
Pagi ini matahari cukup bersahabat. Sinarnya lembut tapi tetap terang, cocok untuk berkegiatan di luar rumah. Namun sayangnya, virus Corona belum juga pergi, ia masih tinggal di bumi untuk mengingatkan orang-orang agar tetap menjaga kesehatan. Hal itu lah yang menyebabkan pernikahanmu hanya dilakukan di dalam masjid. Hanya ijab dan kabul. Belum dengan resepsi. Rasanya memang belum bisa mengundang sahabat lama atau rekan kerja, karna yang terbaik adalah semua tetap #dirumahaja. Tak apa, biar akadmu kami saksikan di layar ponsel. Tenang saja, tidak ada yang berkurang dari bobot doa kami yang berkejar-kejaran menembus langit. Bunyinya masih sama: “Semoga kalian sakinah, mawaddah, wa rahmah..”
Sebenarnya belumlah sampai aku mengenalmu, hanya dengar dari teman saja. Sepertinya kamu orang yang ramah, selalu tersenyum setiap kali ku lihat di foto media sosialmu. Bukan, itu bukan senyum biasa. Senyummu menandakan keikhlasan, ketulusan, senyum yang seakan-akan berkata "terimakasih" pada setiap momen yang terjadi pada saat itu. Mungkin aku akan lebih senang jika mengenalmu pada dunia nyata. Karena jarang sekali kutemukan orang yang sepertimu.
Tapi, sudah. Cukuplah saja seperti ini. Hanya mengenalmu dari kejauhan pun sudah cukup. Tidak perlu bertemu, tidak perlu berkenalan. Kamu sudah cukup memberikanku inspirasi, bahwa pribadi yang sepertimu mungkin banyak disukai orang. Atau bahkan sudah banyak yang ingin berkenalan denganmu, hanya saja mungkin kamu memberikan batasan. Aku faham, batasan yang kau buat bukan karena tinggi hati dan merasa kamu eksklusif, tapi memang seperti itu menjaga kehormatan perempuan. Pesanku, jangan terlalu baik dan membuka perhatian pada semua laki-laki. Karena sesungguhnya tidak ada laki-laki yang hanya ingin berteman dengan wanita. Pasti lebih dari itu!
Terimakasih sudah menginspirasi, membawaku pada cara pandang baru dalam memilih perempuan yang akan jadi ibu dari anak-anakku. Ia yang menjaga kehormatannya. Semoga kutemukan perempuan lain yang punya hati seperti milikmu, atau yang lebih baik darimu.
Salam,
Seseorang yang tidak perlu kau kenal.
-----
Dan sampai saat ini, pesannya hanya mengendap di catatan ponsel. Tidak jadi dikirimkan. Biar saja disimpan rapat-rapat. Buat apa? Jika dikirim pun, hanya akan menambah beban perempuan itu.
Seandainya semua laki-laki berpikiran seperti dia, tentulah tidak ada perempuan/istri orang yang akan terbebani oleh orang yang belum dikenal. Yang memancing agar si perempuan penasaran. Lalu mencari tahu. Sampai akhirnya diam-diam 'terkesan' pada sikap sopan santun si laki-laki itu.
Jangan ada lagi jatuh cinta pada tempat yang salah. Jangan. Semoga Allah melindungi kehormatan perempuan dan laki-laki dalam berinteraksi.
3 notes · View notes
haniananta · 4 years
Text
Perlahan, Dia Akan Membaik
Terbit suatu hal yang belum ada pada dirinya selama ini. Perangainya jadi lebih santun, murah senyum, dan selalu ada jika dibutuhkan. Padahal sebelumnya bertolak belakang.
Ternyata, perilaku baik hanya perlu dibiasakan. Jika ia butuh ruang untuk melakukannya, maka tugas kita cukup menyediakannya. Jika dia butuh waktu agar semua sesuai momennya, maka tugas kita hanya menunggunya.
Sebab selemah-lemahnya usaha kita, hanya menunggu dan mendoakan. Aku dan kamu, semoga selalu dalam kebaikan.
1 note · View note
haniananta · 4 years
Text
Overthinking
Lagi-lagi diingatkan tentang sifat manusia yang sukanya menerka-nerka. Berpikir larut-larut tentang apa yg akan terjadi setelah ini. Hati dan pikiran jadi lelah sendiri. Kadang jadi bersedih untuk hal yg belum pasti.
Percayakan saja semua padaNya. Semua akan berujung baik jika dimulai dengan yang baik-baik. Janji Allah itu pasti, kan?
Kalau dugaannya benar, cuma bisa bilang, "tuh kan bener apa kata ku.." tapi kalau dugaannya keliru, malah makin pusing cari alasannya. Dipikir-pikir, untuk apa si repot-repot mikirin takdir yg sudah Allah atur? :')
Istirahatkan hati untuk tidak menerka-nerka, wahai aku!
0 notes
haniananta · 4 years
Text
Orang Baik
Orang baik akan tetap jadi baik, dimanapun dia berada. Bersama siapa saja. Karena hatinya selalu punya sinyal, "Kamu harus tetap jadi baik." Mengingatkan, menguatkan.
Orang baik akan selalu dianggap baik. Temannya tetap akan percaya. Walau seandainya tidak ada kabar darinya, semua akan selalu berprasangka baik padanya.
Tapi manusia itu lucu dan unik. Ada saja mereka yang tidak suka orang baik. Padahal sebenarnya hati kecil mereka sepakat, tapi gengsi lebih besar untuk mengakui. Semoga bukan kamu.
Menjadi orang baik atau bukan, itu pilihan. Mereka yang menyukai dan membenci pasti ada. Yang selalu diingat, orang baik akan bertemu orang baik pula. Begitupun yang tidak. Hidup ini adil, bukan?
9 notes · View notes
haniananta · 5 years
Photo
Tumblr media
PESAN ABA
Dek, kalau sudah besar nanti kamu mau S2, bahkan lanjut S3, silahkan. Aba tidak akan melarang. Jangankan S2 atau S3, memilih tidak kuliahpun tak masalah.
Dek, kalau sudah besar nanti, kamu mau ambil profesi apapun, silahkan. Mau kerja di kantoran, atau berdagang pun, silahkan. Tidak kerja dan fokus menjadi ibu rumah tangga juga, silahkan.
Dek, jadi apapun nanti, jalan apapun nanti yang dipilih, aba tidak akan melarang, selama itu masih dalam jalan kebaikan, membuat kamu bahagia, dan tetap diridhai oleh Allah.
Aba tidak akan memaksamu, menjalani impian orangtuamu yang tidak tercapai. Aba juga tidak akan memaksamu untuk menjalani sesuatu yang tidak kamu inginkan, hanya agar aba bangga dan bisa menceritakan dirimu ke orang lain.
Dek, kelak, kamu hidup di zaman berbeda, kondisi hidup berbeda, berbagai profesi berbeda. Kelak jalanmu nanti, kamu lah yang menentukan.
Tugas kami sebagai orangtua, hanya membuatmu menjadi dewasa, sehingga kamu tidak memilih jalan hidup asal-asalan.
Dek, jika nanti sudah tua, kami khilaf dan memaksamu menjalani sesuatu, ingatkan kami.
#Choqiisyraqi #pesanaba https://www.instagram.com/p/ByM0liWBbAL/?igshid=c64bxcep0ard
362 notes · View notes
haniananta · 6 years
Text
Tetaplah Menjadi Temanku
Barakallah untuk diriku, karena Allah telah mempertemukanku dengan sebaik-baik teman pengingat, juga sebaik-baik teman dengan hati selembut sutra. Mendahulukan dakwah dan taat pada Allah sebelum semuanya. Menerjemahkan tiap-tiap kejadian dengan menarik benang hikmahnya.
"Teman seperti itu," kataku. "Biarlah tetap sebagai teman hidup di dunia dan di syurga, untuk menuntun langkah ini dalam menujuMu. Pada jalan yang panjang, penuh perih lagi bahagia, yang entah sampai kapan."
14 Juli 2018.
Bersama cahaya senja yang memasuki markas rahasia kita. "Bagaimana cara memaknai kekalahan?" Katamu menyadarkan, menutup hariku dengan sepenggal muhasabah.
1 note · View note
haniananta · 6 years
Text
Bulan dan Bintang (3)
Izinkan saya mengungkapkan rindu untuk yang terakhir kalinya, sekali ini saja. Dan bersamaan dengan ini, saya tutup aliran rindu dengan katup-katup aksara. Biarlah arusnya berhenti sampai pada hari ini. Toh jika dibiarkan terus mengalir, tak seorangpun tau dimana muaranya, dan bagaimana aliran rindu itu berhenti nantinya. Pada muara bahagia, atau sebaliknya.
Pelan-pelan menerima kenyataan bahwa sang bulan memang sebenarnya tak mencari, sedang bintang tak sungguh-sungguh dalam menanti. Hanya hati dan diri yang selama ini saling mengelabui.
Dongeng itu telah selesai, tanpa akhir yang baik ataupun buruk. Dan dia selamanya tak perlu tau tentang bagaimana upaya menerima, menunggu, dan mengikhlaskan.
Kamis, 21 Juni 2018
Pada gerbong yang membawaku pulang
0 notes
haniananta · 6 years
Text
Ceritakanlah pada Sang Bunga
Manusia itu lucu ya, Bung. Diantara mereka, ada saja yang ingin diperhatikan. Wajahnya dimana-mana, Bung. Dia selalu berusaha untuk memperkenalkan pada dunia, "inilah aku." Sebenarnya tak apa sih. Tapi tak jarang dia sampai menghibah, banyak bicara yang tidak perlu, hahahihi yuhuuu sampai pegal dengarnya. Yang seperti itu baiknya diapakan ya, Bung? Didiamkan saja atau didoakan?
Oh iya, ada lagi Bung. Belakangan ini aku bertemu dan bekerjasama dengan orang yang seperti ini. Dia lebih banyak mendengar, santun, dan tidak pernah mengumbar dirinya ke khalayak. Sederhana sekali hidupnya, padahal dunia memandangnya luar biasa. Kalau yang seperti ini baiknya diapakan ya, Bung? Didoakan atau didoakan terus? Ei.
Ternyata Allah memberikan kedamaian setiap mengajak bicara sebuah tanaman, cobain deh 🌼🌿
1 note · View note
haniananta · 6 years
Photo
Tumblr media
Ini salahnya jika lari dari takdir Allah. Semakin sering menghindar, semakin sering dipertemukan. Semakin keras mencoba pergi, ternyata semakin Allah satukan. Terima takdir, terima takdir. Belajar untuk pandai-pandai memaknai hidup, mengambil hikmah sebanyak-banyaknya dari peristiwa yang terjadi. Sekarang tinggal mengkondisikan diri agar segaris dengan apa yang Allah mau. Semangat aku, kamu, kita! 🍃
0 notes
haniananta · 6 years
Text
Diam
Ada kalanya kamu harus diam ketika banyak orang berusaha keras untuk menjatuhkanmu. Hargai perasaannya, hargai usahanya. Dia hanya ingin diperhatikan.
0 notes
haniananta · 7 years
Photo
Tumblr media
Dan dilantunkannya sebuah ayat suci, dengan riak bening luar biasa pada matanya. Bayangan tentang dirinya di kemudian hari kini makin jelas, makin nyata. Bibirnya gemetar pesimis. Tapi nuraninya penuh menguatkan, "kamu harus ikhlas, kamu masih sanggup." “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.“ (6 : 162) Suasana seketika hening. Pilihan ayat yang tepat. Allah tahu betul tentang gejolak yang selama ini ia tutup-tutupi. Sudah coba dihilangkan, tapi timbul lagi. Sudah coba di tebas, malah tumbuh menjadi-jadi. Sungguh, betapa indah cara Allah menegur hambaNya. Kini dia malu, dia ketahuan. Matanya berhenti pada satu ayat itu. Terus-menerus dimaknai, terus-menerus tersadari. Kamu, percayai saja takdir. Berhentilah menerka-nerka! #ntms #selfremender #muhasabah
1 note · View note
haniananta · 7 years
Text
Para Pengumpat dan Pencela
Kali ini saya terdiam membaca arti dari surat Al-Humazah. Dalam satu halaman di Al-Quran, Al-Humazah berarti Pengumpat. Ya, benar. Kali ini surat pendek sembilan ayat yang mengisi bagian dari juz tiga puluh itu merupakan pesan dari-Nya bagi para pengumpat dan pencela.
Dari ayat pertama, Allah sudah langsung melaknat setiap pengumpat dan pencela, lalu dilanjutkan dengan ayat kedua yang tertuju pada orang yang mengumpulkan dan menghitung-hitung hartanya, dan menyebabkan ia menjadi kikir dan tidak mau menginfakkannya di jalan Allah, padahal harta itu tidak dapat membuatnya kekal.
Ayat berikutnya menjelaskan tentang neraka Hutamah, yaitu neraka dengan azab berupa api Allah yang dinyalakan, dan membakar sampai ke hati setiap para pencela dan pengumpat yang diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Saya jadi berpikir, bahwa selama ini saya berteman dengan manusia-manusia yang gemar dengan candaan, dan keseharian kami adalah bercanda  dengan bertujuan untuk menghibur yang lainnya. Tak jarang dari kami membuat candaan dengan menyelipkan celaan iseng nan lucu, yang tak lain hanya bertujuan untuk menghibur atau sekadar menceng-cengkan seorang dari kami.
Namun selama ini saya tidak menyadarinya, bahwa bisa jadi candaan saya menyisakan bekas luka di hati seseorang. Candaan yang terlontar dari mulut mungil ini bisa jadi menyakiti seseorang, dan neraka Hutamah lah balasan yang setimpal. Di dunia menyakiti hati seseorang, dan di akhirat diikat pada tiang-tiang yang panjang, terkepung api yang panasnya sampai membakar hati. Na’udzu billah min dzalik. Ya Allah, jauhkanlah kami dari kebiasaan mencela orang, hingga menyakiti hati seseorang itu.
Wallahu ‘alam bisshowabb.
1 note · View note
haniananta · 7 years
Audio
dengerin nasyid ini kalau lagi sakit.
laa ba’tsa thohurun, InsyaaAllah :)
-tidak mengapa, semoga penyakit ini jadi pembersih dosa-dosamu- 
0 notes
haniananta · 7 years
Photo
Tumblr media
Dia memintaku untuk senantiasa bertaubat, salah atau tidak salahnya aku, sengaja atau tidak sengajanya aku. Baik dalam sholat, ataupun dalam istighfarku. Pintu maaf-Nya selalu terbuka lebar bagi semesta, tapi mengapa seringkali, aku merasa terkhusus? Untuk hati yang terus-menerus mencurigai, membenci dan mendengki; istighfarlah. Mungkin hitamnya terlalu keras mengerak, atau kian menebal hingga menutup inti hati. Tapi sebagiannya pasti masih suci, belum tercemari. Untuk lisan yang lagi-lagi mencaci, melukai, dan mendustai; istighfarlah. Terjagalah untuk sadar bahwa lisanmu menyakiti. Mereka tahu, kau yang dulu begitu kaku untuk memulainya, maka kembalilah kaku untuk mengatakannya. Dan untuk mata yang 'tak henti mencari-cari; istighfarlah. Kadang sesuatu/seseorang yang selalu kau cari, tidak dipertemukan oleh Illahi. Sadarlah, dia akan datang jika kau pelihara diri. Maka pandanglah pada diri, sedalam-dalamnya sebelum kau memulai lagi. "Aku ini siapa..?" gumammu mengerti. Bogor, 11 Maret 2017
0 notes
haniananta · 7 years
Photo
Tumblr media
BULAN DAN BINTANG (1) . . Pertama, biar ku ceritakan tentang bulan. Seharusnya bulan tak pernah mengelabui waktu, mencuri-curi kesempatan untuk bertemu sang bintang. Dia juga harusnya tak pernah menjanjikan saat-saat bintang dapat menemui bulan. Entah berapa lama lagi. Dia harusnya ikhlas, percaya bahwa memang ada saatnya dia bisa menemui bintang, rekannya yang hanya dipertemukan saat malam.
Begitupun dengan sang bintang. Dia juga harusnya sabar dalam penantian bertemu sang bulan, tetap menunggu namun tidak mengeluh. Entah berapa lama lagi. Seharusnya bisa berbaik sangka pada sang bulan dan Sang Pencipta, bahwa mereka akan dipertemukan kembali pada kesempatan yang sama.
Ketika malam tiba, banyak sekali bintang yang terlihat. Jumlahnya milyaran. Mereka semua bersinar dan berkilau indah. Pada saat itu mungkin sang bulan bingung, bintang mana yang bersamanya tempo lalu. Bintang mana yang kemarin menemaninya, memberikannya nasehat, mendengarkan ceritanya dan selalu tersenyum padanya. Singkatnya, dia kehilangan sang bintang.
Dari kejauhan, terlihat sang bintang yang dicari-cari sedang memandangi sang bulan, berharap bulan melihatnya. Dia sebenarnya yakin bahwa siang hari yang panjang, bukan alasan untuk bulan dapat melupakannya. Kini sang bintang hanya bisa mengirimkan doa untuk sang bulan. Dan bulan, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya.
Sedari dulu, bulan seharusnya menyadari apa yang sepantasnya ia lakukan, begitupun dengan bintang.
#SenyuminAja
0 notes
haniananta · 7 years
Photo
Tumblr media
Tentang ketanggapan, kerjasama, totalitas, belajarlah dari manusia-manusia ini. Jangan pada saya seorang. Entah yang kau cari itu dalam bentuk cinta, pengabdian, atau sekedar sebuah senyum, lagi-lagi kau harus menemukannya pada mereka, bukan pada saya seorang. MPM PNJ 2016/2017 Kabinet Interaktif dalam Pelantikan Pengurus Lembaga Formal Depok | 10 November 2016 #Latepost #PPLF2016 (di Gedung Q Politeknik Negeri Jakarta)
0 notes