Tumgik
#akumenulis
andromedanisa · 1 month
Text
aku tak pernah tahu rasanya menunggu jodoh bertahun-tahun itu seperti apa. karena aku menikah dengan suamiku diusia muda 20 tahun.
aku juga tak pernah tahu rasanya berselisih paham dengan mertua, karena dari awal pernikahan hingga saat ini kedua mertuaku sangat baik kepadaku.
aku juga tak pernah tahu rasanya tinggal seatap dengan mertua, merasa tidak nyaman dirumahnya atau konflik dengan ipar. karena sejak awal menikah suamiku telah menyiapkan rumah untukku tinggal bersamanya tanpa harus mencicipi tinggal dengan mertua.
aku tak pernah tahu rasanya bagaimana kesulitan ekonomi, pinjam uang sana dan sini, menggadaikan atau menjual aset untuk bisa makan hari ini. karena selama pernikahanku Allaah cukupi aku dan suami dengan kelapangan rezeki.
Allaah tidak menguji aku dalam hal demikian, tidak tentang menunggu jodoh, tidak dengan mertua, tidak dengan suami ataupun kesulitan ekonomi. tetap ku syukuri apapun keadaan itu hingga saat ini.
tapi apakah kamu tahu dimana letak ujianku? iya, Allaah uji aku dengan penantian buah hati. aku tidak tahu rasanya bagaimana lelahnya mengandung, melahirkan, ataupun mendidik seorang anak. karena selama 15 tahun pernikahanku aku belum pernah merasakan bagaimana perasaan terlambat haid.
jangan tanya bagaimana upayaku, percayalah aku sudah mengupayakan semua cara yang baik. saran dari banyak ahli, dan semua nasihat yang masuk aku semua sudah aku upayakan.
katanya hamil itu berat, menyusui itu membuat payah seorang ibu, dan merawat seorang bayi itu tidak mudah. iya, aku mengerti, keadaan itu sudah Allaah jelaskan di dalam Al-Qur'an. namun mereka tak akan pernah tahu dan juga pahamkan bagaimana beratnya menanti seorang anak sekian lama. letihnya berjuang dengan berbagai upaya yang tak jarang menyakitkan.
maka aku mendidik diriku, semakin kesini jadi semakin berhati-hati. tidak ingin mudah menilai seseorang tentang siapa yang paling berat ujiannya. semua orang sedang berjuang dengan ujiannya masing-masing. hanya Allaah yang tahu kadar keimanan seorang hambanya.
semakin kesini jadi semakin mencoba lebih mudah mensyukuri hal-hal kecil yang sudah dimiliki tanpa membandingkan kebahagiaan ku dengan yang lain. sebab keduanya tak akan pernah sama. dan tak membenci takdir atas apa yang terlewat dari hidup seperti;
Dibalik aku yang nggak bisa naik motor, ada rejeki bapak ojol.
Dibalik aku yang belum hamil, ada rezeki dokter dan perawat yang mengalir disitu karena ikhtiar bayi tabung, inseminasi dan ikhtiar lainnya.
Dibalik AC rumah yang udah nggak dingin atau rusak, ada rezeki tukang service AC yang hadir disitu.
Dibalik ban mobil yang bocor, ada rezeki tukang tukang tambal ban disitu atau ada juga rezeki warung starling yang juga mangkal disitu. sambil nunggu ditambal bannya sambil pesan minum sekalian.
intinya sejatuh dan terpuruk hidupku, tetap ada berkah bagi orang lain. seberat apapun kesedihan hidup yang sedang aku jalani, berbaik sangka sama Allaah adalah yang harus selalu diupayakan. dan bener, semakin kesini hanya ingin hidup tenang. semua yang sudah Allaah takar tak akan pernah tertukar. semua yang memang untukku akan tetap menujuku, yang tidak untukku akan melewatkanku sekuat apapun upayaku untuk menujunya.
jadi ujian mana yang lebih berat dan mana yang mulia? tak akan mengurangi kemuliaan ibunda Aisyah Radhiyallahuanha walau tak memiliki keturunan. tak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan Asiyah Binti Muzahim meski bersuamikan Firaun. tak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan dan kesucian ibunda Maryam yang melahirkan seorang anak tanpa pernah disentuh oleh laki-laki. tak akan mengurangi kemuliaan Fatimah Az Zahra walau hidup penuh dengan kekurangan. Mereka semua tetap mulia sebab Allaah telah memuliakan mereka, dan itu lebih dari cukup.
.
مَادَام اللّه مَعَك لَايُهمك شَخص أَذَاك، وَ مَادَام اللّه يَحفَظك لَاتَحزَن لِأَحَد أَهملك، وَ مَادَام اللّه يُرِيد لَك شَيْئ، فَلَنْ يَقف فِي وَجهِك شَيْئ أَبَدًا.
Selama Allah bersamamu jangan pedulikan orang yang menyakitimu, selama Allah melindungimu jangan sedih dengan orang yang mengabaikanmu, dan selama Allah ingin memberikan sesuatu untukmu, maka tidak akan ada yang menghalangimu.
***
ini bukan kisahku, namun sepanjang ia bercerita, ia selalu tersenyum seolah ingin mengabarkan bahwa ia sudah lapang atas semuanya...
204 notes · View notes
yaraena · 3 months
Text
Sesekali aku mengalihka pandanganku ke kaca, dan yang terlihat adalah hamparan peswahan yang padinya sedang menguning
Saat ini aku duduk di bangku bis dekat jendela. Tempat biasa aku duduk sepulang kerja.
Jalanan saat ini agak macet, mungkin karena hujan tadi beberpa saat lalu.
Untuk mengalihkan kekesalanku karena situasi ini, aku memutuskan untuk memutar bebrapa lagu di Spotify dan membaca novel di salah satu platform novel online.
Aku terhayut oleh ceritanya.
Apa kalian ini tahu novel apa yang sedang kubaca sekarang?
Resign From You karya akumenulisa
Novelnya bagus, sungguh.
Jika kalian pensaran kalian bisa cari di Wattpad.
Ahhh iya, apa kalian juga ingin tahu lagu apa yang sedang aku dengar?
Error - Ash Island
Lagu Ash Island memang bagus. Aku menyukainya.
Novel ini seolah menggambarkan sebagian kisah hidupku.
Di novel tersebut si tokoh bernama Judith dan dia juga seusiaku, dia juga belum pernah pacaran. Ahhh ini sangat sama sepertiku.
Hanya saja pekerjaan kami dan kisah cinta kami berbeda.
Aku bekerja sebagai staff biasa yang masih meraba-raba dalam pekerjaanku.
Sangat kontras bukan denga Bu Judith?
Jelas! Aku memulai posisi ini saat usiaku mendekati 27 tahun, dan sedang bergekut dengan skripsiku yang tak kunjung beres.
Sebelumnya aku bekerja sebagai operator produksi, selama 5 tahun setengah, sembari kuliah.
Apa lagi?
Nanti aku smabung lagi, jika mood menulisku sudah membaik.
Entah kenapa aku tiba-tiba kehilangan mood menukisku.
05-Feb-2024
0 notes
seharumkemboja · 3 years
Text
Perasaan
sedingin mana pun seseorang itu, pasti ia mempunyai secubit rasa di dalam diri.
0 notes
bungaharum-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
Layu, Gugur satu-satu, Mati perlahan, Bersama kenangan. 📷: @putri_ayu10 #vsco #Akumenulis #trytowrite #sajak #sajakliar #puisi #menolaklupa
0 notes
prichindelkas · 7 years
Quote
Jangan tanya sudah siap atau belum. Tapi, sudah mempersiapkan atau belum? Karena tak akan pernah siap, jika tak pernah mempersiapkan.
Resolusi 201?
0 notes
andromedanisa · 4 months
Text
Bagian dari cinta..
Ini tentang pernikahan. Dua orang yang Allaah tetapkan menjadi satu ikatan bernama pernikahan. Allaah pasangkan dua orang dalam kebaikan dan menjalani hari demi hari dengan berpasang-pasangan.
Namun teruslah ingat, bahwa Allaah menyatukan kedua hati tak lantas keduanya harus terus sempurna tidak ada cela. Tidak, tidak demikian. Rumah tangga Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam pun tak luput dari ketidaksempurnaan.
Oleh karenanya jika setiap rumah tangga nanti engkau menemukan kekurangan ada pada pasanganmu. Nasihat Al-Quran begitu tinggi, yaitu "Sabar". Jangan mudah marah, jangan membesarkan hal-hal sepele. sebab boleh jadi dibalik apa yang tidak engkau sukai, Allaah telah menyiapkan hikmah besar yang tidak pernah engkau sangka-sangka untuk melengkapi kekurangan yang didapatkan di setiap pasanganmu, dan itu bagian dari "taqwa".
Nasihat Syaikh Utsman Al-khamis hafidzhahullaah ta'ala :
"Demi Allaah, ada banyak nasihat tentang rumah tangga. Tapi saya katakan, nasihat terbaik untuk para pasangan suami istri adalah mengabaikan hal-hal sepele. Tidak perlu mempermasalahkan hal-hal sepele. Abaikan dan jalani saja. Tidak ada manusia yang sempurna. Jikalau dalam segala hal engkau selalu menyalahkan pasanganmu. Maka semua yang dia lakukan akan selalu salah dimatamu. Dan siapalah yang hanya memiliki kebaikan saja? Tidak ada sama sekali. Kecuali Rasulullah Shallaahu alaihi wassalam."
Barangkali memang benar ya, dalam rumah tangga itu hal yang kita kira besar akan menjadi ringan bila meminta pertolongan Allaah. Dan hal kita kira kecil, bisa menjadi rumit dan besar tanpa meminta pertolongan Allaah. Maka rumah tangga yang bahagia adalah keduanya saling memberi udzur untuk satu sama lain. Bahwa keduanya adalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Dijadikan menjadi satu sama lain tidak lain tidak bukan untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki. Memahami bahwasanya rumah tangga adalah ibadah terlama yang mana untuk menjalankannya dibutuhkan sabar. Sabar tidak hanya dilakukan ketika ditempat ujian, namun juga kala menjalankan ibadah kepada Allaah. Itulah mengapa sabar tidak hanya berdiam diri saja tidak melakukan apapun. Sabar ridho dengan apapun yang telah ditetapkan namun terus berikhtiar hingga selesai.
Sabar itu adalah upaya, jika hari ini engkau menemukan sabar itu ada pada pasanganmu. Maka banyaklah bersyukur. Bersyukurlah kepada Allaah bila hari ini pasanganmu begitu berupaya ingin membahagiakan mu dengan cara-caranya yang untuk ukuranmu mungkin terlihat sederhana. Sebab kau tidak akan pernah tahu semaksimal apa upaya yang telah ia lakukan untuk memberikanmu sebuah kebahagiaan.
Tidak ada pasangan yang saling bertemu karena Allaah yang tidak saling berupaya untuk memberikan yang terbaik. Maka bila hari ini kau mendapati pasanganmu begitu berupaya sekali untuk memberikanmu kehidupan yang layak. Maka cara terbaik untuk membalas kebaikannya adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya, bersyukur kepadaNya dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan hal yang sama kepadanya. Dengan cara melakukan yang terbaik pada perannya masing-masing.
Sabar, saling memberi udzur dan memaafkan pada hal-hal sepele. Akan mendatangkan ketenangan dan kebahagian bagi satu sama lain. Allaah akan hadirkan rasa itu kepada rumah tangga yang menahan dirinya untuk marah sekalipun ia sangat mampu untuk melakukannya namun ia tahan dan bersabar sebab Allaah yang perintahkan.
Tidak pernah ku lihat sebuah cinta yang lebih indah dari sebuah pernikahan yang dilandasi rasa takut dan cinta karena Allaah. Sebab sekecil apapun yang diupayakan dalam sebuah biduk rumah tangga akan selalu bernilai ibadah disisiNya.
Ya Allaah berkahilah setiap rumah tangga yang didalamnya saling mengupayakan kebahagian satu sama lain. Labuhkanlah cinta diantara keduanya di surgaMu nanti. Sebuah tempat yang tidak lagi menemukan rasa sakit dan sedih. Aamiin..
Mendoakan bagian dari cinta, dalam perjalanan menuju rumah || 10.45
302 notes · View notes
andromedanisa · 5 months
Text
Meminta sebuah tenang..
Kebaikan itu ada pada rasa tenang dalam menjalani. Ketika seseorang telah merasa tenang atas hidupnya, maka ia menjalani kehidupannya dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab akan hidup yang telah Allaah berikan kepadanya.
Kehidupan baik adalah salah satu nikmat yang patut disyukuri. Kehidupan yang baik tak lantas seseorang tidak Allaah uji. Kehidupan baik ataupun tidak, ia akan tetap Allaah uji sesuai kadar imannya. Sejauh mana rasa yakinnya kepada Allaah, sejauh apa rasa syukurnya atas segala nikmat yang telah ia terima.
Rasa syukur akan melahirkan rasa tenang. Dan rasa tenang ini adalah sebuah karunia yang tidak semua orang merasakannya. Rasa tenang itu begitu berharga sebab ia memahami hakikat bahwasanya Allaah sudah mengatur dengan baik sebagaimana mestinya. Berapa banyak kita lihat pada hari ini, orang beramai-ramai mencari ketenangan kesana kemari yang mungkin hanya sesaat saja.
Bila saat ini jalan hidup kita sedang Allaah mudahkan, Allaah beri ketenangan dalam menjalaninya. maka itu adalah sebuah karunia. Semoga Allaah karuniahkan rasa itu hingga akhir hidup kita
Namun bila saat ini kita sedang mencari sebuah ketenangan. maka jalan keluarnya tidak lain tidak bukan adalah terus mendekat kepadaNya seraya mengupayakannya dalam doa-doa kita, dalam lamanya sujud-sujud kita, dan dalam lamanya tangisan kita. Sejengkal kita mendekat kepada Allaah, maka Allaah akan datang kepada kita sehasta. Demikianlah kasih sayang Allaah yang begitu luasnya.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).
Kehidupan yang tenang itu sungguh lapang. Orang-orang yang hidup dengan rasa tenang bukan berarti mereka tidak pernah bersedih, tidak pernah kecewa, mereka juga merasakan sedih dan juga kecewa. Namun hakikatnya mereka kembalikan lagi kepada Allaah pemilih semesta ini. Mereka kembalikan kepada Allaah, Dzat yang tidak akan mengkhianati titipan.
Demikianlah rasa tenang itu mereka raih dengan memahami hakikat bahwasanya apa yang menimpa hidup mereka adalah terbaik untuknya. Allaah karuniahkan ketenangan kepada mereka sebab keyakinan mereka yang begitu utuh akan janji Allaah..
"Allaah, jika pada hari ini aku disibukkan pada hal-hal yang aku sendiri tidak tahu sedang mengejar apa, maka hadirkan lah rasa tenang dalam diriku. agar aku paham kapan aku harus berhenti, kapan harus berupaya, kapan akan harus terus berjuang. Karuniakan aku rasa tenang dalam menjalani kehidupan yang tidak pasti ini. agar aku tidak begitu takut pada apa-apa yang belum aku gapai, pada apa-apa yang memang tidak menjadi bagianku. aku hanya ingin menjadi hamba yang banyak syukur atas segala kebaikan Engkau kepada diriku ini."
menatap langit || 19.42
322 notes · View notes
andromedanisa · 4 months
Text
Bagiku, kamu sudah berusaha di titik terbaikmu. Jika hasil tidak sesuai dengan besar usahamu. Barangkali Allaah sedang mendidikmu tentang rasa ‘ikhlas’. Tentang berhenti berharap kepada selain Allaah. Apa kamu tahu apa itu ikhlas? Satu titik ketika kamu tidak lagi merasakan sakit.
Tulisan ini untuk kamu (diriku)
276 notes · View notes
andromedanisa · 4 months
Text
~*
Nak, ingatlah selalu nasihat ibumu ini ya sayang.
Bahwasanya semua orang punya caranya berduka. Semua orang punya caranya untuk berdamai dengan rasa duka. yang hidupnya nampak berjalan baik-baik saja, bukan berarti yang paling tidak berduka. Berduka itu bukanlah sebuah kompetisi. Jadi jangan pernah membandingkan kesedihanmu dengan kesedihan orang lain hanya karena penderitaanmu belum jua menemukan jalan keluarnya. Tabahlah, bersabarlah, dan tetaplah menenun harap yang baik kepada Allaah.
249 notes · View notes
andromedanisa · 6 months
Text
Perihal hati, perihal hidup, perihal titipan..
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
“aku menitipkan kamu kepada Allaah yang tidak akan hilang titipan-Nya.”
Titipkanlah hidup kita kepada Allaah, sebab jika Allaah dititipkan sesuatu pasti dijaga. Pasti tidak akan hilang titipan itu. Maka mulai hari ini, belajarlah untuk berbaik sangka kepada Allaah ya. Bahwa Allaah merencanakan sesuatu, pasti ada balasan baiknya. Meski menurut ukuran kita yang terbatas ini sangatlah buruk, sangat sukar untuk kita lalui.
Sebab bisa jadi sesuatu yang kita anggap buruk adalah baik untuk diri kita pada akhirnya. Pengetahuan kita amatlah terbatas dan tak akan pernah bisa menjangkaunya sampai kapan pun jua.
Untuk menyerahkan hati kita itu bukan kepada yang paling baik dalam menjaga. Hati itu juga jangan diserahkan kepada yang tidak sanggup menjaga, yaitu manusia. Jangan pernah mengemis apapun dari manusia sebab manusia bukanlah tempat untuk menitipkan hati. Termasuk diri kita sendiri.
Maka belajarlah kembali untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Allaah. Biar Allaah yang membawa hati kita untuk diletakkan kepada siapa, kemana Allaah akan membawa hati kita. Dan cara terbaik untuk meletakkannya adalah dengan terus berupaya ikhlas dan ridho dengan setiap ketetapan Allaah kepada kita.
Belajar ikhlas itu menenangkan, sungguh. Perasaan kita akan merasa mudah damai dengan sesuatu yang telah ditetapkan. Yang telah ditetapkan akan menuju kepada kita dengan caranya sendiri. Yang tidak ditetapkan untuk kita, akan pergi dengan caranya sendiri.
Maka titipkanlah hatimu kepada Allaah yang tidak akan menghianati titipan, yang tidak akan hilang titipanNya. Agar hatimu lebih lapang, agar hidupnya lebih tenang. Bukankah sebuah ketenangan itu membahagiakan ? Dalam waktu yang lama, justru ketenanganlah yang dicari dalam sebuah kehidupan. Sebab berapa banyak orang berjalan dimuka bumi ini dengan perasaan kosong dan hampa tanpa tahu kemana mereka akan berjalan.
Maka tempulah jalan itu dengan meminta pertolongan Allaah selalu. Sebab kita lemah, sungguh lemah.
362 notes · View notes
andromedanisa · 10 months
Text
Perihal langit yang tak berujung..
Allaah, aku tidak pernah paham dan aku tidak ingin memahami juga. Tapi entah mengapa, saat hal yang tidak aku inginkan, atau aku sedang menangis mengalami kesulitan dan kesedihan yang mungkin seperti tak terlihat ujungnya. Lalu aku mengangkat wajahku dan melihat langit yang begitu tinggi dan begitu luas. Seketika itu pula perasaan sedih dan seluruh kesulitan ku luruh.
Perasaan baik sangka dan semangat untuk memulai kembali agar bangkit perlahan menyelimuti diriku. Tenang dan menenangkan. Tangiskupun mereda, kesedihankupun berkurang. aku seperti mendapatkan kembali diriku dengan penuh keyakinan bahwasanya setelah ini hidupku akan baik-baik saja. Sebab Engkau yang akan menolongku entah bagaimanapun diriku.
Langit dan segala keindahan yang telah Engkau ciptakan begitu tinggi dan menakjubkan. Membuatku paham, bahwasanya ada Engkau, Dzat yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa. Kesedihan dan kesulitan yang aku lalui dan aku rasakan, sebetulnya tak ada apa-apanya bila sedari awal aku meminta pertolonganMu. Bertawakal penuh hanya kepadaMu saja.
Setelah ini, aku akan terus melangkah. Kedepannya aku tak pernah tahu. Yang kutahu, bahwasanya aku tak pernah benar-benar berjalan sendiri. Bahwasanya kesedihanku tak bernah benar-benar abadi, jika merasa lelah dan sedih sepertintak berujung. Maka cukup memperbanyak melangitkan doa kepadaMu dan seraya melihat langit yang luasnya tak memiliki sebuah ujung.
"Jika kamu ingin menangis, jangan menunduk. Menataplah ke langit. Langitkanlah doa-doa baik kepadaNya."
304 notes · View notes
andromedanisa · 7 months
Text
Mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar?
Sesuatu yang kamu tangisi pada hari ini, kelak akan sangat kamu syukuri nantinya. Ini benar adanya, demikianlah takdir Allaah Ta'ala kepada kita.
Ada seorang perempuan, sejak kecil kedua orangtuanya bercerai. Perempuan ini tinggalah bersama kakek dan neneknya sampai ia menginjak kelas enam sekolah dasar. Ibunya merantau ke suatu kota untuk bekerja, ayahnya menikah kembali. Sejak SMP sampai SMA ia dirawat oleh ayahnya dan ibu tirinya.
Selama kehidupan bersama ayah dan ibu tirinya, ia juga hidup dengan 3 saudara tirinya yang lain. Dua laki-laki dan satu perempuan. Cerita ibu tiri yang sering kita dengar dulu, yang tak pernah adil kepada anak tirinya, ini nyata adanya. Singkat cerita selama perempuan itu hidup bersama mereka, perempuan ini menjalani kehidupannya dengan totalitas membantu keluarga ayahnya tersebut.
Setiap harinya tidak pernah benar-benar mendapatkan uang saku dari ibu tirinya, ia selalu dapatkan saat ayahnya memberinya uang saja. Jika tidak diberi maka ia tak memiliki uang saku. Setiap harinya seusai pulang sekolah, wajib baginya membantu ibu tirinya menyiapkan barang dagangan. Ayah dan ibu tirinya memiliki warung makanan dengan berbagai macam jenis lauk yang dijual. Ia tak pernah sekalipun pergi bermain dengan teman-teman seusinya,bahkan untuk libur sehari saja ia tak pernah dapatkan. Sementara ketiga adik tirinya tidak demikian, tak pernah sekalipun ikut membantu menyiapkan dagangan. Padahal usia mereka tidaklah begitu jauh.
Namun ia tidak pernah mengeluh, sekalipun didepan kakek neneknya kala kakek neneknya berkunjung untuk menjenguk keadaannya. Ia selalu mengatakan baik-baik saja, sekailpun kenyataannya tidak demikian. Ia telan sendiri, ia lalui kesakitan dan kepahitan itu sendiri.
Kala tidak ada yang sholat dan mengaji dilingkungan tinggalnya, ia tetap melakukan kewajiban dan ketaatan itu sekalipun ia sendiri. Ia perempuan yang cantik dan pandai dalam hal agama, menjaga diri dan kehormatannya dengan baik. Tak tertarik sekalipun untuk pacaran, sekalipun teman-temannya sudah banyak yang memiliki pacar. Baginya menjaga kehormatan adalah salah satu jalan untuk terus menjaga ketaatan kepadaNya.
Ia yang ikhlas melakukan semuanya, tanpa mengeluh, tanpa menceritakan penderitaannya kepada dunia sekalipun kepada kakek neneknya atau kepada ibunya. Allaah balas keikhlasannya dengan menghadirkan seseorang yang tulus mencintainya.
Tepat setelah lulus dari SMA dia di persunting oleh seorang laki-laki baik yang juga begitu menjaga dirinya. Laki-laki penyabar, dan seorang penghafal Al-Qur'an. Hingga kini,ia bercerita banyak kepadaku, suaminya adalah laki-laki terbaik yang ia kenal. Sangat baik kepadanya bahkan dari ayahnya dulu. Katanya, "Allaah sepertinya sedang membalas kesabaranku atas hal dulu dengan kehadiran suamiku saat ini."
Kini, ia dikarunia tiga orang anak. Bahkan sampai saat anak-anaknya tumbuh dewasa, suaminya masih dengan sabar terhadapnya, membantu pekerjaan rumah tanpa diminta, mencukupkan dan mengajarkan ia agama hal yang tak ia dapatkan dulu. Allah karuniakan anak-anak yang sopan dan santun, serta penghafal Al-Qur'an. Allaah kabulkan doanya meski harus melalui hal-hala yang membuatnya harus menangisi banyak hal.
"Saat kamu diuji, bukan Allaah tak tahu kamu menangis dan kesakitan. Allaah tahu kondisimu yang sedang tidak baik-baik saja itu. Namun Allaah ingin menguji kesabaran dan keyakinanmu kepadaNya. Allaah uji kamu dengan sesuatu yang menguras perasaanmu, agar kelak kamu begitu mensyukurinya dengan banyak syukur yang berlipat." Ucapnya kepadaku.
"Kalau inget-inget masa sulit itu, rasanya masih terasa sakitnya. Namun kalau melihat kondisi pada hari ini rasanya begitu bersyukurnya diriku. Allaah kuatkan hati dan keyakinanku untuk tetap pada prinsipku. Bahwasanya Allaah bersama orang-orang yang bersabar. Sabar itu bukan berarti kamu nggak boleh menangis, boleh, kamu boleh nangis. Sabar itu bukan berarti kamu harus selalu baik-baik saja, seolah tidak ada kepahitan. Nggak, kamu boleh untuk tidak baik-baik saja dan menceritakan semuanya kepada Allaah. Dan sabar itu bukan berarti kamu harus diam dan pasrah menunggu semuanya. Nggak, bukan demikian. Sabar itu artinya kamu pun harus berjuang dijalanmu saat ini dengan terus berupaya meminta pertolongan kepada Allaah. Itulah sabar yang sesungguhnya." Ujar dia kembali..
Kini aku mengerti, mengapa hasil dari sebuah kesabaran adalah rasa syukur. Sebab untuk melalui semuanya dan bertahan dalam kondisi yang tidak menyenangkan, bukanlah hal yang mudah. Sungguh, kalau bukan karena Allaah yang menguatkan, tentulah sedikit sekali orang-orang yang bersabar pada keyakinan mereka.
Jadi, mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar? “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692).
Terimakasih untuk ceritanya, bersyukur sekali bisa mendengar cerita ini langsung disaat mungkin hati sedang butuh untuk diingatkan dan dikuatkan..
*aku sudah izin kepada pemilik cerita ini untuk menuliskannya kembali di media sosialku. Semoga Allaah menganugerahi pernikahan kalian dengan banyak keberlahan dan kebahagiaan didalamnya..:"
Perjalanan pulang || 17.37
192 notes · View notes
andromedanisa · 3 months
Text
Kurang-kurangilah..
Terkadang menemukan komentar seperti ini, "miris ya, menukar akhirat demi dunia. Hanya karena bekerja, jadi melepas cadarnya, jilbabnya makin pendek" dan komentar-komentar yang lain.
Kita hanya penonton di kehidupan orang lain. Kita tidak pernah benar-benar tahu upaya apa yang sebelumnya dia lakukan untuk mempertahankan cadarnya. Kita nggak pernah tahu kesulitan apa yang sedang ia lalui dan memilih keputusan tersebut. Jika tak banyak membantu dalam kehidupannya setidaknya kurang-kurangilah mengiris perasaannya dengan komentar yang hanya akan menjauhkannya dari agama ini.
Jika boleh memilih, merekapun inginnya dirumahnya, terjaga, terlindungi, dan terjamin kehidupannya. Namun tidak semuanya hidup manusia berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Jika menemukan yang demikian, bukankah doa kebaikan untuknya jauh lebih utama daripada memberikan komentar yang justru akan membuatnya semakin jauh dari kebaikan?
Hati itu milik Allaah. Allaah yang membolak balikkan hati manusia. Bukankah jika mengaku mencintai saudara kita hal yang paling penting adalah dengan mendoakan untuknya banyak kebaikan? Karena sebaik-baik mencintai adalah dengan mendoakan kebaikannya selalu.
Semoga Allaah menolong kita semua, dari bermudah-mudahan mengomentari ranah yang bukan ranah kita..
108 notes · View notes
andromedanisa · 2 months
Text
kisah pada dimensi yang berbeda..
aku menghadiri sebuah seminar bagaimana seorang perempuan berdaya dalam sebuah keluarga. pemateri menyampaikan poin-poin penting yang membuat mataku berkaca-kaca.
"seorang perempuan telah mulia, sebab Tuhan yang memuliakan mereka. peran mereka kala menjadi seorang anak yang menjaga diri dengan baik, kala menjadi seorang istri yang berkhidmat kepada suami dengan penuh ikhlas, dan kala menjadi seorang ibu yang menyerahkan segalanya untuk mendidik anak-anak mereka. setiap perempuan telah mulia dan memang dimuliakan. meski dia belum menikah, ataupun belum memiliki keturunan kemuliaan itu tetap melekat kepada seorang perempuan."
mataku berkaca-kaca, dan aku baru menyadari seorang wanita yang duduk di sebelahku menangis. sampailah pada perkenalan dan obrolan ringan kami. rupanya beliaupun pernah Allaah uji dengan sebuah penantian buah hati yang cukup lama sekali. dan ujian keikhlasan lainnya, yaitu kehilangan. menuliskan kisah beliau saja membuat tanganku sedikit tremor dan mataku berkaca-kaca. ya Allaah, pada dimensi yang lain ujian seseorang bisa sedalam itu.
"13 tahun saya dan suami menunggu mba, di awal pernikahan kami sampai menginjak 10 tahun pernikahan kami semua upaya telah kami lakukan. saya bahkan nggak tahu sudah berapa juta telah kami habiskan untuk program hamil. tidak ada kista, miom, pcos atau apapun itu termasuk saluran tubapun tak ada masalah. bersih, sehat dan sayapun mengalami haid secara teratur setiap bulannya. suami juga sehat, tak ada masalah dalam pemeriksaan kesehatan dan kesuburannya.
menginjak pernikahan ke 11 saya sudah dititik lelah, doa saya sudah nggak minta anak lagi tapi lebih ke minta agar diberikan hati yang lapang dalam menerima segala ketetapan takdir Allaah. selama usia pernikahan ke 11 tahun saya dan suami hidup dalam tenang. istilahnya dikasih anak Alhamdulillah, enggak juga nggak apa-apa. sampai ditahap itu. sayapun mempersilahkan suami untuk menikah lagi jika memang suami menginginkan seorang anak. saya tak pernah keberatan jika beliau poligami.
sebab melihat seseorang yang kita cintai menutup rapat sedihnya, itu justru membuat saya menyalahkan diri saya sendiri. namun suami selalu meyakinkan saya, bahwa kebahagiaan itu tidak terletak pada dikasih anak atau enggak. kebahagiaan itu Allaah yang hadirkan pada hati kita.
saya berkunjung kerumah teman, kebetulan pula mereka juga pejuang garis dua, bedanya Allaah hadirkan seorang anak dipernikahan mereka yang ke 5 tahun. saya paling takut jika harus mengunjungi teman yang habis melahirkan, bukan karena iri atau tak ikut bahagia atas kebahagiaannya melainkan takut sekali jikalau mendengar komentar yang tidak diinginkan.
namun teman saya ini berbeda, ia tahu betul rasanya menunggu. benar ya mba bahwasanya *manusia tidak akan pernah bisa saling memahami, jika mereka tidak merasakan penderitaan yang sama.*
teman saya tidak membahas tentang kehamilan, namun saya yang banyak bertanya kepadanya. sampai disatu obrolan ketika saya meminta tipsnya, dia mengatakan bahwa kuncinya adalah ikhlas. selain ikhlas ikhtiar dia hanya memperbanyak makan kecambah setiap hari. baik untuk suami dan dirinya sendiri. padahal dia tidak promil kedokter karena memang ia mengaku tak mampu secara ekonomi jika harus melakukannya.
sepulang dari rumahnya mendiskusikan dengan suami dan kami bersepakat untuk mencoba ikhtiar tersebut. atas izin Allaah mba, 2 bulan ikhtiar saya dan suami, Allaah izinkan saya hamil untuk pertama kalinya. betapa bahagianya saya terutama suami atas kabar baik ini. semua keluarga saya maupun suami menyambut bahagia berita ini.
namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama mba, saya keguguran di usia kandungan saya memasuki sembilan minggu. saya harus kuretase pula untuk pertama kalinya. saya menangis dan terus menangis. tak ada kekuatan bahkan untuk memasukkan sesuap nasi kemulut. kalau bukan karena pertolongan Allaah mungkin saya sudah jatuh pada depresi.
2 tahun seusai kuretase Allaah karuniakan kembali kabar baik itu, saya hamil kembali. dan anak saya sekarang berusia 4 tahun mba. saya bahagia dan bersyukur dilain sisi. namun jika melihat anak saya, sayapun menangis teringat suami. suami saya meninggal satu bulan setelah saya melahirkan. suami saya meninggal ketika covid.
kalau ingat itu saya selalu menangis dalam sholat saya. ketika kebahagiaan itu datang dan kami tunggu-tunggu. Allaah ambil salah satu titipannya. suami saya adalah orang yang paling bahagia ketika saya melahirkan mba, dia mengabarkan ke semua kerabatnya kalau istrinya ini benar-benar sehat dan bisa hamil.
tidak ada orang yang sebaik dia mba, ketika semua orang memberikan nasihat agar saya menikah lagi, hati saya tak pernah beranjak dari suami saya. suami saya orang baik sekali, saya takut jika saya menikah lagi tidak mendapatkan seseorang yang sebaik suami saya. saya takut malah tidak bahagia sebab banyak membandingkan.
jika melihat orang-orang yang pejuang garis dua, saya meyakini biasanya para suaminya adalah orang baik yang begitu baik memuliakan istrinya. itulah mengapa terkadang mereka pejuang garis dua tidak meletakkan kebahagiaan mereka pada memiliki anak atau tidak. sebab perekat keduanya bukanlah anak.
saya doakan mba Nisa dan suami Allaah karuniakan keturunan yang Sholih dan Sholihah. penyejuk untuk kalian berdua. saya tak ingin banyak memberikan tips ini dan itu. tapi semoga saja cerita saya ini ada kebaikan yang bisa diambil hikmahnya ya mba. saling mendoakan dalam kebaikan ya mba." ucap beliau sembari tak kuasa menahan airmatanya.
"aamiin Bu, semoga Allaah kuatkan ibu selalu ya. Allaah jaga ibu dan anak ibu selalu dalam kebaikan. doa-doa baik akan kembali kepada yang mendoakan. saya boleh izin cerita ibu ini untuk saya tulis kembali dan saya share di media sosial saya Bu? nama dan tempat saya rahasiakan.."
"dengan senang hati mba Nisa. semoga Allaah berkahi ya.."
setelah acara usai kami berpelukan dan kami berpisah..
segala puji bagi Allaah atas setiap keadaan..
61 notes · View notes
andromedanisa · 11 months
Text
Ujian penantian 12 tahun lamanya..
aku baru tahu dokter yang menangani kehamilanku beberapa waktu lalu, juga seorang pejuang garis dua. Beliau seorang dokter obgyn atau istilahnya yaitu dokter kandungan. Sementara suami beliaupun demikian, seorang dokter kandungan yang prakteknya berbeda rumah sakit.
Sesaat setelah kuretase, aku berkonsultasi dengan dokter tentang apa yang harus aku lakukan selama pemulihan. Dan langkah berikutnya apa yang harus aku upayakan agar hamil kembali. Dalam konsultasi tersebut, dokter bercerita kepadaku kalau beliau juga sama-sama pejuang garis dua. Bedanya, aku pernah hamil meski mengalami keguguran. Sementara beliau, belum sama sekali merasakan hal itu.
"banyak pasien saya yang bilang kalau keguguran itu lebih sakit daripada melahirkan mba. Saya juga belum merasakan keduanya sih, tapi kesakitan apapun yang sedang mba alami Allaah ganti dengan jauh yang lebih baik." Ucap beliau kepadaku.
"maksudnya, dok?" Tanyaku tak mengerti.
"ya, saya juga pejuang garis dua mba, sama seperti mba Nisa. Tahun ini saya memasuki usia pernikahan ke 12 tahun. Apapun kondisinya memang harus disyukuri ya, mb. Setidaknya mba Nisa pernah hamil, sekalipun mengalami keguguran. Inipun harus disyukuri, artinya mba Nisa bisa hamil kembali nantinya. Insya Allaah,. Sementara saya, selama 12 tahun pernikahan saya belum pernah merasakan mual muntah dipagi hari, atau tanda-tanda kehamilan."
"Masya Allaah, dok." Mataku berbinar mendengar kisah beliau. Perempuan hebat, batinku.
"kalau ditanya, sama-sama dokter kandungan tapi kok ya belum pernah hamil, belum punya anak. Mana paham rasa sakit yang dirasakan para ibu-ibu hamil. Ucapan seperti itu sudah berulang kali saya dengar sendiri. Dulu saya buka praktek dirumah saya pribadi mba, makin kesini makin sepi karena banyak yang memutuskan pindah dokter dengan alasan demikian. Akhirnya saya kembali praktek di rumah sakit. Alhamdulillaah, disyukuri aja hehe. Saya pindah rumah juga, suami takut saya mendengar kabar yang kurang enak, dan takut hal itu membuat saya stress sendiri. Memasuki tahun ke 5 pernikahan, saya melakukan inseminasi. Qadarullaah, belum berhasil.
Tahun ke 7 saya dan suami coba untuk bayi tabung. Qadarullaah belum ada tanda-tanda kehamilan. Tahun-tahun berikutnya saya lebih lapang. Bahwasanya memiliki anak adalah sebuah takdir yang Alalah berikan kepada hambaNya yang Allaah kehendaki kan ya. Ya, mungkin saat ini masih harus menunggu tapi barangkali nanti Allaah akan beri dengan yang jauh lebih baik lagi yang entah apa itu nantinya. Kita sama-sama berjuang dengan jalan masing-masing ya mba.
Dan saya bisa paham perihal ujian dari penantian itu. Saya pernah bilang ke suami saya, "mas, kalau kita ounya anak, mungkin anak kita seksrang usianya 11 tahun kali ya. Usia 11 tahun biasanya udah masuk SD kelas 5."
Tapi kalau sudah pembahasan seperti itu, biasanya saya menangis. Suami yang selalu menguatkan untuk tetap lapang menjalani takdir. Maka, pak. Pesan saya untuk bapak sebagai suami mba Nisa. Kalian berdua adalah satu tim yang harus saling mendukung dalam keadaan apapun. Karna meskipun seluruh manusia ibaratnya mengucilkan, atau berkara hal yang tidak-tidak tentang anak. Selama anda sebagai suami terus menguatkan istrinya, Insya Allaah istri akan terus bisa baik-baik saja. Jadi, kalian berdua harus dalam nahkoda yang sama. Sebab bahtera rumah tangga setiap orang tidaklah sama dan tudaklah mudah.
Maka mba Nisa. Berkabar ya nanti kalau mba Nisa Allaah takdirkan hamil kembali dan melahirkan. Saya sangat menunggu kabar baik itu. Insya Allaah, biasanya setelah kuretase banyak pasien saya yang berhasil hamil kembali. Semoga Allaah izinkan demikian."
"Masya Alalah, dok. Aamiin. Allaahumma aamiin. Maaf,dok, saya boleh minta nomer pribadi dokter? Insya Allaah, ingin terus memperpanjang silaturahmi dengan dokter." Sambungku
"oh iya, boleh mba Nisa. Masya Allaah."
Dalam hati, banyak doa kebaikan untuk dokter tersebut. Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaannya ketika setiap hari harus berhadapan dengan wajah bahagia dari para pasiennya yang tengah hamil dan menanti kelahiran. Kalau bukan karena Allaah yang menguatkan, tentu beliau tidak akan setabah dan setenang ini. Sekalipun aku tahu, tak pernah mudah menata hati yang tidak baik-baik saja agar tetap terlihat baik-baik saja.
*aku sudah meminta izin kepada dokter tersebut untuk menuliskan kisahnya dalam tulisan. Nama, waktu, dan tempat tetap dirahasiakan.
Kita punya RabbNya Zakariyah 'alaihissalam yang memberikan seorang anak yang telah beliau tunggu berpuluh-puluh tahun lamanya.
Maka, tiada jalan keluar, kecuali dengan bersabar. Pahitnya ujian, lamanya menunggu, pedihnya kehilangan hanya akan sembuh dengan kesabaran yang panjang. Bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Demikianlah..
Ruang tunggu || 19.50
300 notes · View notes
andromedanisa · 4 months
Text
Terimakasih, kau tak hanya memenuhi janjimu, tetapi juga membuatku paham bagaimana rasanya dihargai, didengarkan sebagaimana mestinya seorang perempuan diberlakukan dengan begitu baiknya.
Terimakasih sudah menikahi takdirku, menerima pinangan mu juga berarti bahwa aku telah siap menerima takdirmu, menerima takdir kematianmu..
Dan hanya satu pintaku, semoga kita kembali bertemu dan berkumpul kembali di surga FirdausNya. Cita-cita tertinggi yang berulang kali kau ucapkan kepadaku. Dan aku selalu mengaamiinkan.. aamiin..
62 notes · View notes