Tumgik
#ismki
alfaruqiahmad · 1 year
Text
Fase Berharga
Tumblr media
Menurutku, setiap masa memiliki important moment nya masing-masing. dan bagi mahasiswa kedokteran yang musti mempelajari a sampai z tentang segala hal tuntutan kompetensi yang harus mereka kuasai, masa pre-klinik adalah masa golden period-nya. sangat menguntungkan sekali (bahkan seharusnya) semua ilmu basic tentang anatomi tubuh manusia, fisiologis elemen organ, etiologis sampai treatment akhir dari segala macam penyakit sudah benar-benar dipelajari dan dipahami di fase ini. sehingga nanti, ketika timing nya terjun langsung untuk masa praktisi―fase klinis atau koas―ilmu yang sudah dibaca di buku dulu teoritisnya, sekarang harus sudah bisa langsung diaplikasikan saja lagi dengan menemukan pasien dan penyakitnya secara nyata di rumah sakit.
Time flies so fast dan ga menyangka diriku tiga setengah tahun yang lalu masih ragu memilih untuk melanjutkan studi pasca SMA hendak kemana, keraguan lulus atau tidak di kampus ini, diterima atau tidak di kampus itu, apakah  cocok  mengambil jurusan ini atau itu. tapi alhamdulillah ternyata pilihan-pilihan itu dibingkai dengan usaha dan do’a orang-orang terdekat sehingga bisa sejauh ini mengantarkanku untuk duduk dan sampai di titik ini.
Perjuangan selama kuliah di preklinik tak selamanya jalannya lurus lurus saja. awal semester masih mencoba menyesuaikan dan mencari feeling bagaimana cara belajar yang cocok. sempat panik dan terkejut di awal ujian cbt gimana ya menjawab 70 soal dengan waktu 70 menit? belum lagi ujian osce dan segala serba serbi ujian mentalnya (deg degan pas masuk, lega pas keluar). ternyata penting banget bertanya dan belajar dengan kakak kelas untuk survive dan bisa menanggung beban materi dengan baik, istirahat dengan cukup, kumpul dengan teman-teman juga sempat.
Pasca masa penyesuaian, tahun kedua mulai berani ambil kesibukan lain. bergabung di organisasi LDF, BEM sampai ISMKI semuanya diikuti dengan hastag #dicobasajadulu yang akhirnya lumayan memberikan pengalaman. setidaknya pernahlah merasakan kegiatan menjadi mahasiswa yang katanya aktivis itu;  demo di gubernuran, audiensi ke dinas kesehatan, handle kepanitiaan event ini dan itu. tahun keduaku di kampus adalah fase belajar sambilan kurakura (kata orang; kuliah rapat kuliah rapat). sayangnya, di tengah lagi semangat semangatnya di kepengurusan organisasi, juli 2020 jengjeng tiba-tiba muncul lah wabah korona dan membuat hampir semua rancangan kegiatan dibatalkan. sempat agak down merasa dan mempertanyakan ikut gabung semua ini bakalan gaining manfaatnya atau sama aja engga ya, karena semuanya jadi online, nge zoom, dan rapat bawa laptop kemanapun.
Tahun ketiga niat mulia nya sih mendongkrak nilai, mulai ikutan mengambis kayak orang orang (maaf ya) karena pelajarannya mulai sulit dan penyakitnya makin rumit. eh malah sedikit tersandung di blok hematoimunologi penyakit kulit yang membuat tren ipk yang semula cantik mendaki gunung, malah berubah jadi rollercoster. tahun ketiga juga pernah merasakan dua kali ujian di osce obgyn (pasang intrauterine device) dan pemeriksaan luar jenazah di forensik. but lagi lagi (kata temanku); that’s okay, masih untung setelah keluar ruang ujian itu, kaki masih bisa lanjut jalan, muka masih bisa senyum walau sedikit. rupanya kali ini semboyannya adalah #balasdiblokselanjutnya dan begitu seterusnya.
Masuk tahun akhir sudah mulai merampungkan penelitian dan ambil data. pulang balik ruang rekam medis sampai malam tiap hari nyalin dan meneliti data pasien. setelah pusing dengan problema data penelitian pasien covid yang begitu banyaknya, diskusi sana sini buat cari solusinya. untungnya dokter pembimbing baik hati dan selalu men-push supaya mahasiswanya cepat-cepat seminar ujian hasil dan sarjana. terimakasih ya dok! dan semua orang yang membantu dalam penulisan skripsi.
Kisah kuliah selama pre-klinik ini gabakalan cukup dimuat dalam satu tulisan saja. selain cerita serba serbi diatas, ada satu hal main point yang sejauh ini benar-benar terasa dan kusadari, bahwa tentang betapa dipandang mahal dan berharga nya sebuah attitude. selama disini aku diajari bahwa sikap, kesopanan, tatakrama, kesantunan, rasa hormat, dan respect adalah segalanya. bahwa menghargai dan menghormati pasien itu sebuah kewajiban. bahwa sepintar dan sebanyak apapun ilmu kedokteran yang kita kuasai, tidak akan dilihat dan tidak akan dianggap apa-apa jika tak punya akhlak yang baik, dan kurang pandai dalam social interact. agaknya sesuailah bagaimana individu manusia diciptakan fii ahsani taqwiim dalam bentuk yang sempurna, sebagaimana bertambah ilmunya, seharusnya semakin meningkat jua kaya kepribadian dan akhlak nya.
Satu fase dari bagian hidup telah kulewati saat ini, terimakasih masa pre-klinik dan segala kenangannya, moment and people yang berada didalamnya, pelajaran dan nilai yang banyak dan bisa dipetik hikmah dan jawabannya. karena menurutku setiap fase itu berharga, hanya tentang bagaimana kita memandangnya, dan belajar di dalamnya.
Pekanbaru, Februari 2023
10 notes · View notes
muflihabukanazka · 5 years
Text
Menjawab Tanya Hati
Aku bertanya.., mengenai keresahanku selama ini. Yaa, masalah hati. Lagi-lagi masalah hati. Namun begitulah aku. Sangat lemah di bagian ini. Entah merasa sangat tidak enak kepada orang lain, entah merasa ingin dikenal, entah merasa aku tak pantas dalam suatu hal, atau bahkan takut akan penilaian orang lain terhadapku.. Aku pun, menceritakannya kepada seorang wanita hebat yang menginspirasiku kemarin.. Setelah berhari-hari menunggu tanggapan, sontak aku pun merasa tertampar membaca tulisan lembutnya hari ini...
"hai azka!
begitu lama tanyamu memenuhi isi kepalaku
jujur ini pertanyaan sulit
tentang bagaimana mengendalikan hati?
aku bukan ahlinya, tapi belakangan ini aku mencoba lebih peka dengan sekitar untuk menemuka jawaban untuk tanyamu. dan ternyata benar cuman ada satu cara agar hati kita mudah dikendalikan, lebih mudah menerima, lebih lapang menyampaikan dan minimal memikirkan hal2 yang kurang baik. Aku yakin kamu pun tau jawabnya, ini tentang menggantungkan hati kepada-Nya.
Ketika khawatir menyerang kita tiada henti, salah satu penyebabnya adalah karena kita lupa melibatkan Dia dalam urusan kita.
Sesederhana ketika kita ikut lkmm wil, kita ubah niat dari "aku ikut lkmm wil biar makin berkembang jiwa kepemimpinannya" menjadi "aku ikut lkmm wiliar bisa bertemu orang hebat kemudian belajar dari mereka lantas aku pun akan jadi hebat, bukankah orang2 hebat akan lebih didengarkan ketika menyampaikan dakwah? iya aku mau sehebat itu."
sama halnya dengan ikhlas. jujur aku kaget dan ketika kamu bilang kalau cara penyampaianku ikhlas, aku bingung, sebab asal kamu tau salah satu hal yang tidak aku suka adalah dipuji, sebab aku pernah dipuji lantas lupa diri. tapi semenjak kamu bilang soal itu kemarin saat lkmm wil pola pikirku berubah, dipuji tak selalu berujung lupa diri, bisa jadi ini adalah cara Allah mengingatkan hambanya agar mensyukuri nikmat.
baiklah kembali bicara soal ikhlas.
ikhlas itu sulit, tidak bisa dipaksakan bukan, mau sekuat apapun kamu berkata ikhlas tapi ketika hati tak sesuai tindakan maka tetap saja tak nampak ikhlas.
jadi kuncinya adalah hati, mau seburuk apapun kemampuan komunikasi kita, ketika ucap berasal dari hati maka akan sejuk diterimanya.
Susah? tidak kok! ketika Dia menjadi bagianmu, apa-apa yang kamu pikir berat akan terasa mudahnya.
dan kamu harus percaya sama diri sendiri, apa2 yang diniatkan karena-Nya pasti berujung baik, selama hidup aku gak pernah tuh mengalami yg namanya kecewa saat meniatkan karena-Nya, cuman ya itu kitanya aja yang gak tau diri udah tau kalau diniatkan karena-Nya akan mudah, eh masih aja diniatkan yang lain2. hehe
kembali lagi ini soal pribadi masing2, kadang kita tahu tapi kita kurang yakin dan akan berakhir dengan gagal.
jadi kita harus yakin dulu, yakin kalau apa2 yang diniatkan karenanya pasti berujung baik..."
-Kak Fitri, Pengkader Hebat ku [NC LD Ismki Nas]
1 note · View note
lebah-vs-tikus · 4 years
Text
RK Story November
Alhamdulillah November is one hectic month and it is going to leave soon, it was very comforting yet challenging at the same time.
November, masa-masa yang dimana saya belajar, ketika kita memilih untuk membersamai, terkadang beberapa terpaksa tak dapat dibersamai, oleh karena itu terus berikhtiar, belajar, agar kelak dekapan ukhuwah mu bisa mendekap sebanyak mungkin saudaramu.
Pemilwa
Pada akhirnya, keputusan saya bulan lalu tentang momen pemilwa ini, tentu menghadirkan buah-buahan yang terkadang, jika dipetik seorang ia terasa manis dan ranumnya, terkadang pula, jika dipetik seorang lainnya ia masih pahit dan belum dapat diterima. Tapi manusia bebas memilih secara bertanggung jawab, saya pun telah memilih, tapi ikhtiar tak pernah saya berhentikan, dalam bahasa saya, telah ada ia yang menggantikan panggilan penuh tanggung jawab itu, tentu saya tak bisa beranjak meninggalkan ia dalam posisi memenuhi panggilan kemenangan itu.
Panggilan kemenangan, bagi sebagian orang yang melihat ikhtiar dan pengorbanan mereka mungkin mereka akan menilai dan meletakkan hormat setinggi-tingginya akan upaya memenuhi panggilan itu, walaupun dengan pahit harus dikatakan kami kalah bahkan hingga dua ribu suara dalam kontestasi pemilwa tersebut. Sedih bukan main hati ini, dikala sibuk menyiapkan diklat-equator MER-C yang sudah disiapkan sejak agustus, masih juga ku menyempatkan diri hadir di penghitungan, melihat bagaimana kondusivitas pemilihan, walau jerih ku tak sepayah atau se luar biasa saudara-saudara lainnya. Tapi ketika melihat progress penghitungan suara yang tak juga memberikan harapan, hati ini hanya mampu menahan ngilu. Puncaknya adalah ketika pelaksanaan diklat dilakukan bersamaan dengan pengumuman hasil perhitungan suara. Bahkan kala itu ada 3 hal yang kerap mengganggu pikiranku
1.       Diklat-equator MER-C
2.       Pemilwa UGM
3.       Musyawarah wilayah ISMKI, yang ini pada akhirnya dari perbatasan Magelang selepas hujan pukul 12 malam aku berkendara ke lokasi, dan ba’da subuhnya ku berkendara kembali ke tempat pelaksanaan diklat-equator MER-C.
Ketiganya dalam waktu bersamaan, dalam tempat yang berjauh-jauhan pula jika berkendara motor, hingga pada akhirnya ku hanya mampu mencurahkan seluruh perhatian pada diklat-equator, karena ada hati yang benar-benar tak ingin kukecewakan, walau sepertinya ku tetap sedikit mengecewakan dia. Aku hanya dapat menahan sedih kala itu saat mendengar kabar saudara-saudaraku yang melihat ikhtiar mereka belum dibalas secara langsung, melainkan melalui harta luar biasa bernama hikmah.
MER-C
Satu yang sepertinya akan terus saya isi di RK story adalah cerita saya dan MER-C. November lagi-lagi seperti bulan-bulan lainnya menghadirkan cerita luar biasa saya dan MER-C. pada bulan ini saya memang tidak berkesempatan membantu, menjadi tenaga medis yang berjaga di beberapa kesempatan seperti di kajian akbar Jogokaryan atau lainnya, namun tetap saja nuansa kerelawannya tak pernah lepas tiap kali saya Bersama MER-C.
Kegiatan yang menjadi focus kita ialah kegiatan kekeluargaan relawan, kegiatan persiapan menyambut calon relawan baru yang juga calon keluarga baru, berkendara dari ujung ke ujung Jogja karena jarak bukanlah hambatan dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pernah kami pada bulan November ini menantang panas berlatih mendirikan tenda posko bencana yang bisa saja kita katakan pekerjaan dalam porsi kuli, tapi begitu luar biasa. Luar biasa karena saya menghabiskan seharian saya Bersama mereka, mulai dari simulasi pendirian tenda, berkeliling mencari suasana asri daerah pakem, survey lokasi diklat yang memang tidak dekat, bahkan terjebak dalam hujan, yang itu semua selepas isya-nya saya harus bergegas ke Semarang dalam rangka berbagi Inspirasi Kebaikan.
Diklat-Equator merupakan suatu pengalaman baru bagi tiap-tiap relawan MER-C Jogjakarta, karena dalam kegiatan itu kita berfokus belajar mengenai Manajemen bencana, menarik peristiwa-peristiwa dahsyat yang pernah melanda negri ini dan betapa luar biasanya selalu saja ada orang-orang rendah hati yang mencurahkan tenaganya dalam mengelola bencana tersebut agar tidak bertambah mudharatnya.
Berbagi Inspirasi Kebaikan
Alhamdulillah, syukur yang luar biasa tingginya saya panjatkan, pada bulan ini saya masih diberi kesempatan untuk memberi inspirasi kebaikan, pertama kepada teman-teman mahasiswa FK Unisula, khususnya teman-teman yang telah mewaqafkan harinya waktu itu untuk berbicara polemik pendidikan kedokteran yang menjamur dan malah terkomersialisasikan. Luarbiasanya adalah saya justru mendapat kesempatan untuk berbagi tersebut bersanding dengan mantan Dekan FK Unisula yang pernah menjabat sebagai sekretaris AIPKI, Bersama ketua IDI Semarang yang begitu semangat bahkan menceritakan lagi kisah-kisah mahasiswanya kepada saya dan mengajak untuk kapan-kapan berkunjung ke kantor IDI Semarang.
Kedua yakni berbagi inspirasi kebaikan Bersama teman-teman BEM Farmasi UGM, pesannya satu, untuk mengingatkan mereka kembali atas alasan mulia kenapa mereka berjuang di keorganisasian seperti BEM, agar kelak bisa mereka melanjutkan menjadi penerus perbaikan dan pejalan-pejalan jauh menuju kebermanfaatan. Yasudah saya ceritakanlah tentang luar biasanya saya berprogress di BEM FKKMK UGM, ISMKI, dan juga MER-C Jogjakarta.
Selamat datang Desember, ku menantikan kisah luar biasa bulan ini
Tumblr media
4 notes · View notes
anggidprasetyo · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
ebethebetho · 6 years
Photo
Tumblr media
IMSS 2018 💕 . . . #sawitgoestocampus #imss2018 #ismki #bapin #bpn #2018
0 notes
arifahzakza · 7 years
Video
SPREAD LOVE NOT HIV/AIDS. JAUHI PENYAKITNYA BUKAN ORANGNYA Guys, faktanya ada 4 langkah pencegahan (ABCD) yang bisa kita lakukan untuk mencegah HIV/AIDS : 1. Abstinence : tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah 2. Be faithful : tetap setia pada 1 pasangan/tidak berganti-ganti pasangan 3. use Condom : gunakan condom untuk hubungan seksual yang aman 4. don't do Drugs : tidak menggunakan obat-obatan dengan jarum suntik yang dipakai bersamaan Gak susah kan? Inget yaa, lebih baik MENCEGAH daripada mengobati. Yuk mulai hidup sehat dengan tindakan pencegahan! 😊 #sehatserusenang #higin13 #phop4unisba #infosehat #indonesiasehat #infokesehatan #tipssehat #HIV #AIDS #mahasiswakedokteran #infokedokteran #dokterparodi #ISMKI #ISMKIwilayah2 #CIMSA #medstories #health #publichealth
0 notes
adeyosdiputra-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Baralek Gadang~ _______________________________________ #NMDP2017 #NMDPFKUNAND #ISMKI #BaralekGadang (at Hotel Rangkayo Basa)
0 notes
adewildanrf-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
I don't focus on what I'm up against. I focus on my goals and I try to ignore the rest... Coz i know, i live with my own strategies and i don't live to please the others 😊 . . . . . #vsco #vscoid #vscocam #vscoph #vscogram #medstudlife #medstud #medicalstudent #ismki #photooftheday (at FKIK UIN Malang)
0 notes
luminoussprings · 7 years
Photo
Tumblr media
Hello Medical Students in Indonesia! I'm Salsa, and I’m ready to celebrate the national nutrition’s day on January, 25th 2017 🎉 .. LKMM Nasional ISMKI 2016 had presented Plan of Action for nutrition’s day with theme “Nutrition for a Healthier Future” in some region of Indonesia’s cities 😆 .. This is one of our way to support increasing the nutrition for all people in Indonesia! So, let’s become healthier with attention for our nutrition from now on! 😉 #LKMMNas2016 #DJUANDA2016 #Nutrition'sDay #ISMKI #ISMKIWILSA #IKAMAGI #BEMFKUNSYIAH #FKUNSYIAH
0 notes
suwardana · 3 years
Text
2012-2018
Menjadi seorang dokter tidak pernah menjadi cita-cita saya. Sebuah kekeliruan (iya, kekeliruan!) ketika mengisi form SNMPTN Undangan 2012 silam, yang mendudukan saya pada salah satu kursi prodi Pendidikan Dokter, Udayana. Cita-cita pertama saya adalah seorang petani, kemudian guru agama. Naif memang, namun itu adalah angan-angan yang bersemi di Sekolah Dasar. Jenjang SMP sesak oleh game online, pun SMA dengan aktivitas organisasi dan menikmati perjalanan bersama teman-teman. Hanya ketika kelas XII SMA terbersit keinginan untuk melanjutkan ke Teknik Fisika-UGM, dengan fokus pada energi terbarukan. 
Alih-alih menjadikan Teknik Fisika menjadi prioritas SNMPTN, beberapa guru SMA justru menyarankan mencantumkan Pendidikan Dokter sebagai pilihan pertama. Menurut mereka, daftar pilihan ditentukan oleh passing grade masing-masing prodi. Oleh karena passing grade Pendidikan Dokter-Unud lebih tinggi dibanding Teknik Fisika-UGM, maka di Denpasar lah saya terdampar. Sebuah kekeliruan yang patut untuk terus dikenang dan harus disyukuri.
Saya cukup kesulitan untuk beradaptasi di kota ini. Karena kemacetannya, terutama karena himpitan kondisi ekonomi. Meskipun mendapatkan beasiswa Bidikmisi, tetapi untuk kehidupan sehari-hari tetap harus ditopang beasiswa kantong orang tua. Balada anak rantau adalah kisah klise yang saya rasakan. Termasuk ketika menyemai cita dan cinta. 
Saya bertemu calon pacar sejak pertama kali mendaftar sebagai mahasiswa baru. Secara kebetulan, kami berada pada satu student grup discussion (SGD) yang sama. Tak kurang enam bulan setelahnya, kami resmi berpacaran. Dan akhir Maret 2021 yang lalu, kami meresmikan pernikahan setelah delapan tahun bersama. 
Sedangkan untuk cita-cita, saya mengalami dua kali peralihan. Kurikulum semester dua Pendidikan Dokter-Unud, boleh dikatakan adalah prioritas untuk promosi kesehatan masyarakat, statistika, epidemiologi, atau dengan kata lain: Ilmu Kesehatan Masyarakat. Saya mulai gandrung dengan pelajaran ini. Pertama, saya bertemu mentor yang tepat: dr. Sutarsa. Kedua, hanya pada bidang ini nilai saya lebih tinggi dari sang pacar :). 
Saya memiliki satu proposal riset yang menjadi juara satu dalam Temu Ilmiah Nasional, BAPIN-ISMKI, tahun 2013. Riset ini tentang prevalensi kecacingan, anemia, dan ibu hamil. Dari proposal ini, saya mendapat akses networking nasional via BAPIN. Sayangnya, riset ini mental ditengah jalan karena keberangkatan dr. Sutarsa yang hendak melanjutkan pendidikan S3. Bak anak ayam yang ditinggal induknya, kami, tim peneliti amatiran, amat sangat kesusahan untuk mengeksekusi riset ini. Angan-angan berkarier di bidang Public Health perlahan mulai menguap.
Tahun 2014, saya diajak oleh senior untuk mencoba riset laboratorium di departemen Mikrobiologi. Riset ini adalah tentang potensi antibakteri dari ekstrak lidah buaya. Dari riset ini, saya bertemu dengan seorang mentor baru: dr. Dwi Fatmawati.  Adalah dr. Dwi yang pada akhirnya menjadi pembimbing skripsi saya dengan topik deteksi gen resistensi antibiotik pada K. pneumoniae, bakteri yang menjadi penyebab sepsis di ruang perawatan intensif. Saya mulai menggadang-gadang karier di bidang mikrobiologi. Terlebih, setelah mengikuti dua kesempatan belajar di Chiba dan Okayama. 
Tahun 2018, selepas menamatkan pendidikan dokter dan sebelum mengikuti program internsip, saya sempat membantu riset dr. Dwi tentang probiotik. Ketika itu, dr. Dwi baru saja menjabat sebagai ketua departemen Mikrobiologi. Riset ini diketuai oleh pak Sujaya, ketua pusat kajian (puska) probiotik dan mikrobiota saluran cerna. Sebenarnya dr. Dwi menyarankan saya untuk mengikuti internsip di Denpasar, agar bisa tetap mengikuti riset-riset di puska. Namun, saya tetap memilih internsip kembali ke kampung halaman, Buleleng. 
Sempat terbersit untuk tetap berprofesi sebagai dokter umum, dan menetap di rumah saja. Pilihan karier sebagai seorang dokter umum--meski diawali dengan kekeliruan memilih prodi saat SNMPTN, adalah profesi yang sama baiknya dengan petani atau guru agama. Dan di penghujung tahun 2018, menjadi seorang dokter umum seutuhnya hanya tinggal selangkah lagi, setelah menyelesaikan program internsip.
0 notes
lebah-vs-tikus · 5 years
Text
RK Story November
Activity Story
:
Alhamdulillah September is one  hectic month and it is going to leave soon, it was very comforting yet  challenging at the same time.
Pekan pertama di bulan September  seperti meminta saya untuk berleha-leha terlebih dahulu, kerjakan saja rutinitas  seperti biasanya, datangi si bungsu yang sudah jalan bulan kedua di pesantren,  perkuliahan, nge-lab untuk perskripsi-an dan rapat-rapat rutin seperti  biasanya.
Tantangan muncul pada pekan  kedua, dengan segala kesibukan persiapan pra-rakornas, akal dan pikiran terus  membagi diri, persiapan pra-rakornas, dan juga persiapan latgab kebencanaan  yang saya diamanahkan dalam menyukseskannya, malam-malam selalu terisi dengan  diskusi bernas, mulai dari debat podium yang disediakan RK, diskusi-diskusi  BPJS Bersama teman-teman mahasiswa yang masih menjabat di Lembaga fakultas,  diskusi dengan adik tingkat yang sudah saya anggap adik sendiri karena selalu  senang berdiskusi tentang ide dengannya.
Rakornas
Rakornas merupakan rapat  koordinasi tengah tahun ISMKI, disinilah paruh periode saya akan dipertanggungjawabkan  kepada teman-teman FK seluruh universitas di Indonesia, khawatir tentu bukan  rasa yang mendalam dihati saya, karena yang harusnya ditakutkan adalah  pertanggungjawaban di akhirat nanti, lucunya ternyata memang benar, saya  mencoba mengambil nasihat bang Bachtiar untuk mengefesiensikan rapat sebaik  mungkin, bekerja berdasar data dan ide, dari sana saya mendapat ide untuk  membuat working paper untuk  diserahkan kepada teman-teman institusi agar tak perlu lagi saya berbusa menjelaskan  from A-Z tentang pergerakan mahasiswa kedokteran, hasilnya ? kawan-kawan  merasa puas dengan kinerja dan cara penyampaian laporan pertanggungjawaban  saya, alhamdulillah masih bisa bernafas lebih Panjang dan berjuang lebih  keras dalam memperjuangkan kesehatan dan pendidikan kesehatan yang lebih baik  lagi nantinya.
MER-C
Rasanya seperti saya tercemplung  jauh lebih dalam lagi ke dalam mer-c dan dunia kerelawanan, sampai-sampai  pernah terpikir bagi saya untuk menunda koas dalam rangka pembenahan klinik boko  yang dimiliki mer-c saat ini. Ya setidaknya waktu yang saya habiskan, adalah  waktu yang digunakan untuk hal-hal yang baik, banyak sekali waktu yang saya  habiskan untuk itu, bahkan dalam pekan ketiga, sepertinya hampir setiap hari  kami memiliki agenda mer-c, dan agenda yang paling besar adalah ketika saya,  2 kali menghabiskan waktu yang luar biasa mengasah pengalaman, keterampilan,  dan sikap menjadi komandan lapangan di bidang medis pada aksi  GejayanMemanggil 1 GejayanMemanggil 2, dan demonstrasi mahasiswa di depan Gedung  DPRD DIY. Saya tidak sedang memimpin mahasiswa, saya sedang memimpin relawan  yang terdiri dari latar belakang beragam, usia beragam, sehingga wataknya  jauh berbeda, pengalamannya jauh berbeda, tapi semua perbedaan itulah yang  menguatkan.
Berbagi Inspirasi Kebaikan
Alhamdulillah, syukur yang luar  biasa tingginya saya panjatkan, pada akhir bulan ini saya masih diberi  kesempatan untuk memberi inspirasi kebaikan, pertama kepada teman-teman  mahasiswa FK UNSOED, jauh di purwokerto, dan ternyata saya berada satu  panggung satu sesi Bersama mas Alfath BPEI, rasanya seperti guru dan murid  berada dalam satu panggung kolaborasi berbicara tentang pergerakan dan berbicara  tentang kepemimpinan.
Alhamdulillah pula saya juga masih  diberi kesempatan luar biasa untuk berbagi inspirasi kebaikan dengan  teman-teman FKG UGM, kali ini hanya seorang diri, menghadap 100an mahasiswa  baru, yang semua adalah bibit-bibit baru inspirasi kebaikan.
Selamat datang oktober, ku  menantikan kisah luar biasa bulan ini
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Figure 1. Momen Rakornas
Figure 2. Berbagi Inspirasi Kebaikan  bersama teman-teman Mahasiswa FKG
Figure 3. Gejayan Memanggil 1
Figure 4. Pasca penerjunan tim  Gejayan Memanggil 2 dan BEM DIY
Figure 5. Momen Rakornas, pantai  malin kundang
Figure 6. Bersih-bersih tenda  lapangan MER-C
R3_RKStory_September2019_RizkiRinaldi
3 notes · View notes
anggidprasetyo · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
vagueserenity · 3 years
Text
tahun depan udah gak ismki lagi :(
bakal kangen dehh, grup rame yang ampe ratusan, tapi gak pernah ku baca kecuali penting
bakal kangen ketemu temen temen keren di seluruh indonesia :(
Huwa, what should i do
tapi ada hal yg harus aku fokuskan.
Keep working hard sitiiii
1 note · View note
nisaha11 · 3 years
Text
UNDIP JUARA UMUM MOC 2020 DENGAN MERAIH 3 MEDALI EMAS DAN 2 MEDALI PERAK
Universitas Diponegoro (Undip) keluar sebagai juara umum pada ajang Medical Online Championship (MOC) 2020 yang digelar oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), dan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI). Pada ajang yang untuk pertama kalinya digelar tersebut, Tim Undip berhasil lolos final di 5 cabang dari 6 cabang yang dilombakan, sehingga akhirnya meraih 3 medali emas dan 2 medali perak.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Puspresnas Kemendikbud Asep Sukmayadi saat menutup resmi gelaran MOC secara virtual Sabtu (21/11/2020) menyampaikan apresiasi dan selamat atas keberhasilan Undip menjadi juara umum
Pemenang Medical Online Championship (MOC) Tahun 2020 di bidang Infectious Disease adalah: Juara pertama yaitu Felly Moelyadi dan Alan Dharmasaputra dari Universitas Hang Tuah, juara kedua yaitu Fara Syafira dan Kaima Ishmata Rianti dari Universitas Sriwijaya, dan juara ketiga yaitu Ahmad Razi Maulana Alnaz dan Rasyid Ridha dari Universitas Sumatera Utara.
Bidang Neuropsychiatry, juara I diraih Iskandar Hermanto dan Maulidina Amalia Putri asal Universitas Diponegoro, juara II Devani Subagio dan Eugina Isadora asal Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, juara ketiga diraih I Nyoman Insan Bhakti Parisudha dan Shahifa Audy Rahima asal Universitas Jember.
Juara pertama pada bidang Cardiorespiratory ditempat oleh Christianto dan Billy Pramatirta dari Universitas Indonesia. Juara kedua ditempati oleh Muhammad Mufaiduddin dan  Vito Etenio Ade Laryan dari Universitas Diponegoro. Posisi ketiga ditempati oleh Naufal Gusti dan Muhammad Aji Aqsha dari Universitas Syiah Kuala Bidang.
Bidang Digestive, juara pertama adalah Eric Ricardo Yonatan dan Jonathan Christianto dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Juara kedua adalah  Dominikus Evano Putra dan Bernadetha Kusuma Kris Firmantya Tei Saran dari Universitas Diponegoro. Juara ketiga adalah Stanley Lesmana dan Albert Fiorentino Cuwardy dari Universitas Sumatera Utara.
Bidang Genitourinary, tempat pertama diduduki Josephine Fiona Sucahyo dan Vania Verina Himawan dari Universitas Diponegoro. Di tempat kedua, Ahmad Taufik Fadillah Zainal dan Adlina Safira Kaharu dari Universitas Hasanuddin. Tempat ketiga ditempati oleh Aivi Mujono dan Rivaldi Ruby dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Pada bidang Musculoskeletal, juara satu adalah Damianus Galih Panunggal dan Harold Jefferson Matthew Charlex dari Universitas Diponegoro, juara kedua adalah Ahmad Syauqi Pahriza dan Akmal Rizky Harun dari Universitas Lambung Mangkurat, juara ketiga adalah Fathan Chandra Suhartono dan Cindy Oktavia Siregar dari Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara.
0 notes
callmehilmy · 6 years
Text
Generasi Ramai Gelar, Miskin Karya ?
Tumblr media
Setelah menyimak kisah sejawat yang berkesempatan berada beberapa hari di RS Terapung Unair, saya mendapat sebuah pelajaran.
Kepekaan, toleransi, tidak bisa diajarkan di dalam kelas ajar semata; perlu pengasahan, dialami, dirasakan.
Kami mengira daerah yang sudah mempunyai Rumah Sakit tipe B pun sudah mumpuni bagi warga sekitar. Awalnya. Tapi realitanya?
Tenaga kesehatan tidak dapat selalu di tempat. Fasilitas memadai, tapi jadwal tenaga kesehatan memang terlalu padat. Harus mengisi praktik di sana-sini meski jauh terbatas jarak.
Belajar dari pelajaran yang saya dapat selama di ISMKI, masalah tenaga kedokteran Indonesia ada pada tiga hal; kualitas, kuantitas, distribusi. Ternyata ini masalah distribusi.
Dampaknya? Pasien yang seharusnya mendapat operasi abdomen sederhana, meski ditanggung pemerintah, harus menunggu dokter dalam waktu yang tidak sebentar. Masalah.
Di sini sejawat menjadi peka. Di luar zona aman, selalu ada mereka yang membutuhkan bantuan. Pun sekadar menyimak kisah penderita, itu pelajaran berharga. Apalagi bila berkarya demi bangsa, bukan?
untuk apa belajar meraih gelar  tinggi-tinggi di perguruan tinggi jika tidak ada dalam benak diri merendah untuk rakyat sendiri?? 
Sebagai penutup, izinkan saya mengutip dr. Ario Djatmiko, Sp.B Onk dalam bukunya, Dilema Bangsaku, 
"Ramai Gelar, Miskin Karya" 
 Tapi kita bukan generasi itu. Buktikan.
41 notes · View notes
ministerest · 4 years
Text
Tumblr media
: Halo Semua🖐
Hari ini kami Relawan COVID19 Kemdikbud × AIPKI × ISMKI, Program Balai Erona, akan menyampaikan mengenai teori "Flatten the Curve" atau Teori Melandaikan Kurva!
Mungkin kalian sudah pernah mendengar hal ini sebelumnya, tapi, kalian sudah tahu belum: seperti apa sebenarnya teori melandaikan kurva ini, bagaimana cara agar kurva melandai, dan hal-hal terkait lainnya?🤔 semoga bermanfaat yaaa, untuk kalian semua 😁
Yuk simak media edukasi dari kami!
Terima kasih!
#BalaiErona
#diawalidarirumah
#COVID19
0 notes