Tumgik
#kaosmusik
Photo
Tumblr media
#hoodie @visceralcadavermentofficial Size L,XL Order Now!!! Whatsapp 👇 https://wa.me/6283874433697 Lazada 👇 https://www.lazada.co.id/shop/bedebah-partner-distro Shopee 👇 https://shopee.co.id/bedebahpartner_distro #indonesiandeathmetal #slammingbrutaldeathmetal #indonesiangothicmetal #indonesianunderground #indonesianblackmetal #gothicmetal #metalhead #kaosmetal #bajumetal #tshirt #zipper #hoodie #cargo #kaosmusik #kaosband #kaosdistro #bedebahpartnerdistro #tangerang #indonesia (di Bedebah Partner Distro) https://www.instagram.com/p/CjDD7VdJ5sc/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
ejharawk · 3 years
Text
Melirik bisnis kaos musik
Tumblr media
Selama cinta segitiga antara musik, komersialisme, dan fesyen tetap awet, bisnis kaos musik masih akan terus berkembang.   
Ada banyak kisah tentang bisnis yang dibangun berawal dari hobi. Ary Budiman salah satunya. Bermula dari kebiasaan membeli kaos band sejak masih berstatus pelajar, Ary kini serius menjual kaos-kaos band. Agar bisnis berjalan mulus, ada beberapa tips yang dilakukannya.
Mengenakan kaos hitam bergambar poster pementasan album Ken Arok milik Harry Roesly di Gedung Merdeka Bandung, 12 April 1975, Ary masih ingat betul kaos band pertama yang dimilikinya.
“Kaos Nirvana unplugged. Waktu ia gue masih kelas tiga atau empat SD. Itu kaos bootleg sih. Ha-ha-ha,” ujarnya saat kami temui di toko Rock Nation, Jl. Anggrek Garuda No. 56, Slipi, Jakarta Barat (3/7/2018).
Tahun 2001, saat duduk di bangku SMP, Ary memiliki kaos band resmi pertamanya. “Kaos bertuliskan Koil pemberian tetangga,” kenangnya.
Berlanjut ke masa SMA, Ary mulai menghabiskan uang jajannya dengan membeli kaos band. Kebanyakan band-band lokal Bandung.
Memasuki bangku kuliah, kebiasaan mengoleksi kaos band terus berlanjut. Kali ini ia mulai mengincar kaos band-band luar negeri. Pun demikian, frekuensinya saat itu tetap saja belum terlalu sering karena tak tersedia cukup banyak dana.
Ketika mulai kerja di Jakarta dan punya penghasilan sendiri, Ary semakin kalap membeli kaos. Alhasil koleksinya bertambah banyak.
“Paling banyak kaos Iron Maiden. Tapi sekarang tersisa sekitar 15 kaos. Sebagiannya gue jual karena sudah enggak pas lagi di badan,” kata Ary.
Sukses menjual kaos-kaos band koleksinya melalui forum internet dan media sosial, Ary mulai terpikir untuk menyeriusi bisnis berjualan kaos band. Pasalnya ia merasa berjualan kaos makin seru dan menjanjikan.
Indikasi tersebut tampak kasatmata. Dalam beberapa tahun belakangan, ramai bermunculan toko merchandise musik yang menyediakan kaos dari beragam band.
Ary bersama rekan bisnisnya, I Nyoman Satriawijaya, akhirnya sepakat mendirikan Rock Nation yang resminya bernama PT Memorabilia Musik Indonesia pada 2016.
Untuk menggaet pembeli, mereka tak hanya duduk menunggu pesanan datang di toko, tapi kerap menghadiri acara musik, seperti Hammersonic Festival, Jakarta Rock Culture, dan Record Store Day. Beberapa event bazar juga mereka masuki.
Sebagai toko penjual kaos-kaos musik orisinal alias reseller yang mengantongi lisensi resmi dari band luar dan dalam negeri, Rock Nation tak melenggang sendirian.
Ada beberapa nama toko lain yang tak kalah populer oleh para pejajan rock di tanah air. Sebutlah misalnya All That Rocks, Rockstar City, Burnerocks, dan Bowsound.
Ada pula MerchCons, Undying Music dan HingarBingar yang memosisikan diri sebagai lini pakaian untuk menjual beragam merchandise musik/band. Mereka membeli lisensi dari beberapa band lokal --bahkan terkadang band mancanegara-- untuk memproduksi kaos band bersangkutan.
Merchcons yang berdiri sejak 2008 di Bandung salah satu yang cukup ternama dalam urusan bisnis kaos, terutama musik.
Santo Gunawan, sang pemilik Merchcons, mengaku mengawali bisnisnya dengan tiga orang pegawai dan modal Rp30 juta.
Tempatnya pun kerap berpindah-pindah sesuai kecocokan harga sewa. Pendistribusiannya dengan cara titip jual ke distro-distro di sekitar Bandung hingga ke luar kota. Promosi produk dilakukan dengan menyebar flyer, look book, dan endorsement band.
Ditunjang kualitas produksi yang tak kalah dengan jenama luar negeri, reputasi Merchcons yang kini menempati lahan sendiri di daerah Buahbatu, Bandung, sudah sangat diakui. Dalam sebulan mereka bisa memproduksi sekitar 20-25 ribu helai kaos.
Tumblr media
Sejak dahulu musik tak bisa dilepaskan begitu saja dengan fesyen. Meminjam ide dan desain sederhana ala streetwear, kaos band kini menjadi salah satu must have item.
Pemakai kaos musik tak terbatas generasi tertentu saja seperti halnya para penggila hypebeast yang didominasi remaja. Pemakainya datang dari beragam usia.
Jika pada awal perkembangannya bisnis kaos hanya dilirik oleh band-band rock, kini musisi dari semua genre menjadikannya sebagai lumbung pemasukan baru nan potensial.
Penyebabnya tak lain karena pemakainya saat ini bukan hanya penggemar musik saja. Awam bahkan ikut-ikutan membeli kaos musik tanpa harus tahu atau menggemari band yang kaosnya sedang menutupi badan.
Ada banyak alasan yang mendasarinya. Karena suka desain atau modelnya, bisa juga karena tertular melihat orang-orang di sekitarnya yang ramai mengenakan kaos musik.
Kesadaran para penggemar untuk membeli merchandise asli sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan karier idolanya juga punya peran penting. Fakta tersebut menjadikan pemasukan dari bisnis merchandise musik terus meningkat.
Hasil survei Licensing Industry Merchandisers Association (LIMA) menunjukkan, pemasukan dari penjualan merchandise secara global pada 2016 menembus angka $3,1 miliar AS (Rp44,5 triliun). Meningkat dari tahun sebelumnya yang mencetak $2,83 miliar AS.
Dari sekian banyak perusahaan yang mengantongi lisensi memproduksi merchandise musisi atau band, Bravado, Live Nation Merchandise, dan Warner Music adalah yang terbesar.
Bravado yang menjadi bagian Universal Music Group mengantongi lisensi penjualan kaos-kaos milik band dan solis populer, seperti The Beatles, The Rolling Stones, Black Sabbath, Metallica, Guns N’ Roses, The Beatles, Eminem, Madonna, Kanye West, hingga Justin Bieber.
“Kami ingin menjadi mitra untuk setiap artis yang ingin memperluas jenama mereka,” ujar Mat Vlasic, CEO Bravado, dalam laman Complex.com (29/8/2016).
Bravado yang didirikan Keith dan Barry Drinkwater pada 1997 punya proses yang sama setiap menjalin kerja sama dengan artis.
“Kami mengawasi segala proses kreatif, mulai sejak artis menandatangani kontrak dengan Bravado hingga pembuatan merchandise-nya,” jelas Charles Dooher yang menjadi direktur kreatif di Bravado sejak 2008.
Setelah merchandise selesai dirancang oleh desainer yang mereka tunjuk khusus, bisa dari pegawai tetap atau paruh waktu, tim pemasaran kemudian menjualnya lewat internet, situs e-commerce, saat tur, dan kepada pedagang ritel di seluruh dunia.
Rock Nation termasuk yang memesan langsung kaos-kaos band kepada Bravado.
“Enaknya beli kaos sama perusahaan seperti Bravado karena mereka punya lisensi dari banyak grup band dan musisi ternama. Tinggal pilih mau pesan kaos musisi siapa,” ungkap Ary.
Selain itu, Rock Nation juga memesan kaos dari Live Nation yang tak kalah banyak mengantongi lisensi merchandise musik. Katalognya bertebaran dari musisi pengusung genre country, pop, hiphop, rock, hingga metal.
“Sistemnya beli putus. Ada juga yang bayar mundur,” ungkap Ary. Tidak mudah agar bisa mendapatkan sistem pembayaran mundur. Harus membangun kepercayaan terlebih dahulu. Pasalnya karena sang pemegang lisensi trauma pernah kena tipu oleh reseller di Indonesia.
Tumblr media
Kaos yang laris penjualannya di Rock Nation masih dipegang oleh band-band berkategori legendaris atau yang punya basis peggemar mapan, seperti The Beatles, The Rolling Stones, Metallica, atau Guns N’ Roses. Tak butuh lebih dari dua minggu menanti kaos-kaos tersebut ludes.
Alasan mendatangkan merchandise berdasarkan kepopuleran sebuah band/musisi, hasil survei, dan permintaan konsumen yang terkirim melalui kolom wishlist.
“Kami biasanya mendatangkan barang baru satu bulan dua kali. Minimal sih sebulan sekali. Selalu kami update melalui situs web di kolom new arrival. Begitu juga barang yang habis alias sold out, selalu terpampang otomatis di web. Ini untuk memudahkan konsumen,” terang Ary.
Untuk lebih meningkatkan awareness konsumen, berbagai kanal media sosial jadi medium berpromosi. Tak lupa mereka menyebar informasi melalui miling list dan menjalin kerja sama dengan musisi lokal.
Ary tak menampik jika saat ini kebanyakan kaos yang tersedia kebanyakan bertuliskan band-band atau musisi luar negeri.
Pun demikian, mereka terus berupaya membeli lisensi dari band-band dalam negeri dan memproduksinya sendiri alih-alih hanya sebagai tempat titip jual.
“Kami ingin memberitahu bahwa sebenarnya model bisnis ini sudah lama berlangsung di luar negeri dan sangat bermanfaat sebagai ceruk pemasukan baru,” lanjut Ary.
Beberapa band lokal yang kini telah dimiliki lisensinya oleh Rock Nation adalah Koil, Harry Roesli, dan Sore.
Kesulitan mengantongi lisensi merchandise band-band lokal disebabkan beberapa faktor, yaitu karena pihak band belum sreg dengan kerja sama yang ditawarkan, ada yang masih idealis ingin memproduksi sendiri, dan sebagian masih belum terbuka pemikirannya bahwa bisnis ini bisa memberikan pemasukan yang bagus.
Apakah bisnis kaos musik akan bertahan lama? Selagi cinta segitiga antara musik, komersialisme, dan fesyen tetap awet, bisnis ini masih akan terus berkembang
Terlebih menurut Ary, yang ingin berjualan merchandise musik bisa mengawalinya di internet. Dari situ pelan-pelan membangun kepercayaan dari pembeli dan nantinya perusahaan pemegang lisensi kaos musik untuk stok.
“Kendalanya hanya jika nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah. Karena itu otomatis memengaruhi harga barang, terutama karena kami menjual kaos-kaos impor. Kalau ekonomi kita bagus, nilai tukar dolar stabil, ke depannya sih bisnis ini akan baik-baik saja,” pungkas Ary.
0 notes
althclothbdg-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
"Penyair yang satu zaman dengannya, Asadi, merupakan salah satu yang pertama meniru gaya puitik Firdausi, tetapi--seperti yang diduga--dia gagal menghasilkan karya yang sebanding dengan Shahnama. Bahkan Matthew Arnold, penulis dan penyair abad ke-19 asal Inggris yang menuliskan Culture and Anarchy (1869), amat terinspirasi oleh keindahan dan keajaiban Shahnama." --Muhammad Mojlum Khan . . . #abulqasimfirdausi#islamichistory#serialmuslimberpengaruh#islamcinta#tokohislam#islamdamai#cendekiawanmuslim#althclothbdgquotes#althclothbdg#kaostokohalthclothbdg#kaosbukualthclothbdg#kaostokohdanbuku#althalogue#buku#bibliophile#bookworm#booklovers#bookaddict#pecintabuku#kaosfilsafat#kaostasawuf#kaossains#kaossastra#kaosmusik#kaosseni#kaosbudaya#kaosquotes#kaoskomunitas#kaostokoh#kaosbuku
1 note · View note
entrypointid · 4 years
Photo
Tumblr media
#kaosmurahbanget #kaosdistro #kaosband #kaosmusik #kaosmetal #kaosmusikmurah #bajukaos #kaospanjangmurah #kaossablonsatuan #designsukasuka #styleofman #kaoscustom #kaosunisex #kaossablonsuka2 #kaoslokal #kaosunik #music #band #guitar #drum #keyboard #bass #tshirt #musictshirt#kaosanime#anime (di Sumenep) https://www.instagram.com/p/B6fPn0pBZ5H/?igshid=2ctcvp8foeqt
0 notes
indysmokeclothing · 5 years
Photo
Tumblr media
Bocoran @tshrtklls Indysmoke Clothing "Most Finest Clothing Production" Convection, screen printing & embroidery Clothing Production & Merch Tshirt, Poloshirt, Sweater, Jacket, Hat, Uniform Custom made in Indonesia Support local product WA: 085781994159 HP/SMS: 081287725979 indysmoke.com #tshirtkills #kaosband #kaosmusik #kaosdistro #sablonkaos #vendorsablon #vendorsablonkaosmanual #vendorsablonkaos #konveksikaos #konveksisablonkaos #sablonkaostangerang #sablonkaosciledug #sablonkaosmurah #sablonmanual #jasasablonkaos #tempatbuatkaos #manualscreenprinting #screenprinting #sablonciledug #sablontangerang #sablonjakarta #sablonindonesia #sablonkaosmurah #sablonplastisol #plastisolink #rubberink #buatkaos #sablonkaoskomunitas #indysmokeclothing #supportlocalproduct #buatanindonesia (at Indysmoke Clothing Production) https://www.instagram.com/p/B4LIO3TFIBq/?igshid=1p7yurxlu2wdc
0 notes
welcomehellshop · 3 years
Text
Tumblr media
#jajanrock#bandmerch#jualkaosband#bandmerchandise#kaosbandoriginal#kaosmusik#kaosbandimport#kaosbandrock#preeorder#kaosbandluar#hisheroisgone#kaosbandsecond second#kaoscomedian#kaosdischarge#kaosmurah #kaosmetal#kaosdistro#kaosspeedwolf#shopeefeed #shopeehaul #shopeefeedday #racunshopee
1 note · View note
ekonurcahyo-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
Lamb of God 08563575110/083856000559 #arecustom #custom #customtshirts #customtee #customtees #tshirts #tshirt #tee #tees #teeshirt #teelicious #kaos #kaoscustom #kaossatuan #kaoslucu #kaosmusik #music #lambofgod #log #rock #metal #rocker #kaosjombang #kaoslumajang #kaosgresik #onlineshopgresik #madebyorder
0 notes
Photo
Tumblr media
#tshirt & #longsleeve @suropati.band Size M,l,XL Info / Order !!! Whatsapp 👇 https://wa.me/6283874433697 Lazada 👇 https://www.lazada.co.id/shop/bedebah-partner-distro Shopee 👇 https://shopee.co.id/bedebahpartner_distro #indonesiandeathmetal #slammingbrutaldeathmetal #indonesiangothicmetal #indonesianunderground #indonesianblackmetal #gothicmetal #metalhead #kaosmetal #bajumetal #tshirt #zipper #hoodie #cargo #kaosmusik #kaosband #kaosdistro #bedebahpartnerdistro #tangerang #indonesia (di Bedebah Partner Distro) https://www.instagram.com/p/CicQnCiJFqp/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
aldi-maulana · 3 years
Photo
Tumblr media
KAOS MUSIC BAND MUSIC IRON MAIDEN T-SHIRT selamat datang ditoko kami😊 *Slide/geser ➡➡➡ Material tshirt = GILDAN Softstyle&NSA build up! [tanpa jahitan samping] 30s/💯% Cotton 30s Made in BANGLADESH. Sablon material = dtg printing duppon + apoxy. {Jelas Hasilnya lebih kuat dan awet} Size chart= S = 47cm. X .66cm M= 50cm. X .69cm. L = 53cm. X .72cm XL= 56cm. X .74cm. XXL= 59cm. X .76cm. (LENGAN PENDEK&LENGAN PANJANG) 🌟Bahan lebih ringan dan lebih awet daripada bahan katun biasa 🌟Tingkat penyusutan lebih rendah daripada bahan katun biasa 🌟Rib leher 2 cm menggunakan jahitan jarum tunggal, Jahitan rata standar untuk area leher dan pundak (Tanpa jahitan samping) 🌟 Jahitan benang ganda pada bagian ujung lengan dan ujung bawah kaos. Cocok banget nih buat Kado atau Hadiah ;) Bisa juga request desain custom yg km inginkan. Note : Apabila pesanan tidak sesuai dalam keadaan cacat dimohon untuk tidak langsung memberikan ulasan NEGATIF, bisa kita selesaikan via chat instagram untuk pengembalian barang. Happy shoping #kaosband #kaosmusik #casual #tshirt #merch #gildan #unisex #kaosdistro #bandmerchandise (di Kota Bandung) https://www.instagram.com/p/CI7n20vBsPw/?igshid=cgnn7ldtagg4
0 notes
ejharawk · 3 years
Text
Arti bergaya dengan kaos musik
Tumblr media
Bermula dari hobi, siapa menyangka kaos band ternyata bisa menjadi investasi bagi pemiliknya. Pun menjadi bentuk dukungan nyata bagi kelangsungan hidup musisi.
“Saya mulai membeli kaos musik sejak masih SMA. Sekarang sudah punya tiga anak,” ujar Reland (37), salah satu kolektor kaos band saat kami temui di Rock Nation, sebuah toko penjual kaos musik/band lokal dan internasional yang beralamat di Jl. Anggrek Garuda, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (3/7/2018) siang.
Rock Nation diprakarsai Ary Budiman bersama I Nyoman Satriawijaya. Duo ini mulai menyeriusi bisnis penjualan kaos musik sejak 2016 dengan mendirikan perusahaan bernama PT Memorabilia Musik Indonesia.
Reland siang itu sejatinya mau jajan rock. Ini istilah untuk menyebut kebiasaan membelanjakan uang untuk barang-barang yang berkaitan dengan musik rock. Kaos musik salah satunya.Niat berbelanja diurungkannya musabab tak menemukan kaos incaran sesuai ukuran badannya. “Saya langganan beli kaos di Rock Nation sejak dua tahun silam,” katanya. 
Di hadapan Reland berjejer kaos-kaos dari musisi lokal dan mancanegara. Harganya bervarisasi antara Rp160 ribu hingga Rp350 ribu.Mengenakan kaos resmi dari band atau musisi merupakan bukti kecintaan dan dukungan untuk keberlangsungan karier sang idola.
Hingga saat ini Reland mengaku jumlah kaos band koleksinya masih berjumlah puluhan. Tak sebanding dengan milik Ary yang saking banyaknya kemudian memenuhi lemari. Oleh sebab itu, Ary berpikir untuk menjual sebagian kaos-kaos miliknya.
Sebagai permulaan Ary menjajakan kaos-kaosnya di media sosial dan forum-forum daring seperti Kaskus.
Merasa potensi bisnis berjualan kaos band punya masa depan cerah karena bukan tren sesaat, lahirlah Rock Nation yang mengantongi lisensi resmi dari distributor merchandise besar seperti Bravado dan Live Nation Merchandise.
Berbelanja kaos band resmi band atau musisi merupakan salah satu cara mendukung perjalanan karier musisi, selain tentu saja dengan ikut membeli album asli dan tiket pertunjukan.
Dalam beberapa contoh, hasil penjualan kaos band tetap bisa memberikan benefit kepada personel --ataupun ahli warisnya-- sekalipun band bersangkutan telah bubar.
Beberapa band yang bisa dijadikan contoh, antara lain Nirvana, The Beatles, atau The Grateful Dead. Untuk lingkup nasional, kelompok Puppen dan Homicide juga bisa jadi rujukan. Penjualan aneka merchandise mereka tetap jalan meskipun tak lagi aktif berkarya.
Pemasukan dari hasil menjual album musik semata kini tak bisa lagi diandalkan. Mata pisau yang jadi pemangkasnya adalah versi unduh gratis alias bajakan dari karya musik mereka.
Bagi hasil dari layanan pengaliran musik juga belum terlalu signifikan, terutama bagi musisi atau band di kancah sidestream yang belum punya basis massa luas.
Tracy Lauren Marrow alias Ice T, rapper dan produser musik legendaris, dalam salah satu kicaunya melalui akun @FINALLEVEL menulis bahwa seorang seniman hanya menghasilkan sekitar 0,007 sen dari setiap lagunya yang terputar di Spotify.
Pada titik inilah hasil penjualan merchandise menjadi krusial. Terlebih dewasa ini kesadaran untuk mengenakan kaos asli terus meningkat. Para penggemar memafhumi bahwa membeli kaos bajakan atau berlisensi resmi tak membuat musisi idolanya mengantongi duit sepeser pun.
Semisal Reland yang selalu membeli kaos asli dari penjual yang mengantongi lisensi untuk menjual merchandise band.
“Pernah sih sekali beli kaos The Stone Roses versi bootleg (bajakan,red.) waktu nonton mereka konser di Jakarta, 2013. Itu juga terpaksa karena gue sudah kehabisan kaos aslinya. Dan rasanya memang beda kalau pakai kaos orisinal,” kata Reland beralasan.
Ada kebanggaan tersendiri ketika versi orisinal kaos band favorit menempel di badan. Sebagian malah menganalogikannya sebagai fashion statement.
“Memakai kaos band seperti sebuah pemberitahuan bahwa lo menyukai band tertentu. Kalau cuma mendengarkan albumnya kan susah bagi orang-orang mengetahui lo suka band apa,” ujar Soleh Solihun saat mengunjungi kantor Beritagar.id dalam rangka promosi film Mau Jadi Apa? (21/11/2017).
Mantan wartawan musik yang kini menjadi pemain dan sutradara film itu mengaku punya sekitar 300an koleksi kaos band. Semua tersimpan rapi dalam lemarinya. "Gue enggak ada niat menjual kaos-kaos gue itu," ujarnya.
Tumblr media
Saat menjadi salah satu pembicara dalam dikusi mengenai merchandise band di Archipelago Festival di Soehanna Hall, Sudirman Central Business District, Jakarta Selatan (15/10/2017), Arian Arifin --vokalis Seringai-- menyebut pemasukan bandnya dalam setahun dari penjualan kaos band mencapai Rp540 juta.
Dijelaskan Arian, dari rerata harga jual satu kaos yang dibanderol Rp135 ribu, Seringai yang bersiap meluncurkan album terbaru mendapatkan untung Rp56.250.
Setiap tahun mereka meluncurkan 24 desain --satu bulan dua desain-- yang masing-masing diproduksi sebanyak 400 lembar. Lantaran banyak peminat, sering kali dua item tersebut ludes sebelum dua desain baru berikutnya meluncur ke pasaran.
Beberapa band lain yang turut menikmati pemasukan dari hasil penjualan kaos, antara lain Deadsquad, Burgerkill, The Sigit, Kelompok Penerbang Roket, dan Endank Soekamti. Raisa yang notabene solis tak kurang juga ikut memproduksi sendiri merchandise-nya.
Laris manisnya penjualan kaos tentu saja berbanding lurus dengan kepopuleran band. Semakin luas basis massa yang dimiliki, kesempatan menangguk untung juga terbuka lebih lebar.
Walaupun demikian, seringkali memproduksi kaos juga dilakukan oleh band-band muda usia yang bahkan meluncurkan satu album pun. Dengan modal sendiri yang seadanya, kaos-kaos tersebut juga dimanfaatkan sebagai media promosi agar orang-orang mengetahui keberadaan band atau musikus bersangkutan. Istilahnya walking advertisement.
Dikisahkan Arian, kelompok Homicide termasuk yang mengadopsi cara ini. “Ucok (vokalis Homicide, red.) itu kerjaannya nyetak kaos terus walaupun belum rilis album.”
Alasan lain yang mendorong orang membeli kaos musik karena desainnya menarik perhatian. Kualitas bahan yang digunakan, kain maupun tinta sablonan, juga masuk dalam pertimbangan utama.
Beberapa jenama yang jadi langganan kaos band, antara lain Gildan, Fruit of the Loom, Tultex, Anvil, Delta Pro, Alstyle Apparel & Activewear, Wild Oates, dan Hanes.
Untuk jenis tinta sablon, plastisol masih menjadi favorit karena gambar yang dihasilkan bisa menyerupai aslinya. Maklum model desain kaos musik kebanyakan berasal dari gambar atau ilustrasi yang menjadi sampul album.
Sebagai band yang sangat memerhatikan pentingnya arti kaos band, mengingat semua personelnya juga doyan beli kaos band, Seringai tahu betul cara memanjakan penggemar loyalnya.
Saban beraksi di panggung, tim dari divisi merchandise akan hadir di sana menjajakan kaos eksklusif alias dicetak terbatas.
Desain kaos tersebut tidak tersedia di Toko Lawless Jakarta, daring maupun luring. Hanya bisa didapatkan ketika menyaksikan penampilan langsung Seringai.
Ekseklusifitas jadi salah satu alasan selembar kaos jadi primadona banyak orang, terutama kolektor.
Tak peduli berapa ongkos yang harus dikeluarkan, kaos jenis ini tetap saja jadi incaran. Hal yang membuat selembar kaos band kelak bisa menjadi investasi bagi pemiliknya. Tengok saja harga kaos-kaos beratribusi rare yang dijajakan melalui ebay, situs web berjualan daring.
Selembar kaos berwarna dasar putih milik grup The Rolling Stones bertuliskan “Stones at Knebworth 76” terjual dengan harga $1.500 atau sekitar Rp21,4 juta.
Harga itu belum seberapa dibandingkan banderol untuk kaos Led Zeppelin yang juga dari festival musik Knebworth.
Kaos berwarna hitam bersapu tulisan “LZ Knebworth” pada bagian depan dan “Led Zeppelin Back Stage Pass 79” di sisi belakang itu terjual $10 ribu (Rp142,9 juta). Padahal sang penjual mengaku membeli kaos tersebut hanya seharga $123 (Rp1,7 juta).
Tumblr media
Dalam perjalanannya, sebagian besar yang menjadi incaran kolektor memang kaos konser atau tur.
Faktor penyebabnya karena desain-desain kaos setiap rangkaian tur antara destinasi yang satu dengan lainnya kerap berbeda. Itu menjadikannya khas dan eksklusif. Seiring waktu, kaos tersebut bisa melesat jadi barang langka yang mahal harganya.
Jika melongok sejarah perjalanan musik, Grateful Dead pantas disebut sebagai band pertama yang serius menangani penjualan merchandise.
Kala band-band lain emoh melirik sektor ini karena penjualan album musik dinilai lebih menggiurkan, band bentukan 1965 di Palo Alto, California, AS, ini mulai menjajakan kaos-kaos setiap destinasi konser mereka.
Dituliskan Amber Easby dan Henry Oliver dalam buku The Art of the Band T-Shirt (Simon Spotlight Entertainment, 2007), musisi seperti Elvis Presley, The Beatles, atau The Monkees sebenarnya sudah punya kaos-kaos bertuliskan nama mereka.
Hanya saja tidak ada yang spesial dari penjualan kaos band tersebut karena pengelolaannya tidak dilakukan secara profesional.
Orang-orang bebas memproduksi sendiri kaos band-band tanpa harus membayar royalti. Sebagai misal, peredaran kaos-kaos The Beatles versi bootleg lebih banyak dibandingkan yang resmi.
“Pada era 70an, menjual kaos musik masih bukan sesuatu yang keren. Jadi kami harus sangat hati-hati saat memulai bisnis ini,” ujar Dell Furano (66), tokoh yang dianggap sebagai pionir penjualan kaos band.
Awal kisahnya terjadi saat Furano (66) masih bekerja di gedung pertunjukan Winterland Ballroom, San Francisco, AS, milik promotor musik Bill Graham. Suatu ketika, pacar Bill Kreutzmann (drummer Grateful Dead) mendatangi Graham dan mengutarakan niat menjual kaos-kaos band pacarnya sepanjang konser berlangsung.
Graham menyuruh Susila, nama kekasih Kreutzmann, untuk membicarakannya kepada Furano yang ternyata menyambut dengan baik ide tersebut.
Percobaan pertama menjual kaos the Dead --sebutan lain untuk Grateful Dead-- yang bercorak ikat celup alias tie dye khas generasi bunga ternyata cukup berhasil.
"Semula saya enggan menyetujui usulan tersebut sebab khawatir kami tidak akan mampu bersaing dengan dengan popcorn dan Coca-Cola," kenang Furano. "Ternyata banyak yang berminat dengan kaos-kaos yang kami jual.”
Tak hanya menjual kaos-kaos dengan desain unik dan berbeda pada setiap konser, mereka juga bergerilya menitipkannya ke toko-toko musik di sekitar San Francisco.
Berangkat dari momen tersebut, Ferano dan Graham lalu mendirikan Winterland Productions pada 1974 yang khusus menjual merchandise band.
Dari awalnya hanya coba-coba, kini bisnis penjualan merchandise meningkat pesat dan melintasi berbagai benua. Memasuki berbagai ruang dan kondisi.
Menemukan orang yang memakai kaos band saat mengikuti car free day, antrean nonton di bioskop, belanja di pusat perbelanjaan, terlebih saat berlangsungnya festival atau konser musik adalah kelaziman.
Menurut hasil survei Licensing Industry Merchandisers Association (LIMA), pada 2016 pemasukan dari penjualan merchandise secara global menembus angka $3,1 miliar AS (Rp44,5 triliun). Meningkat dari capaian tahun sebelumnya yang mencetak $2,83 miliar AS. Sungguh menggiurkan.
Sekarang bahkan ada sebuah acara khusus tempat penjual dan pembeli/kolektor kaos band berkumpul.
Acara bernama “Band T-Shirt Day Indonesia” pertama kali diselenggarakan pada 2016 di Rooftop Plaza Semanggi (18/12). Setahun berselang, acara dipindahkan ke Mall Kuningan City (16-17/12). Tahun ini acara serupa juga sudah mulai dipersiapkan.
Membeli kaos band bukan hanya berlangsung di toko-toko yang mengantongi lisensi resmi, tapi hingga ke lapak-lapak yang menjual pakaian impor bekas alias second.
Jika beruntung, terkadang menyempil satu kaos band produksi lawas alias rare yang bisa ditebus dengan harga miring. Tak peduli jika kaos tersebut sudah belel, asal tetap orisinal biasanya akan tetap terangkut dalam kantong belanjaan.
“Musik sudah menjadi bagian dari budaya populer. Sekarang orang-orang yang berbelanja (barang-barang terkait musik) tidak terbatas pada penggemar musik saja,” ujar Marty Brochstein, Vice President LIMA.
Demikianlah, kaos musik kini bukan sekadar untuk bergaya agar tetap mengetren. Lebih dari itu, ada sumbangsih kepada musisi dari tiap lembar kaos yang dibeli. Jika ingin menjualnya kembali, pemilik malah bisa menjadikannya investasi seperti halnya Ary Budiman.
0 notes
althclothbdg-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
"Perlakuan kejam Reza Syah terhadap para penentangnya merupakan sebuah panggilan penggugah bagi Khomeini. Kegagalan penggantinya, Muhammad Reza Syah, dalam mempelajari kesalahan-kesalahan ayahnya, memaksa Khomeini terlibat dalam aktivisme politik. Seperti ayahnya, penguasa baru ini juga bertekad mem-“Barat”-kan Iran. Meski diprotes oleh para ulama Iran, Syah berusaha mengubah nilai-nilai dan praktik-praktik sosio-kultural mesyarakat Iran. Namun, massa—terinspirasi oleh para ulama Syiah—menolak perubahan dan reformasi semacam itu. Ini menyebabkan benturan keras antara ulama dan massa di satu sisi dan pasukan keamanan Syah di sisi lain.” –Muhammad Mojlum Khan . . . #ayatullahkhomeini#islamichistory#serialmuslimberpengaruh#islamcinta#tokohislam#islamdamai#cendekiawanmuslim#althclothbdgquotes#althclothbdg#kaostokohalthclothbdg#kaosbukualthclothbdg#kaostokohdanbuku#althalogue#buku#bibliophile#bookworm#booklovers#bookaddict#pecintabuku#kaosfilsafat#kaostasawuf#kaossains#kaossastra#kaosmusik#kaosseni#kaosbudaya#kaosquotes#kaoskomunitas#kaostokoh#kaosbuku
1 note · View note
ronywap · 7 years
Photo
Tumblr media
Barokah cell. #agenpulsaalloperator #acsesoris #cewe #cowo #anakanak dan #kaosmusik #kaos #kaoslogoband monggo merapat di mari kawan :-) (di Cisaranten Kulon, Arcamanik, Bandung)
0 notes
iqballosebag666 · 7 years
Photo
Tumblr media
Telah tersedia t-shirt Cianjur Musik Cadas "Osdm #3 white" With Cotton Combed 30s and Plastisol Ink Size : M / L / XL IDR : 130K Order : 0857-9391-3666 (WA / Tlpn) #kaosband #kaosmusik #kaoswebzine #kaoscadas #jualkaos #jajanrock #jualankaos #bandtshirt #cianjurolshop #jajanancianjur (di Cianjur Musik Cadas)
0 notes
Photo
Tumblr media
KAOS POLOS ANEKA WARNA Bahan 100% COTTONCOMBED Stock warna: - Hitam, - Putih, - Abu Misty Muda, - Abu Misty Tua, - Abu Muda, - Abu Tua, - Biru Baby, - Biru Benhur, - Biru Donker, - Hijau Army, - Hijau Botol, - Hijau Fuji, - Hijau Stabilo. - Kuning Kenari, - Kuning Kunyit, - Orange, - Merah Maroon, - Merah Cabe, - Pink Tua, - Pink Muda, - Ungu Muda, - Ungu Tua, - Coklat Tua, - Krem, Cara pemesanan: Warna kaos :.... Size kaos :.... Nama :.... Alamat :.... No.Hp :.... Kirim Ke WA / LINE : 0856 4813 8339 / @widodo_soediro Sms / tlp : 0856 4813 8339 Pengiriman Via JNE, POS, TIKI, WAHANA. welcome Reseller dan Dropshipper. #kaospolos #kaosoblong #kaosanak #kaosdistro #kaosband #kaosmusik #cottoncombed #kaosraglan #kaospolo #sweater #jumper #hoodie #dtgprinting #sablonkaos #sablonsatuan #sablonjakarta #musically #musicallyid #musicallyapp #musergeneration #muserid #grosirkaos #kaosmusically #kaospolosjogja #kaospolossemarang #kaospolosbandung #kaospolosbali #kaospolossolo #kaospolossurabaya #kaospolosmedan (at PonPes Sya'airullah)
0 notes
indysmokeclothing · 5 years
Photo
Tumblr media
Bocoran @tshrtklls Indysmoke Clothing "Most Finest Clothing Production" Convection, screen printing & embroidery Clothing Production & Merch Tshirt, Poloshirt, Sweater, Jacket, Hat, Uniform Custom made in Indonesia Support local product WA: 085781994159 HP/SMS: 081287725979 indysmoke.com #tshirtkills #kaosband #kaosmusik #kaosdistro #sablonkaos #vendorsablon #vendorsablonkaosmanual #vendorsablonkaos #konveksikaos #konveksisablonkaos #sablonkaostangerang #sablonkaosciledug #sablonkaosmurah #sablonmanual #jasasablonkaos #tempatbuatkaos #manualscreenprinting #screenprinting #sablonciledug #sablontangerang #sablonjakarta #sablonindonesia #sablonkaosmurah #sablonplastisol #plastisolink #rubberink #buatkaos #sablonkaoskomunitas #indysmokeclothing #supportlocalproduct #buatanindonesia (at Indysmoke Clothing Production) https://www.instagram.com/p/B4K5fnTlcRP/?igshid=i029li3qm5f0
0 notes