Tumgik
#rihlah
korla-the-kenku · 1 year
Text
Ibn Battuta's Travels
Tumblr media
“The Gift of the Beholders on the Peculiarities of the Regions and the Marvels of Journeys.”
In Arabic, Tuḥfat al-nuẓẓār fī gharāʾib al-amṣār wa-ʿajāʾib al-asfār, or Rihlah (Travels) for short.
Ibn Battuta was a medieval Muslim traveler who wrote one of the world’s most famous travel logs, the Riḥlah. This work describes the people, places, and cultures he encountered in his journeys along some 75,000 miles (120,000 km) across and beyond the Islamic world.
Ibn Battuta’s Riḥlah has tremendous documentary value because of its detailed accounts of social, cultural, and political aspects of much of the Islamic world during the 14th century. His unique and mostly reliable historiography is valuable for the study of history.
6 notes · View notes
al-jadwal · 1 year
Text
We Have What We Have Due To Their Travels
On the authority of Ibrāhīm b. Adham, may Allah have mercy on him that he said: “Surely Allah deflects trials from this ummah due to the rihlah (ie: traveling of) Aṣḥāb (ie: the people of) Ḥadīth.” قَالَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَدْهَمَ -رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْهِ-: إِنَّ اللَّهَ لَيَدْفَعُ الْبَلَاءَ عَنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ بِرِحْلَةِ أَصْحَابِ الْحَدِيثِ. Aḥmad Shākir, al-Bāʿith ʿl-Ḥathīth 1/322 أحمد شاكر، الباعث الحثيث ١/٣٢٢ https://shamela.ws/book/150481/381 Telegram: https://t.me/aljadwal Tumblr: https://al-jadwal.tumblr.com
1 note · View note
kaktus-tajam · 2 months
Text
Berguru
Pernah gak kalian mendengar suatu nasihat, yang sebenarnya sudah pernah didengar, tapi tetap menohok seakan baru pertama kali mendengar nasihat tersebut?
Haha iya itu aku, dalam percakapanku hari ini dengan seorang kakak pembimbingku di SPI:
“Kak, aku mau berangkat S2 ke Amerika, nanti minta rekomendasi buku-buku untuk dibaca ya.”
“Wah jangan baca buku saja, gak semua bisa dipahami lewat buku. Dan lagipula yang utama kan bukan itu.”
“Oh iya ya kak..”
“Iya yang utama tetap berguru.”
Nasihat Kak Rani membuatku merenung. Dulu sekali guru kami Ustadz Akmal Sjafril, pernah menulis di akunnya @malakmalakmal:
"Ilmu semestinya didatangi, bukan 'disuruh datang'. Tanpa bermaksud menafikan pola pendidikan di sekolah, namun sangatlah pantas kiranya jika kita menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam yang begitu mulia.
Kita bisa mendapatkan ilmu dari tulisan-tulisan seorang ulama tentang pentingnya shalat, misalnya. Tulisan tersebut bisa saja berhasil memaparkan sekian banyak dalil tentang pentingnya shalat dan cara pelaksanaannya.
Akan tetapi, jika Anda ingin melihat bagaimana seorang 'alim menangis dalam shalat, tentu Anda harus hadir dan melihatnya sendiri, berbaris dalam shaf bersamanya. Anda bisa saja melihat rekamannya di video, namun kesannya akan berbeda, sebab yang menonton video tidak turut merasakan apa yang dirasakan oleh yang sedang shalat.
Jika Anda di barisan yang sama, merasakan bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an berbicara dan membongkar kegelisahan dalam jiwa, maka mungkin Anda akan turut menangis. Jika Anda berkesempatan untuk ngobrol berdua dengan sang ahli shalat, maka mungkin Anda akan tahu mengapa ia menangis."
Kata ibu:
Iya dulu ibu halaqah di rumah ustadzah. Idealnya seperti itu. Karena ibu bisa saja dapat materi tentang menjadi ibu yang baik atau materi bagaimana taat dengan suami atau materi adab yang lain.. Tapi tentu materi itu akan jauh lebih dahsyat ketika ibu menyaksikan sendiri bagaimana ustadzah menyambut anak-anaknya ketika pulang sekolah, bagaimana beliau menjawab panggilan abi-nya dengan lembut kemudian pamit sejenak dan masuk ke dalam menutup tirai lalu berbincang pelan dan santun.
MasyaAllah. Kita bukanlah murid dari buku, tapi murid dari guru. Betapa pentingnya memiliki guru, karena membaca buku saja tanpa guru maka pemahaman kita (aku, yang masih bodoh ini) dapat keliru. Karena membaca buku saja, tanpa guru maka pemahaman kita akan terkotakkan. Juga tidak dapat bertanya. Juga mudah menyimpulkan seenaknya.
Semoga Allah mampukan. Semoga Allah ridhai perjalanan rihlah ilmiah. Semoga Allah pertemukan dengan guru, para ulama yang menjadi wasilah ilmu dan petunjuk itu.
Selamat berjuang memperbaiki adab.
-h.a.
Semoga Allah jaga guru-guru kami.
66 notes · View notes
mamadkhalik · 1 year
Text
Post Crisis Dakwah Kampus
Pandemi mau tak mau banyak sekali merubah kebiasan manusia, terutama aktivis dakwah. Dari nyamanya forum daring, minim mobilitas, progam kerja, bahkan dalam aspek militansi dakwah.
Mas-mas @sorotbalik berpendapat bahwa pandemi kemarin adalah sebuah masa krisis DK yang memunculkan banyak masalah dan selanjutnya bagaimana mitigasi kita menyelesaikanya di fase post crisis DK.
Satu mindset awal yang harus kita pahami, bahwa setiap progam kerja yang dilakukan haruslah bertujuam untuk merekatkan ukhuwah antar kader. Lakukanlah mabit, lokakarya, rihlah, atau agenda lainya yang tujuanya merekatkan satu sama lain, menyamakan persepsi diawal.
Jangan sampai kedepan bingung lembaga mau dibawa kemana, qiyadah kurang jelas arahan, jundinya kurang tanggap, karena ghiroh saja tak cukup.
Kedua, perkuat silaturahmi antar sesama kader. Kalau sebelumnya secara komunal, di fase ini harapanya bisa lebih intens antara person to person, ikhwan-ikhwan dan akhwat-akhwat.
Atau bisa juga antara ketua dengan kabid-sekbid, dalam upaya ejawantah visi-misi lebih mendetail kalau perlu secara teknis. Ini penting dilakukan di awal.
Ketiga, semangat untuk terus belajar secara bersama-sama. Menurut kacamata pribadi, dalam aspek litbang dakwah kadang menjadi hal yang kurang diperhatikan. Sesederhana membuat survey publik akan persepsi dakwah, pendekatan dengan mad'u secara fardiyah, yang kadang dari data yang dikumpulkan bingung mau diolah seperti apa.
Jangan sampai progam kerja yang kita hadirkan hanyalah asumsi-asumsi pribadi, yang terkadang kurang relate dengan lapangan. Atau menyusun progam kerja berdasar tahun kemarin seperti ini, tahun ini kita lanjutkan saja tanpa analisis kritis yang mendalam serta renstra yang jelas. Sekali lagi, dakwah bukan hanya ghiroh semata.
Terakhir, giatkan kembali konsolidasi langit. Tentu mafhum bersama bahwa kekuatan ADK adalah amal harianya. Jangan sampai kita membicarakan masalah umat, namun sholat subuh keteteran, masbuk jadi andalan, tilawah kalau ingat, dan lain sebagainya. Jangan sampai.
Kita bergerak mencari ridho Allah. Maka ikhtiarkan keberkahan dalam setiap langkahnya.
Giatkan kembali gerakan subuh jamaah nasional, al-kahfi bersama, mabit, iftar jamai, dan agenda-agenda yang mengantarkan kepada ketaqwaan dan keberkahan.
Selanjutnya, dalam upaya menjaga keberkahan juga, hindari hal-hal yang sifatnya membuka aib pribadi dengan oversharing di media sosial. Kita jaga izzah kita sebagai representasi izzah umat.
Hindari ikhtilat. Jangan berlindung dalam alasan bonding dan foto apresiasi, yang justru berpotensi menghadirkan vmj-vmj baru, mencari kesempatan dalam kesempatan juga. Oke zaman sudah berubah, tapi batasan harus tetap dijaga.
Coba sedikit renungi surat As-Shaff ayat 10-13 :
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang besar.
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.
Manusia hanya berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya.
Ya Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi Ala Diinik
#MenujuRamadan #MenyambutGemar
57 notes · View notes
diahuha · 8 months
Text
Cerita Sebuah Mimpi
Pernah ga sih kalian punya impian tapi kalo lagi lihat keadaan saat itu rasanya mustahil?
Aku pernah ngalamin ini,,aku mau nulis ini buat kenang kenangan kalo mimpi tuh bisa aja dikabulin walaupun jalannya mustahil pada saat itu.
Jadi tuh sekitar taun 2014-2015an aku pernah baca buku travelling soal india dan muslim karangan penulis Indonesia yang juga beliau seorang presenter travelling muslim di trans 7. Nah pas baca tuh aku bergumam gitu suatu hari pengen deh ngunjungin india gatau kapan. Kalo liat posisi aku di tahun tersebut,,aku sudah bekerja cuma ya gajiku pas pasan banget nget,,jadi aku cuma simpen mimpiku ke india dalam hati aja.
Fast forward ke tahun 2017 dari pengajianku bikin acara gitu, eh salah satu narsumnya ternyata si mba penulis ini, kebetulan waktu itu aku jadi LO beliau, jadilah sepanjang jalan pas jemput beliau aku ngobrol banyak,,jadi semakin yakin pengen travelling ke India, tapi aku tau taun itu belom bisa nabung kesana.
Nah di tahun 2019, tiba tiba pas lagi jalan survei buat tempat rihlah anak pengajian, ka mute sm ka rahmi lagi tektokan cerita beli tiket ke India karena promo, terus mereka ngajakin aku, pas waktu itu aku kebetulan belom punya uang, jadi aku belom bisa ikutan beli. Tapi abis itu dari situ aku mikir dan hasil komporan ka mute sm ka rahmii, akhirnya bismillah nekatin kumpulin uang buat beli tiket. Soalnya kapan lagi destinasi yang jarang orang incer, terus pergi rame rame. Alhamdulillah kebeli tiketnya.
Ternyata butuh waktu bertaun taun impian itu jadi nyata,, mungkin kita gatau jalannya, tapi Allah tahu caranya, jangan putus asa dari rahmat Allah yah.
13 notes · View notes
ipi25 · 4 months
Text
jadi anak hadist artinya menghargai perjuangan ulama.
emg semua fann ilmu islam itu sampai ke kita semuanya berkah ulama
(krna aku belajarnya hadist yoo jadi aku taunya dri sudut pandang hadist aja bkn syariah ato tafsir ato dkk) n hadist itu klo di muqoror2 diceritain sangat underrate, ilal ga ada yg ihtimam krna susah, cercaan2 kaum yg ngerasa cukup berpedoman ama quran, org2 yg mengingkari sunnah, n banyak tuduhan2 lainnya yg diluncurkan ama kaum muslimin sendiri.
jadi berasa tugas ulama hadist jaman itu bisa double triple, harus ngumpulin hadist sampe rihlah kemana mana, harus ngoreksi hadistnya, blm lagi klo ada taarud, n harus ngeyakinin org2 klo ihtijaj ama sunnah itu penting, harus ngelawan tuduhan2 itu.
intinya, siapapun yg ga ngehargain usaha ulama, minimal tolong kaca mana kaca, sadar diri euy, klo ilmu mereka ga berkah ga bakal ilmu itu sampe ke kita skrng.
2 notes · View notes
fatimahpuri · 1 year
Text
Memeluk Hati yang Hampir Menyerah
Ust. Hanan Attaki,
Jogjakarta, 10 Juni 2023
Nabi juga mengalami kesedihan disaat kehilangan Bunda Khadijah dan Abu Thalib. Dikatain orang-orang tha'if, perempuannya melempari batu dan juga diusir. Setelah itu ke Gua Hira', gimana perasaan nabi saat itu? Nabi begitu tabah.
Peristiwa Isra' Mi'raj adalah rihlahnya nabi. Di Surat Al-Isra' ayat 1 dan An-Najm 13-18. Rihlahnya Nabi mencari bukti² kebesaran Allah di langit dan di bumi. Proses belajar mengenal Allah. Djiwa itu diciptakan dilangit, jadi perlu diobati pake obat langit dengan membaca, memahami dan mengerti ayat-ayat Allah.
Dapat 1 kebaikan. Rusydun ---> hikmah
Rabbana.... min amrina rasyada
Rabbi habli hikman, al ishabal,... wa alhikni bishhalihin
Shortcut doa dikabulkan : dika'bah, dimakam rasulullah. Rihlah yg benar, cari ayat-ayat Allah dilangit dan dibumi, kemudian mendengarkan kisah-kisah. Salah satunya kisah mashitah.
Saat nabi ke langit pertama, nabi ketemu nabi Adam. Nabi adam kemudian cerita, bagaimana kehidupan disyurga dan bagaimana dibohongi iblis lalu di usir dari syurga. Kemudian nabi dapat semangat. Langit kedua, Ada Nabi Yahya dan Nabi Isa. Saking banyaknya Nabi Isa menangis, ia takut kepada Allah trus takut neraka, takut dihukum. Nabi yang lembut. Lalu ada Nabi Isa,
Langit ke 3, Nabi Yusuf. Dari awalnya dibuang ke Sumur yang jelek dan kering sampai di Istana. Kemudian ketemu Nabi Idris, meninggalnya dilangit ke 4, semangat untuk dakwahnya tinggi seperti jama'ah tabligh. Ilmu tasawuf, ada riyadhah 3 hari, 40 hr dll. Diperbolehkan karna bukan sesuatu yang melanggar. Naik ke langit ke 5, Nabi Harun (Bp. Public speaking) Fashahtul lisan (Bicaranya lembut), ada haters namanya Samiriy. Sampai Nabi Musa berdoa biar dibersamai Nabi Harun karna keren dalam bicara. Tapi di Al-Qur'an itu selalu waidz qala Musa (Musa berkata) artinya ada kedahsyatan doa Nabi Musa Rabbishrahli shadri wayasirli amri. Nabi Ibrahim paling baik menyambut tamu, setiap hari 100 unta di sembelih, ribuan tamu dijamu oleh Nabi Ibrahim.
Kurang apa kita menjadi pengikut Nabi Muhammad? masuk surga duluan, dibicarakan lintas generasi para nabi. Air wudhu, dzikir, shalawat itu menjadi penerang. Rutinkan shalawat minimal 100-300 kali.
Langit ke 7, puncaknya ketemu Nabi Ibrahim. Allah menyediakan Masjidil Haramnya Langit. Namanya Baitul Makmur, sejak Allah menciptakan Baitul Makmur, setiap hari 70 ribu malaikat yang tugasnya beribadah di Masjid Baitul Makmur. Diciptakan untuk sujud dan ga keluar sampai hari kiamat. Jadi kalau kita ga sujud, gada ruginya bagi Allah.
Begitu datang dengan sambutan "selamat datang anak ku yang shalih, nabi yang shalih" cerita jg Nabi Ibrahim, Hasbunallah wanikmal wakil. Cerita rihlah ke Palestina, Ada Bunda Hajar, dll. Sampai puncaknya ke Sidratul Muntaha
Hikmahnya : rihlahnya nabi itu sowan ke ulama. Denger cerita inspirasi dakwah. Habib Syarif di Bandung cerita tentang ayahnya yg Hafidz (dibulan ramadhan khatam 60 kali). Sehari 20 jam. 1 Jam 30 Juz. 20 menit 1 juz. Ustadz Hanan "wah bisa nih, tapi bertahan sampe satu juz. Abis itu ngopi" hehehe.
4 notes · View notes
mefendi27 · 1 year
Text
Tumblr media
Tidak Mudah, butuh Keberanian, Nyali dan Kesabaran Tinggi untuk berani bicara & memimpin Ras Manusia Terkuat di Muka Bumi ( Ibu-Ibu) dan Ras Manusia Terlucu (Anak Kecil).
Kamu Hebat. Sayang. 💜
-Bogor, Mei 2023
Rihlah Bimba plus Tahfiz Al-Mahdiyyin
3 notes · View notes
imkswndi · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media
Seorang pengajar Al-Quran di sebuah masjid mengisahkan:
📌 Seorang anak kecil mendatangiku. Dia ingin mendaftar di halaqah Al-Qur’an yang aku bina. Aku menanyainya: "apa kamu hafal beberapa ayat Al-Qur’an?" "iya" “coba sekarang bacakan aku beberapa surat di juz amma ya." dia pun membacanya.
“Apa kamu hafal surat tabarak (Al-Mulk-red)?” "iya." Aku pun kagum dgn hafalannya pada usia yg masih belia ini.
“apa kamu hafal An-Nahl?" "iya"
Bertambah kekagumanku padanya. kemudian aku ,tanyakan tentang surat-surat panjang. "apa kamu hafal Al-Baqarah?" "iya" dia membacanya dan tak salah sedikitpun. Meleleh hatiku semakin kagum.
"ananda, apa engkau hafal Al-Qur’an seluruhnya?" "iya”
سبحان الله masyaAllah Aku memintanya untuk datang besok bersama ayah sebagai walinya. aku berpikir bagaimana mungkin seorang ayah mampu menjadikan anaknya seperti ini?
Esoknga, ia datang bersama ayahnya. Kulihat penampilan sang ayah sepertinya tidak melazimi sunnah dan bukan penghafal.
Ayahnya menuturkan kepadaku: "apakah anda kagum? Aku akan menghentikan. kekagumanmu dan kuceritakan bahwa dibalik layar kesuksesan anak ini ada seorang wanita dengan kekuatan seribu lelaki. Dialah ibunya.
Aku ceritakan kabar gembira bahwa aku punya 3 anak dan semuanya adalah penghafal Al-Qur’an. Anakku yang terakhir berumur 4 thn namun sudah menghafal Juz Amma.
Dulu ibunya, ketika mendidik mereka berbicara, dia memulainya dengan mengajarkan alquran kepada mereka. mengajarkan mereka berbicara yaitu dengan Al-Qur’an.
Ibunya juga menumbuhkan kompetisi sehat. Siapa yang menghafal duluan, dia akan bebas memili makan malam di malam itu. Siapa yang duluan muraja'ah dialah yang akan memilih kemana kita akan rihlah saat libur mingguan.
Siapa yang mengkhatam duluan, dialah yang akan memilih kemana kita berpergian saat libur panjang. Inilah metode ibunya."
Ternyata beginilah wanita mulia, ketika ia sholehah maka sholeh lah pula sebuah rumah tangga.
Penulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Bagaimanakah seseorang bisa mendapatkan anak yang shalih? Ternyata semua itu berawal bukan sedari mendidik anak ketika telah lahir. Namun faktor utama adalah pada istri yang shalihah. Karena istri adalah madrasah awal di rumah.
Kalau suami salah memilih atau membina istri menjadi baik, maka keadaan anakmu ikut serba salah. Kalau suami menyerahkan pada istri yang shalihah, anaknya jelas ikut shalih. Karena yang sehari-hari bertemu dengan anak di rumah adalah ibunya.
Orang Arab mengatakan, ‎الأُمُّ هِيَ المَدْرَسَةُ الأَوْلَى فِي حَيَاةِ كُلِّ إِنْسَانِ "Ibu adalah sekolah pertama bagi kehidupan setiap insan.” Sumber https://rumaysho.com/12520-berawal-dari-istri-shalihah.html
🔁 instagram.com/ummusza/
4 notes · View notes
irfaaaaannnn · 1 year
Text
Orientasi Mahasiswa Baru
Bagi mahasiswa, tahun pertama itu adalah tahun yang paling krusial. Setiap langkah keputusan yang diambil, kecil atau besar, menentukan tahun-tahun berikutnya.
Karena menuntut ilmu itu seperti sebuah perjalanan di gurun pasir. Harus punya bekal dalam berjalan, harus punya tujuan mau kemana, punya peta agar tak tersesat, punya rekan untuk mengobrol dan tak suntuk di sepanjang perjalanan.
Tidak heran jika para ulama zaman dahulu seringkali menamai menuntut ilmu dengan sebuah rihlah (perjalanan).
Sesekali kita akan digoda dengan oase di tengah gurun pasir. Beberapa memilih menetap dan tak mau melanjutkan perjalanan, beberapa lagi sebaliknya. Karena ia tahu, yang ia tahu apa yang ia cari.
Di Mesir, bersyukur sekali kami memiliki senior-senior yang mau 'turun gunung' membimbing adik-adiknya, agar kami untuk melangkah pada tangga nomer 1, yang paling dasar, bukan langsung loncat ke nomer 10.
Mesir itu kalaulah bukan kita yang menaklukkannya, maka kitalah yang akan ditaklukkannya.
Foto : Ormaba (Orientasi Mahasiswa Baru) dari Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau (KMM) Mesir 2023.
Tumblr media
2 notes · View notes
bilabercerita · 10 days
Text
PERBEDAAN DAN SUDUT PANDANG
Masih teringat jelas awal awal masuk perkuliahan, aku merasakan adanya perbedaan lingkungan dan suasana ruangan kelas dari pengalaman kuliah sebelumnya.
Salah satu yang amat terasa saat itu adalah, ketika waktu istirahat yang hanya diberikan 15-30 menit, betul betul digunakan teman teman untuk menunaikan shalat. Kalaupun waktunya masih sisa, barulah dipakai untuk beli jajan ke kantin (itupun jarang) karena kebanyakan memilih kembali ke kelas untuk ngobrol atau malah diskusi materi kuliah yang baru saja diberikan dosen.
Aku merasakan sekali perbedaan "waktu istirahat" dan "penggunaannya" dari jenjang kuliah sebelumnya. Karena dulu, aku sendiri pun seringnya menggunakan atau bahkan memprioritaskan waktu istirahat yang relatif lebih panjang itu, dengan keluyuran cari tempat makan yang pas untuk mengisi perut.
Selain waktu istirahat, sebetulnya perbedaan yang amat berkesan dan membuatku tertegun kagum adalah semangat teman-teman dalam memahami materi yang disampaikan dosen, sehingga mereka tidak merasa sungkan untuk bertanya jika memang masih belum paham.
Jadi teringat, saat itu ada teman yang bertanya dan pertanyaan yang dia ajukan ke dosen waktu itu, merupakan pertanyaan basic, yang sebetulnya bisa saja dicari di google.
Jika kejadian diatas terjadi diperkuliahan sebelumnya, mungkin akan menuai tatapan kurang mengenakkan dari teman lainnya (aku salah satu yg turut ikut memberikan tatapan itu huhu. astaghfirullah wa atuubu ilaih)
Namun berbeda, saat kejadian tersebut aku temui diperkuliahan sekarang, aku sama sekali tidak menemukan adanya spontanitas ekspresi dari teman lainnya yang menyudutkan seolah bilang (yaampun, ini pertanyaan nya gampang banget, kenapa ga cari di google sih..)
JUSTRU SEBALIKNYA.. dari mereka malah ikut memasang raut muka penasaran dan ingin tahu juga, padahal aku yakin kalau diantara kami sebetulnya ada yang sudah tau jawabannya.
Pengalaman hari itulah yang kemudian membuatku berpikir bahwa, ternyata memahami sesuatu dari banyak sudut pandang itu sangat dibutuhkan dalam rihlah thalabul 'ilmi ini. Dan aku rasa.. memang sudah semestinya kita sebagai penuntut ilmu mampu merefleksikan "Sikap Menghargai" dan "Penasaran/Ingin tahu"
Karena semakin banyak melihat dan memahami sudut pandang, akan membantu membentuk kita menjadi pribadi yang menghargai, dan membantu meningkatkan analisa kita terhadap sesuatu.
Bil.. teruslah belajar menghargai, teruslah pupuk rasa ingin tahumu, dan teruslah perdalam pemahamanmu dengan melihat lebih banyak sudut pandang..
s.b
Teruntuk yang baca.. maafkan jika tulisanku sulit dipahami, karena sebetulnya aku tidak pandai dalam menulis hehe :)
0 notes
miftakhuljannah63 · 13 days
Text
The Homeland of Sholihin
Rasanya setelah menyelesaikan series ini:
gak nyesel sama sekali ambil kelas ini. Sekarang kalau rihlah, traveling, jalan, healing apapun namanya itu berusaha menghadirkan perasaan "rindu surga". Kalau pas main ke alam kesannya "wah bagus banget pemandangannya, tenang, sejuk.. apalagi nanti di surga" pokoknya berusaha connect to surga. Kalau pas main ke mall kesannya "wah asik, ramai, nemu barang2 yang lucu2, bagus.. apalagi nanti di surga" pokoknya berusaha connect to surga.
Bahwa harus berani "meminta" tempat yang terbaik, surga tertinggi bersama para nabi dan menumbuhkan rasa "pengen banget" lihat wajahnya Allah nanti di surga.
0 notes
nurulhade-blog · 2 months
Text
Dear Allah,
Hari ini aku mengirimkan pesan ke suamiku. Aku ucapkan terimakasih atas kesabarannya yg seluas samudera dan aku bersyukur Engkau telah menghadirkan ia yg selalu meneduhkan di setiap terikku.
Ya Allah terimakasih sudah menghadirkan seorang seperti dia, menemani dalam ibadahku, membuat aku semakin mengenal dan ingin dekat denganMu. Ya Allah hari ini aku mengirimkan pesan untuknya. Aku mengatakan ingin rihlah dengannya di surgaMu nanti, tapi aku malu ya Allah, aku malu akan amalku yg masih compang-camping ini, aku malu ya Allah. Tapi aku ingat dengan pesanmu yang begitu romantis.
Ya Allah masihkah Kau anggap aku sebagai hambaMu, jika dosaku sebanyak buih di lautan?
Ya Allah aku ingin rihlah bersama suamiku. Ya Allah mampukan kami.
Jakarta , Malam Ramadhan ke-8 di dalam kosan
0 notes
qoriath · 4 months
Text
Sinai, 2014.
Waktu itu pukul 3.00 dini hari kalau tidak salah. Rombongan siap untuk mendaki. Tidak pernah tercita-cita dalam fikiran ku untuk mendaki gunung, bahkan saat membaca itinerary romobongan rihlah kala itu, sudah berniat akan menunggu saja dibawah. Sinngkat cerita akhirnya ikut menanjak. Gelap dan dingin. Malam itu tidak terlihat apa-apa, dengan bantuan senter kecil yang terlihat hanya jalan yang sedang dipijak yang berbatu dengan sesekali kotoran Onta yang bertebaran. Seingatku tidak banyak yang aku lakukan ketika mendaki, hanya fokus terus berjalan, sambil berharap segera sampai ke akhir.
Pertama kali dalam hidup saat itu aku melihat sunrise, dan berada lebih tinggi daripada awan (kecuali di pesawat). Indah bismillah masyallah. Tapi yang paling aku ingat dari perjalanan itu, adalah tentang ketidaktahuanku akan medan yang sedang aku lalui. Saat matahari mulai muncul, dan melihat sekeliling ku, seperti apa area yang aku lalui tadi malam itu; bukit berbatu, terjal, dan ada yang setapak. Mustahil rasanya akan ikut rombongan jika saja aku tau medan terjal seperti itu sebelumnya.
Begitulah hidup, Allah meng-hijab kita dari apa yang akan kita temui dimasa depan agar kita terus berjalan dan berusaha sekuat tenaga. Karena Islam bukan result oriented, tapi pada proses itu iman ditempa dan pahala ganjarannya. InshAllah #Ntms
1 note · View note
embunmerindu · 6 months
Text
# umi .. kita ke Marbella itu rihlah sekaligus ujian.
* ujian apa mas, ke sana
# ujian mental
*******
Sepenggal chat yg dikirim my bujang ketika mengabarkan tujuan rihlah.
Sudah menjadi rahasia umum apa yg sering di alami oleh para pengunjung di sana, tetapi sedikitpun tidak ingin membuat my bujang takut.
Tetapi justru mengingatkan agar mereka tidak lalai dan melakukan hal hal yang justru mengundang hal hal yang tidak diinginkan.
Hingga setelah kepulangan berbagai cerita horor merebak tentang hal hal yang terjadi di luar nalar. Biidznillah..
Salah satunya yg ditulis my bujang lewat chat di grup keluarga, berikut :
Tumblr media
Itu hanya satu contoh, karena ada banyak cerita yang lain yg di alami oleh teman² my bujang, alhamdulillahnya di kamar my bujang tidak ada hal hal yang aneh yang terjadi.
Bahkan ada beberapa kamar tidak ditempati karena mereka memilih tidur bersama sama di luar ( aula) termasuk ustadz pendamping.
Qodarullahu wamaa sya-a fa'ala.
Iya.. betul rihlah kali ini bisa di bilang ujian mental sebeljm ujian yang sesungguhnya awal tahun depan, karena mereka akan teejun langsung berdakwah di desa desa puncak gunung di daerah Garut selama beberapa hari. Tentu saja tidak ada tempat singgah dan makanan yang tersedia dan akan banyak tantangan yang akan dihadapi.
Meski baru kelas 3 SMP namun bukan berarti mereka lemah dan manja, biidznillah..
0 notes
senyum-man-blog · 7 months
Text
kunikmati kata sebagai rihlah indra
melatih peka mengeja petuah semesta,
obat hati dari mabuk dunia
0 notes