Tumgik
#Tugas Madrasah
Text
Tempat Praktek Smk Pemasaran Di Jogja 08ᣮl.Ꮞ506.0500(whatsApp)
Tumblr media
Pabila anda tengah mencari tulisan tentang tempat praktek smk pemasaran di jogja, kamu terletak di web yang tepat. Cepatnya perkembangan teknologi informasi belakangan berikut ini berdampak bagus di seluruh kalangan. Anak sekolah, pelajar perguruan tinggi, ataupun masyarakat dapat dengan praktis menemukan informasi yang mereka inginkan. Tidak perlu repot-repot hadir ke tertentu daerah bagi mempunyai pengetahuan mengenai tempat yang sudah disebutkan. Janji bisa terkoneksi dengan network online, dimanasaja kami cukup kita bisa menggali seluruh pengetahuan yang kami butuhkan. Situs ini sengaja kami buat bagi menyediakan informasi-informasi untuk sebagai keperluan riset, tugas madrasah, / yg lainnya. Komentar atau saran yang membangun sangat kita butuhkan demi perkembangan pengetahuan yang kita paparkan Pada pembuatan laporan ini penulis memakai cara dan beberapa teknik penulisan dg bidikan agar mempermudah didalam pengumpulan referensi, jadi tata laporan berikut ini dapat terbuat dengan lagi oke serta cocok situasi ketentuan. Adapun cara dan tekhnik yg di gunakan pada penyusunan laporan diantara pada penyusunan laporan ini penulis memakai metode deskriptif mengargumentasikan serta memaparkan permasalahan dengan terperinci sesuai dg pengetahuan dan fakta yg ada.
tempat praktek industri smk jurusan bisnis
Iinstitusi bisa mengisi kebutuhan tenaga kinerja lepas yg berwawasan akademi tentang praktek fungsi lapangan tersebut. Bumi fungsi / institusi kinerja tersebut akan memperoleh tenaga fungsi yg cocok dengan bidangnya. Lalu laporan praktik kinerja lapangan dapat dimanfaatkan bagi salah esa dasar data tentang situasi biasa institusi daerah praktik yang sudah disebutkan. Halaman berikut ini berisi tulisan mengenai tempat praktek smk bisnis online yang melimpah diburu manusia sehingga melimpah pula yang mendambakan wacana sekitar pembahasan yang sudah disebutkan, mengapa demikian. Karna sekitar ulasan, satu orang bisa mengisi kebutuhan risetnya, sebagai hulu wawasan mandat makalah di pendidikan, dan yang paling penting satu orang akan memiliki pengetahuan baru serta wacana yang luas. Haluan dibuatnya ulasan ini demi orang yg sedang menggali informasi dapat mengunjunginya dengan kilat. Tehnologi di zaman globalisasi tempo ini telah sangat maju serta canggih, setiap orang dapat menemukan wacana dari aneka pangkal. Tiada pandang pada desa maupun pada kota asal ada network online dan alat yg menopang, orang mana saja dapat menemukan serta membaca wacana ini. Sehingga, kapanpun, dimanasaja, kau dapat menemukan website berikut ini. Jika anda mendapatkan pendapat atau opini lain, silahkan tulis komentar di tabel yang telah tersedia atau bisa mengkontak kami ke nomor yg telah tercantum di sini
tempat prakerin smk jurusan bisnis pemasaran
Dan butuh diketahui bahwasanya saat ini banyak pelajar smk pkl cuma 3 bulan 10% sekitar saat perguruan smk. Cocok dengan niat pkl berikut ini ialah pelatihan murid smk di pabrik guna mendapatkan kompetensi bertindak dengan jangka saat tertentu acap lebih dari 12 bulan, oleh karena itu pabila pkl cuma dilakukan 3 bulan sangat sulit sebagai murid smk mempunyai kompetensinya. Lanjut du di tiada peduli atau keberatan didalam psg murid smk karna mengamati jangka kali begitu cepat tersebut.
#<a href='https://1.bp.blogspot.com/-XifdtvAOWuA/X7SueG-qSuI/AAAAAAAAAh8/b1rZnhlcl4wbvXX2PTgVyuyhujkMpg78QCLcBGAsYHQ/s1600/tempat-praktek-smk#kamu terletak di web yang tepat. Cepatnya perkembangan teknologi informasi belakangan berikut ini berdampak bagus di seluruh kalangan. Anak#pelajar perguruan tinggi#ataupun masyarakat dapat dengan praktis menemukan informasi yang mereka inginkan. Tidak perlu repot-repot hadir ke tertentu daerah bagi mem#dimanasaja kami cukup kita bisa menggali seluruh pengetahuan yang kami butuhkan. Situs ini sengaja kami buat bagi menyediakan informasi-inf#tugas madrasah#/ yg lainnya. Komentar atau saran yang membangun sangat kita butuhkan demi perkembangan pengetahuan yang kita paparkan <br>Pada pembuatan l#jadi tata laporan berikut ini dapat terbuat dengan lagi oke serta cocok situasi ketentuan. Adapun cara dan tekhnik yg di gunakan pada penyu#mengapa demikian. Karna sekitar ulasan#satu orang bisa mengisi kebutuhan risetnya#sebagai hulu wawasan mandat makalah di pendidikan#dan yang paling penting satu orang akan memiliki pengetahuan baru serta wacana yang luas. Haluan dibuatnya ulasan ini demi orang yg sedang#setiap orang dapat menemukan wacana dari aneka pangkal. Tiada pandang pada desa maupun pada kota asal ada network online dan alat yg menopa#orang mana saja dapat menemukan serta membaca wacana ini. Sehingga#kapanpun#dimanasaja#kau dapat menemukan website berikut ini. Jika anda mendapatkan pendapat atau opini lain#silahkan tulis komentar di tabel yang telah tersedia atau bisa mengkontak kami ke nomor yg telah tercantum di sini<br><h3>tempat prakerin s#oleh karena itu pabila pkl cuma dilakukan 3 bulan sangat sulit sebagai murid smk mempunyai kompetensinya. Lanjut du di tiada peduli atau ke#gelas cup plastik#harga gelas plastik es teh
0 notes
taufikaulia · 3 months
Text
Jadi Orang Tua Itu Harus Komit Sama Prioritas Pengasuhan dan Jangan Gampang Nyerah
Jadi orang tua itu harus bisa nerima realita bahwa jadi orang tua itu pasti capek.
Prioritas dalam mengasuh seorang anak itu harus menyeluruh. Gak bisa cuma fokus di salah satu aspek kayak cuma yang penting menyediakan makanan, pakaian, dan sekolah yang baik, tapi abai dengan aspek-aspek lain kayak disiplin jam tidur dan pola hidup anak di dalam rumah.
Prioritas orang tua dalam membesarkan anak itu harus seimbang dalam semua aspeknya. Kalau cuma beberapa aspek saja yang jadi prioritas kita, kasihan si anak nanti karena si anak itu butuh SEMUANYA, bukan cuma butuh pakaian saja, makanan saja, atau sekolah saja.
Semua aspek hidup anak kita harus diperhatikan. Jam tidurnya, jam bangunnya, jam makannya, jam mainnya, jam belajarnya, jam ibadahnya, juga kapan dia harus disapih—jika anaknya di umur 2 tahun, orang tua harus punya komitmen di sini. Gak bisa asal jalan saja dan terus nyerah kalau anaknya ‘susah’ diarahkan.
Misal, kalau dari awal jam tidurnya gak disiplin, ke depan ya bakal susah buat bikin anak punya jam tidur yang disiplin, tidur lebih awal, dan bangun lebih pagi. Saat anak sudah terbiasa tidur larut malam, orang tua yang baik harusnya ‘alarm’-nya nyala kalau ini tuh gak baik, gak baik buat pertumbuhannya dan gak baik buat habitnya karena pagi-pagi harus dibiasakan shalat subuh dan persiapan sekolah. Morning person itu dibentuk dari kecil.
Orang tua harus mengerti bahwa yang namanya mengubah kebiasaan buruk ya dengan membangun kebiasaan baru yang baik. Gak instan. Pelan-pelan tapi kontinyu. Misal buat memperbaiki jam tidur anak jadi lebih awal, ya orang tuanya harus konsisten setiap hari mempersiapkan anak agar tidur lebih cepat. Mulai dari sikat gigi anak, ganti pampers, sampai waktu skin care-an orang tua ya juga harus lebih cepat. Kalau orang tuanya gak disiplin, mau ngandelin siapa lagi? Anaknya kan belum bisa mengurus dirinya sendiri.
Masih soal contoh memperbaiki jam tidur anak, di malam pertama anak masih susah tidurnya, orang tua nunggu lama sekali sampai anak tertidur. Ya jangan nyerah. Hari kedua coba lagi. Ketiga coba lagi. Keempat coba lagi. Sampai jam tidurnya bener. Kalau nyerah sekali saja, ya gak akan bener tuh jam tidurnya.
Soal menyapih juga sama. Anak tuh kalau gak dikasih nyusu sama ibunya pasti nangis ngerengek minta nyusu. Kalau gak disetop ya bakal gitu terus. Nah ada orang yang mudah menyerah, bukannya gak tega, tapi gak tahan ngadepin anak rewel. Alhasil dikasihlah terus anaknya nyusu. Gagal terus menyapihnya.
Lihat apa penyebabnya? Orang tuanya gak komit dan gampang nyerah.
Kalau di dua contoh ini saja orang tua gagal membangun habit anaknya, apa gunanya hal-hal lain yang diprioritaskan kayak makanan dan sekolah yang baik tadi? Jadi gak optimal.
Orang tua itu harus menyeluh prioritasnya. Ibu adalah madrasah pertama seorang anak, maka jadilah sekolah yang mengajarkan nilai, akhlak, adab, habit, pengetahuan dan pemahaman. Ayah juga sama. Saling melengkapi.
Baik ibu dan ayah jangan sampai absen dalam membesarkan anak di semua aspek tadi. Prioritasnya juga sama. Jangan cuma fokus ke beberapa aspek saja. Bagi tugas dan jangan buang-buang waktu di dalam rumah.
Orang tua yang bekerja pasti capek. Makanya atur prioritas dan komitmen di situ. Pulang kerja sampai rumah JANGAN LANGSUNG TIDURAN SAMBIL MAIN HAPE. Kerjakan dulu sesuai prioritas ini.
Segera bersih-bersih diri.
Tunaikan dulu ibadah wajib seperti shalat di awal waktu. Jangan di akhir.
Urus kebutuhan anak seperti makan dan tidur tepat waktu.
Kerjakan tugas-tugas pokok di dalam rumah.
Sediakan waktu untuk ngobrol, bermain, atau mengajari anak sesuatu.
Baru istirahat, tidur, atau main hape.
Sebenarnya tidak masalah jika kita orang tua menyempatkan istirahat atau membuka hape di sela-sela aktivitas 1-5, hanya saja harus sadar diri untuk punya batas seperti maksimal 5 menit saja rebahan sambil buka hape, jangan sampai kebablasan. Kalau molor, dampaknya ke anak kita.
Anak itu sejatinya menunggu orang tua akan ‘meng-apakan’ dirinya. Jadi ya jangan ditunda-tunda atau diabaikan anaknya.
Hal yang sifatnya kebutuhan pribadi orang tua seperti istirahat, entertain, atau skin care bisa dikerjakan setelah anak tidur dan tertunaikan haknya. Jangan kebalik, bahkan jika beralasan: kalau saya nidurin anak dulu nanti saya ikut ketiduran jadi gak bisa skin care-an.
Ya salah sendiri ketiduran. Sebenarnya bisa saja dikerjakan di sela-sela aktivitas tadi, tapi jangan lelet.
Yakin deh, kalau disiplin mengerjakan poin 1 sampai 6 di atas tanpa buang-buang waktu di sela-selanya, orang tua akan punya banyak waktu setelahnya (baca: setelah anak tertidur).
Yang jadi masalah itu kalau habit orang tuanya gak disiplin, pulang kerja sampe rumah langsung rebahan sambil main hape 30 menit, sholat maghrib sengaja diakhirkan biar wudhunya bisa sekalian buat sholat isya, di sela-sela semuanya terus buka hape scroll sosmed dan bales-bales WA, gak sempet tilawah apalagi ngajarin anak sesuatu. Problem utamanya: orang tua yang procrastination dan gak disiplin sama prioritas pengasuhan.
Jadi orang tua itu memang capek. Jangan cengeng dan gampang nyerah. Gak usah banyak alasan. Perkara prioritas pengasuhan ini bukan hal yang butuh uang banyak, cuma butuh kemauan aja.
@taufikaulia
243 notes · View notes
kaktus-tajam · 2 months
Text
Tentang Perpustakaan
Ketika aku studi di Cina aku kaget karena perpustakaan harus tutup di malam hari
Loh kenapa?
Karena kalau buka 24 jam, dijamin orang-orang tidur semua di perpus untuk belajar
Ujar temanku yang kuliah kedokteran di Cina.
Ia melanjutkan,
Bahkan di akhir pekan, antrian masuk ke perpustakaan itu sampai ke jalanan
Aku kagum akan budaya semangat belajarnya. Dulu ketika aku di bangku SD (yang menggunakan kurikulum Singapur) pun demikian, perpustakaan harus ditutup di jam istirahat makan siang. Kenapa?
Bukan karena petugasnya istirahat, tapi.. agar murid-muridnya bersosialisasi di kantin dan main di playground!
Sebelumnya ketika perpustakaan tetap buka, ternyata banyak murid yang “ansos” karena memilih membaca di perpustakaan. Hal itu mengkhawatirkan para guru, akhirnya ditutuplah library sepetak kami itu.. saat jam recess dan lunch.
Perpustakaan kami pun membuat peraturan hanya boleh meminjam 1 buku dalam 1 kali kesempatan, karena jika tidak dibatasi semua murid berebut meminjam 3-4 buku.
SD kami juga punya library week (pekan perpustakaan) dimana para murid bertukar buku, sekolah mengadakan pameran buku-buku impor, menyelenggarakan lomba-lomba literasi, bahkan memberikan awards untuk mereka yang mengisi reading log terbanyak.
Oh ya, tiap term sekolah kami juga diwajibkan membaca dan mengulas satu buku yang sama untuk satu kelas. Lalu biasanya diadakan project terkait buku tersebut entah itu poster, drama, karya tulis. Aku ingat sekali, pertama kali pindah ke SD tersebut di kelas 4, buku pertama yang ditugaskan adalah James and The Giant Peach - Roald Dahl.
Tugas itu membuat aku menangis. Haha, iya karena itu kali pertama harus membaca buku bahasa Inggris di rumah, sendiri. Menangis karena tidak paham isi bukunya! Maklum, dipindahkan dari SD negeri (tanpa modal bahasa Inggris) ke SD swasta itu.
Di term-term berikutnya kami membaca ragam buku: Freckle Juice, A Wrinkle in Time, Narnia, dan lain-lain.
Mengingat masa-masa tersebut selalu membawa kenangan hangat dan penuh syukur karena ditakdirkan guru-guru yang ikhlas dan percaya: Dipercaya (dengan kemampuan alakadarku saat itu) untuk masuk ke kelas EL1 dan bukan ESL, diberikan cap “impressive” di esai pertamaku hingga akhirnya bisa memberikan speech kelulusan SD juga dalam bahasa Inggris.
Dari wasilah perpustakaan kami yang berkarpet biru itu, Allah mengantarkan kami berkeling dunia dalam imajinasi, membuka cakrawala ke pemikiran-pemikiran besar. Allah juga titipkan kecintaan membaca dan kecintaan pada buku.
Walau masih jauuuuh dari obsesi membaca para ulama, yang tidak pernah kenyang menelaah kitab…Tapi semoga Allah hadirkan hikmah dari taman-taman baca, perpustakaan, dan ruang buku itu. Semoga kelak dapat menghadirkan ruang literasi, mewariskan semangat berilmu, dan meneladankan adab terbaik pada buku.
Saat membahas tentang membaca buku, di dalam Shaid Al-Khâti, Ibnul Jauzi berkata menceritakan dirinya,
“Aku tidak pernah kenyang membaca buku. Jika menemukan buku yang belum pernah akulihat, maka seolah-olah aku mendapatkan harta karun.
Aku pernah melihat katalog buku-buku wakaf di madrasah An-Nidhamiyyah yang terdiri dari 6.000 jilid buku. Aku juga melihat katalog buku Abu Hanifah, Al-Humaidi, Abdul Wahhab bin Nashir dan yang terakhir Abu Muhammad bin Khasysyab. Aku pernah membaca semua buku tersebut serta buku lainnya.
Aku pernah membaca 200.000 jilid buku lebih. Sampai sekarang aku masih terus mencari ilmu."
Atau sebagaimana bapak bangsa kita, Buya Hamka dengan kebiasaannya membaca.
Sejak kecil, Hamka sudah keranjingan membaca. Ketika Hamka kecil tahu bahwa gurunya Zaenuddin Labay El Yunusy membuka Bibliotek, yaitu tempat penyewaan buku, maka Hamka selalu menyewanya setiap hari. Setelah membaca Hamka selalu menyalinnya kembali dengan tulisan sendiri. Ketika uangnya habis, Hamka selalu membantu pekerjaan di percetakan, dan imbalan yang dipintanya yaitu diperbolehkan membaca buku.
Termasuk ketika Hamka naik haji dan menetap di Makkah, untuk menyambung hidupnya karena perbekalan sangat terbatas, Hamka bekerja di percetakan kitab. Disana pula Hamka tenggelam dalam lautan ilmu. Ratusan kitab dibacanya. Di tempat itu Hamka antara bekerja dan menuntut ilmu.
Rabbi zidnii ‘ilman..
-h.a.
Ditulis karena baru saja hari ini mengunjungi perpustakaan (lagi) hehe senang alhamdulillah
43 notes · View notes
l-edelweis · 10 months
Text
apa yang kamu lakukan jika kamu menyukai seseorang?
Sebuah pertanyaan yang lagi sering aku lontarkan ke temen-temen aku. Yah, semacam semi survey kalik ya wkwk.
Sebetulnya aku nulis ini karena habis baca tulisan-tulisan di blog salah satu kawan aku di Mu'allimaat. As usual, kalau bersinggungan sama temen-temen Mu'allimaat tuh aku jadi merasa 'muda' lagi. Yha, bukan berarti aku sekarang udah tua juga sih hahaha. Tapi kayak rasanya tuh balik lagi ke usia belasan dimana masa-masa itu adalah masa yang sangat indah dan terutama masa merah-jambunya yang, menurutku agak nggak mainstream dibanding teman-teman yang sekolahnya nggak sistem asrama kayak Mu'allimaat(?)
Pernah ada temen yang nanya (ini doi bukan anak Mu'allimaat), 'kalau sekolah asrama gitu kan, cewe semua ya, terus kalian pernah suka sama cowo nggak? Pernah kenal sama cowo nggak?' Mungkin bayangannya sekolah di asrama kaya Mu'allimaat ini bener-bener yang di satu kompleks homogen terus terisolasi dari dunia luar(?) Haha padahal emang Mu'allimaat tuh sekolah asrama yang muridnya cewe doang tapi percayalah, hampir tiap pekan aku selalu menghabiskan Jum'at liburku dengan pergi ke malioboro, joging di alun-alun selatan, main ke halaman kraton, kadang ada acara organisasi di halaman masjid gedhe kauman yang memorable itu, terus kadang kalau ada sekaten pasar malem pas Maulud Nabi Muhammad tuh anak Mu'allimaat digilir per-asrama buat berkunjung kesana--dengan tujuan 'menghidupkan dan mempelajari sejarah', pernah juga sepedaan sampe ke tugu jogja, alias kita ngga bener-bener se-'tertutup' itu kehidupan sosialnya. Terus ada teknologi bernama internet dan tempat bernama warnet yang menjadi ruang bagi kami bersosial melalui media-media. Jadi kesempatan buat ketemu sama anak sekolah sebelah alias Mu'allimin itu ada? ADA! wkwk yha itu berlaku untuk beberapa orang dan tidak berlaku buat aku yang cupu ini kalo ketemu sama cowo (waktu itu) bawaanya pengen kabur aja karena nggak tau harus ngapain gimana dan bersikap seperti apa dan memasang mimik wajah yang bagaimana.
Jadi maksudnya 'kehidupan merah-jambu yang nggak mainstream itu yang bagaimana?' Waktu itu pernah ada temen yang nyeletuk, 'pacarannya anak Mu'allimin-Mu'allimaat tuh keren tauk. LDR nggak pernah komunikasi gitu kan, terus paling ketemu cuma seminggu sekali pas libur Jum'at' Hahaha ya bener juga. Nggak boleh bawa hape dan seperangkat gawai lain, kegiatan madrasah super sibuk, tugas seabrek, jadi kapan pacarannya kalau nggak lewat doa, eh, maksudnya, kalau nggak pas weekend Kamis-Jum'at?
Nggak heran ada temen yang sampai bingung, 'gimana sih rasanya suka sama orang?' wkwk ya aku juga pernah ada di fase itu sih, penasaran rasanya suka sama orang tuh gimana. Ngelihat temen-temen yang lagi mabuk cinta kok kelihatannya seru, lucu, menggemaskan, meskipun sesekali alay lebay ngga ketulungan. Yha, mungkin aku juga gitu ya pas ada di fase 'akhirnya suka sama orang' wkwk mungkin teman-teman melihat aku dengan keseruan, kelucuan, dan kealayanku. Padahal kenyataannya waktu itu aku galau super galau sih wkwkw jadi capek rasanya.
Ada salah satu temen sebut saja si A, yang dia sama sekali nggak pernah suka sama orang. Bahkan sampai pas udah lulus dan kuliah masih belum ada sosok laki-laki yang menarik perhatian yang bisa mengetuk hatinya. Di malam tahun baru 2018 kalau nggak salah(?), (iya, ini dia yang cerita ke aku wwk), dia berdoa sama Allah, 'Yaallah, semoga di tahun 2018 ini aku bisa suka sama orang pliss. Pengen ngerasain suka sama orang tuh gimana' dan nggak tau gimana ceritanya, nggak lama setelah tanggal 1 Januari 2018 betulan ada sosok yang menghadirkan perasaan suka buat dia. Yaallah wkwk emang Allah maha membolak-balikkan hati manusia, maha kuasa, maha segala-galanya.
Pernah juga ada temen sebut saja B, yang dia cerita, dia nggak pernah suka sama orang sampai super penasaran gimana rasanya suka sama orang. Ngelihat temen-temen kuliahnya yang satu persatu mulai menemukan partner dan lalu kemudian pacaran, sesekali bercerita soal gebetan dan laki-laki yang ia idolakan, tentu membuat temenku ini penasaran kan 'apa rasanya suka sama orang?'
dan kemudian lalu ia berdoa sama Allah, dengan doa yang kurang lebih sama kayak si A, 'gimana yaallah rasanya suka sama orang? kalo boleh kasih aku kesempatan buat bisa suka sama orang' dan jeng---jeng. Allah dengan kekuasaannya lagi-lagi memberi dia kesempatan buat suka sama salah satu seniornya. Lucu banget karena kata dia, nggak tau kenapa sejak dia suka, dia jadi selalu bersinggungan dan berada di lingkaran yang sama dengan mas-mas seniornya itu. Tapi setelah beberapa lama, ternyata rasa suka itu sudah mulai luntur dan dengan mudahnya dia bilang, 'sekarang aku udah tau rasanya suka sama orang kayak gimana. jadi aku memutuskan buat nggak suka sama orang dulu untuk saat ini. Sukanya nanti aja kalau bener-bener udah ada yang mau serius dan lalu nikah.'
I wanna hugh youuu dear right now wkwkkw. I mean, kalau bisa dengan mudah mengatur perasaan gitu, aku juga maaoo super mauu wkwwk. Lucky you, Alhamdulillah dikasih kesempatan sama Allah yah buat suka sama orang untuk menebus rasa penasaran kamu dan sekarang kamu dikasih kesempatan dan memutuskan buat menyukai orang nanti aja habis nikah.
Aku masih nggak paham juga sih, teori tentang perasaan ini ada atau tidak dan kalaupun ada, gimana penjelasannya. Maksudnya, siapa yang bisa mengatur hati manusia kecuali Allah (dan mungkin dirinya sendiri?). Mungkin beberapa temanku minta sama Allah buat dikasih rasa kagum dan suka sama lawan jenis, dan lalu minta buat dihold dulu nih rasa sukanya. Nanti aja beneran suka kalau ada yang serius. Tapi ada juga teman-temanku lainnya yang dia nggak minta sama sekali tapi dikasih sama Allah rasa kagum dan suka itu.
Ada yang bilang, perasaan suka-kagum-whatever ini cobaan buat kita yang merasakannya.
___________
Sudah lamaa sekali sejak beberapa tahun terakhir aku memutuskan buat nggak suka sama orang karena sebuah peristiwa dan pengalaman yang membuatku trauma(?) Ini self-diagnose banget tapi itu yang aku rasakan saat itu dan aku simpulkan saat ini. Patah hati tuh super banget ya ngaruhnya ke perasaan-kehidupan-keseharian.
dan lalu kamu datang lalu kita berkenalan dan dilanjutkan dengan mencipta tawa-tawa obrolan-obrolan yang aku nggak pernah minta ada pertemuan itu dan nggak pernah minta ada tumbuh perasaan itu. Kalau boleh meminjam lagu Tulus-Interaksi itu betul-betul mewakili perasaanku kepadamu.
Jika bisa memilih tak bertemumu pasti itu yang kupilih Jika bisa kuhindari garis interaksi itu yang kupilih
cuma yang kedua ini aku masih bisa milih sih, kadang-kadang, sebetulnya. (meskipun setelah kita kenal tentu saja aku memilih untuk tidak menghindari interaksi hahaha dasar aku). Setelah kita kenal aku sebetulnya bisa milih buat nggak sering-sering berkomunikasi, atau menghindari lingkaran-lingkaran yang bersinggungan, menghindari pertemuan-pertemuan. Tapi tentu interaksi kita di awal, aku nggak bisa memilih untuk menghindarinya karena aku nggak tau, ternyata interaksi itu menciptakan sesuatu rasa buat aku.
Karena jujur, rasanya nanonano yah, ada rasa sama manusia-makhluk bernama lelaki-tuh. Aku yang tidak pandai merespon segala rasa, yang nggak punya cukup banyak pengalaman soal jatuh suka-jatuh cinta-whatever, rupanya cukup kebingungan untuk merespon apa yang hadir saat ini. (Nggak tau sih, kata yang tepat untuk mendeskripsikan selain 'kebingungan' itu apa. 'kesulitan?') Dan lalu karena itulah, aku sedang sering bertanya kepada teman-temanku sebuah pertanyaan yang aku jadikan judul di tulisan ini.
Kalau aku bisa milih Ya Allah, aku pengen banget nggak usah punya rasa kepadamu. Tapi tentu Allah punya maksud dan tujuan tertentu menaruhku di posisi ini. Aku cuma bisa memohon, semoga aku diberi kebijaksanaan untuk merespon segala rasa, diberikan kemampuan untuk memilih bersikap dan bertindak yang seharusnya, diberi kepekaan untuk mengambil apa yang harus aku ambil dari setiap perjalanan dan hari-hari yang aku lalui.
dan doaku-harapanku saat ini, lagi-lagi lagu Tulus sangat mewakili.
Jika dia memang bisa untuk sini dekat dan dekatlah Dan jika dia memang bukan untukku tolong reda dan redalah
_____
Kadang aku suka sebal dan gemas dengan semuanya. Tapi terima kasih sudah hadir dan menjadi alasan dan inspirasi atas tulisan-tulisanku. Mungkin ini salah satu tujuan Allah juga, memberiku perasaan ini adalah supaya aku menghidupkan kembali puisi-puisiku, sajak-sajakku, tulisan-tulisanku yang telah lama mati.
Kadang aku pengen meminta maaf juga karena nggak tau kenapa aku bisa jatuh suka(?). Bisa punya perasaan ini yang aku nggak bisa mengaturnya. Maaf kalau mungkin kamu tidak suka menjadi objek tulisan-tulisan ini tapi lewat tulisan ini (jika kamu membacanya hahaha) sekaligus aku meminta izin untuk menelurkan tulisan-tulisan tentang kamu. Yha, telat sih ini izinnya, ya(?) hahaha
Sebetulnya tulisan ini akan ada part 2 nyaaa. semoga tidak malas dan Allah memberi kesempatan buat menuliskan part-2nya. (diantara puluhan draft tulisan yang mengantre untuk dipublish wqwqwqwqw). anw kok jadi kelihatan sombong ya aku punya banyak antrian tulisan ckckck tidak bermaksud ujub ya saudara-saudara pembaca sekalian:")
Waahh dilihat-lihat super panjang juga ya tulisan ini ckck. Terima kasih yang sudah membaca sampai akhiirrr semoga hari kalian menyenangkan:)
7 notes · View notes
ranah-upaya · 1 year
Text
Tidak Ada Kata Selamat Tinggal! Selamat Berkelana Lagi Kelas Sembilan!
"Datang akan pergi, terbit kan tenggelam, pasang akan surut, bertemu akan berpisah."
Tumblr media
Tepat hari ini, adalah hari pelepasan kelas sembilan di Madrasah. Hari yang ditunggu-tunggu oleh kelas sembilan setelah tiga tahun lamanya belajar dan siap menaiki jenjang pendidikan setelahnya. Perasaan bangga, haru, sedih tapi juga bahagia. Ada pepatah yang mengatakan, perpisahan hanya bagi mereka yang bertemu dengan mata. Bagi yang mencintai, menyayangi, mengasihi, dengan jiwa. Mereka tidak akan berpisah.
- Kelas Sembilan.
Ada kesan tersendiri bagiku sebagai guru baru di Madrasah. Mereka yang memberikan kesan pertama, saat baru terjun dalam dunia pendidikan setelah aku mengenyam sekian tahun lamanya di pesantren sebelumnya.
Kukira, mengajar di luar pesantren itu buruk, menyebalkan, juga dengan rumor yang beredar bahwa generasi saat ini makin parah. Putus asa kadang, dengan cita-cita mencerdaskan generasi bangsa. Bukan begitu, jangankan mendidik. Urusan administrasi kelengkapan perangkat mengajar saja sudah muak, tidak pernah ada selesainya. Bagaimana lantas kita fokus untuk hadir bersama anak-anak?
- Kelas Sembilan.
Aku terkejut, saat awal aku masuk di Madrasah. Saat itu, aku diberi amanat sekolah untuk menggantikan seorang guru untuk mengajar. Yang kita tahu, guru baru itu mendapatkan tugas untuk mengajar peserta didik baru. Ternyata, tidak diduga akan mengajar seluruh kelas delapan (saat itu). Dengan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan Al Quran Hadits. Belum lagi, harus daring. Ya, masih teringat jelas, memori 2021. Pandemi. Syok berat, karena merasa kewalahan. Dengan segitu banyak kelas, belum lagi aku masih menerapkan metode pembelajaran dan pengajaran seperti layaknya aku mengajar di pesantren. Ya, jadi guru itu harus siap menjadi teladan. Innama bu'itstu Li utammima makaarimal akhlak!
- Kelas Sembilan.
Belum lagi, aku mendapat amanat sebagai pengganti wali kelas sementara. Saat itu, selama tiga bulan aku membantu dan memposisikan diri. Awal mulanya bertemu, menemani mereka saat perlombaan, mengunjungi kelas mereka di sela-sela waktu luang. Jujur, perasaan saat itu bingung. Karena banyak hal baru, yang harus siap dipelajari. Belum lagi, harus beradaptasi mengajar anak laki-laki, kalian tahu aku tidak pernah mengajar selain anak perempuan saat di pesantren. Jujur, ya bahagia dan bingung luar biasa.
- Kelas Sembilan.
Aku masih semangat, selalu semangat. Awal kesan menjadi guru, aku siap tersenyum dan mengajar di kelas. Memberikan energi positif yang baru bagi anak-anak yang kuajar. Guru, haruslah selalu menjadi teladan. Aku selalu mengoreksi secara mandiri, tugas anak-anak. Tidak pernah lupa menyelipkan kata-kata motivasi. Sengaja menuliskan, ya karena akan memberikan dampak luar biasa. Walau saat itu pandemi. Kita tidak bisa bertemu tatap muka. Kuharap, koreksi, motivasi, dan respon kita saat itu menjadikan diri kita selalu ada bagi mereka.
- Kelas Sembilan
Mereka sudah naik kelas. Aku tetap mengajar mereka. Walau tak se-membara api seperti dahulu. Aku hadir di antara mereka. Berbagai kesibukan-kesibukan melanda, tugas-tugas luar tanggung jawab kelas, dan belum lagi aku diberi amanat untuk menjadi wali kelas peserta didik baru. Hal yang mengesankan lagi, aku mendapatkan tugas kembali menjadi pembimbing Outing Class, ya karena aku mengajar seluruh kelas sembilan. Bahagia tidak terkira. Walau begitu, yang mengesankan bukan perjalanannya. Tapi, pengalaman pertama di awal perjalanan di Madrasah.
- Kelas Sembilan
Selamat menempuh perjalanan hebat selanjutnya. Perjalanan yang lebih menantang, petualangan kehidupan yang lebih menanjak, harus terus diterjang. Tidak sampai disini, anak-anak. Doa paling terbaik, semoga bisa terdengar di ujung Arsyil Karim.
Terima kasih, kesan pertama dan terkenang pada kalian yang pertama menjabat tangan di Madrasah, yang pertama menyambut dan menerima kehadiran sebagai pengajar diantara kalian. Semoga sukses dan selalu menjadi terbaik seperti harapan para orang tua kalian.
Ballroom Hotel Aston Banyuwangi, 29 Mei 2023
11 notes · View notes
hepina · 6 months
Text
satu-satu to-do list akhir semester mulai tercentang,
koreksi tugas harian ✅
koreksi PAS ✅
rekap nilai 1 semester ✅
rekap nilai ekskul ✅
lomba madrasah bersinar ✅
seminar kesehatan ✅
proposal lomba (tinggal ini aja!)
dan, halo liburan! saatnya beralih ke to-do list lain yang sesungguhnya buanyaaaak tapi bakal dengan senang hati kulewati satu-persatu :)
ya Allah mohon kelancaran dan keberkahan buat semua, aamiin...
2 notes · View notes
coklatjingga · 1 year
Text
Titipan di Hari Ibu
Di Hari Ibu ini, izinkan aku yang masih sendiri menyampaikan sedikit pesan untuk teman-temanku yang sedang menerima amanah menjadi madrasah pertama.
Kawan, aku tahu, kamu pun tahu, amanah ini tidak mudah. Penuh tekanan dan tuntutan. Masa depan generasi kita berada di tanganmu. Ibu muda yang tengah berjuang melawan segala stigma yang datang tanpa jeda.
Akan tetapi, bukankah kita punya tuntunan? Kawan, izinkan aku menyampaikan sebuah harapan.
"Titip didik dan jadikan generasi yang telah Tuhan amanahkan menjadi pejuang kebaikan. Apapun cita-citanya nanti selipkan kesolehan sebagai pondasi utama."
Di negeri ini sudah banyak orang pintar. Orang kaya. Orang hebat. Namun, masih sedikit pemimpin yang menjadikan keimanan sebagai pegangan. Masih sedikit orang pintar yang menggunakan akalnya mensyukuri nikmat Tuhan. Kita terlena. Lupa semua adalah modal mendekat kepadaNya.
Maka, Kawan. Padamu aku titipkan kepercayaan. Untuk mencetak generasi-generasi pembawa perubahan.
Kita tahu perempuan tidak dituntut menjadi pemimpin di kancah dunia. Namun, perempuan bertanggung jawab melahirkan para pemimpin. Tugas yang amat berat daripada menjadi.
Kawan, Allah memilihmu, karena percaya kau mampu. Jangan sia-siakan kepercayaan itu. Kelak kepadaNya semua usahamu akan dipertanggung jawabkan.
Ini bukan sebuah penambahan beban dariku. Percayalah.
11 notes · View notes
calmmay · 1 year
Text
Jadi, ini adalah hari on boarding ku di tempat baru. Trs dapet tugas untuk nonton dokumenter sbg pemantik awal bikin paper. Gmz bgt ga si🥹🤏
Turns out, selama nonton docu-nya w merasa dapet reminder yg mengetuk-ngetuk pintu hati, akal pikiran, dan jiwa.
Docu-nya tentang renewable energy gt dan dimulai dg pembahasan soal meningkatnya CO2 krn industri, mobilisasi. Dilanjutkan dg dampak2 nya, kyk sea-level rise, punahnya habitat flora dan fauna dst
Trs, ada sesi interview ke ahli tentang penyebab dr semua ini. Kata beliau, penyebabnya tuh krn populasi umat manusia dah terlalu banyak.
Wah, di situ, aku jd kepikiran perihal child free. Cmiiw, salah satu pertimbangan untuk child free selain dr kesiapan ortu dll tuh krn bumi dah terlalu sesak dg manusia ga si, mana SDA terbatas dan menipis, jd makin keliatan surem aja ni masa depan.
Tp, apakah berarti solusinya adalah dg depopulasi atau menurunkan jumlah manusia di bumi? Hmm.
Baru2 ini, w hbs baca postingan yg mencerahkan soal child free
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mantep bgt ga, tuh? Karena ketika gaada manusia selanjutnya akibat depopulasi dan kerusakan bumi, ya siapa yg bakal menikmati indahnya dunia di masa depan atau bahkan turut berkontribusi untuk memperbaikinya.
Jd alternatif strategi menghadapi permasalahan di dunia ini adalah dg mendidik generasi. Whether itu anak sendiri ato anak2 org lain karena namanya anak kan rejeki yah, tp berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa tuh cita-cita kita semua, bukaan?
Lanjut.
Sesi intv berikutnya ke ahli yg lain adalah perihal apa sih yg selama ini org2 ga pernah tanyakan ke Bapak?
Si Bapak terdiam sejenak dan menjawab, "Nobody ask me, if I'm scared. I lose sleep over all of this."
Wah, aku jd ikut terhenyak. Iya, perihal 'kerusakan bumi' nih tanggung jawab dan amanah kita, loh. Legacy apa yg akan diwariskan untuk generasi selanjutnya? Sudahkah kita menjaga alam dan keberlanjutannya?
Have we done right by the community? Have we done right by the ummah? 🥺 (*jd keinget Rasulullah SAW)
We have a limit of time. Kita ga selamanya ada di sini menjalankan misi di bumi. Manusia mungkin emang trs improve, trs berprogress tp gaada jg yg bs memastikan usia bumi.
Apakah ketika kita pergi, dunia sudah kembali baik-baik saja or at least getting better atau malah tambah parah? 🥺
Salah satu narasi docu-nya adalah
"We humans are poised for a fall from an unimaginable height. Not because of one thing. Not climate change alone. But all the human-caused changes the planet is suffering from."
Jd, mendidik generasi adalah salah satu bentuk ikhtiar merawat bumi. Mereka yg well educated, harapannya bisa mengerti, punya kontrol diri terkait seberapa banyak yang perlu kita ambil dari bumi, bagaimana pengelolaannya untuk meminimalisir dampak dan secara berbarengan increasing the value of our environment, society and economy.
Lanjut.
Ternyata, org2 barat ni juga kepikiran perihal time limit.
He said,
"What just differentiates people from all other forms of life is that, we're not only here but that we know that we're here. If you know that you're here, then you recognize, even dimly, that you'll not be here someday.
And on top of that, we don't like, that we're animals."
((Screaming inside: huhu, iya, kita ni dikasih akal, dikasih amanah untuk jd khalifah🥺))
Nah, poin selanjutnya
"If we're to make progress, whatever that word means, or even to persist as a form of life, we're gonna need to radically overhaul our basic conception of who and what we are, and what it is that we value."
Sepakat, Sir. Ketika punya semangat mendidik generasi tuh berarti juga menanamkan value. Nah, compass moral siapa si yg dipake. Ilmu kebenaran menurut siapa? Menurut Pencipta atau yg diciptakan?
((*jadi keinget penjelasan tentang zaman jahiliyah nya U. Asep. For further info, cek kelas Madrasah Sirah Nabawiyah, ya, bestie))
Lanjut.
"If I haven't come to grips with my own anxiety about death and life, and presented with a reminder of that, I'm highly likely to make some tragic decisions for the community."
Indeed, bener bgt, Pak. Rasulullah SAW dulu juga pernah bersabda, “كفى بالموت واعظا “, "Cukuplah kematian menjadi pengingat (mau'idhah) bagimu" 🥺
Trs, balik lagi ke tema docu. Renewable energy ini ternyata menyimpan sejuta dilema juga. Kita kan sepakat ya, kalo fossil fuel itu ga sustainable. Jadi, kita harus cari opsi lain, tuh.
Skrg ada opsi, biomass tp opsi itu tuh kasarannya jd kayak dari menghabiskan fossil fuel, kita bergeser jd menciptakan energi dg bakar2 organic materials such as kayu ._.
Hmm, jd keinget percakapan antara Umar ibn Khattab RA dg Ubay ibn Ka'ab, bahwa merajut takwa ini bagai berjalan di setapak penuh duri.
Untuk semua dilema-dilema ini, termasuk dlm konteks menemukan solusi untuk renewable energy, kita harus hati-hati. Minta petunjuk dari Allah dan meniatkan supaya jadi ibadah🥺.
Lanjut.
"We must accept that our human presence is already far beyond sustainability."
Ya Allahh, jd keinget kan sama keraguannya malaikat, yg seakan2 bilang, yakin nih, makhluk model begini mau ditaruh di bumi? Ntar mereka cuma berbuat kerusakan, cuy. Tapiii, Allah berfirman, Allah lebih tahu :')
Huhu, tunjukilah kami jalan yang lurus, Ya Allah
Lanjut, naratornya bilang gini sbg penutup,
"We must at long lasf accept that it's not the CO2 molecule destroying the planet. It's us."
Ya Allah, nangis T_T. Brb baca doa Nabi Adam as
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Yah, begitu lah. Di hari itu, ku jd termenung sendiri. Trs sejujurnya ada perasaan, deg, Ya Allah, apakah jalan yg ku tempuh ini sdh benar? Apakah Engkau menginginkanku untuk berjuang di sini?
Huhu, bismillah, deh, ya. Kalau ini jalan yang Engkau ridhoi, maka karuniakanlah keberkahan di dalamnyaa. Semoga w lolos probation nyaa *brb mengerjakan tugas.
Anw, kantor virtualnya ni gemas bgt. Kyk main game 🥹🤏
Tumblr media
6 notes · View notes
goresantintaa · 1 year
Text
Perempuan tapi bukan Perempuan
Tumblr media
Belakangan, kita sering mendapati fenomena-fenomena masyarakat yang seakan hidup hanya untuk mencari kesenangan, popularitas, ngikut trend, hidup mewah, kecantikan, ketampanan, teman gaul, percintaan, dan hal duniawi lainnya.
Jujur, fenomena yang paling banyak saya jumpai  baik di dunia maya maupun dunia nyata yaitu pada masalah hati dan rupa yang hanya menyisakan sesak teramat.
Masalah hati disini yakni masalah galau, cinta, nikah, cinta dalam diam, hubungan tanpa status, kakak adek-an, komitmen dan segudang masalah lainnya, sedangkan masalah rupa tentunya berpacu pada keinginan agar fisik atau tampang memenuhi standar kecantikan massal demi eksistensi dan pengakuan sekitar. Mirisnya kedua hal ini paling sering digaungkan oleh makhluk yang jenisnya perempuan.
Mengapa miris? Karena seolah-olah hidup ini hanya tentang masalah percintaan dan kecantikan fisik saja.
Pertanyaannya, mau sampai kapan kita berputar-putar di ranah itu? Apakah hidup hanya bermakna sebatas percintaan dan pola rupa?
Salah satu cara untuk mengetahui level seseorang yaitu melihat dari apa yang ia bicarakan, jika perempuan hanya terus-terusan berbicara soal cinta, galau, sedih, putus  otomatis levelnya hanya sampai disitu saja, berbeda dengan perempuan yang berbicara tentang peradaban, perubahan, pergerakan, pendidikan, kemanusiaan.
Perempuan-perempuan inilah yang telah selesai dengan perkara dirinya. Dimana perkara keummatan lebih besar dalam dirinya dibanding masalah remeh temeh yang sifatnya kesenangan pribadi. Bagaimana bisa kita menyelesaikan masalah peradaban jika masalah diri sendiri saja belum selesai?
Masyarakat kian kehilangan gambaran akan peran besar seorang perempuan dalam merangkai kesuksesan dan kemajuan kolektif masyarakat dan peradabannya. Alhasil peran sejati seorang perempuan yang begitu mulia bahkan hanya dianggap remeh dan biasa saja.
Padahal Sang Khalik menciptakan perempuan dengan kodrat sebagai perantara lahirnya manusia di bumi, bukan hanya melahirkan tetapi mendidik juga, sungguh tugas yang tidak ringan. Namun malah disepelekan oleh kebanyakan perempuan karena tidak mengetahui hakikat sebenarnya dia diciptakan.
“Al-Ummu madrasatul ula, iza adadtaha adadta syaban thayyibal araq”.
Artinya: Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
Bagaimana bisa lahir generasi berkualitas, cemerlang, cahaya peradaban dan nyala bagi semesta jika madrasahnya tidak berkualitas? Bagaimana bisa lahir generasi peduli ummat jika madrasahnya saja minim akan kesadaran kemanusiaan, pendidikan, perubahan dan pergerakan.
Mendidik anak disini tidak diartikan perempuan harus terus dirumah menjaga anak, tidak bekerja dan lain sebagainya. Tetapi mengasuh dan mendidik anak diartikan sebagai wajibnya perhatian kepada anak harus tercurah.
Perempuan boleh memilih kesempatan bekerja asalkan pekerjaan itu di 'butuh' kan. Dibutuhkan untuk dirinya atau pekerjaan itu yang menbutuhkan kehadirannya. Dan tentu disini perempuan tetap harus memelihara kehormatan, jangan sampai dia membuat pelanggaran atas agama dan budaya.
Jangan sampai peradaban yang semakin maju membuat perempuan terlelap akan hingar-bingar kesenangan.
Sebuah pesan dan harapan, bahwa ada yang mesti segera kita benahi dan sadari perannya sebelum nanti semakin 'diwarnai' oleh tangan-tangan yang tidak sedikitpun menginginkan kebaikan pada bangkit dan sadarnya perempuan atas kiprahnya.
Bila benar pesan ini dimaknai, pastilah kita tidak rela waktu dan usia kita habis terbuang oleh sesuatu yang bahkan tidak lebih bernilai ketimbang apa yang telah Allah jaminkan ke hamba-Nya.
--------------------
Kutipan dari senior LISAN;
Selama lelaki masih memandang rendah perempuan,
Selama perempuan masih nyaman bersolek,
Selama perempuan masih takut kulitnya tersengat matahari,
Maka selama itu pula kampus akan tetap dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Kita merindukan perempuan yang tidak hanya berkawan dengan cermin, gincu, dan bedak.
Kita merindukan perempuan yang tidak hanya berbicara tentang gosip dan perasaan.
Kita menantikan perempuan yang berani berbicara tentang perubahan dan perlawanan,
Kita menantikan perempuan yang berani mengambil peran sebagai tiang dalam gerakan (@fauzimaddukkelleng)
------------------
12 notes · View notes
rinaimimpi · 2 years
Text
Hadir Sepenuh Jiwa | Resume Kajian Shaf Muslimah
mukmin itu ada 2, siapa saja?
shalih, untuk diri sendiri.
mushlih, menshalihkan orang lain.
kita tidak bisa me-mushlihkan orang lain jika diri sendiri tidak shalih.
tugas dan amanah wanita adalah menjadi anak yang shalihah untuk kedua orangtuanya. menjadi isteri terbaik bagi suaminya. dan menjadi ibu madrasah terbaik untuk anak-anaknya. pekerjaan besar tersebut tidak akan terlaksana jika seorang wanita tidak menyelesaikan dulu PR besar dalam kehidupan mereka sebagaimana Maryam yang telah menyelesaikan tarbiyah panjang dirinya.
wanita itu tidak ditakdirkan menjadi pemimpin, tetapi wanita ditakdirkan untuk melahirkan seorang pemimpin. karena pemimpin yang hebat lahir dari rahim wanita yang taat.
Syaikh Husaimin berkata, "jangan bicara tentang kejayaan islam, jangan bicara tentang kemenangan jika kamu masih melihat bagaimana kaum hawa belum benar dalam proses keimanan."
berdasarkan QS. Al-A'raf 7:58, "dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Allaah; tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran kami) bagi orang-orang yang bersyukur."
perempuan jika sudah beriman dan bertaqwa, kedudukannya seperti tanah yang subur pada ayat tersebut.
siapa saja yang beruntung jika memiliki wanita shalihah:
orang tuanya, mereka akan terjaga dari api neraka ketika puterinya berada dalam ketaatan dan keshalihan;
suaminya, sebaik-baik simpanan yang dimiliki seorang lelaki adalah wanita shalihah yang membantunya dalam urusan akhirat;
anaknya, karena rahim-rahim yang taat akan melahirkan anak-anak yang taat.
dua pilar untuk melejitkan potensi wanita:
komitmen hatinya untuk senantiasa terjaga menghambakan diri kepada Allaah.
mengasah karakter pribadinya.
muslimah itu mulia tetapi kemuliaan muslimah sejatinya tidak akan didapatkan jika wanita itu tidak memuliakan dirinya sendiri. jadilah muslimah mulia dengan taat dan patuh terhadap syariat Allaah.
tempat-tempat mengistirahatkan hati yang sebenarnya:
hadir dalam taman ilmu dan mengaji;
banyak mengingat kematian;
istighfar;
berkumpul dengan orang shaleh.
muslimah memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan. melahirkan generasi peradapan sehingga pondasi awal harus kuat dan kokoh. muslimah memiliki peran sebagai seorang isteri dan ibu, selalu menjaga hati dan senantiasa bersikap dengan mendapatkan ridha dari suaminya. maka urusan dunia dan akhiratnya akan mudah.
kita harus berteman dengan orang-orang yang shalih-shalihah, bersilahturrahim dengan orang-orang shalih-shalihah, karena Allaah tidak menyia-nyiakan sebuah perjalanan dalam kehidupan kita.
nasihat-nasihat:
terkadang Allaah tidak memberikan apa yang kita inginkan karena Allaah tahu tidak semua yang kita inginkan baik untuk kita.
sebenarnya semakin sederhana keinginan, semakin mudah bahagia.
yang menjadikan kita susah bahagia adalah keinginan kita yang terus bertumpuk dan terus datang menghantui pikiran kita setiap waktu.
karena jarak kita dengan kebahagiaan hanyalah sebatas apa yang belum kita miliki dan apa yang kita inginkan.
apa cirinya syukur kita diterima oleh Allaah? ulama menjawab, "keinginan semakin sederhana, kebutuhan semakin dicukupi"
"tidak ada persahabatan yang paling agung kecuali persahabatan yang terjalin antara suami istri. dan mendapatkan suami/istri itu karunia, tapi mendapatkan suami istri bercita rasa sahabat adalah anugerah."
Ustadz Oemar Mita & Ustadzah Fehanoum (bibu)
Ruang Orange, 9 Oktober '22 | ba'da syuruq di kampung halaman.
senang sekali karena kajian kali ini sangat heartwarming meskipun engga bisa ngikutin secara offline, alhamdulillaah, moga waktu kedepan ada rezeki dan dimampukan Allaah buat bisa join kajian-kajian yang makin memupuk perasaan dan jiwa biar makin tenang dan bahagia, aamiin..
13 notes · View notes
desyilmi · 2 years
Text
Terdidik-Mendidik
Judul tulisan ini, juga merupakan yang tertera di bio tumblr dan instagram saya. Dengan tambahan ‘fighter’ di belakangnya, menunjukkan pula masih banyak yang alpa pada diri ini, sehingga menjadi pejuang Terdidik-Mendidik adalah suatu hal yang niscaya, seumur hidup.
Tumblr media
Salah satu nikmat yang sangat saya syukuri adalah nikmat pendidikan. Seterbatas apapun orang tua saya, mereka tetap berjuang memfasilitasi anak-anaknya dalam pendidikan. Hal itu tentu merupakan harga mahal yang tak dapat dibalas dengan sekadar materi. 
Kepada Bapak dan Ibu saya, guru saya sejak TK sampai kuliah, asaatidz dan asaatidzah saya di TPQ, para murobbiyah, dan semua guru kehidupan yang pernah saya temui selama ini, terima kasih banyak untuk pelajarannya. Sejatinya, setiap individu yang kita temui adalah guru bagi kita, jika kita dapat mengambil pelajaran. Maka jika selama ini ada pelajaran yang tak terambil, saya yang patut menyesal karena telah melewatkannya. Dan semoga Allah senantiasa curahkan rahmat pada para guru kita. Aamiin.
Pak Anies R. Baswedan pernah berkata,
“Tugas orang terdidik adalah: Mendidik.”
Mendidik, mungkin adalah manifestasi dari ‘balasan yang tak sekadar materi’ dari kesempatan terdidik yang pernah kita dapat, bukan sebuah pekerjaan belaka. 
Dan kita, para perempuan, mungkin sering mendengar “Al-Ummu Madrasatul Ula wal Aula”, ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Saya bertanya-tanya kepada diri sendiri, tidakkah itu cukup membangkitkan motivasi untuk mendekat pada ilmu - agar terdidik diri kita - ? Kemudian berazzam dalam manifestasi agung dengan bunyi: mendidik?
Semoga Allah curahkan cahaya-cahaya ilmu untuk bekal kita menjadi sosok yang terdidik. Dan digelar pula jalan hidayah untuk menyambut kebaikan dalam mendidik, dimulai dari mendidik diri, lalu generasi. *ampunberat hehe.
Selamat Hari Guru Internasional, para guru! Jalan mendidik tidaklah bertepi, semoga Allah selalu membersamai! Aamiin. Kota Pelajar,  05/10/2022 || 23:55 WIB
12 notes · View notes
rumelihisari · 1 year
Text
Wanita Berkarir Surga
Sebuah pekerjaan yang kelihatan enggak spektakuler, enggak dilihat dunia, bahkan seringnya dikomentari—dianggap enggak produktif.
Ibu rumah tangga, sebuah karir surga yang kelihatan biasa dan sederhana, tapi nggak semudah menunaikannya. Ditengah dikehidupan yang enggak ideal hari ini, maraknya pemikiran liar tentang standar wanita sukses dan hebat, niat yang tadinya lurus dalam berkarir surga, bisa bengkok dan terombang-ambing.
Penting sekali rasanya membentengi diri dengan menuntut ilmu, mengkaji islam, dan bergabung dalam jamaah dakwah, agar tetap waras meluruskan niat bahwa menjadi wanita berkarir surga adalah bentuk ketaatan.
Wanita berkarir surga akan fokus pada perannya dan berusaha menunaikan tugas utama. Fokus pada perannya sebagai ummu warabatul bayt, ummu ajyal, ummu madrasah al-ula. Tidak berani mengacak-ngacak aturan Allah yang sudah tunai 1400 tahun an yang lalu karena memang bukan kapasitasnya dan tidak akan petnah mampu. Apalagi Mengkritisi sesuatu yang bukan wilayahnya sebagai makhluk.
Wanita berkarir surga menyadari bahwa hari ini yang ia butuhkan bukan diperjuangkannya hak dan kebebasan ala pemikiran liberal—kebebasan bereskpresi, kebebasan berpakaian, dll. Sebab, ia paham bahwa islam sudah menjamin hak dan kebebasan ini sejak islam diturunkan. Yang ia butuhkan adalah kebebasannya dalam menjalankan hak-haknya sebagai muslimah dan ibu peradaban. Agar ia tunai dalam menjalankan peran.
Semoga Allah mampukan kita menjadi wanita berkarir surga
13 notes · View notes
nadyagifary · 2 years
Text
Muslimah Berdaya, Muslimah Bercita-cita
Muslimah. Satu gelar bermakna bagi seorang perempuan muslim yang ia terima sejak lahir. Kata muslimah menjadi predikat dan sebuah batu kehormatan yang melingkupi seorang wanita mukmin yang ada di dunia. Keberadaannya sungguh istimewa di mata Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Saat ia kecil, dijadikannya sebagai penghalang orangtuanya dari api neraka. Saat menjadi istri, ia telah menjadi penyempurna bagi agama suaminya. Dan saat menjadi ibu, surga ada di bawah telapak kakinya. Seperti, tulisan yang ada pada buku Hak dan Kewajiban Wanita Muslimah, karya Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al - Jarullah dikatakan, bahwa Islam memuliakan wanita dengan menjunjung tinggi keberadaan wanita dan memuliakan kedudukannya. Beda halnya dengan apa yang dilakukan oleh kaum jahiliyah terdahulu yang menjadikan wanita sebagai budak bahkan menjadikannya sebagai tawanan karena kedudukannya yang rendah, kerapuhan, dan sifatnya yang tidak kuat nan kokoh layaknya kaum laki-laki. Padahal, kelemah-lembutan dan sikapnya yang sedemikian rupalah yang menjadikan wanita sebagai makhluk yang diistimewakan oleh Allah.
Sudah selayaknya, seorang muslimah tidak dibedakan kedudukannya. Hak dan kewajibannya pun patut dihargai dan diberikan ruang untuk berkembang beriringan dengan kaum laki-laki. Hak untuk menuntut ilmu, hak untuk mendapat perlindungan, serta hak untuk memperoleh ruang berkarya harus dimilikinya dalam rangka meluruskan peran dan tugas utamanya menjadi seorang istri dan seorang ibu kelak. Kewajibannya untuk menutup aurat, mengenakan hijab, dan mejaga kehormatan adalah cara Islam untuk memuliakan wanita agar mampu menjadikan seorang madrasah terbaik untuk generasi yang akan datang.
Lalu bagaimana dengan aspek menuntut ilmu? Bukan untuk menggurui suaminya kelak, justru untuk memberikan pelayanan terbaik kepada suaminya di masa mendatang. Bukan untuk mengotoriter anak-anaknya kelak, namun untuk menjadikannya sebagai madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya di masa mendatang. Adanya hijab dan baju syar’i bukanlah sebuah penghalang bagi seorang muslimah untuk mengadu nasib dalam mencari ilmu. Keduanya merupakan sebuah penutup yang dijadikannya sebagai tanda cinta Allah dalam penjagaannya.
Sayangnya, yang terjadi saat ini adalah banyak muslimah yang mengesampingkan ilmu syar’i untuk menimba ilmu duniawi sebanyak-banyaknya, menjadikan kehidupan dunia sebagai kehidupan utama dan melupakan kehidupan akhirat. Globalisasi kian memuncak, demoralisasi kian menujam.  Tentu dengan menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman dan menempanya dengan berbagai nasehat adalah solusi terbaik untuknya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah ruang yang baik untuk dijadikan sebagai lingkungan tumbuh dan berkembang agar sesuai dengan tuntunan Islam. Sebuah lingkungan yang dijadikannya sebagai tempat untuk menuntut ilmu. Sebuah lingkungan yang dijadikannya sebagai wadah untuk berpretasi. Dan, sebuah lingkungan yang dijadikannya sebagai ruang berkarya.
Dengan uraian pentingnya peran seorang muslimah inilah yang menjadikan menuntut ilmu sebagai kewajiban seorang muslimah yang hakiki. Tidak ada yang mencegah untuk memutuskan menjadi luar biasa, seorang muslimah sejati adalah seseorang yang melihat kesempatan sebagai peluang untuk berkarya dan berprestasi. Dia yang selalu hadir untuk melakukan berbagai macam cara untuk menyerap ilmu pengetahuan, bukan hanya ilmu duniawi, namun justru berlandaskan kokoh pada ilmu syar’i.
Hal yang tak kalah penting lainnya adalah bagaimana muslimah menjadikan ilmu itu sebagai modal untuk berprestasi. Berprestasi dalam rangka memperoleh ruang yang tak terbatas dalam mengukir karya yang mengantarkan pada cita-cita mulianya. Kadang, banyak sekali anggapan yang bermunculan mengenai kesenjangan antara muslimah dan cita-cita. Layaknya, “Lalu, bagaimana cara seorang muslimah meraih cita-cita sedangkan ia harus taat dan patuh melayani kedua orangtuanya? Bagaimana fitrahnya sebagai istri yang selalu ada melayani suaminya kelak? Bagaimana dengan fitrahnya sebagai ibu kelak? Apakah ia akan menggadaikan tiga peran tersebut hanya untuk meneruskan mimpinya meraih cita-cita duniawi? “
Tentu, pertanyaan-pertanyaan itulah yang malah menjadikan seorang muslimah semakin ragu untuk memulai menuntut ilmu demi meraih cita-citanya. Lalu, apakah salah apabila seorang muslimah ingin mengejar impiannya? Jawabannya, tidak. Tidak sama sekali. Islam telah memberikan pedoman yang bijak bagaimana seorang muslimah menjawab tantangan jaman yang terus bergulir. Solusinya adalah sebagai berikut :
Niatkan sebagai ibadah karena Allah. Perlu dibangun fondasi kuat, bahwa hanya untuk Allah-lah muslimah keluar untuk menuntut ilmu dan meraih cita-cita. Bukan untuk mengungguli dan menggurui suaminya kelak dan bukan juga untuk memperalat anak-anaknya di kemudian hari. Justru, dengan bekal ilmu itulah, ia menyemai anak-anaknya menjadi anak-anak yang cerdas dan berilmu.
Mengingat kembali fitrah muslimah. Sejauh apapun muslimah menuntut ilmu dan meraih cita-cita, ia pun pasti akan pulang kembali ke rumah. Dimana ia harus sigap merawat kedua oarngtua, tunduk patuh melayani suami dan menjadi madarasah utama bagi anak-anaknya kelak.
Memperoleh ridha orangtua / suami apabila sudah menikah. Mendapatkan restu dari kedua nya adalah hal yang sangat penting. Karena, ridha Allah berada pada ridha orangtua / suami dan sebaliknya. Jadi, usahakan untuk terus mendapatkan doa dari keduanya dalam niat keluar untuk menempuh pendidikan.
Mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Sebagai seorang pejuang yang memiliki kiat yang besar, seorang muslimah tidak boleh setengah-setengah dalam mengeluarkan bakat dan asa yang ia punya, agar semakin terasah dan semakin sukses.
Mengembalikan semua daya dan usaha semata-mata hanya untuk Allah. Ingat, ilmu yang kita tuntut hanyalah setetes dari samudera ilmu Allah. Dan barang siapa yang menuntut ilmu di jalan Allah, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk kembali kepadaNya.
Demikian, uraian singkat mengenai pentingnya menuntut ilmu pengetahuan dan meraih cita – cita bagi seorang muslimah, tantangan dan solusinya. Semoga semua muslimah mampu bangkit dan tak gentar dalam meraih apa yang diimpikan. Namun, tak pernah sedikit pun melupakan fitrahnya sebagai muslimah sejati.
add notes :
Untukmu siapapun itu nanti yang Allah takdirkan untukku, semoga engkau membaca kata demi kata tulisan ini agar engkau kelak tau, seberapa tunduk nya aku dengan mu nantinya, seseorang yang aku tunggu di masa depan
7 notes · View notes
mamadkhalik · 2 years
Text
Sedikit Tapi Bermakna
Tumblr media
Pada sebuah masa, saya berkesempatan untuk sharing di DM 1 KAMMI Daerah Madiun. Pesertanya nggak banyak, terlihat di foto.
Satu pelajaran yang saya dapat, bukan perkara banyak orang yang hadir, tapi bagaimana ikhtiar kita untuk memberikan pelayanan terbaik kepada siapapun, terutama para penuntut ilmu.
Memang, fase perekrutan pasti memiliki dinamikanya sendiri di masing-masing daerah. Kalau banyak terekrut kadang malas ngefollowup, kalau sedikit orang malas menyambut. Jangan pernah berfikir seperti itu. Kita harus maksimalkan segala hal.
Barangkali, dari sekian yang hadir itu akan lahir pelopor-pelopor dakwah yang militan dan lurus niatnya. Tugas kita hanya buka jalan, dengan penuh ketulusan.
Oh ya, di kota ini juga saya mengikuti Dauroh Pemandu Madrasah KAMMI. Hanya 15 peserta, 3 instruktur, 2 IMAT dari daerah lain, dan 4/5 panitia teknis yang jadi panitia DM 1 juga.
Forum alumninya masih aktif, nggak kayak yang lain. Materi-materinya masih membekas dan aplikatif sampai sekarang.
Jadi tambah inget, kalau tugas yang berat setelah perekrutan adalah followup pembinaan, yang kadang masih angin-anginan hehehe.
#PadaSebuahMasa #SedikitTapiBermakna
14 notes · View notes
helloannesha · 1 year
Text
Prepare My Self "What Should I do to Become a Great Mother"
Tumblr media
Pemateri : Dewi Nur Aisyah, S.KM., M.Sc., DIC., PhD
Notulensi : Annisa N
Allah menciptakan perempuan dengan banyak ke istimewaan.
Islam memberikan penghargaan tertinggi kepada perempuan disaat agama lain atau istiadat lain yang begitu merendahkan perempuan.
Penghargaan Islam Terhadap Wanita
"Dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shaliha." (HR. Ahmad dan Muslim)
Maka ketika muslimah menjadikan diri dan mengusahakan/mengupayakan belajar tiada henti untuk menjadi seorang wanita yang shaliha, niscaya yang namanya perhiasan-perhiasan di dunia semua kalah dan tidak ada nilainya dibandingkan dengan wanita yang shaliha.
Apa Definisi Wanita yang Shaliha ? Bagaimana Ciri-Ciri Wanita yang Mulia ?
Wanita harus menjaga kemuliaannya
Kemuliaan wanita berbanding lurus dengan kemampuannya menjaga dan memelihara pandangan, lisan, akhlak dan kehormatan diri serta keluarganya. Pada Allah sajalah ia ditetapkan cintanya. Lewat ibadah yang khusyu dan amal-amal yang berlapis ikhlas. Wanita mulia sejatinya bidadari. penyejuk mata di dunia dan pendamping syuhada di syurga.
Peran Utama Seorang Muslimah
Wanita shaliha
Istri yang taat
Madrasah Utama
Single bukan sembarang single tapi single high quality
Ali bin Abi Thalib
Pemuda pertama yang masuk Islam di usia ke-10 tahun dengan penuh keberanian dan keteguhan mengimani Allah dan memeluk Islam.
Usamah bin Zaid
Pemuda yang diangkat menjadi panglima perang saat usianya 18 tahun.
Mush'ab bin Umair
Pemuda dengan kecerdasan & keilmuwan mendalam yang ditunjuk Rasulullah menjadi duta Islam pertama mendakwahi penduduk kota Yastrib, Madinah.
Ibnu 'Abbas
Sudah menghafal hadist sejak usianya masih kanak-kanak.
Sultan Muhammad Al-fatih
Sebaik-baik raja yang memiliki sebaik-baik tentara. Ia berhasil menaklukan kota Konstatinopel pada usianya 21 tahun.
MASA MUDA UNTUK APA ?
Menuntut Ilmu
"…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dengan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al-Mujadilah : 11)
Maksimalkan Potensi
Seperti mengikuti les, khursus yang bermanfaat seperti bahasa asing. Ikut Tahsin, Talaqqi, Tahfiz Qur'an.
Bermanfaat & Mengukur Prestasi
Mengikuti kompetisi kegiatan pengabdian masyarakat dan ikut berorganisasi.
Berkarya & Berdaya
Menuliskan karya tulis ilmiah, menghasilkan tulisan-tulisan berfaedah, menulis buku, publikasi ilmiah.
Melahirkan Inovasi
Yaitu dengan melahirkan ide-ide baru dan inovasi baru yang bermanfaat.
Tumblr media
Seimbang Cita & Cinta
Memiliki visi pernikahan yang sama
Sinkronisasi cita
Dibangun dengan landasan kerjasama
Memahami bahwa pasangan kita tidaklah sempurna
Bukan mambangun satu menara, tapi mengangkasa berdua
Melibatkan Allah dalam setiap perkara
Berfastabiqul khairat - meringankan beratnya
Mengingatkan kepada kebaikan setiap harinya
Pengembangan Peranan Muslimah
Pertama dan utama seimbang menjalankan peran
Kerja cepat dan produktif
Itqon dalam bekerja dan beramal
Menyusun perencanaan & strategi
Memiliki mimpi yang tinggi
Jangan takut berkarya
Stop Point
Muslimah boleh bekerja, melanjutkan studi atau berdaya dengan catatan :
Tidak melalaikan tugas utamanya sebagai muslimah
Mendapatkan izin dari wali/suami
Berpakaian menutup aurat/syar'i
Aman dari fitnah
Memberikan kebermanfaatan
Menjadi Muslimah yang Otentik
Muslimah yang tahu mau dibawa kemana hidupnya, peran dan prioritas apa yang perlu dikerjakan, tidak berpengaruh dengan godaan/pencapaian orang-orang di sekelilingnya. Ia akan fokus dengan mengerjakan kebaikan dan perbaikan dirinya, senantiasa taat kepada Rabb pencipta, merunduk dalam ketakwaan seorang hamba.
Live Values of a Muslim
Siap menanggung beban sebagai tabiat
Pemantapan ruhiyah sebagai motor penggerak utamaKerja cepat sebagai sebuah karakter
Ketaatan sebagai sebuah akhlak
Keteguhan sebagai benteng jiwa
Pengorbanan sebagai semangat jiwa
Cinta sebagai semangat kerja
Kaikhlasan sebagai puncak aktivitas
Berharap surga sebagai balasannya
"Tidak ada yang bisa mencegahmu memilih menjadi luar biasa." Mark Sanborn
"Menjadi istri yang taat dan madrasah utama adalah tumpuan dasar yang tidak bisa ditawar. Itulah kewajiban yang harus tertunaikan. Jika dalam perjalanannya, sang muslimah mampu menambah peran untuk terus menuntut ilmu dan bekerja serta bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, tentulah ia mendapat bonus pahala dan kedudukan yang lebih tinggi di sisi Rabb-nya…"
"Setiap cita-cita akan terwujud apabila diperkuat dengan iman, dilengkapi dengan keikhlasan yang mendalam, ditambah dengan semangat yang berkobar-kobar dan perencanaan yang rapi untuk beramal dan berkorban dalam melaksanakannya."
❤🍃❤
Muslimah Inspirer|Start with Bismillah
Tangerang Selatan, 31 Juli 2021
4 notes · View notes
khoridohidayat · 1 year
Text
Susahnya Menjadi Perempuan
Suatu malam pukul 11, aku pergi ke belakang untuk ke toilet rumah. Di keluarga kami, jam 10 malam adalah masa ketika semua anggota keluarga telah istirahat. Lampu rumah biasanya telah gelap, rumah telah terkunci rapat, dan tidak ada suara apapun di sudut-sudut ruangan. Tapi hari itu rasanya agak berbeda. Ruangan dapur yang berhadapan langsung dengan toilet masih terang menyala. Selain itu, aku juga mendengar suara air yang mendidih dan suara keras pisau yang menyentuh nampannya.
“Ibu belum tidur?” Kataku
“Tadi udah tidur jam 8, tanggung masakannya harus selesai”
Itulah Ibuku. Seorang perempuan yang jarang mengeluh karena banyaknya tugas domestik yang harus ia lakukan. Jangan kalian kira bahwa ibuku melakukan ini karena beliau adalah full time mama yang bisa penuh waktu mengurusi pekerjaan rumah, NO! Beliau adalah seorang guru yang merangkap menjadi ibu ketika telah pulang kerumah.
Menjadi perempuan memang sebuah peran gender yang cukup susah. Perannya yang lebih sering beririsan dengan peran lain harus dia lakukan hampir setiap hari. Ketika dia mempunyai anak, dia harus menjadi seorang madrasah utama bagi anaknya plus menjadi orang yang bisa baik dalam karirnya. Disatu sisi dia harus bisa menjaga mood untuk anaknya ketika dirumah, sedangkan pekerjaan kantor yang melelahkan seringkali membuat kita kehabisan energi.
Tapi bagaimanapun, seorang perempuan harus tetap bisa menjaga emosinya didepan anaknya. Karena sekali salah ucap keluar dari mulut orangtua, bisa jadi trauma akan membekas di long term-memory anak. Dan itu adalah tugas yang berat, apalagi jika dia sedang rewel, tantrum, terus menangis. Kalau tidak diniatkan untuk ibadah, sepertinya kamu telah menyerah di awal.
Seorang pria mungkin bisa langsung bermain dengan anaknya selepas bekerja, tetapi, untuk perempuan, dia harus langsung terjun ke ruangan dapur membersihkan piring, gelas dan sampah-sampah rumah yang telah menumpuk.
Aku ingat betul bahwa ketika ibuku telah pulang shalat shubuh di masjid, seketika itu juga beliau langsung pergi ke ruangan belakang rumah berkutat dengan pakaian-pakaian kotor yang kadang telah menggunung. Ia memilih satu per satu pakaiannya, memasukannya dalam mesin cuci dan mempersiapkan makanan pagi untuk keluarganya.
“Capek ya bu jadi ibu?” Tanyaku suatu malam
“yaa kalau diniatkan ibadah, pasti ngga capek” jawabnya
Ibu tidak pernah mengharapkan agar uang rumah tangganya diperbanyak, bebannya dikurangi atau menuntut yang lain. Beliau hanya berharap apa yang dia lakukan akan menjadi pahala yang besar suatu saat nanti, anak-anaknya bisa besar menjadi seseorang yang bermanfaat dan keluarganya bisa menjadi orang yang memperhatikan agama. Hanya itu.
Memahami peran sulit ini, seharusnya kita, khususnya aku yang laki-laki, harus mulai berfikir dan peka.
Jika memang kita diberikan rejeki untuk membangun keluarga masing-masing, jangan lupa untuk langsung mengalokasikan budget untuk menyelesaikan masalah domestik, seperti membeli mesin cuci. Jika ada rejeki lagi, jangan hitung-hitungan untuk membeli mesin untuk mencuci piring, vacum cleaner dan mesin-mesin yang lain.
Dan yang lebih penting dari itu semua, seharunya para pemimpin keluarga juga turut membantu ratunya untuk menyelesaikan masalah domestik.
Jangan gengsi dan malas! Rasul saja membantu Aisyah R.A. mencuci piring dan bajunya.
عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ
Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?.”
Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember”
(HR Ibnu Hibban).
Semangat para perempuan, semoga Allah menguatkan pundakmu. Dan, mulai peka wahai para lelaki, semoga engkau diberikan rejeki yang melimpah untuk membangun keluarga yang kuat dan bahagia.
Tumblr media
Day 13/30
Note:
Tulisan ini adalah hasil karyaku mengikuti tantangan 30 Writing Challange. Selain berbentuk tulisan, aku juga menyempurnakan gagasan yang tertuang disini dalam bentuk gambar seperti yang teman-teman bisa lihat diatas. Gambar tersebut adalah hasil karya Artificial Intelligence yang selalu berkaitan dengan topik yang sedang diangkat, agar bisa lebih membawakan emosinya.
Terimakasih telah membaca!
4 notes · View notes