Tumgik
#teman
herricahyadi · 1 year
Text
Tumblr media
Temanmu dapat mendorongmu: ke kebaikan atau ke keburukan. Pilihan sepenuhnya ada di tangan kita.
Source: https://www.instagram.com/p/CsBeDjMpcKR/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==
176 notes · View notes
nisakhairunnisa · 10 months
Text
Perbanyak teman yang tidak sungkan menegur dan menasihati kita ketika kita melakukan kesalahan. Yang tidak membenarkan apatah lagi memberikan jalan bagi kita untuk meneruskan keburukan. Yang marah pada kita ketika kita melakukan suatu keburukan, namun tidak meninggalkan, yang setelah kemarahan nya, teguran nya, ia akan senantiasa menggenggam, tetap membersamai kita untuk dapat berubah menjadi lebih baik. Yang akan terus mendoakan kita dengan do'a-do'a terbaik. Teman seperti itu yang kita sangat butuhkan.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ 
"Sahabat-sahabat karib pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS Az-Zukhruf: 67)
Bandung, 03 Juli 2023
125 notes · View notes
surya-uya · 6 months
Text
Tumblr media
Ada banyak sekali alasan untukmu mundur dan tidak bertahan denganku. Mungkin karena mulutku yang berbisa. Mungkin aku yang tidak sebaik itu. Mungkin karena keluargaku yang sangat problematik. Atau rupaku yang tidak semenarik itu. Latar belakangku yang sungguh tak mengesankan. Kau punya alasan-alasan itu. Menolakku dan memilih jalan takdirmu yang lain.
Tetapi kau memilih jalan kesukaran bersamaku. Kau memilih kisah hidup denganku yang berliku. Kau menerimaku dengan segala yang ada pada diriku. Kemiskinanku, keburukanku, ketidaktampananku dan hal-hal lain yang bisa saja kau pilih untuk dijadikan jawaban.
Aku yang terbiasa dicampakkan sungguh kepalang beruntung memilikimu. Aku yang berkekurangan, sungguh tak habis fikir, semesta mengirimkanmu di hidupku.
Jalan hidup yang akan kita lewati masih panjang dan melintang banyak ujian. Semoga kita mampu melaluinya hingga akhir. Terimakasih telah melalui masa demi masa yang berlalu. Aku bersyukur kepada Allah atas keadaan kita sekarang. Apapun bagaimanapun.
Menerima takdir terbaik dariNya dan menjalaninya dengan sukacita. Sungguh kita berdua perlu merayakannya.
Kuharapkan hal-hal baik untukmu selalu.
18 notes · View notes
sitinurhabibah14 · 1 year
Text
Jangan heran jika kau temukan, ada circle dalam circle pertemanan
Karena titik nyaman seseorang tak bisa kamu paksakan
Yang bisa kamu atur adalah responmu melihat demikian
Jika dirimu bukan dalam bagian, gapapa kan?
Jakarta, 4 Maret 2023
70 notes · View notes
pendongeng · 8 months
Text
Bertemu dengan yang cocok itu perlu
Di perjalanan dewasamu itu akan banyak ujian yang menggampiri dan salah satunya adalah ujian memilih pasangan, yes ujian sebelum membangun keluarga.
Sebelum memilih, sebaiknya kembali kau pastikan lagi, ke fase itu kamu mencari apa? Tujuannya kemana dan apa saja konsekuensinya?
Dan ternyata pertanyaan seperti itu penting banget untuk diri kita jawab, sebelum melangkah. Karena ga semua orang merancang keluarganya dengan alur yang tepat. Banyak yang cuma mau ke tujuan itu tapi menolak atau gak siap untuk mengambil bagian konsekuensinya.
Karena faktanya bertemu sama yang satu tujuan dan sama-sama paham konsekuensinya itu perlu. Di dunia yang sekarang banyak banget perceraian membuat kita semakin berusaha mencari yang cocok, yang mau siap bertahan sehidup sampai surga, ya gak sih?
Dan dalam proses menemukan yang cocok, kamu akan dibebani sama banyak banget ujian. Ya karena emang Allah sengaja mau menyaring orang-orang tersebut, sampai hati kamu diyakinkan hanya dengan yang cocok.
Ketika kita ngumpul, temenku berkata pada yang lain "untungnya nih ya, suami kamu jodohnya sama kamu, kalau sama aku kayaknya aku ga bisa serapih kamu".
Dipercakapan mereka aku jadi benar-benar nangkep poinnya. Rezeki kamu tuh gak akan berpindah ke orang lain. Allah sudah atur kamu cocoknya sama siapa, karena ya Allah yang paling tau diri kita.
-tarik napas, hembuskan dan mari tersenyum :)
Sekarang aku lebih enjoy sih menjalani fase dimana mereka sudah punya pasangan sementara aku gak ada tanda, cukup tetap husnuzan sama Allah dan terus melanjutkan kembali membangun mimpi. Serahi semua rencana ke Allah. Kalaupun Allah gak mengizinkan aku berada di fase membangun keluarga, semoga Allah tetap izinkan aku menemukan cara menjemput surganya dan memiliki pahala jariyah dari arah manapun.
Aku menulis ini tepat dikondisiku yang sedang jadi konsultan teman-teman + para orang tua yang meminta solusi atas masalah mereka yang sebetulnya aku juga belum mengenal fase pernikahan.
Tapi dari mereka, aku banyak banget belajar dan mendapat pelajaran. Karena ya, di fase menikah tuh kita akan menghadapi banyak peran. Dan seberapa siap sih kita menjadi peran-peran tersebut?
:)
21 notes · View notes
yurikoprastiyo · 2 years
Text
Menolong dengan Tidak Menolong
Kadang cara menolong terbaik itu dengan tidak menolong. Biarkan dia melewati kesulitannya sendiri. Menjalani serangkaian kesulitan yang mungkin akibat dari kesalahannya. Supaya itu menjadi pelajaran penting bagi dirinya.
Menolong itu terkadang justru membuat seseorang menjadi-jadi. Melakukan kembali kesalahan yang diperbuat dimasa lalu sebab merasa aman dengan akibatnya dimasa depan. Sama saja kita menjerumuskan bukan?
Saya dulu mempunyai teman. Suatu kali dia terjerat hutang berbunga. Lalu dengan sedikit yang saya punya untuk coba membantunya. Tapi setelahnya itu kejadian serupa berulang-ulang. Bahkan untuk hal-hal yang tidak mendesak ia melakukannya lagi.
Sesekali memang kita harus kejam kepada orang lain. Bahkan kepada orang-orang terdekat kita. Rasa sayang seringkali justru membiaskan. Tidak menolong bukan berarti kita ingin menghancurkannya dimasa ini. Tetapi menyelamatkannya dimasa depan.
153 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Katanya, semakin kita dewasa, kita semakin menginginkan apa-apa yg tidak kita dapatkan semasa kecil. Semisal; kehangatan dalam keluarga, teman untuk berbagi cerita, sentuhan dan pelukan yg menenangkan, mengunjungi tempat yg diinginkan, melakukan hal-hal yg menyenangkan, bahkan membeli barang-barang yg dulu tidak dapat dibeli.
Tapi sampai di usia segini, mengapa aku hanya menginginkan hidup yg begini saja? Sendirian, dan tidak memerlukan banyak hal.
Aku yg denial, atau memang tidak menginginkan kesenangan lagi?
72 notes · View notes
randomtought · 9 months
Text
Kamu bangga punya sahabat kaya mereka...
Tapi mereka malu terlihat akrab sama kamu... Menjauhi kamu entah karena alasan apa...
Disaat mereka butuh telinga kamu... Kamu ada...
Disaat kamu butuh telinga mereka, mereka menghindar...
Ternyata patah hati bukan cuma dari pasangan ya, tapi bisa didapat dari sahabat.
Kamu memberikan like setiap postingan mereka...
Mereka, bahkan enggan memberikan like pada postingan kamu,tapi gencar memberikan like pada postingan yang lain...
Dan akhirnya kamu tau...
Semua berawal dari ketidaksukaan satu orang terhadapmu, lalu semuapun ikut menjauhimu.
Sakit hati?
Sangat sakit hati.
Berdoa saja sama Allah... Bahwa akan tiba masanya, mereka mendapatkan hal yang sama. Tau diri saja... Kamu bukan siapa2 dihidup mereka sejak awal.
Ketulusan kamu, akan selalu dianggap palsu.
Kamu saat ini, hanya disisakan Allah teman2 yang memang akan mengantarkanmu menuju jalan terbaik...
~semoga saja...
19 notes · View notes
apriliakinasih · 11 days
Text
Kutu Buku
Zaman sekarang, sudah menjadi hal yang lumrah ketika seseorang membagikan cerita ke khalayak ramai melalui media sosial. Cerita apa saja, mulai dari kehidupan sehari-hari, cerita saat bepergian, sampai cerita tentang kegemaran atau hobi.
Aku sendiri sering membagikan cerita tentang hobiku, yaitu membaca buku. Aku sering— bahkan hampir setiap hari—membagikan informasi tentang buku apa yang sedang kubaca, dan apa yang kupelajari dari buku tersebut.
Sebenarnya, keinginanku sederhana. Aku hanya ingin menyebarkan "virus" suka membaca. Aku ingin dunia tahu, bahwa aktivitas membaca itu menyenangkan. Selain itu, banyak sekali variasi buku yang bisa kita nikmati, baik fiksi maupun nonfiksi.
Kebiasaanku membagikan cerita lewat media sosial tentang aktivitas membaca ini, membuatku mendapat julukan kutu buku. Jujur, aku senang dijuluki kutu buku. Bagiku, itu adalah sebuah pencapaian. Betapa tidak, dulu aku sama sekali tidak suka membaca, dan lihatlah, sekarang aku bahkan mendapat julukan kutu buku.
Pernah ada beberapa orang yang mengatakan padaku baik secara langsung maupun melalui chat,
"Kamu tuh jangan di rumah terus. Jangan kebanyakan baca buku. Main sana ke luar rumah."
atau,
"Sana lho, gabung sama ibu-ibu muslimat, biar ngga di rumah aja. Kamu kan kutu buku, biar punya banyak temen."
Tunggu dulu. Aku ingin bertanya padamu. Bagaimana tanggapanmu kalau kamu jadi aku?
Jujur, saat mendengar orang-orang berkata demikian, aku sedikit tersinggung tapi juga geli. Lucu juga sebenarnya. Di sisi lain, aku berterima kasih pada mereka karena telah sepeduli itu padaku.
Namun, ingin sekali aku menjelaskan panjang lebar kepada orang-orang yang masih menganggap bahwa kutu buku itu tidak punya teman dan kesepian.
Pertama, bagi seorang kutu buku, buku itu sendiri sudah menjadi temannya. Membaca buku itu rasanya seperti sedang diajak bicara, mendengarkan cerita, bahkan diberi nasihat. Apalagi kalau buku yang sedang dibaca adalah buku yang benar-benar mewakili perasaan. Rasanya pasti seperti dipeluk.
Aku sendiri suka sekali ke mana-mana membawa buku untuk kujadikan teman bepergian. Dibaca atau tidak, yang penting harus ada buku di dalam tasku.
Kedua, saat seseorang sedang membaca buku, maka sesungguhnya orang tersebut sedang menjelajah ke banyak tempat, bahkan yang jauh sekalipun. Mengapa? Karena saat membaca, seseorang akan terbawa suasana dan tenggelam dalam cerita, sehingga mereka seolah-olah berada di tempat kejadian dalam cerita. Maka, dengan membaca buku, seseorang bisa pergi ke mana pun tanpa harus melangkahkan kaki. Bukankah ini terdengar seru dan mengasyikkan?
Ketiga, bagi kutu buku, buku adalah pelarian sekaligus hiburan tersendiri. Pernah mendengar kalimat "Books are an escape"? Aku sendiri menjadikan buku sebagai pelarian. Saat pikiran sedang penat, buku membantuku untuk lari dari kenyataan. Buku pun merupakan hiburan bagiku. Tak masalah aku di rumah saja, asal aku punya buku untuk kubaca. Apalagi kalau punya buku baru, beuh senangnya minta ampun!
Satu hal lagi, kutu buku tidak harus berteman dengan ibu-ibu muslimat. Mencari teman tidak harus ibu-ibu muslimat, bukan? Masih banyak mbak-mbak muslimat yang bisa dijadikan teman juga, yang masih sama-sama muda. Hehe.
Last but not least, jangan lupa, bahwa tidak semua orang merasa suntuk saat di rumah. Di dunia ini banyak orang-orang yang justru betah sekali kalau di rumah, aku salah satunya.
(14 April 2024 | 22:56 WIB)
3 notes · View notes
midaadanmenulis · 26 days
Text
Perpisahan itu memang menyakitkan, karena setiap perpisahan meninggalkan luka kenangan yang mendalam. Jika tak siap berpisah, maka jangan berani bertemu.
2 notes · View notes
abidahsy · 9 months
Text
Shelter
Entah apa yang akan terjadi ke depannya, untuk sementara aku bisa bilang bahwa saat ini aku menemukan dan ditemukan.
Seseorang yang aku bisa ngobrolin hal apa aja, mulai dari hal sepele sampai hal berat tentang hidup. Seseorang yang jawaban dan responnya bisa cukup memuaskan rasa haus penasaranku. Kadang bisa ketawa, sedih, tapi lebih banyak tertegun.
Seseorang yang kayak cermin dan gak perlu effort terlalu gimana gimana untuk bisa memahami dan saling mengisi, karena gaperlu ada yang diisi. Kami sudah penuh dengan kisah kisah masa lalu, luka, pembelajaran, dan tentunya masih terus memupuk harap. Bukan berharap menjadi satu, tapi harap untuk sembuh.
Seseorang yang tanpa disengaja bisa punya cukup banyak persamaan. Persamaan yang dengan anehnya bersikeras dipatahkan karena setelahnya kami malah berusaha mencari perbedaan. Seseorang yang asing, walau sebenarnya gak benar-benar asing. Sebaliknya, bisa dibilang cukup dekat.
Kami bertemu. Dipertemukan oleh takdir yang bahkan gak dibayangkan akan hadir dengan cara seunik ini. Aku gak berharap apapun, itu juga hal unik lainnya. Sesederhana bisa ngobrol dan dapat sudut pandang baru sudah lebih dari cukup.
Kami seperti shelter satu sama lain, tempat mengobati luka dan bercerita hal hal yang tidak bisa diceritakan dengan mudah ke orang lain.
Alhamdulillaah ala kulli hal.
7 notes · View notes
aprilliouz · 1 month
Text
Tumblr media
3 notes · View notes
writeitworth · 8 months
Text
Teman
Teman adalah orang yang bisa kau temukan dalam setahun, atau mungkin sepekan. Dan akhir pekan, adalah waktu yang aku jalani dengan enggan. Tapi kini, akhir pekan menjadi lebih semarak. Layaknya laut yang ramai dengan bunyi deburan ombak.
6 notes · View notes
syadhira · 1 year
Text
Berkawanlah dengan mereka yang sedikit membicarakan tentang dunia, bahkan hanya seperlunya saja. Agar hatimu selamat dari rasa bangga terhadap apa yang kamu miliki.
Dunia ini rendah, bahkan tidak lebih berharga dari sebelah sayap nyamuk.
- Tulisan seseorang hafidzahullah
45 notes · View notes
sajak-bumi · 11 months
Text
Dimana Letak Kunci Bibirmu?
Aduh, kau terlalu berisik kawan!
Kau terlalu berisik untuk memenuhi gendang telingaku. Mungkinkah kunci mulutmu sudah hilang sejak lama? Oke, ayo kita cari bersama.
Jujur saja, gendang telingaku sudah mulai berteriak karena tak tahan oleh setiap kata yang berujung masuk ke dalam gendang telingaku.
Begini saja, Bagaimana kalau kita cari dahulu kunci bibirmu yang hilang. Nah, kalau ketemu aku janji akan mendengarmu labih baik. Karena tentu saja, kata yang keluar dari bibimu itu sudah dapat terkontrol apabila bersama kuncinya.
Aku minta maaf tak bisa mendengar ceritamu kali ini. Kau paham kan maksudku. Jangan sekarang!
Aku lebih kasihan dengan gendang telinga rapuhku, daripada ceritamu.
Cerita Sekolah - Dinni Mawaddah
10 notes · View notes
pendongeng · 11 months
Text
Kenapa harus merasa menyesal?
Aku tidak pernah menyesal pernah bertemu seseorang, aku tidak pernah merasa terlalu -sakit- ketika mengenal orang. Semenerima itu aku, dengan yang sudah berkenan datang.
Kenapa harus menyesal? Bukankah bertemu dengan mereka membuatmu banyak belajar hal baru? Bukankah dari mereka kamu mengenal banyak karakter manusia? Lantas mengapa harus merasa menyesal? Bukankah itu satu syukur yang perlu kau sadari? Karena dengan mereka, kamu membuat banyak cerita.
Aku menyukai tiap pertemuan, walau sejujurnya aku bukan tipe yang bisa mengajak berkenalan, basa-basi panjang. Tapi dengan adanya yang datang, aku jadi mengenal banyak karakter, banyak pikiran, dan membuat kenangan.
Kenapa menyesal? Kamu berekspektasi bagaimana soal orang-orang yang datang? Jangan berekspektasi pada mereka, kamu hanya perlu memastikan satu hal, yaitu peranmu dihadapan mereka. Pastikan dirimu membuat cerita bahagia untuknya, agar ketika mereka ingat, adalah sosokmu yang membuat mereka belajar untuk seperti itu ketika bertemu orang.
Tidak penting apa yang orang berikan, tidak penting apa respon mereka terhadapmu, tidak penting bagaimana mereka memandang. Tunjukan saja, bahwa kamu hanya ingin membuat cerita bahagia dengan nya :)
Terima kasih untuk temanku yang sudah setia bertahan dipertemanan yang aku tau gak selalu terisi tawa, tapi juga air mata, tidak apa, jika suatu hari itu juga akan jadi cerita yang menyenangkan.
15 notes · View notes