Tumgik
#Dari mana saja? Iya
andikafingerspot · 8 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bebaskan dirimu dari urusan ribet kunjungi outlet/kantor❗️
Dengan kecanggihan mesin absensi 𝐖𝐢𝐫𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐑𝐞𝐯𝐨 𝐖-𝟐𝟑𝟏𝐍, absensi lebih praktis pakai identifikasi sidik jari, data kehadiran karyawan aman dan bisa diakses dari mana saja 💼🌍
Dari mana saja? Iya, nggak salah baca kok! Kamu bisa tarik data kehadiran karyawan dengan satu klik secara online pakai absensi online fingerspot.io, nggak perlu repot deh kunjungi ke outlet/kantor satu per satu 🏢✅
Ini dia manajemen kehadiran masa depan yang canggih dan praktis, cuma dengan mesin absensi 𝐖𝐢𝐫𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐑𝐞𝐯𝐨 𝐖-𝟐𝟑𝟏𝐍 dari Fingerspot 😉✨
0 notes
steven-wijaya · 5 months
Text
KENIKMATAN BERSAMA MAMA TIRIKU (Part-1)
Semenjak aku tinggal diMalang hampir dua tahun lamanya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita dia adalah Mama tiriku yang sudah aku anggap sebagai Mamaku sendiri.  sejak Mama tiriku bercerai dengan Papa Mama sudah jarang datang ke Malang untuk melihatku lagi.
“Saya kira Mama sudah Lupa sama Andre”, tanyaku saat Mamaku datang mengunjungi di Malang.
“Maaf sayang Mama sibuk”.
“Sibu kapa sibuk paling Mama sudah dapat pacar baru ya?, dan sudah lupa sama Andre”. Dengan Nada sedikit kesal.
“Ih kenapa sih anak Mama, kok nuduh Mama punya pacar lagi”, kata Mama sambil tersenyum sambil membelai rambutku.
“Pokonya aku ngak mau kalo mama dapat papa baru lagi”.
“Ngak sayang, Mama masih sayang Andre sebagai anak mama, jangan main curiga dulu dong sayang”, Mama terus membelai rambutku dan membuat amarahku jadi meredam.
Kemudian Mama mencium pipiku dan akhirnya kami berpelukan.
Oh iya sebelum aku melanjutkan cerita ini aku ingin mengatakan bahwa Mamahku ini bukan Mama kandung tapi Mama tiriku yang sudah merawat aku dari kecil hingga dewasa dan Mama kandungku yang asli sudah meninggal. Jadi sekarang ini aku sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
Singkat cerita setelah makan malam berdua dirumah, lalu kami bedua ngobrol-ngobrol diruang keluar sambill menyaksikan acara TV. Sambil melepas kangen yang sudah jarang bertemu Mamahku memijat-mijat tubuhku dengan posisi aku dibawah lantai sedangkan mamaku diatas kursi sofa.
“Gimana Andre pijatan Mama enak kan?”.
“Enak mah, udah kangen pijatan seperti ini, habisnya mama sudah lama ngak kesini”, kataku.
“Ya maaf Andre mama dijakarta kerjaan banyak sekali sayang”.
“Kerjaan melulu waktu buat Andre ngak ada”. Protesku.
“Yau dah sekarang Mama kan ada disini”, sambil memijat-mijat bagian ubun-ubun kelapalku.
“Andre ngomong-ngomong pacarmu sekarang siapa”, tanya mama saat memijat kepalaku.
“Belum ada Ma, tapi baru lagi pendekatan sama teman kantor” sahutku.
“Tuh kan, kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri mau pacaran”, dengan nada kesal Mama berbicara.
“Pokonya Mama ngak mau Andre pacarana dulu, mendingan focus dulu dengan kerjaan biar dapat karir yang cemerlang, tapi kalau Andre tetap mau pacaran berarti Andre sudah tidak sayang mama lagi”. Ocehanya yang terus memijat kepalaku.
“Enggak kok Ma, aku masih sayang Mama”.
Selesai memijat tubuhku kemudian aku Kembali duduk berdua dikursi sofa sambil berhadapan dengan mamahku. Sambil terus ngobrol sana kesini bedua hingga larut malam tiba-tiba aku berkata.
“Ma, apa dijakarta mama ngak kesepian sejak pisah sama papa”.
“Ya kesepian sih Andre, makanya Mama main kesini biar bisa ketemu sama anak mama yang mama sayang”.
Karena aku duduk menghadap mama dengan jarak sangat dekat, tanpa kusadari kedua mataku tertuju kebagian kedua tonjolan putting susunya yang menjeplak dipermukaan kain satin dasternya karena malam itu mama ku hanya memakai baju tidur satin model daster yang sangat seksi berwarna merah muda.
“Mah, ngapai sih Mama pake baju tidur seperti itu?”.
“Lho emang kenapa sih Andre dengan baju tidur mama ini, emangnya kamu ngak suka ya”, tanya mamahku sambil memandagku.
“Tuh kelihatan”, sambil kutunjuk putting susunya yang terliaht menonjol menjeplak dibalik kain satin baju tidurnya.
“Huuuussss, Adreeee”, teriak kaget.
“Lah salah siapa sampai kelihatan seperti itu, entar jangan-jangan ngak pakai celana dalam juga”, proteseku.
“Lah kan mama kalau dirumah pakai seperti ini jarang pakai bra dan cd hanya pakai baju tidur saja, lagian disini ngak ada orang lain Cuma ada mama dan kamu Andre”.
“Tapi Ma?”.
“Memangnya Andre ngak suka ya kalau Mama pakai seperti ini?”.
“Ya suka benget dong Ma, apalagi baju tidur mama sangat seksi dan bikin Andre jadi bergairah”, senyumku.
“Huuussss, kamu ini sudah berani-berani merayu mama”.
“Aku ini sudah dewasa Ma, bukan anak kecil lagi. Apalagi melihat benda yang seksi seperti ini mana ada yang mau nolak pasti akan tertarik”.
“Mah, boleh aku peluk Mama” sambil tersenyum.
“Dengan senang hati Andre”. Kupeluk tubuh mamahku sambil kubisikan ditelinganya.
“Mah…boleh kupegan buah dada mama, Andre pingin banget Maaa…”.
“Kamu pingin ya Andre”.
“Ya ma….habisan mama pakai baju tidur seperti ini bikin adik yang dibawah jadi bangun Ma”.
Setelah mama ku menigizinkan kemudian kupeluk dan kuremas kedua buah dadanya tanpa membuka kain satin baju tidurnya yang menghalagi kedua buah dadanya.
“Uuuhhhh Ma…., sungguh terasa licinnya kain satin dasternya punya Mama”, kubisikan lagi ditelinganta saat kuremas-remas buah dadanya.
Setelah beberapa kali kuremas-remas buah dadanya kemudian kujilat dan kusedot putting susunya yang terlihat semaikn menonjol itu tanpa membuka baju tidurnya yang menghalangi putingnya itu.
“Ounghhhhh….angggghhhhhh…Andreee”, desahan kecil yang mulai terdengar dari suara mama saat kusedot-sedot putting susunya.
“Enak Ma….”, saat desahanya semakin kian mengeras.
Kemudian Mama mengarahkan tangan kananku dan meletakan disebelah buah dadanya yang tidak aku sedot.
“Andreeee….sedot….yang kuat sayannnggggg….unghhhh….ounghhhh….anghhhh dan Remas buah dada mama…..sayang”, desahan mama semakin kian keras dan tubuhnya mulai meliuk-liuk, kedua tangannya mulai medekap kepalaku sangat kuat hingga wajahku tenggelam kedalam buah dadanya.
“Ounghhhh…Andreee….bawa mama kedalam kamar sekarang”, katanya.
Tanpa berpikir Panjang lagi kubopong tubuh mama dan kuangkat ketempat tidur dengan sangat hati-hati dan kurebahkan denga posisi terlentang diatas ranjang dengan nafasnya sudah mulai terburu-buru. Kemudian aku naik keatas tubuhnya dan kutindih. Tampak kedua matanya mulai menetapku.
“Kanapa Mah?”, kataku.
“Andre udah lama mama tidak pernah disentuh oleh laki-laki selama mama bercerai dengan papahmu”, sambil berkata seperti itu, kedua tangan mama mulai melepas celana pendek dan celana dalamku.
Batang penisku yang sudah terlihat tegang itu langsung diremas-remas dan dikocok-kocok dengan kain satin dasternya oleh Mamahku.
“Ouungggghhhh…Maaa….enak….banget….”,mendengar aku mengerang kenikmatan Mama justru semakin keras mengocok penisku dengan kain satin yang licin itu.
Tak lama mengocok-ngocok penisku dengan gengaman tanganya yang dilapisi kain satin dasternya itu, membuat cairan bening langsung keluar dari lubang penisku membasai kain satin dasternya. Kemudian aku segera turun dari tubuhnya dan turun mengarah kebagian selangkanya. Melihat Mama yang sudah tidak memakai celana dalam dan terlihat sudah tidak ada lagi bulu-bulu kemaluanya yang tumbuh disekitar vaginanya yang dicukur habis membuat detak jantungku semakin berdebar kencang terpacu melihat pemandangan indah milik mamaku yang ada didepanku.
Tanpa di instruksi lagi aku langsung menjilat belahan vaginanya dengan ujung lidahku, tercium bau khas yang keluar dari belahan vaginanya dan membuatku tambah terangsang. Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat seputar belahan bibir vaginanya yang sudah mulai basah dan terasa asin itu terkena cairan vaginanya, Mama semakin kian mendesah semakin kuat.
“Andreee….Unggghh”, dengan nafas yang sudah memburu dan menahan dikepalaku dua tangan Mama yang terus menekan kepalaku.
Tanpa memita izin lagi, segera saja jari-jari tanganku membuka bibir vaginanya dan memainkan bibir vaginanya serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela vaginanya kusedot-sedot dengan bibirku.
“Unggghhh….anghhhh….Andree….kok kamu sangat pengalaman…sayang….dari mana….kamu…tau”, sambil mendesah kenikmatan mama mengatakan itu.
“Udah yang penting Mama menikamti saja”, jawab singkat dan jelas.
Aku semakin bersemangat dan terus kujilat dan kumasukan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan dilubang vaginanya. Terasa semakin kian nikmat desahan Mamahku menjadi erangan yang keras mengisi ruangan kamar, untungnya dirumah hanya ada kita berdua jadi mau sekeras suaranya tidak ada yang mendengarnya. Kedua tangan Mamahku semakin menekan kepalaku dan pantanya mulai digoyang-goyangkan naik turun sehingga wajahku sudah terasa basah semua terkena cairan kenikmatan yang keluar dari lubang vaginanya.
Aku terus berusaha memainkan lidahku tetapi tidak beberpa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh Mama semakin cepat dan terdengar nafasnya semakin cepat seperti seorang pelari. Tubuhnya tampak mengejang-ngejang seperti terkena tegangan 220 volt dan dibarengi oleh desahan yang sangat Panjang.
“Andree….sayaaannngggg…terusssh….jilat dan sedot semakin keras….sayanggg….anghhhh”. sambil kepalaku semakin ditekan lebih dalam lagi oleh kedua tangan Mama.
Lalu Mama terkapar lemas melepas kedua tanganya dari kepalaku dengan suara nafas yang sedikit ngos-ngosan. Aku yakin Mama baru saja mencapai titik orgasme yang sudah lama tidak dirasakan Lagi semenjak bercerai dengan papahku.
Melihat Mamahku terkapar dengan nafas yang ngos-ngosan aku segera naik dan tidur miring saling berhadapan disamping mama yang terlentang.
“Andre, kamu nakal sekali kecil-kecil udah sangat berpengalaman seperti orang dewasa”,kata Mamahku.
“Ma, Andre bukan anak kecil lagi tadi kan Andre sudah katakana, oh ya Ma boleh ngak penis Andre masuk kedalam punya Mama”, sambil ku usap-usap mama yang masih berkeringat.
“Boleh Andre, tapi kalau bisa jangan dimasukan belum saatnya ya sayang”, sambil menecup bibirku membuat aku sedikit kecewa.
“Tapi ngak enak Ma, kalau ngak dimasuki”, kataku protes.
“Kan digesek-geseki diluar saja udah enak kok Dreee, sini sayang naik ketubuh Mama”. Sambil meraih tubuhku untuk naik keatas tubuh mama yang terlentang ditempat tidur.
Begitu aku mulai naik keatas tubunya, Kedua pahanya dilebarkan sedikit dengan posisi batang penisku yang masih tegang itu pas tepat berada diatas belahan vagina Mama. Kemudian Mamahku memegang penisku untuk digesek-gesekan dibelahan bibir vaginanya dari atas kebawah secara pelahan-lahan. Dengan posisi seperti itu kesempatan aku untuk menjilat bagian leher mama.
Akupun beusaha besabar sedikti dan menunggu agar gairah dan nafsunya mamahku mulai naik Kembali karena sentuhan penisku yang kugesek-gesekan divaginanya. Kuperhatikan wajah mama mulai memejamkan kedua matanya mungkin dia sudah mulai menikamti setiap gesekan penisku divaginanya. Ketika mama menghentikan Gerakan tanganya dan melepaskan pegangan tanganya dipenisku.
“Andre, gimana enak ngak digesekan disitu”, katanya sambil memandangku.
“Lebih enak dimasukan Ma, gimana boleh kan Ma”, jawabaku sambil kudekatkan ditelinganya sambil kujilat.
Belum sempat berkata lagi Mamahku berusaha merenggagkan kedua kakainya pelan-pelan tanpa mengatakan kalimat lagi tapi mamahku masih menutup kedua matanya, karena aku masih terus menjilat telinga dan lehernya dengan kedua tangan mama masih memeluk punggungku lalu kutekan pantatku sedikit dan respon mamahku ikut menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menepel dibelahan vaginanya agar lebih pas tepat ditengah-tengah lubang vaginanya, pelan-pelan kutekan sedikti penisku tepat pas tengah bibir vaginanya dan Blesss masuklah penisku sedikit demi sedikit kedalam lubang vaginanya yang sudah basah itu”.
“Unghhhhh….Andreee….kenapa dimasukan sayanggg….kamu jahat sayang” ucapan mamahku saat penisku mulai masuk kedalam vaginanya.
“Mahhh….enak gini dimasukan jadi Andre bisa menikmati dan mama juga”.
“Tapi Andreee….”, tanpa kujawab lagi pertanyaan itu langsung kugenjot penisku keluar masuk vaginanya.
Aku rasakan penisku seperti dihisap-hisap kuat didalam vagina mama dan tanpa kusadari langsung keluar dari mulutku “onghhh….Maaaa…unghhh….enak…ma….”. saking enaknya aku sudah tidak memperthatikan wajah mamahku lalu kugerkan terus tanpa henti naik turun penisku kedalam vagina mama untuk mersakan setiap gesekan keluar masuk penisku didinding vaginanya.
Tampak mamah mulai mengimbangi Gerakan yang berada diiatas tubuhnya dengan Gerakan berputar-putar pantatnya “Andreee…ounghhhh…enaaak…sayang…terusss….Dreee….terusss”, kudengar setiap desahan dan kata-kata yang sedikit terbata-bata dan dengan cepat kubungkam mulutnya dengan mulutku dan kedua tanganku kupegang diwajah mamahku. Sedangakn kedua tangan mama posisi di bagian pantatku dan terus menekan pantatku. Apabila pantatku lagi posisi naik goyangan dan Gerakan aku dan mama semakin cepat dan sampai terdengar bunyi ceplak…cplokk gesekan penisku keluar masuk vagina mama yang semakin becek.
Dengan Gerakan naik turun pantatku serta bunyi gesekan keluar masuk penisku didalam vaginanya, suara desahan mama kian makin kuat untungnya mulutnya masih kubungkan dengan mulutku sambil kumain-mainkan lidahku dimulutnya dan mama membalas menyedot lidahku.
Begitu mulutku terlepas oleh mulut mamahku, “Andree…..terussss…” kulumat lagi mulutnya dan aku masih terus menggejot tanpa henti dengan Gerakan semakin cepat hingga terdengar bunyi ceplak…ceplokk…cepak…cplok antara gesekan penisku dengan vagina mama yang sudah mulai becek membasahi kain sperai tempat tidur diaman kita masih terus untuk mencari titik orgasme.
Kedua kaki mamahku mulai menyilangkan dibagian pantatku dan Gerakan pantat mama juga ikut berputar semakin cepat mengikuti gerakanku dan tiba-tiba mama melaskan lumatan dibibirku dan langsung berkata.
“Andree…sayanggg…mama…mau hampir…Dreeee….terus tekan sayangg”, moment seperti ini tidak kusia-siakan, apalagi kebetulan aku juga sudah tidak tahan lagi menahan laju cairan spermaku yang akan keluar.
Kutekan dalam-dalam penisku sampai kedasar rahimnya dan kurasakan cengkreman kedua kakinya yang menyilang dipantatku dan juga kedua tanganya dipundaku semakin kuat sekali dan keperthatikan tubuhnya mengenjang – ngejang dan kurasakan penisku yang berada didalam vagina  seperti ada denyutan-denyutan yang mencengkram penisku saat mama orgasme.
“Ounghhh….anghhh…anghhh….Andreeee…..sayanggggg….ini enak banget sayang punyamu enak banget sayang…unghhhh”, dengan nafasnnya ngos-ngosan.
Tak lama mama orgesme beberapa hitungan detik akupun memuncratkan cairan spermaku didalam vagina mama “Maaa….aku jugaaa….mauuu….keluarrr……anghhh….ahhhhh”, belum sempat menjawab perkataanku cairan spemaku keluar Crottt….crott…crottt.
Kuperhatikan mama hanya diam sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang kedua kalinya sambil mengantur nafasnya dan begitupun aku juga sebaliknya masih menikmati sisa-sisa orgsme sampai menghabikan sisa cairan speraku yang ada didalam tubuhku. Kami beruda diam sejenak saling berpandangan dengan posisi aku masih diatas tubuh Mama dengan penis masih tertancap didalam vaginanya dan sesekali mencium bibirnya.
“Makasih ya ma, sudah bikin puas Andre malam ini sama mamahku tersayang”. Kataku sambil mengecup bibirnya.
“Iya Andreee yang mama sayangi, mama juga makasih sudah dua kali bikin mama puas malam ini udah lama mama tidak merasakan seperti ini sayang”. Dan mama juga mengecup bibirku.
Malam itu kami tertidur pulas berdua diatas tempat tidur saling berpelukan antara anak dan mama tanpa pergi kekamar mandi karena kami sama-sama capek. Dengan posisi miring saling berpelukan didalam selimut dan mama meminta penisku jangan dilepas dari dalam vaginanya akhirnya penisku lama-lama terlepas juga dari dalam vaginanya karena sudah Kembali mengecil.
Bersambung ke Part 2
415 notes · View notes
kurniawangunadi · 4 days
Text
Berdamai
"Ini harus diminum seterusnya ya," ujar dokter. "Seterusnya itu berarti nggak boleh putus ya, Dok?" tanyaku. "Iya, seumur hidup." tegas beliau. * * * * * Lain waktu, ketika kumpul sama walimurid anak-anak lainnya. "Wah, saya ya minum obat itu mas udah dari umur 25 malah. Dah sepuluh tahun!" ujarnya. "Walahhh," sahutku. "Dibawa santai aja mas," tambahnya. * * * * * Lainnya lagi. "Lhoo masgun, sama kayak bapaku, dari sebelum aku ada ya beliau udah konsumsi obatnya. Diminum terus yaa jangan putus." katanya. "Wahh begitu yaa?" aku menimpali. "Yoiii, semangat masgun!" jawabnya. * * * * *
Tumblr media
Kini juga bersahabat sama tensimeter. Beberapa hari sekali ngecek. Bela-belain beli, agar lebih mudah kontrol kondisi hipertensi ini. Awal-awal periksa, dulu, masih denial :"Kok bisa!", "Apa? Diminum seumur hidup obatnya?" dan lain-lain. Sekarang udah bisa menerima dengan baik, lebih legowo. Kondisi ini justru memberikanku semangat baru untuk memperbaiki pola hidup lebih baik. Berusaha bertahan lebih lama dalam hidup ini meskipun kita tahu bahwa umur itu rahasia Allah. Tapi, melihat anak-anak yang masih kecil, semakin menguatkan doa : "Semoga aku dimampukan menjadi ayah yang baik, mendampingi mereka tumbuh dewasa, menikahkan mereka, hingga mereka menjadi menjadi orang tua yang amanah." Mulai juga bisa memilah mana hal-hal yang penting dan prioritas dalam hidup. Ada hal-hal yang perlu dilepaskan dan direlakan. Seperti kopi yang selama ini kuminum, kini enggak lagi. Proses menata ulang ini seperti mereset kembali kehidupan di umur 33. Rasanya bagaimana? Seru. Dinikmati dan disyukuri saja. Kini, alarm pun bertambah satu selain pengaturan alarm lainnya yang sudah ada. Alarm buat minum obat. Buat yang masih muda, saranku lebih aware lagi soal kesehatan. Kalau suka naik asam lambung apalagi sampai gerd. Sering sakit kepala. Dan berbagai respon tubuh lainnya. Segera medical checkup, baik cek fisik maupun cek psikis. Ini sangat penting. Harganya bisa jadi lumayan, tapi lebih mahal lagi kalau sakit. Hati-hati dengan hal-hal yang sering kita konsumsi setiap hari. Perhatikan aktivitas hidup kita. Cermati apa yang sering kita pikirkan setiap harinya.
Jika nanti ketemu sama takdir berkeluarga, anak-anak kalian akan membutuhkan kalian lebih lama hidup di dunia ini. Membutuhkan energi kalian untuk mengejar-ngejarnya berlarian tanpa henti. Dijaga baik-baik anugrah Tuhan berupa badan ini. Semangat yaa!
131 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Ujian penantian 12 tahun lamanya..
aku baru tahu dokter yang menangani kehamilanku beberapa waktu lalu, juga seorang pejuang garis dua. Beliau seorang dokter obgyn atau istilahnya yaitu dokter kandungan. Sementara suami beliaupun demikian, seorang dokter kandungan yang prakteknya berbeda rumah sakit.
Sesaat setelah kuretase, aku berkonsultasi dengan dokter tentang apa yang harus aku lakukan selama pemulihan. Dan langkah berikutnya apa yang harus aku upayakan agar hamil kembali. Dalam konsultasi tersebut, dokter bercerita kepadaku kalau beliau juga sama-sama pejuang garis dua. Bedanya, aku pernah hamil meski mengalami keguguran. Sementara beliau, belum sama sekali merasakan hal itu.
"banyak pasien saya yang bilang kalau keguguran itu lebih sakit daripada melahirkan mba. Saya juga belum merasakan keduanya sih, tapi kesakitan apapun yang sedang mba alami Allaah ganti dengan jauh yang lebih baik." Ucap beliau kepadaku.
"maksudnya, dok?" Tanyaku tak mengerti.
"ya, saya juga pejuang garis dua mba, sama seperti mba Nisa. Tahun ini saya memasuki usia pernikahan ke 12 tahun. Apapun kondisinya memang harus disyukuri ya, mb. Setidaknya mba Nisa pernah hamil, sekalipun mengalami keguguran. Inipun harus disyukuri, artinya mba Nisa bisa hamil kembali nantinya. Insya Allaah,. Sementara saya, selama 12 tahun pernikahan saya belum pernah merasakan mual muntah dipagi hari, atau tanda-tanda kehamilan."
"Masya Allaah, dok." Mataku berbinar mendengar kisah beliau. Perempuan hebat, batinku.
"kalau ditanya, sama-sama dokter kandungan tapi kok ya belum pernah hamil, belum punya anak. Mana paham rasa sakit yang dirasakan para ibu-ibu hamil. Ucapan seperti itu sudah berulang kali saya dengar sendiri. Dulu saya buka praktek dirumah saya pribadi mba, makin kesini makin sepi karena banyak yang memutuskan pindah dokter dengan alasan demikian. Akhirnya saya kembali praktek di rumah sakit. Alhamdulillaah, disyukuri aja hehe. Saya pindah rumah juga, suami takut saya mendengar kabar yang kurang enak, dan takut hal itu membuat saya stress sendiri. Memasuki tahun ke 5 pernikahan, saya melakukan inseminasi. Qadarullaah, belum berhasil.
Tahun ke 7 saya dan suami coba untuk bayi tabung. Qadarullaah belum ada tanda-tanda kehamilan. Tahun-tahun berikutnya saya lebih lapang. Bahwasanya memiliki anak adalah sebuah takdir yang Alalah berikan kepada hambaNya yang Allaah kehendaki kan ya. Ya, mungkin saat ini masih harus menunggu tapi barangkali nanti Allaah akan beri dengan yang jauh lebih baik lagi yang entah apa itu nantinya. Kita sama-sama berjuang dengan jalan masing-masing ya mba.
Dan saya bisa paham perihal ujian dari penantian itu. Saya pernah bilang ke suami saya, "mas, kalau kita ounya anak, mungkin anak kita seksrang usianya 11 tahun kali ya. Usia 11 tahun biasanya udah masuk SD kelas 5."
Tapi kalau sudah pembahasan seperti itu, biasanya saya menangis. Suami yang selalu menguatkan untuk tetap lapang menjalani takdir. Maka, pak. Pesan saya untuk bapak sebagai suami mba Nisa. Kalian berdua adalah satu tim yang harus saling mendukung dalam keadaan apapun. Karna meskipun seluruh manusia ibaratnya mengucilkan, atau berkara hal yang tidak-tidak tentang anak. Selama anda sebagai suami terus menguatkan istrinya, Insya Allaah istri akan terus bisa baik-baik saja. Jadi, kalian berdua harus dalam nahkoda yang sama. Sebab bahtera rumah tangga setiap orang tidaklah sama dan tudaklah mudah.
Maka mba Nisa. Berkabar ya nanti kalau mba Nisa Allaah takdirkan hamil kembali dan melahirkan. Saya sangat menunggu kabar baik itu. Insya Allaah, biasanya setelah kuretase banyak pasien saya yang berhasil hamil kembali. Semoga Allaah izinkan demikian."
"Masya Alalah, dok. Aamiin. Allaahumma aamiin. Maaf,dok, saya boleh minta nomer pribadi dokter? Insya Allaah, ingin terus memperpanjang silaturahmi dengan dokter." Sambungku
"oh iya, boleh mba Nisa. Masya Allaah."
Dalam hati, banyak doa kebaikan untuk dokter tersebut. Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaannya ketika setiap hari harus berhadapan dengan wajah bahagia dari para pasiennya yang tengah hamil dan menanti kelahiran. Kalau bukan karena Allaah yang menguatkan, tentu beliau tidak akan setabah dan setenang ini. Sekalipun aku tahu, tak pernah mudah menata hati yang tidak baik-baik saja agar tetap terlihat baik-baik saja.
*aku sudah meminta izin kepada dokter tersebut untuk menuliskan kisahnya dalam tulisan. Nama, waktu, dan tempat tetap dirahasiakan.
Kita punya RabbNya Zakariyah 'alaihissalam yang memberikan seorang anak yang telah beliau tunggu berpuluh-puluh tahun lamanya.
Maka, tiada jalan keluar, kecuali dengan bersabar. Pahitnya ujian, lamanya menunggu, pedihnya kehilangan hanya akan sembuh dengan kesabaran yang panjang. Bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Demikianlah..
Ruang tunggu || 19.50
301 notes · View notes
khoridohidayat · 1 year
Text
Lalu, apa alasanmu ingin menikahi anak puteriku, Nak?
Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari laki-laki paruh baya yang berada didepanku. Disampingnya, duduk seorang gadis teduh berdandan sederhana, ditemani oleh ibunya yang juga berpakaian rapi ketika itu. 
Aku yang sudah sedari tadi berbicara panjang lebar basa basi dengan dua orang paruh baya ini mulai memutar otak untuk menjawab pertanyaan ini dengan baik, tertata dan mengena. Aku menegakkan punggung, menghirup nafas dengan rileks, dan merapikan sedikit bajuku yang sudah cukup lusuh karena tebaran angin sore itu.
Di situasi itu, apa yang harus aku lakukan? Kamu sebagai pembaca, apa hal yang bakal kamu lakukan jika kamu berada di posisiku? Kalau aku, mungkin, aku akan cukup bingung menjawabnya.
Karena, kadang, apa yang kita lakukan sering kali tanpa alasan. Tentang makanan yang kita makan, apakah kita betul memikirkan nutrisinya? Tentang kebiasaan scrolling social media yang kita lakukan setiap hari, apakah kita membatasinya? Tentang mengerjakan tugas sekarang atau nanti, apakah kita memang sudah menghitungnya betul-betul agar tidak terlalu mepet deadline? Sepertinya banyak hal di dalam hidup kita yang dilakukan secara otomatis, tanpa sadar.
Tapi untuk ini, aku tak bisa melakukan secara otomatis, aku harus mempunyai alasan. Tapi apa. Aku masih mencarinya. Mungkin ini alasan Fathia menanyakan pertanyaan yang sama dua minggu lalu, agar aku siap ketika ditanya hal yang sama oleh Abinya. Sial, mana ketika itu aku tak menjawab pertanyaan dia dengan baik lagi. Aku hanya menggunakan analogi kampungan untuk menjelaskan mengapa aku memilih dia untuk menjadi pendamping hidupku nanti. Mampus, hari ini aku merasakan akibatnya.
Aku masih memikirkan jawabannya. Waktu seperti berhenti sejenak, sedangkan aku masih bisa memikirkan sesuatu secara leluasa. Aku melihat perempuan itu senyum manis malu-malu kepadaku, percaya bahwa aku bisa menjawab pertanyaan itu dengan baik. Sedangkan aku, masih bergulat dengan pikiranku, menelusuri ruang perasaan didalam hati, berharap aku bisa menemukan jawaban itu. 
Pikiranku menyelam ke dalam otakku dengan lebih dalam, ada hal yang harus aku jawab. Ada seseorang yang membutuhkan jawabannya. Kenapa ya aku memilih dia? Apakah karena cantik? Sepertinya bukan itu poin utamanya. Apakah karena dia pendengar? Iya memang, tapi hatiku berkata bahwa aku mempunyai alasan yang lebih tinggi daripada itu. Apakah karena pekerjaannya? Sebentar-sebentar, sepertinya aku tahu. Oke, aku menemukan alasannya!
“Saya ingin menyelamatkan diriku dan anak keturunanku, Abi.” Kataku
Sejenak ruangan tamu rumah ini menjadi hening. Suara detikan jam dinding terdengar lebih keras dari sebelumnya. Suara angin dari sebuah kipas di pojok ruangan juga menjadi terdengar lebih kencang. Waktu seperti berhenti ketika itu. Dan nampaknya perempuan itu juga tidak paham dengan apa yang baru saja aku sampaikan.
“Aku kurang paham dengan jawabanmu, bisa tolong jelaskan lebih lanjut?” Kata pria paruh baya itu
Baik, aku menghela nafas lebih dalam, mengatur intonasi dan ritme paragraf-paragraf panjang yang akan aku keluarkan. Tak lupa, aku juga membaca doa untuk memperlancar lisanku, yaitu doa yang sama ketika Nabi Musa diperintah oleh Allah untuk menghadap penguasa Mesir ketika itu .
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.”
Paragraf pertama aku buka dengan sebuah teori psikologi.
Jadi maksud saya seperti ini, Abi. Saya selalu percaya, bahwa baik buruknya seseorang sangat bergantung pada lingkungannya. Orang akan menjadi baik jika dia berkumpul dengan orang baik. Dan juga sebaliknya, orang akan menjadi “jahat” jika dia berkumpul dengan orang yang kurang baik. Iman juga seperti itu. Bahkan Rasulullah pun pernah bersabda, bahwa hati manusia itu sangat lemah. Dia harus terus diikat dengan pertemanan yang baik.
Saat ini, dunia sudah tidak seaman dahulu. Banyak orang menganggap bahwa berpacaran adalah hal yang lumrah. Menonton tayangan tidak senonoh juga sepertinya sudah menjadi bagian hidup bagi beberapa orang diluar sana. Bahkan, beberapa waktu yang lalu, banyak anak SMP dan SMA di suatu kabupaten mengajukan pernikahan dini. Bukan karena memang sudah siap menikah, tetapi mereka telah hamil diluar nikah.
Kejadian seperti ini yang membuat saya takut. Bagaimana jika anak saya juga seperti itu. Bagaimana jika pada suatu saat nanti anak saya merengek untuk pergi satu malam bersama pacarnya. Apa jadinya jika dia pergi bersama pacarnya kemudian dengan rela pahanya dipegang-pegang oleh pacarnya dan dia tidak merasa risih sedikitpun. Mungkin terlihat klise, tapi saya benar-benar pernah melihatnya di jalan, dengan kedua mata kepala saya.
Disisi lain, orangtua juga tak kalah berzinanya. Ada istri yang selingkuh dengan rekan sekantornya karena dia lebih mendengarkan dan menerima apa adanya daripada suaminya. Ada juga suami yang mempunyai hubungan asmara lain dengan asistennya, yang lebih muda, yang lebih cantik, dan yang lebih sering bertemu di kantornya. Bahkan ada juga orang yang sampai sengaja check in di hotel bersama teman sekantor atau asistennya untuk melakukan hubungan haram itu.
Saya takut jika itu akan terjadi di keluarga saya. Saya boleh menerima cobaan apapun, asal jangan cobaan dalam keluarga dan agama. Karena konon itu adalah cobaan yang paling berat di dunia dan jarang ada orang yang bisa melewatinya dengan baik.
Oleh karena itu, saya harus memilih pasangan yang solehah. Orang yang telah menjaga dirinya. Perempuan yang juga telah berkomitmen lama untuk menjaga hawa nafsunya dengan tidak bermesraan dengan seseorang jika belum sah. Dan, aku melihat, bahwa puteri bapak adalah muslimah yang taat. 
Saya pernah mendengar dari sahabatnya bahwa dia selalu sholat hajat sebelum tidur, menjaga shalat tahajudnya seperti dia menjaga barang yang dicintainya, bahkan sahabatnya juga pernah melihat dia tak sengaja tertidur di atas sajadahnya dengan memeluk mushafnya akibat lelah menuntaskan target bacaan hariannya.
Saya mempercayakan hidupku untuk dilengkapi oleh dia.
Saya sangat selektif dalam memilih teman, maka saya juga berhak selektif dalam memilih pasangan.  --
Orang yang membeli sepatu mungkin hanya menyesal satu atau dua minggu ketika dia memilih barang yang salah. Orang hanya akan kesal selama satu atau dua tahun jika salah memilih pekerjaan. Tapi, soal pasangan, akan seberapa menyesal jika orang telah salah memilih pasangan?
Saya ingin menyelamatkan diri dari lingkungan yang tidak sehat. Saya ingin menyelamatkan anak dan isteriku dari zina yang telah dihiasi sedemikian rupa. Aku, juga ingin memilihkan ibu yang cerdas dan shalihah untuk anakku nanti. Itulah satu alasanku untuk memilih dia sebagai pasangan saya.
Satu paragraf gagasan ku telah terucap dengan lancar. Aku melihat orang tuanya mengangguk-angguk setuju dengan jawabanku. Hope it will be. Aku menghela nafas sejenak, menyadari ternyata keren juga ya aku bisa mempunyai gagasan yang kuat seperti itu. Ternyata berdebat dengan dosen ketika di kelas psikologi klinis di kampus bisa berguna juga ya untuk melamar perempuan yang aku cintai.
Semoga memang ayah dia bisa mencerna apa yang aku sampaikan, dan semoga apa yang aku harapkan bisa terwujud. Aku ingin segera menggenapkan separuh agamaku.
Bersambung (3/6)
Menjadi yang Kaucintai - Bagian 3
@careerclass @bentangpustaka-blog @langitlangit.yk
270 notes · View notes
auliasalsabilamp · 2 months
Text
Lingkungan Online
Sekitar tahun 2018-2020 itu lagi booming-boomingnya fashion influencers yang cantik-cantik dan modis, bahkan berhijab. Bener-bener lagi naik daun dan digandrungi. Industri fashion hijab juga lagi meroket banget.
Pada masa itu, anak gadis mana yang ngga ngefollow fashion influencer untuk bisa dapat inspirasi outfit cakep?
Termasuk diriku. Setiap hari timeline Instagramku dihiasi dengan konten-konten berhashtag #ootd dari influencer favorit dan panutan. Tanpa sadar apa yang aku konsumsi dari lingkungan online ini tentu saja mempengaruhi:
1. Seleraku dalam berpakaian;
2. Caraku memandang pakaian itu sendiri.
Yes, sebagai perhiasan, identitas, dan bentuk ekspresi diri.
Tapi, apakah ini semua akan terjadi kalau aku ngga memenuhi lingkungan onlineku dengan follow selebgram dan fashion influencer di platform sebelah. Tentu saja tetep kejadian, tapi mungkin tidak akan seugal-ugalan apa yang pernah aku alami dulu yaa, alhamdulillah dah lewat wkwk.
Untuk aku pribadi baik lingkungan offline dan online, keduanya punya pengaruh yang signifikan dalam aku menjalani kehidupan. Makannya manusia itu disebut makhluk sosial, ya karena ngga mungkin ngga dipengaruhi atau mempengaruhi lingkungan sosialnya.
Tapi balik lagi, kalian sendirilah yang lebih paham seberapa besar pengaruh lingkungan baik itu offline or online di kehidupan kalian.
So, jadilah bijak dalam menentukan jalan hidupmu yaa.
Termasuk dalam memilih lingkungan. Kenapa?
Soalnya kita itu ngga akan selamanya ada dan tinggal di bumi, guysss...
Mampir sebentar doang kita tuh. Ada pilihan hidup yg nantinya mesti kita pertanggungjawabkan kelak di season kehidupan selanjutnya, yakni kehidupan setelah kematian.
Oh iya satu lagi.
Semenjak memutuskan pakai khimar yg lebih syar'i, aku bener-bener stop follow selebgram dan fashion influencer and it helps so much untuk meredam keinginan dan nafsu untuk tampil fashionable dan melanggar syari'at.
Percaya deh guys, hati kita itu lemah.
"Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah" QS. An-Nisa: 28
Ini kata Allah loh, bukan kata makhluk. Masa sih kita ngga percaya kata Allah? Dzat yang menciptakan kita, yang paling mengerti seluk beluk kelebihan dan kekurangan kita.
Maka dari itu kita butuh banget berdoa dan minta tolong supaya kita tidak menyerahkan diri kita sendiri kepada syahwat dan keinginan pribadi kita.
Salah satu doanya sering kita baca di dzikir pagi petang.
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا "Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku, dan jangan Kau serahkan kepadaku meskipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu)".
وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
37 notes · View notes
milaalkhansah · 7 months
Text
Yang Lebih Tinggi Dari Sabar dan Ikhlas
Kemarin, randomly gw cerita ke bestie, kalau selama ini tuh gw selalu merasa iri tiap liat ada orang yang diuji dengan ujian yang luar biasa. Alasannya, karena gw merasa ujian yang luar biasa adalah sebuah tanda bahwa Allah percaya sama kemampuan hamba tersebut untuk menanggungnya. Selain itu gw juga menganggap bahwa itu salah satu tanda rasa sayangnya Allah yang besar sama orang tersebut. Jadi saat melihat hidup gw yang sekarang gini-gini aja—Maksudnya ya ujian atau masalah itu tentu masih kerap ada-ada aja. Tetapi sangat jarang sekali gw diberi ujian yang kadar beratnya betul-betul luar biasa—seperti yang gw liat di hidup orang lain—gw selalu merasa ..., apa ini sebuah tanda bahwa rasa sayang dan percaya Allah ke gw emang gini-gini juga?
Terus dia jawab, "Kalau gw malah beda. Gw seringnya liat orang yang mendapati ujian yang luar biasa dalam hidupnya itu bisa jadi sebagai balasan atas apa yang telah dia perbuat. Dan apa yang dia perbuat tersebut bisa jadi salah satunya adalah menyakiti atau zalim sama orang lain"
"oh kayak semacam pembalasan atau penebusan dosa-dosa gitu ya?"
"heeh"
Terus berawal dari teman gw cerita tentang seseorang yang dia kenal sedang mengalami musibah atau ujian yang berturut-turut, kami jadi membahas tentang makna sabar dan juga syukur versi kami masing-masing. Gw bilang, kalau menurut gw tuh di atas "ikhlas" itu ada yang lebih besar lagi yaitu "legowo", dan makna legowo ini cuman orang yang udah ngerasain sendiri yang bisa mengerti. Saking dalamnya makna kata tersebut menurut gw.
Terus teman gw jawab, "tetapi kamu tahu nggak yang lebih tinggi lagi dari itu semua apa?" Tanya teman gw.
"apa?"
"rasa syukur."
"oh iya ya. Gw baru inget"
"contohnya Rosulullah, beliau tu kalau diuji sama Allah malah langsung bersyukur"
"iya juga ya, ada gasih yang kayak gitu?"
"pasti adalah tapi pasti gak mudah"
Mendengar jawaban doi, gw jadi flashback masa-masa di mana gw diuji dengan ujian yang luar biasa. Yang kalau dirunut, respon gw itu kek gini;
Diuji-marah-sabar(bukan karena emg gw mau sabar, tetapi karena gw gak punya pilihan lain selain sabar)-terus yang terakhir "yaudahin" (yang sebenarnya lebih ke arah putus asa ato udah "jalanin aja" saking gak tahunya mau ngapain)
Alias dulu tu tiap diuji gw cuman berpikir bagaimana ujian ini cepat berakhir. Gak pernah gw mikirin "hal baik" apa yang bisa gw ambil dari ujian tersebut—yang pada akhirnya selalu membuat gw menjadi orang yang merasa "paling menyedihkan" hidupnya hanya karena ujian tersebut.
Hingga akhirnya setelah gw tambah dewasa dan berhasil melewati sesuatu yang membuat gw bahkan pernah menginginkan kematian, makin sering diuji, dan makin dewasa pandangan gw, gw baru akhirnya bisa mengerti apa saja "hal berharga" yang gw dapetin dari ujian-ujian gw yang terdahulu—yang membuat gw akhirnya baru bisa mensyukuri ujian-ujian tersebut setelah bertahun-tahun berhasil melewatinya.
Beberapa contohnya kayak ...,
"oh jadi ini ya alasan kenapa hubunganku sama mama dulu gak akur, dan gw udah struggle sama banyak hal dari kecil ternyata karena Allah mw gw belajar lebih dini tentang pola pengasuhan seperti apa yang pantas atau baik buat anak-anak gw nanti, dan juga karena Allah mw perlihatkan gw 'sesuatu' lebih awal di banding orang lain"
Atau
"ternyata kalau dulu gw maksa buat tetap kuliah, di saat ekonomi keluarga gw gak memadai, gw mungkin akan mengeluarkan uang dan juga tenaga lebih banyak pada hal-hal yang sia-sia atau gak benar-benar gw inginkan, yang membuat gw akan lebih lama mengenal apa yang sebenarnya gw inginkan, atau apa passion gw selama ini"
Jujur, gw nulis ini tuh sebenernya gw malu dan juga terharu. Malu sama Allah kalau inget-inget gimana gw yang seringnya selalu berpikir jelek saat diberi ujian sama Allah. Terharu karena baru sadar bahwa berbagai ujian yang gw rasakan dalam hidup ternyata juga merupakan salah satu bentuk rasa sayang Allah sama gw karena membuat gw pada akhirnya menjadi lebih kuat dan juga lebih bijak lagi dalam memandang segala sesuatu.
Sekarang tuh tiap lagi diuji sama Allah, meski gak serta merta langsung bisa mensyukuri ujian tersebut. Setidaknya gw menjadi lebih "tenang" dalam menghadapinya. Dan proses bersyukur itu menjadi nggak "selama" dulu buat gw bisa lakuin.
Terus, perlahan ... gw juga akhirnya sadar bahwa bentuk-bentuk kedewasaan yang gw dapatkan saat ini ternyata melalui fase atau proses yang panjang dan juga melelahkan. Sehingga saat ini, tiap diberi ujian gw berusaha untuk melewatinya dengan lebih "tenang" karena gw tahu, apa yang gw lewati saat ini pasti menjadi sesuatu yang akan gw sangat-sangat syukuri di masa depan nanti. Sebagaimana gw yang saat ini bisa mensyukuri apa yang telah terjadi di masa lalu gw dulu.
Pada akhirnya setiap takdir yang Allah gariskan untuk kita pastilah baik atau pasti akan selalu berakhir pada kebaikan kita sendiri. Jadi, mari kencangkan prasangka baik kita dan kuatkan rasa syukur kita kepada-Nya.
• November bercerita hari kesembilan belas
52 notes · View notes
kaktus-tajam · 3 months
Text
Menulis dan Mensitasi Karya Sendiri
Pagi tadi aku mengikuti kuliah intensif Islamic Worldview Dr. Adian Husaini di At Taqwa College Depok. Satu hal yang membuatku terkesima adalah betapa beliau sangat produktif melahirkan artikel, tulisan, dan buku. Tidak sekali dua kali, ketua Dewan Dakwah Islamiyah ini mereferensikan jamaah untuk membaca karyanya untuk pembahasan lebih lanjut.
“Saya sudah tulis di novel Kemi. Nanti baca dialognya di sana.”
“Lengkapnya nanti baca di buku saya 10 Kuliah Agama Islam.”
“Ketika Denny JA menulis buku bermuatan pluralisme, saya buat saja karya bantahannya.”
dan seterusnya.
Peneliti INSISTS ini di usia 58 tahun telah menulis sekitar 1800 artikel di websitenya, puluhan buku, dan karya tulis yang tak terhitung sitasinya. Menariknya, sebagai sarjana kedokteran hewan beliau pernah menekuni profesi jurnalis. Dan Allah memang memberikan beliau kemampuan dan taufiq untuk berdakwah lewat karya-karyanya.
“Lihatlah para pendiri bangsa ini, tokoh-tokoh ini luar biasa! Bahkan dari sebelum kemerdekaan itu Allah takdirkan.. Mereka sudah beradu gagasan-gagasan, dan ini dapat kita lihat di media massa pada saat itu yang memuat buah pikir tokoh nasional. Saling membantah, tapi ketika berjumpa sangat akrab dan hangat.”
Ujar beliau menceritakan tradisi keilmuan ulama, tokoh Indonesia mulai dari Soekarno, Hatta, Moh. Yamin, Natsir, dan seterusnya.. yang nampaknya tradisi intelektual ini beliau teladani betul.
Singkat cerita di akhir kelas, aku menghadap meminta nasihat beliau terkait menuntut ilmu di Barat. Beliau menyimak dan berpesan:
“Terus belajar.. dan biasakan untuk tuangkan lewat tulisan, ya.. Mana kamu sudah mulai menulis belum?”
MasyaAllah. Tertohok rasanya. Dari segi kualitas saja jauh, masa kuantitas juga jauh, Hab.
Semoga Allah jadikan kita wasilah dalam menyebarkan keindahan Diinul Islam, lewat lisan, tulisan, dan pancaran akhlaq kita. Semoga Allah pinjam diri kita untuk kebaikan dan kebermanfaatan ummat lewat pos masing-maaing. Semoga Allah tidak membiarkan kita wafat dengan tidak meninggalkan karya bermanfaat untuk ummat. Selamat menulis. Selamat berkarya.
-h.a.
Ditulis sebagai semangat untuk diri sendiri agar mulai menulis lagi, di hari di mana aku bersyukur seorang @fayzakamalia dilahirkan. Kata Dr. Adian, “wah iya kita butuh ahli di bidang psikologi, masih sedikit sekali (penjaga pos ummat di sana).” Semoga Allah kuatkan, barakallahu fii umriiki.
Tumblr media Tumblr media
27 notes · View notes
icharizkaa · 4 months
Text
"Terjebak pada Kriteria Sendiri"
Obrolan malam itu bersama teman-teman yang 1/3 harinya dilalui bersama mengalir begitu saja. Hingga tiba pada kalimat seorang kakak "aku kayak yang terjebak dengan kriteria sendiri" ada sesak yang menyelinap, ada anggukan kepala, dan hati yang bilang "kalimat tepat yang mendefinisikan sesuatu yang aku rasakan juga nih kayaknya" -kayaknya- Kadang suka latah deh wkwk.
Seusai cerita malam itu kalimat "terjebak dengan kriteria sendiri" ini terus terngiang dikepala. Hingga akhirnya aku memutuskan mempertanyakannya pada diriku sendiri. Benarkah terjebak? Kriteria sendiri, kriteria yang mana? Hoo kriteria yang bertambah saat kehadirannya? Haha iya sih, kayak jadi naik standar kriterianya. Pun seolah banyak ceklis pada kriteria yang ada. Tapi sebentar, memangnya diri butuh orang yang akan membersamai itu seperti apa? Jangan-jangan belum mengidentifikasi kriteria apa yang prinsip dan apa yang tidak. Lalu memangnya apa yang tak dipenuhi dari kriteria itu? sadarilah. Nah yang tidak ia penuhi itu hal-hal prinsip atau hal yang masih bisa di nego? Maka kamu akan tau jawabannya. Bukan terjebak pada kriteria sendiri. Karena terjebak berarti engga sengaja. Sedangkan kamu sengaja membuat kriteria itu. Meski kamu berdalih seolah "tak sengaja" karena kriteria itu bertambah saat kehadirannya, tapi kamu kan yang mengizinkan dirimu memiliki standar kriteria baru itu? Jadi aku mau bilang, bukan terjebak pada kriteria sendiri, kriterianya sudah tepat, hanya saja belum bertemu orang yang tepat.
Terimalah kenyataan bahwa bukan orang tersebut yang menjadi akhir. Sebab sebanyak apapun kriteria yang sesuai jika ada 1 saja kriteria prinsip yang dilanggar maka cerita selesai, tak bisa di negosiasi. Memegang prinsip kadang memang menyakitkan tapi sungguh menyelamatkan.
Bukankah diri telah sepakat menjadikan standar tertentu sebagai alat seleksi? Lalu mengapa seolah sedang berdrama menjadi korban atas keputusan sendiri?
Itulah cuplikan tanyaku. Rasanya berkecamuk sekali saat memikirkannya.
Setelah paragraf ini berakhir, tak ada lagi kalimat "terjebak pada kriteria sendiri" yang ada hanyalah diri belum menemukan yang tepat. Yang tepat sesuai kriteria prinsip. Yang seiman, yang sejalan hidup, dan yang se-lainnya yang menurutmu penting. Yaa, hanya belum menemukan yang tepat untuk bisa diterima kurang dan lebihnya. Yang tepat untuk membersamai sampai akhir bertemu dengan-Nya untuk LPJ hidup di dunia.
Jaga prasangka baik atas tiap takdir-Nya ya! Allaah Maha Adil, meski dunia seolah tidak. Allaah engga pernah sekalipun dzalim, apalagi menunda apa-apa yang memang rejeki hamba-Nya. Jaga prasangka baik terus ya! Jadikan Allah prioritas diatas prioritas. Sadari bahwa tugas utama hidup di dunia adalah menjadi hamba maka berlakulah sebagai hamba :)
Mari tahu diri ✨️
Tidak memerintah Tuhannya, namun mengais tulus pertolongan-Nya agar mendapat sebaik-baik akhir cerita. Husnul khotimah.
32 notes · View notes
ibnufir · 1 year
Text
"Kalau rumah udah gabisa dipake jadi tempat ngeluh. Wajar aja, kalau setiap orang di dalamnya lebih banyak memilih diam. Atau justru, malah mencari pendengarnya di luar"
Seorang anak laki-laki, sering dipanggil tegar oleh ayahnya. Suatu hari dia pulang sambil menangis dan berdarah-darah dari sepedanya yang tak bisa ia kendalikan. 
"Jangan nangis, laki-laki ga boleh cengeng. Makanya jangan ngebut-ngebut. Udah diem, cuma kaya gitu aja kok". Sambar ayahnya memarahi. 
Tegar langsung diam, berlari ke dalam rumah sambil sesenggukan menahan tangis dan rasa sakitnya. 
Ibunya di dapur mendengarnya dari kejauhan. "Adek kenapa, jatuh di mana? Mana yang berdarah, mana yang sakit? Sini ibu bantu obati"
Tegar malah menangis sejadi-jadinya. Ia yang sudah tidak kuasa menahan tangis yang diredam ayahnya sejak tadi. Sekarang tangisnya justru semakin pecah. 
"Yaudah nangis dulu" Ucap ibunya. "Kalau udah tenang nanti kita obati ya"
Sambil dipeluk ibunya, tangis tegar mereda. Ia justru terlihat biasa-biasa saja ketika luka-lukanya diobati. 
"Lho engga perih?" Tanya ibunya. "Ini sakit lho dek"
"Engga, kata ayah laki-laki harus kuat buk" Jawab tegar mantap. "Nah iya gitu dong. Tapi kalau mau nangis mah nangis aja dek, gpp namanya juga sakit"
"Aku tadi udah pelan-pelan, pas di turunan sepedaku ga bisa direm buk. Terus di depan ada anak ayam, aku kasian. Jadinya aku menghindar, terus nyuksruk ke selokan"
"Wah iya kasian anak ayamnya ya, kalau ketabrak" Sahut ibunya. 
Bukannya menangis karena menahan perih diobati. Tegar justru lebih banyak bercerita tentang pengalaman jatuhnya. Hal-hal yang sudah berusaha ia selamatkan. 
Tapi memang ada yang tidak bisa dikendalikan. Saat ia jatuh, ia hanya berpikir rumahnya lah tempat pulang terbaiknya. 
Tempat menepikan setiap rasa sakit dan menerima tangisannya. 
Hanya itu sebetulnya satu-satunya alasan tegar untuk pulang. Ingin dipahami atas apa yang terjadi padanya. 
Seperti halnya tawa dan bahagia yang selalu disambut hangat.
—ibnufir
182 notes · View notes
rririsstuff · 4 months
Text
sparkle x F!reader
genre: yuri, gxg, girls sex
rating: 18+
warning: rant, nsfw pov, kalau ooc atau menyimpang dari karakternya maaf soalnya saya masih pemula bikin fanfic 🙏
____________________________________
jam menunjukan pukul 20:00 terdengar suara dari sebuah kamar mandi yang mana itu seorang gadis yang sedang membersihkan badannya
gadis itu nampaknya seperti sedang bernyanyi layaknya orang dikamar mandi pada umumnya. setelah selesai mandi, gadis tersebut beranjak dari bak dan shower, membuka gorden dan mengambil handuk dan hairdryer. setelah menyingkirkan air dari tubuhnya, gadis itu keluar dari kamar mandi dan dia menuju kamar tidurnya tanpa menggunakan handuk bahkan tidak menggunakan pakaian sama sekali alias telanjang
gadis itu kemudian ke tempat tidurnya dan mengambil novel yang ia akan lanjut membacanya. pada saat ia membaca novelnya tersebut, tiba-tiba ada seseorang entah bagaimana ia bisa aja membuka pintu kanar gadis itu tanpa ijin
"WOI! kalo mau masuk ijin dulu!" sontak gadis itu kaget, setetika tangannya menutupi area badannya yang bersifat 'privasi'
"maaf, lagian gw mencet bel lunya kagak keluar" jawabmu
"hah?! masa sih?!" tanya gadis itu heran
"ya gtw, gw mencet berkali-kali lunya tetep gk keluar-keluar rusak kali itu bel" lanjutmu
"btw sparkle jadi gk kita belajar buat ulangannya? sekalian kita ngerjain tugas bareng" tanyamu kepada gadis kecil yang bernama sparkle
kamu dan sparkle temen sekelas, cukup dekat juga sampai kamu merasa kalau kamu memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman atau bahkan sahabat tetapi kamu malah memendamnya dikarenakan kamu takut jika saja sparkle menolakmu
"btw gw boleh gk ikutan bugil kyak lu?" tanya kamu kepada sparkle
"heh?! ngapain hayo?" tanya sparkle dengan ekspresi sus
"ya salah lu lah, ngapain coba lu gk pake baju apalagi daleman sange kan gw jadinya"
setetika kamu melepaskan semua pakaian termasuk daleman, kamu menaruhnya di tempat pakaian di kamarnya sparkle dan akhirnya kalian berdua telanjang bulat di dalam kamar. sparkle melihat kamu yang telanjang bulat juga merasa horny dan vaginanya-pun mulai lembab
sekarang kalian mengerjakan tugas bersama-sama, kamu dan sparkle saling bertanya-jawab untuk menyelesaikan tugas kalian dengan cepat
"huh selesai juga" -sparkle
kamu melihat sparkle yang selesai mengerjakan tugasnya itu terfokus pada sesuatu yang dibawah sana, iya vagina sparkle terlihat mulai basah pertanda apa itu?
"btw gw tau lu sekarang maunya apa?"-kamu
"apa? lu juga sange kan? lihat noh pepekmu" sparkle menudung vaginamu yang juga mulai basah
"lu pengen juga kan? bilang aja" katamu sambil mengangkat tubuh kecilnya sparkle
sebenarnya dari bentuk dan ukuran badan kalian semua sama karena kalian sekelas dan seumuran tetapi kalau dari segi kekuatan kamu yang menang
sparkle sekarang duduk di pangkuanmu membukakan pahanya dan melihat vaginanya yang sudah basah sekarang
"sange amat lu, kyanya lu mau deh"-kamu
"anjirt"-sparkle
tanganmu mulai mengelus-elus vaginanya yang sangat mulus tanpa bulu itu, vaginanya sudah basah bahkan sangat basah karena kamu mengelusnya dengan perlahan membuat sparkle melepaskan suara yang sangat merdu di telingamu
"segini doang keenakan ya?"-kamu
"ahhh... nghhhh..."-sparkle
sparkle menerima sensasi yang belum pernah ia rasakan selama ini, ia sering telanjang bulat di dalam kamar pada malam hari tapi bukan untuk hal kyak gini sendirian apalagi sama sahabatnya
kamu melepaskan tanganmu dari vaginanya sparkle dan menjilati tanganmu yang basah dari cairannya sparkle. rasa manis yang happy membuat jadi semakin meningkatkan rasa untuk berhubungan badan dan seks dengan sparkle
kamu mencium bibirnya dengan lembut dan menggendong sparkle menuju ke ranjangnya dan kemudian ciuman tersebut menjadi ciuman panas setelah menaruh sparkle di ranjang
sparkle tidak menyangka kalau temannya ini begitu pandai berhubungan seksual apalagi dengan dirinya itu, dia berpikir apakah sahabatnya ini menyukai dirinya tetapi dia tidak mengatakannya alias diam-diam?
ciuman berhenti setelah mereka berdua mengambil nafas sebanyak-banyaknya. kamu kemudian turun ke lehernya dan mengecup lehernya sparkle dan membuat tanda disana bahwa sparkle adalah milikmu sontak sparkle tersentak kesakitan karena ulahmu itu
setelah di leher, ia kemudian turun ke dada dan menjilatinya dan setelah itu dia menuju ke susunya. meskipun payudaranya sparkle tidak menghasilkan asi, tetapi jika kamu menghisapnya itu akan menimbulkan rasa yang bisa saja membuat pikiran sparkle melayang
setelah menuju ke dada dan payudaranya, kamu turun menjilati perutnya yang sangat mulus dan sampailah di selangkangannya sparkle yang sudah sangat basah karena rangsangan. kamu menjulurkan lidahmu dan menjilat vaginanya sparkle, mengkulum kemudian menghisapnya
"AGHHHHHH!!!!......" sparkle tersentak demi tuhan ia tidak menyangka kalau sensainya seperti ini, bagaimana kalau dimasukin beneran? ah lupakanlah lagian juga keperawanannya gk sampai hilang toh mereka berdua sama-sama cewek kan?
sensai itu membesar kembali setelah kamu memasuki 4 harimu di vagina sparkle untuk memasukkan lidah dan mulutmu lebih dalam tentu saja sparkle ditimpa sensasi yang sangat amat luar biasa bahkan ia seperti ditimpa oleh reruntuhan
"AGHHHHH.... AAAAAAAAAA!!!! MAU KELUARRRRR!!!!"
belum selesai pelepasan, kamu malah melepaskan hisapan dan jilatan di dalam sana, sparkle melihat itu kesal
"apaan sih lu?! udh enak-enak ini malah berhenti!"-sparkle
"emang yang keenakan cuma kamu doang?" kamu terkekeh
sekarang kaki kalian saling mengyilang, posisi saling berbeda-beda dan kamu posisinya ada di atas sparkle vagina kalian menempel satu sama lain. sparkle tau akan ada di tahap mana
kamu memulai gesekan dan gesekan itu lumayan pelan, kamu mengenjang merasakan sensai yang belum di rasakan sebelumnya begitu juga sparkle mereka berdua pertama kalinya berhubungan badan dan seks bahkan sesama perempuan
"nghhh... s-sparkle"-kamu
"apa (y/n)?"-sparkle
"i love you... gw suka kamu dari lama tapi aku gk mau kasih tau kamu takut kamu gk suka sama aku lagi" kamu terus terang kepada sparkle kalau kamu menyukainya
"i love you tooo... gw juga suka lu dari lama dan gw pendem takut terjadi hal yang sama dengan kamu katakan" jawab sparkle
mereka berdua saling berpelukan dan berciuman. di sisi lain, vagina saling bergesekan semakin lama semakin intens dan kencang rangsangan dari mereka berdua meningkat tajam kalian berdua saling berpelukan erat dan vagina kalian menempel dengan sangat rapat membuatmu merasakan vagina sparkle berkedut kencang begitu juga vaginamu
"AGHHHHH.... (y/n) AKU MAU KELUARRRRR!!!!......" sparkle teriak memohon, ia sudah tidak dengan sensasi ganas yang menerjang tubuhnya yang sedari tadi ia terima
"tenang ya, kita akan keluar bersama oughhh..."-kamu
gesekan semakin kencang dan akhirnya kalian berdua sampai di pelepasan, cairan muncrat sedikit-sedikit karena vagina kalian menempel dengan sangat rapat sehingga kalian merasakan cairan kalian saling bertabrakan dan ingin masuk satu sama lain
setelah melakukan hal itu, mereka berdua akhirnya tidur karena kelelahan. kalian berdua saling berpelukan dengan penuh rasa cinta dan puas
"good night baby"
20 notes · View notes
steven-wijaya · 3 months
Text
Cerita Sex Nafsu Ibu Mertuaku Yang Tak Bisa Ditahan   
   
Cerita ini berawal aku hidup berumah tangga baru genap satu tahun Bersama istriku Maya yang memiliki paras wajah cantik, setia, sabar dan sikapnya sangat dewasa dan istriku bekerja disalah satu bank swasta yang ada dikota yogya. Sudah satu tahun aku menikah tapi aku belum juga dikaruniai seorang anak.
Tumblr media
Setiap malam jumat aku selalu melakukan hubungan seks diranjang dengan isteriku, bahkan bukan hanya hari itu juga tapi di hari sabtu itu sering kulakukan dengan isteriku saat kami sama-sama libur kerja.
Selain istriku mempunyai paras cantik aku juga mempunyai mertua yang sangat baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku masih terbilang cantik seperti anaknya walaupun usianya sudah berumur 45 tahun. Tapi yang aku kagumi dari mertuaku ini masih memiliki tubuh Langsing dan tidak gemuk seperti ibu-ibu yang lain dan bentuk buah dadanya tidak terlalu besar tapi memiliki bentuk putting susu yang besar seperti biji salah dan Kencang, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum ibu mertuaku keturunan indo - eropa.
Ibu mertuaku seorang janda dan masih aktif berkerja disalah satu konsultan yang ada dikota yogya. Isteriku adalah anak tunggal maka saat kami menikah ibu mertuaku tinggal Bersama dengan kita berdua.
Kisah perselingkuhanku dengan mertuaku pada saat aku sedang lagi nikmat-nikmatnya berhubungan seks dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa menutup pintunya karena dirumah hanya ada kita berdua saja. Tak kusangka ternyata ibu mertuaku sudah pulang dan kami tidak mendengarnya masuk kerumah. Begitu melewati depan kamar dengan pintu terbuka ibu mertuaku langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu denganisteriku diatas ranjang. Spontan kami langsung menghentikan aktifitasku diranjang Bersama istriku.
“Mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapa istriku sambil berjalan menuju pintu.
“Maaf,  mama gak tahu kalau kalian lagi begituan, lain kali pintunya ditutup”, sahut ibu mertuaku.
Sejak kejadian itu ibu mertuaku berbeda sekali cara memandang saat kita saling bertatap muka. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku meminta aku untuk mengantarkanya ke Surabaya, karena ada saudaranya yang meninggal tapi istriku tidak bisa ikut karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku langsung berangat dengan mobilku kesurabaya dan sesampai disurabaya kami langsung menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang dikota surabaya.
Pukul 01.30 malam aku terbangun oleh dering telepon di ponselku. Aku melihat nomornya ternyata nomer ibu mertuaku dan aku segera menjawab dering telepon itu.
“Halo ya mah, ada apa kok malam-malam belum tidur” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk.
“Andre…kamu uda tidur yah?, Bisa tolongin mama gak?”
“Bisa Ma..ada apa?”.
“Koper mama yang berisi pakaian tadi bisa dibuka sekarang terkunci, Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon.
“Ok…mama…”, aku segera kekamar mama yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku.
“Iya Andre… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu.
Buset malam itu ibu mertuaku sudah memakai baju tidur model daster satin yang sangat seksi sekali. Dan aku sedikit terpaku melihat kedua putting susunya yang terlihat jelas menjeplak menonjol diluar kain satin dasternya itu karena tidak memakai bra.
“Ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka”, tanpa piker Panjang dan masuk kekamar ibu mertuaku.
“Itu loh kopernya….Andre didepan ranjang itu loh, tadi sudah bisa dibuka tapi saat mama kunci lagi dan mama coba buka tapi tidak bisa lagi” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar.
Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya ibu mertuaku denga cara kupaksa. Begitu terbuka ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai membayangka ternyata ibu mertuaku suka dengan CD G-string seperti anak-anak muda jaman sekarang.
“Makasih ya Andre…kamu udah nolongin mama…”.
“Ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar hotel.
“Kenapa Andre….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.
Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik dan seksi dengan baju tidurnya yang dipakainya malam itu dan membuat aku bergairah melihatnya. Kemudian ibu mertuaku juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, ibu mertuaku bukanya menolak melainkan membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku.
Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……Andre…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku.
“Maaf….maaf….atas kelancanganku….sekali lagi maaf…..habis mama pakai baju tidur seperti itu jadi andre bergairah dan jadi gairah Andre tidak bisa dikontrol”.
“Ngak papa Andre kalau memang Andre suka dan apa Kamu takut sama isteri kamu….?”, Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku.
“Sekali lagi… maafin aku ma….itu dosa ma….. lagian…uuussttzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu.
“Pokonya kamu gak usah takut disini hanya kita berdua saja, mama akan simpan rehasia ini…..”, sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku.
“Ma… maafin aku ma… aku ma…. aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini”, aku langsung melumat bibir diatas sofa itu.
Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti.
“Ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius.
“Jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa”, sahut ibu mertuaku.
Kami beruda langsung segera bangun dari sofa dan berjalan menuju ranjang.
“Sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…udah lama tidak pernah dijamah oleh laki-laki semenjak papa meninggal” panggilan ibu mertuaku manja.
Kulihat ibu mertuaku sudah terlentang diatas ranjang. Aku Langsung mencopot seluruh bajuku dan celanaku dan hanya melekat celana dalam saja yang ada ditubuhku. Aku segera naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dibagian pahanya dengan ciuman bibirku.
“Aaaangghhhhh…..”, desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata.
Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus.
“Anghhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku yang membuatku Terangsang Berat.
Setelah satu menit lebih aku menciumi bagian lehernnya dengan lidah dan bibirku dan turun beralih ke bagian putting susunya terlihat sanagat menonjol itu keatas menembus kain satin dasternya, membuatku aku semakin menjadi jadi. Kulumat dan kusedot putting susunya dengan lahap dan bringas sambil memeluk erat tubuhnya yang terlentang. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan celana dalamaku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri.
“Anghhaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar…tahu… apa yang Mama rasakan…ungghhhhh sedot yang keras sayang, gigit sayanggg”, sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu.
Kuhisap berulang kali secara bergantian tanpa membuka kain satin dasternya yang menghalangi kedua putting susunya, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku seperti anak bayi yang sedang kehausan.
Kulihat ibu mertuaku mengeluh kenikmatan “Oungghhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang jangan dilepas”, tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan kain satin dasternya basah karena air liurku.
Ibu mertuaku mengeluh kenikmatan sambil memejamkan kedua mata dan mendesah . Kemudian aku beralih turun kearah perut dan pusarnya sambil kucium dan kujilat dengan mulutku dengan penuh gairah sambil ibu mertuaku melorotkan celana dalamku hingga terlepas dari tubuhku. ibu mertuaku langsung mengelus elus batang penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Langsung dia menciumi batang penisku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Umur boleh tua tapi gairah seksnya masih seperti anak-anak muda.
Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku terlentang dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot  G-string yang dia pakai. Begitu terlepas, Wow vaginanya masih terawat dengan baik merah merona tanpa ada bulu-bulu kemaluanya yang sudah dicukup habis. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang terlihat becek itu.
Begitu lidahku mulai menjilat belahan vaginanya “Angghhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus…sayang…jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama….jilat yang dalam…Sayanggg…Aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti”, cairan yang keluar dari dalam vagina ibu mrtuaku keluar sangat banyak membasahi bagian mulutku.
Sebelum melihanya ibu mertuaku akan orgasme aku segera melepaskan jilatanku dari vaginanya dan beralih bebagian leher, dada, dan berhenti di kedua putting susunya. Sambil kutidih tubuhnya batang penisku yang tegak berdiri dengan kokohnya tepat berada dibelahan bibir vaginanya aku gesek gesek dibagian selakangannya.
“Sayanggg….anghhh….aaaaahhhh……kenapa sayaaaang…kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan…ayo sayang masukan sekarang udah lama tidak pernah dimasukan lagi sayang…aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……”, sambil memandang wajahku.
“Maaf ma…Andre, takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bisa menahan cairan spermaku nanti…..” sahutku menjawab.
“Oungghhh…aaaaahhh….tidak sayang….ayo sayang jangan buat mama tersiksa cepat masukin sekarang…. Mama gak peduli hamil apa tidak….”.
Perlahan dari gesek-gesek kemudian langsung aku menancapkan penisku masuk kedalam vaginanya yang sudah becek itu. Blesss….penisku langsung terbenam  semua kedalam dasar Rahim ibu mertuaku.
“Unghhh….anghhhhh….genjot sayang…..anghhhh”, Penisku segera bergerak dengan irama keluar masuk keluar masuk.
Aku terus berulang kali menggenjot penisku kedalam vagina ibu mertuaku, desahan kenikmatan tidak henti-hentinya yang keluar dari mulut ibu mertuaku dan kedua matanya terpejam menikmati gesekan keluar masuk penisku dari dalam vaginanya yang semakin becek.
“Anghhh….aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh…..aaaaahhhh”, beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya.
Akupun menciumi leher, dada dan putting susunya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh kenikamatan sambil memejamkan kedua mata dan terus mendesah tanpa henti. Dengan terus bergoyang diatas tubuhku seperti joki pecuan kuda ibu mertuaku menikmati setiap gesekan-gesekan batang penisku yang dijepit oleh dinding vaginanya.
Tak lama kemudian tubuh ibu mertuaku mengejang-ngejang sangat hebat sekali dengan tubuhnya yang begetar merasakan datangnya puncak orgasme “Andreee….sayangggg….mamaaa….maauuuu….oungggaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh……”.
“Terus Maaa…..andreee….juga….mauuu…keluarrr…..anghhh….ahhhhh”, Tak lama kemudian kurasakan penisku seperti ada yang memijat-mijat dari dalam dinding vaginanya saat ibu mertua orgasme dan disusul cairan spermaku juga keluar sangat banyak membasahi ruang bagian Rahim ibu mertuaku.
Crooottt…..crottt….crottt…..”Maaaa…..anghhhh….ahhhh….Andree….keluarr….Ma….anghhhh”.
“Keluariiii….didalam sayanggg….terus….keluar…sampai,,,,habisss….anghhhh….aahhhh”, tubuhku kami sama-sama mengejang-ngejang saat sama-sama orgasme.
Ibu mertuaku langsung jatuh diatas pelukan tubuhku dengan posisi penisku masih tertancap didalam vaginanya. Kita sama-sama saling mengatur nafas yang masih ngos-ngosan.
“Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama…..andreee……unghhh”, sambil mengatur nafas dia bertanya kepadaku.
“Aku tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan aku….” Jawabku dengan nada lirih.
Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata. Dan kami tertidur sampai pagi diatas ranjang besar itu.
Saat sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah yang baru saja selesai mandi.
“Mama…uda pagi yah…ma…. Ma aku pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang.
“Eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil.
“Habis mama seksi kalua pakai daster satin seperti itu bikin Andre ketagihan Ma”.
“Mending kamu mandi dulu sana gi….Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku.
“Ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.
Habis mandi dan sarapan pagi direstoran, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar ibu mertuaku. Malamnya kita cari makan malam disebuah Mall disurabaya, selesai makan ibu mertuaku mengajak aku shopping mencari baju tidur satin dan dia menyuruhku untuk memilih mana yang aku suka dipakai malam ini. Dan kupilih semua model daster warna pink, merah dan putih. Selesai shopping  dimall kami segera Kembali ke Hotel, Malam hari kira kuhabiskan untuk berhungan seks dengan ibu mertuaku diatas ranjang dan memakai daster yang baru saja kita beli dimall.
Malam itu hingga menjelang cek out dari hotel aku hampir melakukan permainan seks hingga sampai 4 kali dengan dengan ibu mertuaku.
Waktu terus berlalu. Sepulang dari Surabaya secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan seks kadang dirumah saat istriku tidak ada dan kadang diHotel hingga saat ini.
198 notes · View notes
makarimanaily · 10 months
Text
alhamdulillah akhirnya aku pulang juga ke rumah sendiri, pak. jadi bisa lebih leluasa kalau kadang suka mendadak nangis nggak kekontrol rindu bapak. malu kan, pak. kalau dekat ibuk, mbak atau adik musti nangis-nangis. nanti malah nambah-nambah mereka sedih.
dan benar saja, pak. rinduku ini emang enggak tahu diri bgt. suka mendadak datang tanpa aba-aba. jadi ya, suka enggak sadar kalau air mata suka ngalir mendadak gitu aja. ya gimana ya, pak. aku tuh sudah berusaha keras menahan, tapi malah tercekat dan akhirnya nangis lagi, nangis lagi.
tahu enggak sih, pak. tiga minggu nemenin ibuk di rumah setelah kepergian bapak, sampai aku tinggal pulang pun, aku masih sering mendapati ibuk diam-diam sesenggukan kalau habis salat. nangisin bapak. bapak memang sangat berarti untuk ibuk.
tapi bapak tahu, kan. kalau ibuk itu wanita kuat, perkasa dan mandiri sejak dulu? kalau untuk sekarang, ibuk hanya butuh disembuhkan oleh waktu. ibuk hanya masih terguncang saja kehilangan bapak semendadak ini. lagian, siapa sih yang hatinya enggak berantakan ditinggalkan kekasih hidup selamanya, pak?
yang tadinya kemana-mana berdua, tiba-tiba enggak ada. tiba-tiba sekarang sendiri. itu pasti sakit banget!
tapi memang ibuk itu orangnya suka sok kuat dari dulu. di depan anaknya aja kayak enggak pernah menangis. tapi suka sering kepergok nangisin bapak. padahal kalau pengen nangis di depan anak-anaknya juga enggak apa-apa. nangis mah nangis aja. supaya lega. lagian, nangis itu bukan tanda lemah kok. tapi tanda seseorang kuat. karena air mata itu, tanda kekuatan. iya kan, pak.
kadang masih belum percaya bapak pergi secepat dan semendadak itu. aku seringkali memaksa diri sendiri untuk percaya kalau bapak cuma pergi ke luar kota. tapi kok ya ndak pulang-pulang. ternyata bapak sudah pulang ke Allah.
btw salamin Allah ya pak. bilangin. aku jadi saksinya, kalau bapak itu bapak yang sangat sayaaaaaaanggggggggg kepada anak-anaknya. bapak rela mengorbankan apapun demi anak-anaknya. bapak bahkan sampai mengorbankan harga diri demi menempati garda terdepan untuk melindungi anak-anaknya. sampai bahkan detik bapak menghembuskan nafas terakhir. jadiiii yaaa, bapak pantas bgt mendapatkan kenikmatan-kenikmatan di alam kubur sana.
maaf ya pak, selama hidup, aku banyak sekali salahnya ke bapak. rasanya hatiku seperti dicabik pisau, menyadari bahwa aku menjadi satu-satunya anak yang enggak bisa mendampingi bapak di detik-detik kepergian bapak. rasanya seperti luka segar yang disirami perasan jeruk purut. perih tak terkira.
niatnya pulang ke blora supaya bapak semangat untuk bertahan, tapi waktu aku masih di jalan, bapak sudah enggak ada. aku pun baru tahu kalau bapak sudah enggak ada itu ya pas sampai rumah. tubuhku rasanya mendadak melayang saat itu.
sekali lagi, bapak orang baik. baiiiiikkkkk banget. Allah sendiri kan yang ngasih tanda. karena pertama, bapak meninggal di hari jumat. kedua, bapak meninggal di bulan muharrom, bulan yang mulia. ketiga, ternyata banyak sekali yang melayat untuk bapak. sampai bahkan saudara-saudara saja heran karena yang datang untuk bapak membludak. alias, buanyakkkkkkk sekali yang sayang kepada bapak. aku bersyukur sekali punya bapak seperti bapak❤️❤️❤️❤️❤️
we love you, God bless you, pak. semoga rumah bapak yang sekarang, menjadi taman syurga yang selalu terang. bahagia di sana, pak.
*bapak jangan heran kalau besok-besok aku suka cerita-cerita panjang gini ya, pak. hehehehehehe.
48 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Seorang perempuan dan ujian yang dilaluinya..
"tes lab apa mba?" tanya beliau dengan senyum ramah kepadaku.
"ini Bu tes toxo, rubella, dan beberapa hal lainnya." jawabku dengan senyum juga.
"oh itu tes untuk promil ya kalau nggak salah?"
"iya, Bu." jawabku singkat.
Kita berdua ngobrol banyak hal tentang sakit yang beliau derita, dan tentang pengalaman beliau yang dulu juga sebagai pejuang harus dua.
"nggak apa-apa mba, yang penting tawakal dan baik sangka terus sama Allaah ya. Ibu dulu juga nunggu 7 tahun untuk mendapatkan anak. Kalau inget-inget lagi perjuangan dulu rasa-rasanya masih nggak percaya aja mba bisa ngelewatin berbagai hal yang ibaratnya kaki jadi kepala, kepala jadi kaki kalau nggak karena pertolongan Allaah.
Ibu dulu, nunggu anak pertama 7 tahun lamanya. Kalau ditanya promil apa dulu hingga akhirnya bisa punya anak. Ya jawaban ibu, nggak ada. Ibu hanya baik sangka saja sama Allaah. Sebab segala cara promil pada zaman itu sudah ibu lakukan. Ke dokter, inseminasi, bayi tabung pun sudah ibu lalui. Tapi memang ya belum waktunya aja.
Ibu dulu beranggapan bahwa anak adalah sumber kebahagiaan suami istri. Rupanya tidak. Sumber kebahagiaan dalam rumah tangga itu bukanlah dengan kehadiran seorang anak. Melainkan suami istri, sama-sama bertakwa kepada Allaah. Itu kuncinya. Anak hanya salah satu pelengkap kebahagiaan. Bukan faktor utama.
Selama 7 tahun suami ibu dulu sungguh perhatian, penyayang, dan mencukupi segala kehidupan ibu dengan baik. Harta sangat cukup. Tapi ibu dulu ngerasa hambar aja menjalani hidup. Selama 7 tahun itu rumah tangga kita baik-baik saja untuk ukuran dunia. Namun suami ibu tidak mendidik dan mengajarkan agama perihal mana yang baik dan buruk yang wajib dan tidaknya. Intinya kita dulu jauh dari Allaah. Ibu nggak bisa cerita bagaimana kelamnya dulu.
Lalu, ketika ibu mulai sadar bahwa kita hidup nggak cuman di dunia aja. Ibu mulai belajar sholat, mengaji dan belajar agama sedikit demi sedikit. Alhamdulillaah, Allaah izinkan ibu hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu dengan penuh kebahagiaan. Kenyataannya tidak demikian. Suami ibu selingkuh, si wanitanya hamil pula.
Ibu yang saat itu hamil hanya bisa menangis sampai kehamilan memasuki 8bulanan. Lalu kembali Allaah sadarkan, bahwa jalan kebenaran itu jelas. Tidak akan bersatu sebuah rumah tangga jika jalan yang dipilih adalah jalan yang berbeda. Anak bukanlah sumber kebahagiaan yang utama, hartapun demikian. Anak dan harta hanyalah titipan sebagai pelengkap kebahagiaan, bisa jadi juga sebagai ujian diri di dunia ini.
Tapi janji Allaah itu pasti mba, setelah kesulitan akan ada kemudahan, dan kelak Tuhanmu akan memberikan nikmatNya kepadamu sampai kamu merasa puas. setahun setelah melahirkan, ibu bertemu dengan suami ibu saat ini. Dan Masya Allaah sekali, kebahagiaan itu benar-benar nyata adanya. Hanya butuh sabar dan percaya bahwa Allaah nggak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya.
Berapa tahun pun lamanya sebuah pernikahan, bila dilalui dengan takwa, rasa takut hanya kepada Allaah. Maka seterjal apapun jalan pernikahan itu, akan Allaah tolong untuk melaluinya. Hikmah nggak harus datang saat itu juga, tapi akan selalu ada hikmah atas ujian yang Allaah berikan kepada kita.
Tak doakan semoga Allaah mudahkan segala sesuatunya ya mba, diberikan yang terbaik dan kelapangan hati dalam melalui prosesnya."
Dan aku mengaamiinkan, sebelum berpisah, aku meminta izin kepada beliau untuk menuliskan kisah beliau dalam tulisan. Dan beliau mengizinkannya.
Jika Allaah takdirkan ibu membaca tulisan ini, semoga Allaah membalas kebaikan ibu ya dengan banyak kebaikan. Barangkali dengan cerita ibu ini ada banyak hati yang dikuatkan. Bahwa kebahagiaan itu bukanlah bersandar pada sesuatu yang semu.
Nasihat yang seringkali kita dengar bahwasanya memiliki anak itu bukanlah berdasarkan pada seberapa subur wanita dan seberapa perkasa pria. Melainkan pada kehendak Allaah untuk menahan atau memberi. Sesungguhnya Allaah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Yakinlah disatu ujian yang terasa berat untukmu saat ini, kamu tidak sendiri. Disaat kamu sedang Allaah uji, kamu tidak akan dibiarkan berjalan sendiri. Ujianmu adalah sesuai dengan takaran kemampuanmu untuk saat ini. kau tak perlu mencemas kapan ujian itu akan selesai dalam hidupmu, sebab pertolongan Allaah itu dekat. yang perlu kau cemaskan adalah bagaimana keyakinan mu untuk terus meminta pertolongan Allaah dalam setiap waktu dan baik sangkamu kepadaNya.
Cerita kala itu..
193 notes · View notes
extenler · 1 year
Text
Backstage
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Semua orang kelihatan sibuk di belakang panggung. Masing-masing punya urusan dan alasan tersendiri untuk mondar-mandir atau meneriaki satu sama lain. Atau lebih tepatnya, Mbak Didi lah yang sekarang kelihatan stres karena harus memastikan semua hal sudah sesuai dengan rencana supaya tidak ada yang kurang lagi ketika Bu Rosa melakukan final check.
Setengah jam lagi pagelaran busana untuk New Year Collection Rosalina Amerta akan segera dimulai. Jadi, hiruk-pikuk seperti ini adalah hal yang amat sangat normal. Make-up artist yang berlarian ke sana kemari untuk mengecek dan last touch up make up masing-masing model, fotografer yang sibuk menabrak orang di sana-sini untuk dokumentasi persiapan di backstage, dan masih banyak lagi yang sibuk dengan jobdesk-nya masing-masing.
“Axel, ambil accessories box yang ada di atas meja saya. Cepet ya,” titah Mbak Didi yang langsung dituruti Axel. Dalam sekejap teman seperjuangan magangnya di tempat ini pun langsung melesat menerobos orang-orang yang menghalangi jalannya.
Genaya sendiri sedari tadi sibuk membantu salah satu model bernama Celia. Perempuan berumur dua puluh lima tahun yang sudah menekuni profesi sebagai model sejak usia muda. Oleh karenanya, Genaya tidak begitu kesulitan ketika membantu Celia. Justru dia malah agak tidak enak hati karena Celia lah yang banyak memberitahunya ini-itu berhubung dia masih merasa kagok karena ini adalah kali pertamanya bergabung dalam pekerjaan ini.
“Genaya,” panggil Mbak Didi dengan suara nyaring.
“Go. Before she gets mad and starts yelling,” ucap Celia penuh pengertian pada Genaya yang kemudian buru-buru menghampiri Mbak Didi.
“Iya, Mba—“
“Kamu susulin Axel sana. Lama banget gini,” potong Mbak Didi sebelum Genaya sempat bicara. Dan sama seperti yang Axel lakukan tadi, Genaya pun langsung ngacir secepat kilat tanpa menunggu Mbak Didi memerintahkannya dua kali.
Ketika langkah Genaya hampir mencapai pintu menuju kantor Mbak Didi, pintu tersebut lebih dulu terbuka dan sosok Axel pun muncul. ��Minggir, Ge, gue udah mau mati nih lari-lari. Awas sebelum ibu tiri ngamuk!” teriak Axel sambil berlari melewatinya.
Mau tak mau Genaya jadi tertawa karena ucapan sembarang Axel. Sudah genap satu bulan mereka magang di kantor Rosalina Amerta, dan selama itu pula sudah banyak omelan aplagi teriakan yang mereka terima dari Mbak Didi. Sampai-sampai, Genaya dan Axel diam-diam memanggil Mbak Didi dengan sebutan ibu tiri. Meski begitu, semua omelan Mbak Didi tidak pernah mereka ambil hati, lantaran mereka sadar kalau memang begitu lah cara Mbak Didi menegur. Dan lagi, setiap Mbak Didi mengomel pun, beliau pasti memberitahu apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya.
Karena apa yang diminta oleh Mbak Didi sudah dalam perjalanan, Genaya pun memutar balik arah tujuannya untuk kembali membantu Celia. Meski sudah tak berlari seperti tadi, dia tetap berjalan cepat. Mana bisa dia bersantai kalau acara belum selesai. Apalagi hanya tersisa waktu lima belas menit lagi sebelum kesibukan yang sebenarnya dimulai.
Namun saat dia mempercepat langkahnya, tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya untuk masuk ke dalam salah satu ruangan yang digunakan untuk menyimpan manekin dan barang-barang lain. Dia nyaris berteriak kalau saja mulutnya kini tak ditutup rapat-rapat oleh si pemilik tangan yang juga menariknya tadi.
Sewaktu melihat sosok Jules di hadapannya, Genaya langsung melotot. Dengan cepat dan ganas dia memukul-mukul tangan Jules yang masih menutup mulutnya.
“Kamu ngapain di sini?!” seru Genaya.
Tapi Jules malah membalasnya dengan meletakkan telunjuk di depan bibir. Isyarat bagi Genaya untuk tidak berisik.
“Kamu ngapain di sini?” tanya Genaya lagi, kali ini sambil berbisik.
Lagi-lagi Jules tak menjawab. Lelaki itu cuma tersenyum dan menyerahkan sesuatu padanya.
Kening Genaya berkerut. Kepalanya tertunduk untuk melihat bungkusan yang kini ada di tangannya. “Snack bar?”
“Aku tau kamu belum makan.”
“Memangnya aku bakal kenyang cuma makan snack bar?” balas Genaya bercanda. Namun segera berterima kasih pada Jules.
Dia memang belum makan sejak siang tadi. Selain karena tidak sempat, entah bagaimana ceritanya, perutnya pun tidak merasa lapar sama sekali. Mungkin karena terlalu bersemangat akan acara tersebut, sekaligus terlalu nervous lantaran takut membuat salah.
“I have bubblegums too if you want,” ucap Jules lagi.
“Kamu mau aku diomelin sama Mbak Didi ya?”
Jules langsung terkekeh. “Hari ini udah dimarahin berapa kali sama Mbak Didi?”
“Dua!” Genaya berseru, namun kemudian menutup rapat mulutnya karena teringat kalau dia tidak boleh berisik karena mereka sedang bersembunyi. Dipikir lagi, sejak kapan dia setuju dengan acara ngumpet bersama pacarnya ini yang seharusnya ada di luar dan bersiap untuk pagelaran busana tersebut.
“Capek nggak?”
Genaya meringis sambil mengangkat jari telunjuk dan jempol, membuat sedikit ruang di antaranya sebagai tadi ‘sedikit’. “Eh, mau ngapain?” tanyanya buru-buru saat melihat Jules mengambil satu langkah maju dengan kedua tangannya yang terbuka.
“Giving you a hug,” jawab Jules santai. Siap untuk kembali maju mendekatinya.
“Nggak usah macem-macem! Kalau baju kamu jadi kusut, yang diomelin nanti semua orang termasuk aku!” Jules pun diam di tempat, dan tak lama menurunkan kedua tangannya. Genaya jadi tertawa melihat hal itu. “Kamu harus balik sekarang sebelum semua orang nyariin.”
“Can I take you to a dinner after this?”
“Kalau beres acara dan nunggu aku kelar sih bukan dinner lagi namanya, tapi makan tengah malem.”
Jules tersenyum lebar. “Ya, nggak apa-apa. I have to make sure kalau kamu tetep makan sebelum pulang ke rumah. Daripada sakit. Aku tunggu ya nanti?”
Setelah diam dan berpikir selama beberapa detik, Genaya pun mengangguk. “Tapi nanti tunggu—“
“Mas Jules! Ada yang liat Mas Jules nggak?” teriak seseorang dari luar sana. Refleks membuat Genaya dan Jules sama-sama melirik ke arah pintu. Genaya tahu betul kalau itu suara Mbak Oliv, asisten model yang membantu Jules bersiap sedari tadi.
“Di toilet kali, Mbak!” timpal seseorang lagi, yang kemudian kembali disahuti oleh Mbak Didi dengan, “Tolong lihatin ke toilet dong saya kan nggak mungkin masuk toilet cowok. Aduh, ini orang ke mana sih, bisa mati gue digorok Bu Rosa.”
Dari suaranya yang terdengar begitu dekat dan jelas, Genaya yakin kalau Mbak Didi ada tepat di balik pintu tersebut. Jantungnya jadi berdegup kencang, takut kalau tiba-tiba saja Mbak Didi membuka pintu dan mendapati dirinya sedang ngumpet di dalam dengan Jules. Bisa-bisa Genaya diomeli habis-habisan. Jules sih jelas tidak akan dimarahi. Paling mentok-mentok hanya dipelototi oleh Mbak Oliv.
“Mbak Oliv, Mas Jules di depan kayaknya!” seru seseorang lagi, dan derap langkah pun terdengar mengisi lorong, menandakan kalau Mbak Oliv sudah pergi menuju sosok yang berseru tadi.
Setelah diam beberapa saat, memastikan kalau tidak ada lagi orang di balik pintu tersebut, Genaya pun kembali menoleh pada Jules yang ternyata malah tengah memperhatikannya. “Gih sana. Kasian Mbak Oliv sedikit lagi stres.
Jules pun mengangguk. Tapi masih diam di tempatnya berdiri. Baru saja Genaya hendak mengusirnya lagi, tahu-tahu saja kedua tangan Jules menangkup pipinya dan sebuah ciuman singkat mendarat di bibirnya.
“I love you,” ucap Jules sembari tersenyum. Lalu kembali menciumnya selama beberapa detik, sebelum akhirnya tersenyum dan bicara, “Bye, Genaya. Gonna miss you, and kiss you again when I can.”
153 notes · View notes
gizantara · 3 months
Text
Nabi Pertama yang Dikisahkan dalam Al-Qur'an:
Sebuah Alasan Untuk Tidak Menyerah
Sebagian besar orang akan berpikir bahwa Nabi Musa as. adalah nabi yang pertama dikisahkan kepada Rasulullah saw. Yang mereka ketahui adalah bahwa Nabi Musa as. memang merupakan yang terbanyak diceritakan namun bukanlah yang pertama. Lalu siapakah nabi tersebut sampai Allah swt. mengenalkannya terlebih dahulu sebelum nabi lainnya?
Al-Alaq (96) menempati urutan pertama wahyu yang diturunkan, diikuti surat Al-Qalam (68). Dalam surat Al-Qalam inilah Allah memperkenalkan satu kisah nabi yang kaya akan pelajaran.
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ (48) "Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih."
Sebuah Pembuka
Well, dalam hidup ini ada tanda-tanda yang akan memaksamu memberi jeda dan berefleksi mengenai keadaan spiritualmu. Agar kamu menilai kembali apakah pendekatanmu terhadap kehidupan itu sudah benar atau keliru.
Sumber refleksi bisa saja tanda-tanda yang tidak berasal dari Al-Qur'an, tetapi merupakan sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Biasanya berupa guncangan besar yang datang secara tiba-tiba, tidak terhindarkan, dan sifatnya sangat berbeda dari ujian sebelumnya.
Katakanlah kamu telah mengalami tragedi-tragedi besar dalam hidup. Dan kamu berpikir karena kamu telah berhasil dalam ujian itu, kamu bisa bereaksi dengan cara yang sama terhadap ujian yang datang kemudian. Dengan ini kamu merasa percaya diri saat melihat orang lain menghadapi krisis di ujian yang sama sepertimu dulu. Padahal ini bukan krisis dalam skalabilitas tragedinya, melainkan krisis dalam cara mereka meresponnya. Krisis dalam kebingungan total yang tertinggal setelah mereka ditimpa tragedi besar.
Mungkin iya, kamu telah membentengi diri dengan baik terhadap sifat tragedi yang dialami orang tersebut. Tapi kamu tidak pernah tahu akan suatu tragedi yang sifatnya mengguncangmu dengan cara yang tidak pernah kamu sangka.
Ke mana arah pembicaraan ini?
Inilah mindset para pejuang Uhud.
"Jika kita memenangkan Perang Badar dan hanya kehilangan sedikit orang dengan keadaan serba kurang, maka tentunya kita akan dapat mengatasi Perang Uhud dengan cara yang sama. Allah akan membuat ini mudah."
Lalu tiba-tiba Perang Uhud menjadi sebuah tragedi yang tidak disangka-sangka oleh siapapun.
Nabi saw. wafat? Itulah yang diteriakkan. Kaum muslimin mencoba berlari ke arah yang berbeda-beda tapi mereka telah dikepung dari kedua sisi. Sifat dari pertempuran ini telah berubah. Nabi memang tidak wafat, tapi beliau telah diserang secara brutal dengan berbagai cara.
Tumblr media
Aisyah ra. mengobati Nabi saw. ketika Perang Uhud terjadi. Dia melihat keputusasaan di wajah banyak orang dan tidak bisa membayangkan hari yang lebih buruk dari hari Uhud. Bahkan Nabi saw. pun menangis dengan tangisan yang belum pernah didengar para sahabat. Aisyah ra. bertanya,
"Apakah Uhud adalah hari terburuk dalam hidupmu?"
"Tidak, hari terburukku sebenarnya hari terakhir (dari dua pekan menyeru orang-orang) di Thaif."
Aisyah ra. tidak melihat Nabi saw. ketika di Thaif. Dia terlalu muda dan belum menikah dengan Nabi saw. pada waktu itu. Dia tidak tau kejadian di Thaif itu seperti apa. Tetapi dia melihat Perang Uhud dan berasumsi bahwa tragedi tersebut adalah yang terburuk karena perang itu mengguncang dan menghancurkan rasa tak terkalahkan umat Islam. Nabi saw. hampir terbunuh, gigi beliau patah, bibir bawahnya dan keningnya robek, dan dua mata besi masuk melukai pipi beliau.
Di Thaif, beliau 'hanya' dihujani batu dan kata-kata. Beliau mendapati dirinya malam itu di tempat yang sepi, di bawah pohon, tanpa seorangpun bersamanya. Tiada dukungan emosional. Tiada yang peduli beliau terluka dan menangis. Tiada tempat mengeluh selain Allah.
Apakah Nabi saw. berdarah lebih banyak di hari Thaif dibandingkan di Uhud? Tidak.
Tapi peristiwa di Thaif lebih buruk.
Bukan karena luka atau rasa sakit, melainkan karena sifat dari ujian pada kejadian Thaif berbeda. Guncangannya memukul mental Nabi saw. sangat keras yang memaksa beliau menilai dan merefleksikan kembali semua yang telah terjadi hingga ke titik itu.
Itu merupakan titik kritis dalam kehidupan Nabi saw. Selama ini tekanan demi tekanan terus membawa beliau ke titik tersebut. Di masa pemboikotan, Nabi saw. harus mendengar anak-anak menangis di malam hari karena mereka terlalu lapar dan haus. Dan orangtunya tidak memiliki apa-apa untuk memberinya makan. Dapur Nabi saw. tidak mengepulkan asap selama tiga bulan lamanya. Bahkan para sahabat sampai memakan sandal mereka. Dan Abu Jahal datang dengan mengatakan, "kamu yang telah melakukan itu kepada orang-orangmu. Risalahmu yang menyebabkan anak-anak itu menangis." Itu tekanan. Itu menyakitkan.
Tak lama dari itu, beliau harus masuk ke dalam liang kubur dan menerima jasad Khadijah dengan menyadari bahwa penyebab kematiannya adalah boikot yang terjadi akibat dari pesan dakwahnya. Dalam tiga hari itu juga, beliau harus menguburkan pamannya, Abu Thalib.
Setelah dalam waktu sepuluh tahun ketika hidup beliau sedang indah-indahnya dan baik-baik saja, beliau harus melihat semuanya terjadi sia-sia. Tahun kesedihan dimulai. Tapi titik puncaknya belum mengenainya karena Nabi masih menyadari semua kejadian itu akan setimpal. Perginya keluarga dan penganiayaan datang bertubi-tubi mungkin hanyalah harga yang harus dibayar untuk harapan bahwa segalanya akan berbalik. Ke depannya tidak mungkin lebih buruk dari ini.
"Aku tidak akan diperlakukan lebih buruk dari apa yang orang-orang Mekah lakukan. Mulai dari sini, semuanya akan berjalan lebih baik," begitu pikir Nabi.
But Thaif hits different way.
Karena Thaif tampak seperti pintu tertutup. Tidak ada lagi harapan bahwa segalanya menjadi lebih baik setelah ini. Tidak peduli kepada siapa Nabi saw. sampaikan pesan dakwahnya, setiap waktu, intensitas dari penolakan akan meningkat. Setelah dihujani batu, Nabi saw. duduk di bawah pohon di sekitar area Thaif dan melihat ke atas dan bertanya-tanya.
"Ya Allah, ada apa ini? Sekarang apa? Apakah ini amarah-Mu? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku pernah ditolak oleh orang Mekkah, sekarang Thaif, dan aku kehilangan anggota keluargaku dalam prosesnya. Apa yang mungkin dapat berubah sekarang?"
Ini bukan tentang intensitas rasa sakit, melainkan kebingungan dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang telah kita lakukan hingga titik ini. Kita mulai melihat ke masa lalu kemudian melihat ke masa depan, seolah-olah semua hal tiba-tiba menjadi subjek yang dipertanyakan. Pertemanan, pendidikan, kehidupan keluarga, studi, karir, stabilitas, apapun yang kita punya dalam hidup kita pada titik itu.
Ujian seperti itu adalah krisis yang hampir dihadapi setiap individu dan akan menentukan keberhasilan atau kegagalan besar dalam hidupnya. Dan pada momen itu, yang menentukan adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap guncangan itu. Hasilnya adalah, seseorang akan disertai Allah atau dia akan ditinggalkan untuk menghadapi sisa ujian yang akan datang setelah itu tanpa mendapat pertolongan. Ini adalah momen yang sangat-sangat menakutkan.
Kembali ke kisah Nabi Yunus
لَوْلَا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ (49) "Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela." (Al-Qalam : 49)
Pada titik tersebut, Nabi Yunus bisa saja ditelantarkan dalam kemaluan, telanjang, dan dihinakan untuk sisa hidupnya. Ini luar biasa karena Allah katakan dalam surat lainnya,
فَلَوْلَآ أَنَّهُ ۥ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144) "Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari berbangkit." (As-Saffat: 143–144)
Nabi Yunus as. bisa saja tinggal di sana selamanya. Bukan hanya secara fisik melainkan juga secara spiritual. Sebagai seseorang yang hancur pada titik kritis itu. Dia bisa saja dikenal dan berakhir menjadi nabi yang berpaling, nabi yang meninggal dalam kehinaan.
Tapi..
فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (50) "Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh."
Kenapa Allah memilih beliau? Bagaimana kisah titik kritis Nabi Yunus as. dan bagaimana coping mechanism ala beliau? 
Nabi Yunus menghadapi titik puncaknya dan merasakan momen, "you know what? I'm done with you," terhadap kaumnya. Beliau  menilai kembali semuanya.
"Tidak ada kebaikan lagi dalam kalian. Tidak ada harapan lagi pada kalian. Hukuman Allah akan mendatangi kalian. Aku selesai."
Dia sangat marah pada kaumnya. Dia senang mendengar kehancuran mereka atau mengetahui mereka akan dihancurkan. Dan ia berpaling dari orang-orang tersebut.
…وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا "Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah…"
 Tapi masalahnya bukan itu, melainkan..
 …فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ…  "…lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya (menghukumnya karena dia berpaling)…"
Kemudian orang-orang di kapal melemparinya keluar dari kapal tersebut. Ibnu Qayyim berkata bahwa Nabi Yunus meninggalkan dakwah kepada kaum, yang padahal dakwah tersebut akan menyelamatkan mereka dari tenggelam dalam kekufuran mereka.
Dan sebagaimana Nabi Yunus berpaling, orang-orang di kapal tersebut meninggalkan Nabi Yunus dengan cara yang serupa dan membiarkannya tenggelam dalam kematian secara fisiknya. Mereka tau dengan mereka melemparkan Nabi Yunus keluar, beliau akan mati. Mereka tidak peduli karena mereka mencoba menyelamatkan diri mereka sendiri.
Dan Allah mengirim seekor ikan untuk menelannya. Coba pejamkan mata dan bayangkan kita baru dilemparkan dari kapal. Kita tenggelam dan kita sadar selagi kita tenggelam semuanya akan berakhir. Sebuah cara yang sangat kejam untuk dilalui kan? Karena kita tau, nafas kita semakin berkurang. Itu adalah malam yang menakutkan dalam tiga lapis kegelapan.
Ibnu Mas'ud berkata, "Bayangkan kejadiannya, dalam gelapnya malam, dalam gelapnya lautan, dan dalam gelapnya perut ikan paus tersebut. Di mana aku sekarang? Di mana aku menjatuhkan diriku?"
Kapan dan di mana waktu Nabi Yunus untuk menilai kembali dan menganalisa kembali?
Literally di dalam perut ikan. Momen itu, mungkin bagi kita justru lebih cocok untuk benar-benar berputus asa. Momen yang tepat untuk menyerah. Benar-benar mustahil suatu hal baik bisa terjadi dari situ. Nabi Yunus as. menyeru kepada Allah. Dia berkata:
"Ya Allah, aku memanggil-Mu dari suatu tempat, aku kira tidak ada yang pernah memanggil-Mu dari tempat ini sebelumnya."
Tidak mungkin ada orang lain yang berada dalam situasi seperti yang beliau hadapi sekarang ini. Di dalam perut ikan, di dasar lautan, di gelapnya malam, dan tidak bisa melihat apa-apa.
فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ‎(87) Maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang dzalim."
Itulah momen kesadaran. Nabi Yunus as. tidak memiliki keluhan. Dia tidak membawa kasusnya. Dia tidak berkata, "Ya Allah, kaum ini tidak seperti kaum lainnya. Aku tahu, Nuh punya rasa sabar selama 950 tahun. Tapi kaumku beda dari kaum Nuh."
Nabi Yunus tidak melakukan hal itu.
"Aku bahkan tidak memiliki keberanian untuk memintamu mengeluarkanku dari perut ikan paus ini. Aku hanya menyeru kepadamu. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Betapa sempurnanya Engkau. Akulah yang memiliki ketidaksempurnaan. Akulah orang yang menzalimi diri sendiri. Bukan salah-Mu Ya Allah. Aku tidak marah padamu."
"Aku tidak memiliki komplain terhadapmu Ya Allah. Aku tau aku pantas terhadap apa yang aku terima. Aku pantas berada dalam situasi putus asa ini. Aku tidak akan meminta-Mu meninjau kasusku dan memberitahukan betapa buruknya kaumku dan apa yang mereka lakukan padaku. Karena keadaannya tidak relevan dengan hubunganku dengan-Mu."
Ini bukan tentang keadaannya. Ini tentang Allah mengambil perjanjian dengannya dan beliau mengambil perjanjian dengan Allah. Dan beliau meninggalkan perjanjian tersebut.
Memang, kamu mengira semuanya akan baik-baik saja berdasarkan ujian-ujianmu sebelumnya, dan kamu merasa dapat menghadapi segala jenis badai. Tapi badai kali ini beda.
Allah telah memberitahumu bahwa Dia akan mengujimu. Allah telah memberitahumu Dia akan mengirimkanmu momen-momen yang benar-benar akan membakar seperti itu. Ini bukan tentang seberapa banyak momen-momen itu membakar, bagaimana rasanya, atau seberapa buruk kondisinya. Allah sudah bilang itu akan terjadi. Dan kamu berjanji pada Allah bahwa kamu akan mematuhi-Nya dan menyembah-Nya, dan kembali pada-Nya tidak peduli seberapa parah situasinya.
Lāilāhaillā anta..
Ya Allah, aku mengacaukan semuanya. Aku tidak memiliki alasan untuk menyalahkan-Mu. Aku tidak marah pada-Mu. Aku tidak berkata, "bisakah Engkau tidak memberiku ujian seberat ini? Karena jika Engkau membuatnya sedikit saja lebih ringan, mungkin aku bisa berhasil dengan kaumku."
Subhānaka
"Tidak. Engkau sempurna. Keputusan-Mu sempurna. Alasan-Mu sempurna. Kebijakan-Mu sempurna. Rahmat-Mu tidak dapat disangkal lagi. Keadilan-Mu sempurna. Penilaian-Mu tidak dapat disalahkan. Ya Allah Engkau sempurna dan aku mengacaukan. Aku salah membaca situasi. Aku bereaksi dengan cara yang salah."
Semua itu terkandung dalam "subhānaka". Betapa sempurnanya Engkau. Para malaikat mendengar suara ini dari langit dan mereka berkata, "itu suara yang pernah kami dengar sebelumnya namun dari tempat yang begitu aneh. Perut ikan."
Allah berfirman "kami selamatkan dia dari kegelapan tersebut, kami keluarkan dia."
Ikan tersebut meludahkan Nabi Yunus as. ke suatu pulau. Beliau tidak meminta untuk diselamatkan dari perut ikan. Beliau hanya meminta untuk diampuni karena itulah tujuan dari hidup, tidak mendurhakai Allah dengan cara yang akan membatalkan kita dari ampunan-Nya.
"Ampuni saja aku, ya Allah."
Allah mengampuninya dan Allah mengizinkannya berbaring bersamaan ketika matahari terbit. Kemudian beliau kembali kepada kaumnya. Dan apa yang beliau temukan?
Semuanya menjadi muslim. Bukan 70 atau 80 orang.
Nabi Nuh as. punya 80 pengikut kan? Peradaban Ninawa di Iraq adalah peradaban yang menurut Al Qurtubi, ketika Nabi Yunus as. kembali, beliau menemukan 100.000 orang beriman. Dia menemukan seluruh peradaban telah beriman dan menerima risalahnya.
Allah membuka jalan keluar untuknya. Tapi itu membutuhkan momen yang menghancurkan agar kita menganalisa kembali dan menilai kembali sehingga pada momen itu kita bereaksi sebagaimana kamu seharusnya bereaksi. Ada jenis coping mechanism tertentu yang Allah ridhai untuk kita lakukan. Dan ada juga yang tidak.
Kemudian yang datang setelahnya adalah futuhaat (kemenangan dalam hidup), bantuan Allah berupa hadiah perspektif baru, serta benteng di hati untuk bisa mengatasi ujian apapun yang datang setelahnya sehingga ujian selanjutnya akan mudah, secara relatif.
Titik Kritis dan Coping Mechanism Nabi Muhammad saw.
Dan Nabi saw., ketika dia menghadapi titik kritis itu, bisa saja itu menjadi akhir baginya. Bisa saja Nabi saw. berkata, "aku selesai dengan orang-orang ini. Hancurkan mereka"
Nabi saw. tidak hanya memiliki kesempatan untuk memohon kepada Allah, beliau bahkan dikirimi malaikat oleh Allah kepadanya yang menawarkan untuk menghancurkan mereka.
Malaikat penjaga gunung datang dan mengucap salam, "Wahai Muhammad, sekarang engkau bergantung kepada keinginanmu. Jika engkau mau, akan aku timpakan kedua gunung itu terhadap mereka." Alih-alih ingin balas dendam, beliau malah berujar, "Jangan lakukan itu! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang belum mengerti saja. Justru aku berharap dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang mengesakan Allah."
Pada hari itu seorang lelaki bernama Addas datang kepadanya untuk menyajikan kepadanya buah anggur. Nabi saw. berkata, "Bismillah" sebelum memakan buah tersebut. Dan Addas bertanya,
"Orang-orang di tanah ini tidak mengatakan bismillah. Dari mana kamu mendapatkan kata itu?"
Nabi saw. berkata, "kamu berasal dari mana?"
"Ninawa, Iraq," jawab Addas.
"Oh dari tanahnya saudaraku yang shalih, nabi yang shalih. Yunus bin Matta? Di sanakah kamu berasal?"
"Dari mana kamu tau?" tanya Addas heran.
"Dia seorang nabi, saya seorang nabi. Dan para nabi itu bersaudara di mata Allah."
Betapa luar biasa, di antara para nabi, yang pertama diberitahukan di dalam Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. adalah Nabi Yunus as. Sebuah alasan untuk tidak menyerah.
Dan bayangkan, pada hari terburuk Nabi saw., ketika tidak ada seorangpun yang menolong beliau, ketika siapapun di antara kita akan menyerah jika di posisi tersebut, Allah mengirimkan Addas, buah dari saudara sepernabiannya, keturunan Ninawa, kaum Nabi Yunus as.
"Inilah alasan kamu tidak boleh menyerah."
Ini tentang bagaimana kita merespon balik sebuah penolakan dan tekanan. Karena meskipun orang-orang tersebut menolak, anak-anak mereka mungkin menerima Islam. Dan itu persis doa nabi di Thaif. Mungkin generasi berikutnya akan berbeda. Dan Allah memberikan itu padanya.
Mata Rantai Lainnya
Kota Thaif yang terdiri dari suku Tsaqif kemudian memeluk agama Islam sesudah Fathu Makkah, tepatnya setelah berakhirnya perang Hunain pada tahun 8 H. Ada dua tokoh penting dari Thaif yakni Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi dan Al-Mughirah bin Syu'bah ats-Tsaqafi. Urwah adalah orang terpandang dari Bani Tsaqif dan termasuk orang pertama dari sukunya yang memeluk Islam. Namun keislamannya tidak lebih dulu dari Mughirah, keponakannya.
Kisah Mughirah berawal ketika sekelompok orang dari Bani Malik mengirim utusan ke Muqauqis (Gubernur Romawi) dengan membawa upeti. Mughirah bersikeras untuk ikut rombongan tersebut meskipun telah dilarang oleh pamannya, Urwah. Dalam perjalanan rombongan pulang ke Thaif untuk melaporkan hal tersebut, Mughirah menggagalkan rencana mereka. Di suatu tempat yang bernama Busaq, Mughirah memperdayai rombongan itu dan membunuhnya serta mengambil semua barang bawaan mereka. Setelah itu ia pergi ke Madinah untuk menemui Nabi saw. dan memeluk Islam.
Mengetahui hal tersebut, Urwah selaku paman Mughirah sekaligus orang terpandang di kaumnya membayarkan tebusan kepada Bani Malik atas nama Mughirah.
Di lain kesempatan yakni pada masa Perjanjian Hudaibiyah, Mughirah menjadi negosiator Nabi saw. sementara itu, Urwah menjadi utusan Quraisy tanpa mengetahui Mughirah adalah orang yang berdiri di samping Nabi saw. Ketika Urwah hendak memegang jenggot Nabi, Mughirah segera memukul tangan pamannya itu dengan gagang pedangnya.
Urwah kaget dan bertanya, "siapa orang ini?"
"Mughirah bin Syu'bah," jawab orang-orang sekitarnya.
Urwah berkata, "lelucon macam apa ini Muhammad? Hei, kau! Bukankah aku telah membelamu atas penghianatanmu itu?" ujar Urwah merujuk pada tragedi pembunuhan yang dilakukan Mughirah di Busaq.
Nabi saw. kemudian menjawab, "Aku telah menerima keislamannya. Sedang urusan harta yang kau bicarakan itu, aku tidak ikut campur sedikitpun."
Urwah masih memusuhi Nabi saw. hingga ia masuk Islam setelah Perang Hunain. Dari Madinah, ia ingin kembali ke Thaif untuk mendakwahi kaumnya. Setibanya di sana, penduduk Thaif membunuhnya, namun setelah menyadari kemurnian tekad Urwah, mereka berbondong-bondong masuk Islam seselesainya Perang Tabuk.
Kita beralih ke masa kekhalifahan.
Persis setelah Rasulullah wafat, keadaan kacau balau. Kemunafikan mulai kelihatan di Madinah. Bahkan tidak sedikit dari suku-suku Arab sekitar Madinah yang murtad keluar dari Islam. Ditambah lagi sebagian dari mereka tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq. Di antara kaum yang tetap istiqamah di atas Islam selain penduduk Mekkah dan Madinah adalah Bani Tsaqif di Thaif, mereka tidak lari dan tidak pula murtad.
Musailamah makin menunjukkan taringnya di Perang Yamamah. Pasukan Musailamah merupakan musuh terkuat di rangkaian Perang Riddah (perang melawan kaum murtad) yakni perang penentuan eksistensi politik Madinah.
Mughirah turut serta dalam pertempuran Yamamah melawan pasukan nabi palsu. Perang tersebut mengesahkan keimanan penduduk Makkah dan Thaif, yang tetap setia di bawah bendera Islam. Mughirah menyatakan, "ketika Bani Tsaqif masuk Islam, aku tidak mengetahui ada kaum dari suku arab yang seperti Tsaqif. Mereka itu sangat baik Islamnya, tidak sedikitpun berpaling dari Allah dan Qur'an."
Tak hanya itu, kemampuan negosiasinya yang baik membuat Saad bin Abi Waqash (selaku panglima di masa kekhalifahan Umar bin Khattab) mengangkatnya menjadi diplomat dan mengutusnya ke perkemahan panglima besar Rustum dalam misi pembebasan Persia. Dengan penuh keyakinan dan kesabaran akhirnya kaum Muslimin dapat menaklukkan ibu kota kerajaan Persia dalam Perang Qadisiyah.
Mungkin yang melempari Nabi saw. dengan batu sudah mati, tapi anak-anak merekalah yang melanjutkan perjuangan Islam, sehingga ketika suku-suku lain murtad, merekalah yang berpegang teguh dengan agama ini. Ketika awal mula mereka masuk Islam, Nabi saw. bahkan tidak pernah mengungkit mereka pernah melempari Nabi saw. Itu juga yang jadi salah satu hikmah mengapa keturunan Bani Tsaqif begitu menghormati Nabi saw. sebab Nabi saw. tidak pernah mencela orang tua mereka.
Benarlah firman Allah:
"Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu." (Yunus : 98)
Tumblr media
Bayangkan jika saat itu Nabi Yunus menyerah (tidak bertaubat), mungkin Nabi Muhammad saw. tidak akan bertemu Addas di hari terberat beliau. Bayangkan jika Nabi Muhammad saw. menyerah di hari terberatnya (membiarkan Thaif ditimpa gunung), mungkin tidak akan ada pejuang seperti Urwah dan Mughirah, mungkin tidak akan ada keturunan Tsaqif yang menguatkan Abu Bakar di titik terberatnya. Mungkin Abu Bakar akan kesulitan menghadapi kekacauan. Mungkin Umar takkan punya diplomat ulung sebelum menghadapi Persia.
Serangkaian coping mechanism yang tepat ini sangatlah menyentuh hati. Inilah bukti bahwa keimanan kaum Yunus bermanfaat bahkan hingga ke zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Kita akhirnya sadar bahwa ketika Allah menguji kita, ada reaksi dan respon tertentu yang menentukan siapa kita di hadapan Allah. Maka dalam menghadapi kesulitan, doa Nabi Yunus as. merupakan doa coping mechanism yang sangat rendah hati dan bijaksana.
"Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang dzalim."
Itu sebabnya Nabi saw. bersabda:
"Doa dari saudaraku, Yunus. Tidak ada orang yang dalam kesulitan yang menyeru kepada Allah dengan doa tersebut, kecuali bahwa Allah akan menjawabnya."
Untuk menutup tulisan ini, mari kita mengakui keesaan Allah, kesempurnaan Allah, dan kekurangan kita sendiri. Hadapi ujiannya (centered on the problem). Jangan melarikan diri (don't get away and forget the problem).
Tumblr media
Dan ketika pondasi kita terasa bergoyang, kokohkan kembali. Pegang teguh momen para nabi itu dan ingat bahwa orang-orang sebelumnya pernah berada di titik kritis juga. Semua orang menghadapi hal ini. Ini bukan titik yang hanya baru dilalui oleh kita seorang.
Mohonlah perlindungan dan ampunan Allah. Milikilah orang yang tepat di sekeliling kita untuk mengingatkan kepada Allah. Kita akan membutuhkan pengingat. Kita harus kuat. Insyaallah semua yang datang setelah itu dapat kita atasi.
Mudah-mudahan ketika kita menghadapi momen diuji sangat berat dalam kehidupan, yang membingungkan, yang mengguncang inti hati, Allah meneguhkan iman kita. Dan ketika kita menghadapi ujian yang tak terhindarkan, semoga momen terakhir dari hidup kita adalah momen kesenangan, ketenangan, dan kepuasan, dan keridhaan kepada Allah.
— Giza, sepertinya Lailatul Qadar tahun ini baginya adalah pelajaran tentang doa-doa para nabi. Next, belajar doa nabi siapa ya?
Sumber: https://playandlearn.org/Articles/HistoryOfQuran.pdf https://risalahnet.wordpress.com/2023/10/28/mughirah-bin-syubah-negosiator-muslim-ternama/ https://biografi-tokoh-islam.blogspot.com/2016/06/mughirah-bin-syubah-sahabat-dan.html https://biografi-tokoh-islam.blogspot.com/2016/06/urwah-bin-masud-dan-abdu-yalil-bin-amir.html Al-Bidayah wan Nihayah
18 notes · View notes