Tumgik
#keinginan
andromedanisa · 8 months
Text
Penilaian..
kamu bilang bahwa manusia bukanlah tujuanmu. Itu benar, sayang. Manusia bukanlah tujuanmu, sebab tujuanmu sebenarnya adalah menuju ampunan Allaah. Sekalipun hari ini manusia termasuk orang yang kau kasihi tidak melihat seberapa besar effortmu untuknya, bukankah Allaah melihat kesungguhan hati dan upayamu untuknya?
Jika bahkan hari ini kamu harus menangis dengan semua kesakitan mu, sementara orang yang kau cintai tidak tahu tentang kesakitanmu, bukankah Allaah melihat akan hal itu? Allaah bahkan tahu betapa pedih dan perihnya kamu melalui hal sukar itu semua. Tidak ada yang terluput dariNya, semua atas izinNya terjadi, maka terjadilah.
Jika pada hari ini kamu menyimpan rapat-rapat keinginanmu atau bahkan mimpimu yang begitu menjulang tinggi itu dari orang-orang yang ingin kamu bahagiakan. Allaah tahu perihal mimpi dan upaya yang telah kau lakukan sekalipun itu langkah kecil. Allaah tahu, Allaah melihat akan hal itu. Meskipun kau menyembunyikannya begitu rapat bahkan didalam relung hatimu sekalipun.
Lantas pada bagian mana lagi kamu merasa dirimu terdzolimi? Pada bagian mana lagi Allaah tidak tahu akan upayamu itu? Allaah tahu bahkan kamu belum mengungkapkan sepenuhnya, atau bahkan kamu tak mampu mengatakan seluruhnya.
kamu hanya diminta untuk sabar dan terus berbaik sangka kepada Allaah. Urusan nanti kamu akan sampai pada mimpimu itu urusan Allaah. kamu hanya diminta untuk berupaya semampumu, sekuatmu, semaksimal yang bisa kamu lakukan.
Dan jika bahkan pada hari ini kamu dihina dikatakan buruk atas upaya penjagaan dan usahamu untuk melakukan hal baik. Penilaian manusia tidak berarti banyak untukmu selama kamu memiliki Allaah. Pertolongan Allah selalu ada untukmu sekalipun kamu memintanya dalam tangismu. Lantas mengapa kau kerdilkan doamu? Mengapa kau hentikan pintamu kepadaNya?
Manusia bukanlah tujuanmu, sayang. Nanti kamu lelah jika terus mengejar keridhoan manusia. Tak ada habisnya. Fokuslah pada dirimu dan upayamu untuk mendekat kepada Allaah. Berserah diri dengan totalitas penuh kepadaNya, dengan banyak harap agar diri diampuni, dengan banyak harap agar Allaah meridhoi.
Sekalipun seluruh dunia ridho kepadamu, jika Allaah tidak. Tak bernilai itu semua untukmu. Sebab bukan ridho manusia yang harus kamu cari. Jadi mengapa harus berlelah-lelah sampai kamu begitu kepayahan? Mengapa berlelah-lelah pada sesuatu yang akhirnya akan hilang dan tidak bisa kau genggam?
Menenun sabar pada akhirnya nanti akan berbuah manis. Meski kamupun tak tahu akan sampai kapan. Kita tidak akan pernah tahu masa depan bukan? Namun satu yang kita tahu dan sepakati bahwasanya kesabaran akan mengantarkan seseorang pada akhir yang baik. Entah bagaimana hal itu akan terjadi. Sebab Allaah yang memerintahkannya. Mintalah pertolongan Allaah dengan sabar dan sholat.
Jadi mari sederhanakan wahai diri, sederhanakan keinginan yang seringkali membuatmu lupa untuk bersyukur kepadaNya. Mintalah kelembutan hati, agar ia paham bahwa hati yang lembut akan mempertemukan pada pintu kebaikan lainnya. Melembutlah, melembutlah...
Senja merah saga || 17.29
131 notes · View notes
ibnufir · 6 months
Text
Keinginanku mengurangi keinginan
Belakangan lagi sering ngapus-ngapusin keinginan. Kalau biasanya masuk-masukin keranjang, ini justru kebalikannya.
Ada keranjang di marketplace, buang. Liat barang yang suka banget muncul di beranda, langsung cari opsi tidak tertarik.
Padahal suka banget. Tapi biar engga muncul lagi aja.
Karena algoritma sosial media, semakin kita ngasih perhatian terhadap sesuatu. Maka sesuatu itu akan sering muncul.
"Lho bukannya keinginan itu harus banyak?"
Iya memang boleh, boleh banget. Bahkan bermimpilah setinggi-tingginya. Toh tidak ada yang mustahil juga.
Tapi ini hanya berusaha menghindari Impulsif Buying aja.
Keinginan untuk membeli barang secara tiba-tiba tanpa melalui pertimbangan dan proses berpikir panjang.
Alhasil, udah beli nyesel. Kalau pun udah dibeli, engga kepake. Engga terlalu butuh-butuh banget.
Belibet banget yah, padahal bilang aja uangnya engga ada. Haha...
Ya justru itu, karena uangnya memang tidak ada. Makanya bikin capek. Kalau dibiarin mikirin berhari-hari lama-lama maksa.
Maksa minjem, maksa ngutang, pinjol, paylater.
"Lho ya gpp, jadi punya tanggungjawab biar semangat nyari duit"
Hiyaaa hiyaaa boleh, boleh banget.
Kembali lagi, tergantung orangnya cocok apa engga.
Tapi bagi aku pribadi sih, jauh lebih tenang. Dan semakin sedikit pula yang mesti dipikirkan.
Kalau di tiktok lagi rame banget yang bahas "Law Of Attraction" nulis serangkaian daftar keinginan-keinginan.
Ini justru, buang-buangin keinginan.
Ngapurane gusti, hambamu pasrah.
Izinkan untuk sedikit berusaha realistis bahwa di setiap mimpi besar itu, ada sebuah proses panjang yang mesti ditempuh.
Dan sekalipun ternyata prosesnya mudah dan tidak lama, semua keberuntungan itu karena KuasaMu.
—ibnufir
115 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Dear, My Future Husband
Aku menuliskan ini dalam keadaan tidak memikirkan siapa pun. Teruntuk seseorang yang bahkan belum aku ketahui sosoknya seperti apa. Hai, perkenalkan, aku anak pertama dari dua orang bersaudara. Aku tumbuh dan besar dari keluarga yang utuh dan sepertinya normal layaknya keluarga lainnya. Saat menuliskan ini, usiaku 26 tahun 4 bulan 4 hari. Orang-orang mengenalku sebagai sesosok yang ceria, hangat, dan pendengar yang baik. Tapi mungkin nantinya, semakin kau mengenalku, justru kau menemukan aku berbeda dari apa yang orang-orang sampaikan.
Impian terbesarku dalam pernikahan hanya satu. Kita bisa “saling”. Aku selalu memimpikan pernikahan yang di dalamnya terdapat kerja sama. Kita adalah dua orang yang sedang berjuang untuk mendapatkan tujuan yang sama, bukan dua orang yang sedang bersaing untuk mendapatkan pemenang.
Aku adalah orang yang memiliki banyak trauma. Salah satu trauma yang aku punya adalah soal rasa percaya. Mungkin toxic yang aku punya adalah; aku tau bagaimana caranya mencintai, tapi aku gak tau gimana bisa percaya kalau orang lain mencintaiku. Aku tau, trauma ini adalah tanggung jawabku untuk mnyembuhkannya. Tapi kalau boleh aku minta bantuan, tolong yakinkan aku setiap harinya bahwa kau mencintaiku. Aku butuh kalimat yang tersampaikan.
Aku bukan wanita yang senang mengekang. Kau boleh bertemu dengan teman-temanmu. Bahkan mungkin aku juga bukan wanita yang pencemburu. Kau boleh memiliki rekan kerja perempuan. Aku menghargai apa pun yang kau lakukan, selama kau tidak menutupi apa pun yang memang seharusnya aku ketahui dan kau tau batasan.
Aku senang mempelajari hal baru, aku senang bertanya tentang banyak hal. Aku harap kau adalah orang yang bisa aku ajak berdiskusi tentang banyak hal di dunia ini. Tidak perlu berdebat, cukup sampaikan apa yang ingin kau sampaikan atau hal yang kau ketahui, dan aku akan melakukan hal yang sama. Di akhir diskusi, mari kita tutup dengan pelukan yang hangat dan tertawa bersama.
Aku menyukai hal-hal sederhana, sesederhana menikmati teh hangat di kala hujan, menertawakan hal-hal konyol, atau bahkan bernyanyi di atas motor. Kau boleh untuk ikut serta, akan aku kenalkan kau pada hal-hal indah nan sederhana yang ada di dunia ini.
Terakhir, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih. Dari banyaknya wanita di dunia ini, terima kasih sudah memilih aku dan membuat aku yakin untuk memilihmu. Mari sama-sama kita wujudkan hubungan sehat dan terus bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepannya. Mari kita saling berbahagia hingga ke syugra, suamiku..
 - Pekanbaru, 17 Desember 2022
162 notes · View notes
abidahsy · 6 months
Text
Hanya Ingin Dia dan Apapun yang Dia Ingini
Akhir-akhir ini beberapa kali muncul Shorts atau Reels yang berisi "doa agar dijodohkan dengan orang yang diingini" atau doa-doa lain tentang jodoh. Mungkin karena pernah sebelumnya nge-like atau share akun yang kontennya berkaitan dengan jodoh, lantas setelahnya konten-konten serupa berseliweran.
Membaca judulnya aku terdiam, dijodohkan dengan orang yang diingini itu, bagaimana konsepnya? Aku mungkin pernah menginginkan seseorang, tapi entah mengapa, sedalam-dalamnya rasa ingin itu, bisa dengan mudahnya hancur, berubah, dan berbalik arah hanya karena satu alasan.
Bahkan pernah ada suatu kondisi dimana aku tidak pernah bisa membayangkan jika orang ini bukan menjadi jodohku, pasti akan sulit move on, atau lebih parahnya lagi aku tidak bisa jatuh cinta untuk yang kedua kali. Nyatanya, aku memang menangis, tapi tidak lebih dari dua hari. Lalu, dengan mudahnya aku bisa melupakannya (malah bersyukur telah dipisahkan oleh Allah dengan cara begitu), lantas beberapa hari setelahnya aku langsung berproses dengan orang yang baru.
Jadi, apa makna orang yang diingini?
Jika nyatanya, dalam sekejap rasa itu bisa berubah menjadi tidak ingin.
Setelah aku pikir kembali, sebenarnya aku sudah merasa cukup dengan hidupku saat ini. Memang sih, ada rasa penasaran saat melihat teman-teman bahkan adik kelasku yang sudah berkeluarga. Bagaimana ya rasanya?
Tapi sebenarnya rasa itu tidak terlalu mengganggu hingga sampai membuatku harus segera berada di posisi itu dan mengalaminya sendiri. Aku merasa baik-baik saja dengan segenap karunia dari Allah berupa orang-orang yang menjadi support system terbaik menurut versiku saat ini.
Kalau boleh jujur, memikirkan soal hal-hal berbau jodoh malah lebih sering membuatku stress dan menjadi tidak bahagia. Padahal salah satu tujuan pernikahan adalah mendapatkan ketenangan batin, bukan?
Mengapa yang aku alami malah sebaliknya?
Dari sini aku berkaca. Mungkin hubunganku dengan-Nya yang perlu diperbaiki. Aku bukannya tidak sepakat dengan konsep segera menikah, hanya saja aku berlindung pada-Nya dari hal-hal yang malah membuatku menjauh dari-Nya. Misalnya, mempertanyakan takdir alih-alih mengimani dan menerimanya dengan lapang dada atau malah jadi berharap lebih pada manusia, padahal berharap seharusnya hanya pada Allah saja.
Menikah itu separuh agama, jadi kalau salah pilih pemimpin, bisa-bisa malah jadi semakin jauh dari tujuan hidup dan kehidupan. Karena aku sadar, aku bukan Asiah Istri Firaun yang bisa bertahan pada keimanannya meski bersanding dengan orang yang sangat melampaui batas hingga layak menjadi salah satu wanita pemimpin surga.
Jadi, dengan kondisi sendiri atau berdua, keinginan dan harapanku tetap sama. Aku ingin terus dekat dengan Allah, apapun kondisinya. Menikah hanya menjadi sarana untuk mewujudkan harapanku agar bisa masuk surga lewat pintu mana saja yang diingini lantas bertemu dengan-Nya.
Karena pernikahan itu memang berdua, tapi pertanggungjawabannya akan tetap dilakukan sendiri-sendiri.
Jadi, tidak ada alasan bagiku untuk tidak bersyukur atas nikmat bernama kesendirian karena sejatinya yang aku ingini hanya Dia lengkap dengan apapun yang Dia kehendaki terjadi dalam hidupku. Semoga senantiasa berdampingan dengan rida-Nya, semoga hati selalu ikhlas.
15 notes · View notes
desyilmi · 1 year
Text
Menulis Buku Kehidupan
Hidup adalah buku yang Allah amanahkan kepada kita untuk diisi dengan tulisan-tulisan kebaikan. Ia juga adalah kanvas yang Allah hadirkan untuk dilukis dengan warna-warni cerita. Dalam buku kehidupan, entah sudah berapa banyak tulisan yang kita pijaki maknanya. Dalam kanvas kehidupan, entah sudah berapa banyak lukisan yang kita eja keindahannya.
Beberapa memuat perjuangan, warna cerah kebahagiaan, terkadang juga kesedihan. Kalau kertas dan kanvas kita yang telah lalu, bagaimana?
Semua tentu tahu, bahwa Allah telah menuliskan takdir mungkin jauh hari sebelum hadirnya diri di dunia. Jangankan mengintip apa takdir itu, menebak-nebaknya saja kita tak mampu. Namun, Allah juga memberikan hak kepada kita untuk melukis kanvas itu. Akan menjadi manusia bahagia kah kita? Atau manusia yang diliputi gundah gulana? Menangis dan tersenyum, itu pilihan kita juga kan? 
Saya ingin mengisi buku itu dengan tinta-tinta kebaikan. Entah lewat mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan, atau keinginan-keinginan random yang jumlahnya banyak :D. Mereka seringkali tiba-tiba lewat di kepala, dapat datang dan pergi secara tak pasti. Yang pasti, mimpi dan keinginan itu harus dimulai dari aktivitas-aktivitas “baik”. 
Namun, “yang baik” saja ternyata tak cukup. Beberapa waktu lalu saya diingatkan, sesuatu yang baik akan nol jika tak kita hidupkan dengan nyawa. Maksudnya, tidak mengalir saja seperti air disungai, dapat kita arahkan arusnya. MINDFUL. Mungkin teman-teman lebih sering mendengar kata itu.
/mind•ful/
berhati-hati; sadar; yang memperhatikan.
Mindful masih menjadi PR besar bagi saya. Living the moment, menghidupi masa kini (sesuatu yang sedang dilakukan). Terdengar mudah, namun manusia sering tanpa sedar tak memberikan nyawa pada aktivitasnya. Kak Fathimah Shobrina suatu hari menyampaikan...
We are human (Be)ing. Not human (Do)ing. Kalau beraktivitas lalu, “Yang penting terkerjakan. Yang penting nyuci piring, yang penting sholat dhuha, yang penting target baca Quran dan buku tercapai. Yang penting done..” Then we are started to be human doing, mulai kehilangan makna dengan apa-apa yang sedang dikerjakan. Karena tadi, kita tidak menjiwainya, tidak hadir, tidak sadar.
Semoga Allah pekakan hati kita, all senses kita, agar bisa lebih hadir, menikmati, memaknai, mensyukuri, tiap apa yang dikerjakan, tiap apa-apa yang terjadi dalam kehidupan. Aamiin.
Mimpi dan keinginan yang ingin kita tulis itu, pasti Allah sudah tahu. Namun satu, “Ya Allah... Apapun itu yang tertulis di sana, mampukan kami untuk lebih sadar menjalani dan menujunya. Selipkan hikmah dan pelajaran dari apapun yang menjadi ridlo-Mu untuk kehidupan kami. Aamiin.”
----------------------------- DIY, 14/01/2023 | 23:39 WIB
40 notes · View notes
alfisyahrin · 2 months
Text
Isi kepala yang sudah menginjak usia dewasa.
ini bukan tentang seumuran, lebih tua atau lebih muda tapi ini tentang seseorang yang mau diajak kerja sama dalam semua hal dan situasi.
seseorang yang bisa dijadikan rumah yang ramah tanpa harus memperdebatkan hal kecil.
seseorang yang mau menerima baik buruk yang diri kita punya.
seseorang yang selalu merasa cukup memiliki diri kita dengan sejuta kekurangan yang kita miliki.
seseorang yang mau memahami diri kita dengan baik sekaligus yang siap menerima setiap resiko yang ada jika kelak sudah hidup bersama.
"sebab seumur hidup bukan waktu yang singkat. bukan sehari atau dua hari namun sepanjang usia, hanya sekali, hanya satu untuk sepanjang masa, dan aku ingin bersama dengan seseorang yang benar benar menerimaku juga keluargaku"
3 notes · View notes
vivisufi · 1 year
Text
Hanya karna kamu tak secepat yang lain, bukan berarti kamu tidak akan pernah dapat.
Kamu hanya punya dua tangan untuk menggenggam, kesempurnaan sekaligus keterbatasan.
Kamu bisa leluasa berusaha meraih dan menggenggam yang kamu ingin, tapi kadang yang kamu ingin terlalu banyak sampai tanganmu tak cukup untuk menggenggam.
Tenang kamu tetap punya pilihan meletakkan sebagian untuk meraih keinginan, atau menjaga yang sudah ada digenggaman.
Ini tentang impian yang butuh skala prioritas.📚✍️💻☕🏃
17 notes · View notes
narizka · 7 months
Text
Ada yang tersembunyi
Kita sama sama tahu bagaimana menyembunyikan perasaan satu sama lain
Untuk tetap bertahan tanpa rasa canggung.
Bukan karena jarak
Tapi waktu yang tidak tepat
Bukan salah cinta
Tapi masa yang berbeda
Mungkin terlihat seperti aku tidak memperhatikan, tapi aku melihat dan memperhatikan mu. Mulai dari nafas yang kau hembuskan hingga pantulan wajah mu yang tergambar jelas dari kaca televisi yang sedang memperhatikanku seolah aku tak tahu. Dengan wajah kebimbangan, sedih dan bahagia. Tapi mata itu berbicara. Kesedihan sedang menguasaimu.
19/9/23 -sby
5 notes · View notes
guratpena · 8 months
Text
berlindung
aku selalu merasa perlu berlindung. tentang rasa. karena rasa kadang tidak datang dua arah. karena itu aku berlindung, menyembunyikan rasa.
aku selalu merasa perlu berlindung. tentang hubungan. karena hubungan kadang tidak mengikat keduanya. karena itu aku berlindung, melonggarkan ikatan.
aku selalu merasa perlu berlindung. tentang harapan. karena harapan kadang tidak datang meski dinanti. karena itu aku berlindung, memilah keinginan.
lalu aku merasa terlalu sering berlindung hingga sering tersandung.
6 notes · View notes
nidzomizzuddien · 1 year
Text
Keinginan
Mengapa sesuatu itu menarik, mengapa ia begitu mengagumkan, memanjakan dan membuat jatuh cinta. Mungkin salah satu jawabannya adalah, karena kita tak memilikinya.
Sering kali rasa ingin dan ketertarikan itu muncul dari hasrat yang primordial, bahwa kita ingin memilikinya. Lalu kita terdorong menguasainya dengan seluruh hasrat, kita menggapainya dengan seluruh kekuatan, tak tanggung-tanggung ambisi pun tumpah di sana.
Lalu, setelah sekian waktu, kita akhirnya mendapatkannya, dan kini ada dalam genggaman. Dan kita menyangka, keinginan dan hasrat kita itu berakhir di sana. Namun kita salah. Lagi-lagi kita menginginkan hal yang lain, tapi serupa. Kita beralasan dengan dalih yang sama saat memburu yang pertama. Terus menerus selalu dengan alasan yang sama. Hasrat kita tak pernah terpenuhi.
Karena kita tak memilikinya, lalu kita melihatnya dengan kaca mata yang berbeda dengan sesuatu yang telah kita miliki. Begitulah kita manusia, rasa ingin mengontrol kehendak kita, seringkali begitu liat, menghalalkan banyak cara dengan melupakan segala konsekuensi yang pada akhirnya membuat penyesalan.
.
.
@nidzomizzuddien
4 notes · View notes
rst-iyes · 2 years
Text
Teruslah mencari sesuai keinginanmu. Sampai akhirnya kamu akan sadar bahwa kamu tak akan pernah puas dengan apa yang kamu miliki saat ini.
5 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Tingkatan Perasaan Lelaki dan Wanita
Lagi mandi, tiba-tiba kepikiran tentang satu hal; Tingkatan Perasaan Lelaki dan Wanita.
Tapi ini hanya sebatas yang pernah aku dengar dan mungkin alami. Tidak berdasarkan pada penelitian, riset, atau sejenisnya.
Jika bisa diberikan tingkatan dalam bentuk jenjang. Wanita meletakkan perasaannya di atas logika. Sementara lelaki meletakkan logikanya di atas perasaan, kemudian mungkin di atas logika masih ada yang namanya nafsu.
Lelaki menjatuhkan pilihannya karena wanita memenuhi kriterianya berdasarkan logika. Sementara wanita menjatuhkan pilihannya karena ia sudah menjatuhkan hatinya terlebih dahulu.
Aku juga pernah mendengar satu kutipan; “Biasanya lelaki meninggalkan wanita karena wanita lain, sementara wanita meninggalkan lelaki untuk menyelamatkan dirinya sendiri”. Yang dalam hal ini lelaki meninggalkan pasangannya berdasarkan nafsunya yang berada di atas logika, sementara wanita meninggalkan pasangannya berdasarkan logikanya, yang berada di bawah perasaannya.
Oleh karena itu, biasanya lelaki lebih sering merasa menyesal atas perpisahan dibanding wanita. Karena wanita sudah menggunakan logikanya, sementara lelaki baru menyadari perasaannya di akhir. Aku juga sering dengar ungkapan lelaki setelah berpisah; “kok dia sekarang jadi lebih cantik ya?”, sementara ungkapan wanita setelah berpisah; “kok aku dulu mau ya sama dia?”
- Pekanbaru, 8 Februari 2023
42 notes · View notes
meng-u-las · 5 months
Text
Pengeluaran sesuai kebutuhan untuk pikiran yang lebih tenang
Tumblr media
Photo by Kate Stone Matheson on Unsplash
Sebagai pengguna Kendaraan manual, sering kali saya mendapatkan pertanyaan "Kapan ganti mobil matic?", pertanyaan itu sering kali menggelitik saya pribadi, memangnya apa yang salah dengan Mobil Manual? saya toh mendapatkan manfaat yang sama dengan apa yang didapatkan mobil matic, bisa pergi dari satu tempat ke tempat lain dan yang lebih penting dengan mengurangi fitur yang mengistirahatkan kaki kiri (baca : Kopling) saya bisa mendapatkan mobil yang sama dengan harga yang lebih murah, lantas apa yang salah dari menggunakan mobil manual?
Belakangan ini mungkin budaya pamer di sosial media memang sudah sebegitu merasuki pikiran netizen ataupun masyarakan pada umumnya, sehingga muncul mindset baru, gak pamer gak asik atau kalau gak mewah ga diterima masyarakat, ini tidak terlepas dari kerjaan mayoritas pesohor di dunia medsos yang kerjaannya pamer harta benda terkini yang dimiliki, sehingga masyarakat yang seharusnya diajak untuk melek finansial, jadi ikut-ikutan terjerumus ke jurang gengsi dan semakin jauh dari tercapainya pemahaman finansial yang mumpuni.
Berkaca dari pertanyaan yang saya alami, sebetulnya menjalani hidup ini cukup sederhana, tidak usah mempedulikan apa kata orang lain atau tidak usah mempedulikan apa yang orang lain punya dan fokus pada apa yang kita butuhkan (bukan inginkan), sehingga kita bisa terhindar dari jeratan gengsi yang tidak akan pernah terpuaskan, dengan jauh dari hal tersebut seharusnya banyak masyarakat Indonesia selamat dari yang namanya Pinjol Ilegal atau budaya berhutang demi memuaskan keinginan sementara (terlihat keren, gengsi, dan lain-lain), karena sebetulnya hidup ini begitu sederhana, jikalau butuh berkomunikasi, sebetulnya handphone seharga sejutaan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kendaraan manual lcgc sudah cukup memenuhi kebutuhan transportasi harian, rumah sederhana dipinggir kota sudah cukup memenuhi kebutuhan tempat tinggal, namun memang terkadang perlu penyesuaian dari tingkat kenyamanan yang diinginkan. Memilih tingkat kenyamanan ini yang sering kali "menjebak", karena kita jadi terpancing untuk melihat ke orang lain dan bukan melihat kedalam diri kita masing-masing dengan kemampuan yang kita miliki. Siapa yang disini saat memilih handphone pasti memilih tipe tertentu karena ingin dianggap keren oleh orang-orang disekitar? atau sengaja membeli pakaian dari brand tertentu yang logonya terpampang jelas di baju, cuma sekedar ingin dilihat orang lain? Kecenderungan ini berbahaya, karena kita jadi tidak bisa melihat dengan jelas kemampuan finansial diri kita.
Cara yang terbaik dalam mengerem keinginan yang tanpa batas adalah dengan menyadari kemampuan finansial kita, apakah kita ingin tidur tenang tanpa hutang? kemudian disesuaikan dengan kebutuhan diri kita, misalkan kita cuma perlu alat transportasi yang siap sedia setiap saat yang bisa melindungi dari hujan atau panas, membeli mobil bisa menjadi solusi, tapi mobil seperti apa yang bisa kita pilih? Jikalau misalkan kita cuma bisa membeli lcgc (dan manual), kebutuhan kita sebetulnya sudah terpenuhi bukan? sehingga tidak ada alasan kita memaksa membeli mobil mewah yang menyetirnya aja membuat kita bergidik (takut nyenggol sana sini) belum juga biaya perawatan yang selangit, pajak, asuransi, dll, belum lagi harus mengajukan pinjaman ke entah bank atau multifinance, dan lain-lain, apakah bikin tidur nyenyak? mungkin nyetirnya aja sudah bikin hidup tidak tenang, saya pikir tidur kita pasti makin tidak tenang lagi, selain memikirkan cicilan, memikirkan resiko mobil dicuri, dicakar kucing, dibaret anak tetangga, dan lain-lain.
Melalui tulisan ini, saya ingin mengajak pembaca untuk berefleksi tentang keinginan-keinginannya, bisa jadi dengan menyadari kebutuhan kita yang sebenar-benarnya, siapa tahu hidup kita bisa lebih ringan dan tidur bisa lebih nyenyak?
0 notes
jusuffarhan · 11 months
Text
Tumblr media
Segala kesulitanmu saat ini akan mengajarkanmu, apabila semua keinginan terwujud maka tidak akan punya sedikitpun kemauan.
Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.
( QS Hud : 115 )
Temanmu = @yusuffarhan
1 note · View note
rozechildz · 11 months
Text
[Sangka Kala: Resah.]
Tumblr media
Karya ini ditulis atas keresahan seorang insan terhadap harapan dan masa depan,
Tentang kekhawatiran akan menghabiskan masa hidup dalam penyesalan,
Tentang rasa cinta dan rasa takut akan kehilangan yang melubangi pikiran,
Tentang rasa sakit, akibat terus berdiam, dan memendam perasaan.
Saya selalu percaya bahwa kita dapat menjalani kehidupan yang kita inginkan (selama hal itu dipenuhi dengan kebaikan, dan tidak bertentangan dengan syariat yang harus kita tegakkan).
Namun terkadang, banyak sekali hal yang terasa jauh dari genggaman.
Visi terasa kabur, hidup terasa hambar.
Dan saat itulah hadir rasa ketidakberdayaan dan ketidakdigdayaan manusia dihadapan takdir yang mencabik-cabik dinding kehidupan, angan, dan kenyataan.
Maka daripada itu, saya selalu berdoa dihadapan Dia yang maha kuasa atas alam semesta, dan seluruh isinya:
Bahwa jika memang ini tak ada harapan, maka tolong, berikan hati yang luang untuk mengikhlaskan.
Namun, izinkan saya untuk terus berjuang sampai nafas berada di tenggorokan.
Saya memang bukan individu sempurna yang bebas dari kesalahan,
Tapi saya akan terus berjuang, untuk memiliki penghidupan yang layak untuk kita banggakan.
Maka raga, tolong berikan aku kekuatan,
Hati, tolong berikan aku kesabaran,
Dan Tuhan, tolong berikan aku kesempatan dan keberuntungan.
[Diantara dua Sujud]
Hambamu yang terus melemah dihadapanmu,
Ra.
1 note · View note
narizka · 1 year
Text
Kamu ingin aku dan aku ingin kamu
Kamu hadir dengan memberikanku kebahagiaan di tempat itu,
Tempat dimana aku tidak menemukan kebahagiaan dan kenyamanan.
Kamu datang dan menumbuhkan rasa ku,
Dari caramu menatap dan berbicara kepadaku, Satu-satunya yang buat ku jatuh hati,
Tapi aku tidak yakin jika itu spesial untuk ku?
Aku tahu mungkin ini hanya angan, tapi aku harap ini benar.
Malam di bulan januari, untuk pertama kalinya kamu melihatku menangis,
Kamu menghiburku dengan tingkah kecilmu,
Kamu buat aku menatap mata mu dan melihat senyum mu, yang dapat hadirkan senyumku.
Aku suka setiap gerakan yang kamu lakukan untuk mencintaiku, untuk hadirkan rasa itu, tapi lagi-lagi aku tidak yakin...
Apa kamu ingin aku dan aku ingin kamu
-Januari 2023
9 notes · View notes