Tumgik
#bahagiaku
langitawaan · 1 year
Text
154.
Untuk dia yang kan ku temui di sebalik pekatnya langit.
Semakin bertambahnya usia, aku semakin mengerti bahwa menemukan seseorang yang mampu menyederhanakan berisiknya isi kepala dan bertukar pikiran rasanya menyenangkan.
Dia tidak harus menanggapi semua ratapanku. Lisannnya tidak perlu mengeluarkan kalimat motivasi. Diam dan fokusnya dalam mendengarkan sudah membuatku paham jika hidup tidak boleh semenyedihkan itu.
Semakin menua, rasa sakit, trauma, kecewa yang terpahat menjadikanku semakin mengerti ke arah mana seharusnya bahagiaku bermuara.
Hidup bukanlah perbandingan. Mereka yang terlihat "selalu bahagia" sebab aku hanya tidak tahu rasa sakit seperti apa yang sudah mereka lalui hingga akhirnya bisa sebahagia itu dalam menikmati hidup sekarang.
Aku masih harus belajar lagi, lagi, dan lagi perihal makna cukup dan rasa syukur pada apapun hasil yang bisa ku genggam dalam dekap.
Nanti, jika telah ada yang bisa membuat rasa syukurku terus bertambah, mau mendukungku bertumbuh dan mengingatkan tentang makna cukup ku pastikan dia orangnya.
Sebab aku tidak sedang mencari yang sempurna. Cukup dia yang mampu membuatku tenang bagaimana pun semesta memperlakukan.
Hujan, 22.46 | 21 April 2023.
364 notes · View notes
taradupont · 13 days
Text
aku sudah berhenti mendoakanmu.
kadang aku masih menangis, tapi aku benar-benar sudah berhenti mendoakanmu.
aku berhenti memohon pada Tuhan untuk kesehatanmu, kebahagiaanmu, kelancaran segala aktifitasmu.
semua foto yang kau kirim, janji fana dalam surat lusuh (sebab dibaca berulang kali) yang aku potret sendiri, selfie berdua dengan gaya paling aneh yang sering kita tertawakan bersama, semua masih ada dalam galeri. tapi tak pernah kulihat lagi.
aku tak mau tau kabarmu, dengan siapa kau makan bubur ayam sekarang, atau perempuan mana yang kau kirimi foto langit atau saat kau makan indomie malam-malam. aku sudah tau, tapi aku tak mau tahu.
orang-orang juga tak berubah. mereka tetap saling bertemu, saling mengundang di acara-acara tertentu, seperti biasanya. seperti saat aku belum begitu dalam mengenalmu, bedanya gurauan itu tak lagi menyebut-nyebut nama kau pun aku.
aku telah membiasakan diri bertemu mereka lagi tanpa ada luka di hati. (aku bahkan mampu membuang ingatan tentang kunjunganmu dan semua yang kaukatakan di rumah itu)
sungguh tak ada yang tersisa selain perasaan tak terima dan penyesalan lain yang aku yakin, lama-lama juga bakal hilang.
maka demikianlah yang terjadi. kamu yang tak butuh waktu lama melanjutkan perjalanan, dan kini aku; tak ingin terjebak ingatan yang kelam.
entah kapan, tapi aku sungguh akan menjemput bahagiaku
12 notes · View notes
syarifahsw · 5 months
Text
Pesan Singkat Satu Arah; untukmu; Semangat✨
kepada pemeluk lara yang akhirnya bisa berhasil mendamaikan diri bertemu dengan orang baik.
Memang sengaja ku tulis surat ini ditengah tenangnya malam, sunyi, dan mampu menuangkan segala keresahan yang berbaris dalam pikiranku yang ramai itu.
Hai, perkenalkan aku pelipur lara yang lugu gemar bercanda hingga pandai menutup luka dengan melukis tawa diwajahku. Senang rasanya bertemu denganmu yang kini aku kira masih sama seperti dulu. Entah bagaimana skenario Semesta mengaturnya. Kau dan aku terjebak di garis Interaksi.
Aku ingin merayakan bahagiaku dengan sederhana. Menari, berlari ditepian pantai dimana air sedang surut-surutnya menikmati senja yang tak ingin ku lewatkan sedetikpun apapun itu. Menghirup udara hingga terbaring tenang disapu ombak yang berkejaran. Menengadah menatap langit jingga, meletakkan segala rindu dan harapnya. Bahwa apa yang Aku lihat itulah yang kuinginkan. Seperti mereka yang masih bersandar dan mampu bercerita dalam dekapan Bundanya.
Benar kata Nadine Amizah "Tertawalah tertawa, Peluk semua doa, Tertawalah semoga semesta, Mendengar kita, Belajar menelan apa pun aman yang ada"
19 notes · View notes
berwarnabiru · 17 days
Text
April ke Juni
Segala hal berlalu dengan cepat, kecuali Januari.
Ketika Januari berjalan begitu lambatnya, daripada mengutuk hari yang tak kunjung berakhir pada tanggal gajian, aku justru berharap bahwa hari-hari ke depan, waktu akan berputar selambat itu.
Namun lambatnya Januari hanya fatamorgana belaka.
Februari berlalu begitu cepat, terlepas dari jumlahnya harinya di bulan kabisat.
Maret pun seolah tak mau menungguku mencerna satu demi satu informasi yang kuterima dari berbagai sudut.
Dan sekarang aku masih merenungi bulan April, yang padanya langit menumpahkan segenap isinya yang memberatkan. Tiada hari tanpa siang yang panas, disusul hujan yang mengguyur menjelang sore harinya.
Pada malam-malam dingin itu, aku menyusun rencana, yang teriring dengan untaian doa.
Tuhan, jika bersamanya membawa keberkahan maka mudahkanlah jalan ceritaku dalam bersanding dengannya. Namun bila kebersamaan kami hanya untuk saling melukai maka lapangkanlah hatiku untuk melepaskannya.
Aku tidak pandai membaca pertanda, tetapi aku telah memutuskan bahwa aku siap untuk melepasnya. Tak ada jangkar apapun yang saling menambat di antara kami sehingga apa alasanku untuk tidak membiarkannya berlayar jauh ...
Dua ponsel. Satu SIM card.
Ketika segalanya telah berpindah dan namanya tak akan ada lagi dalam daftar kontakku. Sedamai itu, sayang.
Sedamai itu.
Apakah dia akan mengantarku. Apakah dia akan mengucapkan sampai jumpa lagi. Apakah dia akan menungguku.
Sudah bukan lagi urusanku.
Meski hatiku ingin. Meski hatiku berharap. Meski dalam mimpiku, angan-anganku, kau yang akan menggenggam tanganku, dan mengeluarkanku dari segenap hiruk-pikuk yang ada dalam kepalaku.
Tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu diratapi.
Doaku akan selalu sama.
Semoga engkau menemukan ketenangan hati.
Dan gerimis siang ini menghantarkanku pada pengharapan-pengharapan bahwa suatu saat nanti, aku akan menemukan bahagiaku sendiri.
Juni tinggal menghitung hari. Setelahnya, dia tak akan mendengar kabar tentangku lagi.
8 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Momen dimana masih bisa mndengarkan bapak menjadi Imam dan menjadi penceramah adalah Salah satu momen yang selalu aku tunggu dan rindukan. Momen seperti ini selalu punya ruang tersendiri didalam hatiku. aku selalu merekam dan menyimpan momen dimana aku bisa mendengarkan bacaan Al-Qur'an Bapak yang begitu teduh.
Entah bagaimana caranya, aku selalu meminta untuk ikut hadir setiap Kali bapak melakukannya. Dan aku merasa aku harus terus melakukannya. Sebab aku tidak ingin momen seperti ini hilang dari hidupku. Selama bapak masih hidup, aku ingin Allaah izinkan diri ini untuk terus hadir didalamnya.
Tapi memang pak, bahagiaku memang sungguh sederhana. aku bisa hadir dan mendengar bapak mengaji saja sudah membuatku bahagia sekaligus terharu rasanya. Segala puji bagi Allaah yang selalu memudahkan salah satu keinginanku ini.
Untuk itulah, Allaah. aku meminta berilah umur yang berkah untuk hidup bapak. Sebab aku sungguh mencintai Bapak, sebagaimana bapak telah merawat dan mendidik diri ini hingga sekarang.
47 notes · View notes
iradatira · 1 year
Text
Feeling Unlucky
Sejujurnya, kadang aku iri dengan kehidupan asmara orang-orang di sekitarku. Kok mereka bisa dengan mudah ya menemukan sosok yang sebucin itu-sesupport itu, semenerima itu sosok teman-temanku ini. Sementara kisah cintaku sendiri sering kepentok “nice try” “nice info” “next, thank you” hahaha :”D. kalau aku lagi capek banget, aku sempat skeptis bahwa mungkin garis kisahku berbeda. yaudah lah pasrah aja, gapapa kalo memang ujungnya ternyata kisah bahagiaku bukan dari aspek pasangan.
Sekarang kalau lagi suka sama orang, sering ngingetin diri sendiri “belum tentu jodoh. Belum tentu cocok juga karakter dan timeline hidupnya sama kamu. Udah ya, berhenti di rasa kagum aja. Gausa terlalu baper kalau ujungnya ga bisa bersama”.
Kucoba memahami dari sisi kehidupanku yang lain, dimana ternyata meskipun aku sering ga beruntung soal asmara, tapi aku masih dikelilingi orang-orang yang sayang sama aku. Aku selalu bisa menemukan lingkungan yang supportif. Entah itu lingkungan keluarga, pertemanan, organisasi dan bahkan kerjaan yang mendukung perkembangan potensi diri serta mimpi-mimpiku.
Entah mengapa, saat aku patah hati sekalipun, justru aku bisa menemukan, bahkan melejitkan potensiku yang lain. Saat kelas 9 aku putus dengan mantan, lalu aku fokus mengejar sekolah negeri favorit di tingkat SMA, dengan harapan di SMA pasti aku nemu yang lebih baik dari dia haha. Keterima SMA favorit alhamdulillah, tapi ga pacaran malah ambis organisasi, jadinya dikasih amanah buat jadi ketua MPK (lembaga legislatif sekolah, partner OSIS). Masa SMA dan kuliahku ga sempat cinta-cintaan karena mikirin organisasi  dan studi wkwkwk (jadi ambis pol kan wkwkw :”D).
Lalu patah hati yang terakhir ini, menjadikanku membaca banyak buku, aktif di komunitas baca, dapat undangan talkshow beberapa kali di kampus tetangga dan radio lokal tentang kegiatan litersi. Terus mengasah hobi voice over yang berujung gabung komunitas vo dan networking sama para vo talent. Kemudian daftar pengajar muda dengan niat menyembuhkan diri dari patah hati (don’t get me wrong, dari kuliah emang pingin daftar PM, cuma setelah patah hati jadi lebih mantep daftar sekalian move on wkwkw. Alhamdulillah keterima PM dan beneran bisa move on. Selama menjadi PM ini aku menemukan "rumah yang baru", banyak orang yang menerimaku setulus itu. Sekarang fokus ngobrol sama berbagai orang, belajar kehidupan dari masyarakat akar rumput dan bergerak bersama untuk pendidikan.
Dari beberapa pengalaman ini aku bisa melihat bahwa, diri ini selalu bisa bangkit dari berbagai luka itu, bahkan bisa tumbuh lebih mengakar kuat. Momen patah hati semacam “pelecut” untuk terus naik level, bahkan ke level yang sebelumnya nggak pernah kukira. Aku tahu, bahwa sepatah apapun. diri ini akan bisa jatuh cinta lagi, walau bukan dengan orang baru, tapi dengan versi diri yang terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Jatuh cinta dengan lingkungan yang menjadi support systemku untuk mengembangkan diri dan move on 😊
Sering random mikir “aku harus patah berapa kali lagi ya buat menemukan the one ini?”. Tapi gapapa lah kalau memang harus menjalani episode patah hati lagi, aku masih punya banyak orang yang sayang sama aku. Aku masih punya lingkungan yang bikin aku berkembang. Toh, cinta itu bisa dibagikan ke siapapun dan diperoleh dari manapun. Yang terpenting, aku ga kehilangan cintaNya, yang Maha menghidupiku.
Peluukk untuk teman-temanku yang sedang dalam masa menyembuhkan diri dari luka patah hati. Percaya aja, kita bisa melalui ini dengan baik sama-sama 😊
Dariku, yang terlatih patah hati (wkwkw bangga banget).
Kisah ini ditulis buat diri sendiri si, biar ga galau-galau amat walau nasib asmara sering unlucky, karena kenyataannya kualitas diri tetap improve terus kan :))
42 notes · View notes
sajaksesak · 1 year
Text
Aku rindu padamu.
Bukan, bukan ketika bungkam sepi meredamku dalam-dalam. Bukan ketika kesepian mengutuk bahagiaku lantas ku meringkuk hati lebam.
Aku rindu padamu.
Ketika aku punya sesuatu yang kuingin bagi bersama: hari penuh senang, cerita aneh yang patut ditertawakan, lagu baru, pula kedai cemilan di sudut kota yang kutemukan Sabtu lalu.
Aku rindu padamu, karena kau temanku. Aku ingin berbagi apapun denganmu. Seperti saat itu.
Arief Aumar Purwanto
136 notes · View notes
too-late-to-apologize · 5 months
Text
- Akhir, pilihanmu adalah asing-
" Kita nikmati aja waktunya. Aku tidak mau tetep ribet sama komunikasi. Kalau kangen atau inget, mending saling mendoakan. Bukan saling menyalahkan atau malah berantem di ketikan."
Final Chapter;
Rentetan kilas balik yang terusaha akhirnya pada titik penghujung dan selesai. Menyerah adalah pilihan yang mutlak tergengam olehmu. "Maaf" kata terucap atas beban yang akhirnya luruh, menjadi akhir dari cerita yang tercipta.
"Asing", adalah luka terpakasa menjadi biasa yang terpilih. Namun, memori tersimpan pada bilik pikir dan hati yang akan menemani sampai di penghujung kehidupan tersemoga, lewat untaian do'a yang menyedihkan terlambung pada asa yang tak kasat mata menjadi saksi.
Harapan semesta ikut andil dalam memberi jarak untuk kebetulan manapun, jadikanlah semua mudah untuk saling menghilang tanpa tau kabar. Agar harap dan damaimu menjadi nyata tak terelakan. Harapan yang terjejer rapi menjadi list untuk terceklist akhirnya sirna tak terusaha menjadi patah dan harus termengerti.
Alurku adalah bentuk pengabdian alur yang termau olehmu. Keterbengkalaian yang tak terucap olehku atasmu adalah bentuk rasa megah yang tercipta yang termaaf, sehingga tertaih untuk membereskan meski dengan derai. Tak terlihat dan terfikir dari ujung tombak jangkauanmu yang tersudut seolah baik-baik saja, tanpa kau tau aku usahakan sangat dengan menekan salah satu sudut bahagiaku untuk membereskan semuanya yang tercipta olehmu. Hal yang tak terlupa akhirnya, bahwa aku pernah di titik ini karenamu.
"Komunikasi", kerap kali menjadi perdebatan, adalah hal akhir yang termau olehku untuk menyatakan dan terharap sebagai satu hal yang tidak ada lagi lain, bahwa masih tergengam menjadi penyemangat, aku mampu melalui dan membereskan hal yang terasa berat yang kamu ciptakan tertumpuk diakhir. Namun, akhirnya satu harapan itu kamu menyerah, dan aku tetap harus membereskan keterbengkalaian sampai akhir seorang diri, sangat sempurna bukan?
Pada akhir; terucap selamat sangat atas gelar baru tertancap dibelakang namamu dan tertumpu pada pundakmu yang terbangga. Rasa haru, bangga nan menyedihkan terguling satu pada titik ini yang menjadi penghujung kita. Asa yang tersemoga olehmu menjadi cipta adalah do'aku.
Akhir di penghujung, aku mengikuti apa yang terharap olehmu. Tenang, aku tidak lagi merampas waktumu untuk sepenggal komunikasi, berikan tehadap siapapun yang berhak, dan itu bukan aku. Aku pamit dan selamat tinggal, apa yang terusahakan telah berakhir.
Terimakasih dan maaf.
End II Wonderwall.
5 notes · View notes
ulvafdillah · 2 years
Text
KILAS BALIK
Tumblr media
Membaca tulisan lama seperti menjelajah pada ruas-ruas jalan di mana aku pernah bertanya-tanya perihal takdir yang menyembunyikanmu.
Puisi-puisi yang kusukai, serupa bintang nun jauh. Ia bercerita perihal nama, namun entah mengarah pada sosok yang mana?
Kanigara yang kau sukai adalah alasan puisi itu ada. Bergulir pada kata demi kata yang nyatanya kini menjadi doa-doa yang telah diijabah.
Aku juga melihat deretan buku serta lampu-lampu kamar yang terangnya masih sama. Pun lipatan baju yang menggambarkan banyak rasa; yang kusembunyikan, yang ditinggalkan, juga yang terlupakan.
Di tempatmu saat aku tidak sedang menemani, warna langit sore telah kuhitung berulang-ulang. Dan tidak kudapati perasaan lega selain rapalan semoga yang dijawab satu per satu oleh-Nya.
Pada kanvas abu-abu hidupku, kau hadir dengan ragam corak yang memukau.
Ribuan sepi telah kita lalui sendiri-sendiri. Sebelum akhirnya takdir membawa kita pada gerbang pernikahan yang harus dilalui.
Kita meretas sepi bersama. Di waktu-waktu saat orang-orang mulai memejamkan mata, kau mengajarkanku memaknai lengangnya jalan kota. Bercerita banyak hal sembari tertawa. Meresepi tiap rindu pada orang-orang yang tidak lagi mampu kau tatap mata dan wajahnya.
Kau mengajarkanku menjadi perempuan dengan segudang rasa yang dibalut ikhlas. Perihal cinta yang bentuknya kau kemas dalam kotak pengorbanan tanpa balas.
Tuan, pada pengembaraan panjang kehidupanku, jadilah rumah yang dengannya rasa bosan tidak mampu mengetuk pintu. Pun dengan segala keterbatasanku, aku akan menjadi rumah yang selalu layak untuk kau huni di sepanjang usiamu.
Karena sungguh, bahagiaku amat keterlaluan, Tuan. Kerap kali ia berbisik bahwa "Mencintaimu adalah pekerjaan mengingat-ingat jutaan doa yang kini telah dikabulkan."
📸 04 Juli 2022
108 notes · View notes
badaipuantelahberlalu · 8 months
Text
Jika Tidak Bersamanya
Bersamanya adalah satu fase hidup yang perlu aku syukuri. Sangat aku syukuri. Sebab, jika tidak bersamanya, aku mungkin saja akan terus berada di kenyamanan menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain. Jika tidak bersamanya, aku mungkin belum kunjung sadar bahwa segala kendali atas perasaanku ada pada diriku sendiri.
Bersamanya adalah satu titik yang patut dijadikan sebagai pengingat bahwa segala hal hanya perlu sekadar tanpa berlebihan. Sebab jika tidak bersamanya, mungkin saja aku akan terus-menerus terjebak pada perasaan yang sedalam lautan namun tanpa menyiapkan maaf seluas langit. Jika tidak bersamanya, aku tidak akan pernah belajar merelakan, karena sejatinya ia dan seluruh yang ada pada semestaku hanya titipan dari-Nya.
Jika tidak bersamanya, aku tidak akan tahu bahwa mencintai adalah perihal mengikhlaskan. Bahagiaku adalah melihat ia bahagia, apapun sumber kebahagiaannya termasuk jika itu adalah kebersamaan dengan satu hati yang telah ia pilih menjadi pelabuhannya.
Aku harap hatiku senantiasa dilapangkan, diluaskan rasa penerimaan. Ya Allah, Engkau tau bahwa ini begitu berat untukku. Perihal melepaskannya tidak akan pernah menjadi perkara mudah, namun aku yakin Engkau begitu mudah untuk membalikkan perasaanku hingga cinta itu mereda dengan sendirinya.
Ya Allah, aku adalah diri yang begitu lemah. Aku meyakini bahwa tidak akan ada penyesalan atas pilihan merelakannya. Aku mengimani Qada dan Qadar, maka jadikanlah hati ini teguh di atas Agama-Mu, ya Allah.
10 notes · View notes
akbarissy · 1 year
Text
Tumblr media
Dear April,
Tentang jarak pertemuan, yang sekarang berujung pada diamnya kita
Aku bertanya: "apa yang membuat kita sedalam ini?"
tepat tiga pagi
Harapan yang membumbung tinggi
"Sudahlah! lupakan saja aku, itu jalan buntu menuju bahagiaku".
Ku-eja kebersamaan kita sore tadi,
tak terlalu jauh.
Namun, aku lebih memilih diam pada perhentianku saat ini.
Ya, pudar bersama kata ini dan kamu
- Akbar Nrfdlh
(28 April 2020)
20 notes · View notes
danispratama · 27 days
Text
Harapku masih ada walau mungkin tak lagi sama. Melihatmu tumbuh dengan cara yang kau bisa. Mekarmu adalah bahagiaku walau aku hanya menyiraminya dengan doa yang tak pernah kau sangka.
DSAC
6 notes · View notes
zelirish · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media
Hai wanitaku,
Ada pepatah yg mengatakan tidak ada pertemuan dua jiwa karena sebuah kebetulan yg sia-sia. Percaya? Aku iya. Jika bukan kamu yg belajar, mungkin aku yg harus belajar dari kamu. Yg pasti aku dan kamu sampai bisa menjadi kita bukan cuma cerita sia-sia.
Ini sama sekali bukan bagian dari rencanaku. Aku tidak pernah mengenalmu sebelumnya, tidak juga sekalipun kita pernah bertemu di titik manapun. Aku sempat bertanya-tanya apa yg ada di dirimu yg bisa membuatku ingin memilikimu, apa alasan terbaik yg bisa aku jadikan landasan untuk menjalani banyak hal denganmu. Tapi tidak ada satupun alasan yg bisa aku jadikan sebagai tumpuan. Kamu adalah apa yg Tuhan beri tanpa aku minta. Dan sayangnya aku terlambat mengingat bahwa Tuhan selalu memberi apa yg kita butuh, bukan apa yg kita mau.
Kamu bukan apa yg aku mau? Iya awalnya, begitu juga aku buatmu. Kita bukan sepasang teman, bukan musuh, kita hanya sepasang orang asing yg diperkenalkan secara tiba-tiba.
Tapi jika aku sekarang diberi pertanyaan bisakah aku tanpa kamu? Bisa. Meksipun harus melalui banyak paksaan dan proses penyiksaan diri sendiri jawabannya bisa. Tapi itu adalah bentuk mematikan jiwaku sendiri, bentuk seni pembunuhan yg aku rancang sendiri.
Tidak pernah mudah bagiku membagikan rasa dan cerita, tidak mudah untukku percaya. Hal yg mungkin tidak semua orang tau, tapi kamu paling tau tentang itu. Itu salah satu bentuk caraku mengasihi pasanganku, dengan menjadikanmu tempatku bercerita satu atau dua kata yg memang tidak sebanyak rangakaian kata manusia-manusia lainnya.
Kamu wanitaku, maaf jika kurangku sering menjadi alasan sakitmu. Maaf jika tidak peka ku sering menjadi alasan sedihmu. Maaf jika sikapku sering menjadi alasan kecewamu. Aku minta maaf sedalam-dalamnya yg aku bisa.
Rangkaian kata ku tidak akan serapih yg lain, mungkin lebih berantakan, mungkin juga tidak mudah dipahami. Tapi di 02.15 ini aku menuangkan apa yg ingin aku utarakan dengan bahasa yg mudah dimengerti.
Cantikku, terima kasih untuk hal-hal baik yg bahkan orang setelahku nanti belum bisa mendapatkan itu, terima kasih sudah memberi banyak cita, banyak rasa, banyak angan dan harapan. Aku cinta kamu zel, sangat.
Selamat menjadi mommy buat Irish, selamat menjadi nona muda yg bisa aku sematkan namaku di baris paling akhir namamu.
Jangan terlalu keras menghadapi dirimu sendiri, jangan juga mengadili dunia yg tidak berjalan sesuai inginmu. Tuhanmu tahu sebanyak apa pengorbananmu. Kalau tahun ini, bulan ini banyak ketidaksempurnaan terjadi, bisakah aku meminta izinmu untuk memberi sedikit warna agar ketidaksempurnaanmu itu jadi bahagia buatmu? Aku mau, jadi salah satu bahagiamu tahun ini. Aku mau, jadi alasan senyum cantikmu setiap hari. Boleh nona manis?
Kamu ga akan tahu seberapa bangga aku memilikimu, aku bangga punya kamu. Aku menyebutmu wanita terbaik, karena tidak ada siapapun sebelum kamu yg bisa membuatku bertahan hanya dengan satu, yg bisa membuat iblis jelmaan yg selama ini biasa orang-orang sebut sebagai bosan itu tertidur lama didalam sini. Wanitaku yg cantik, yg kuat dan baik, aku sayang kamu.
Bahagiaku kamu, cintaku kamu, tolong terus hidup, tolong terus sehat, ada aku yg jauh ribuan kilometer jaraknya selalu ingin tau kabarmu. Tolong lebih bahagia, karen aku ingin orang-orang yg pernah mengecewakanmu tahu seberapa bahagianya kamu disampingku.
Pipimu adalah apa yg paling ingin aku sentuh, ujung kepalamu adalah apa yg paling ingin aku cium, tanganmu adalah apa yg paling ingin aku genggam. Terima kasih sudah menjadi alasanku selalu punya satu keinginan untuk hidup lebih baik di setiap harinya.
I love you, Rineva Zelia ♥️
Tumblr media
2 notes · View notes
ibadahkata-kata · 1 month
Text
'Bahagiamu adalah bahagiaku' adalah kata yang diucapkan hanya untuk membohongi diri sendiri, apa manfaatnya merasakan kebahagiaan palsu, lebih baik mengakui rasa sakit itu, sedih itu, luka itu, menghadapinya, menjalaninya, menikmatinya, menjadi terbiasa, hingga pada akhirnya mati rasa.
Dan rasakan bahagia yang sebenarnya. -dew-
Solo
23032024
4 notes · View notes
nafisahm · 1 month
Text
mudah mudahan.
sebelum aku menyadari kasih sayang dan usaha maksimal dari kamu, aku pernah mencintai orang lain dengan sedikit akal. ya, kamu tau karena emang sebelumnya kita teman cerita.
aku menembus beberapa kota dalam hujan dengan travel 6 jam yang isinya cuma aku sendirian. kalau dipikir-pikir, dulu berani juga ya aku lewat rute itu. beberapa kali datang ke sana, ini untuk pertama kalinya aku mencoba moda transportasi dan rute yang baru.
di kota itu aku menjumpai seorang lelaki, hanya untuk menyadari dan semakin yakin bahwa kami nggak bisa bersama. untuk yang terakhir kali aku mengucapkan "terimakasih ya mas, aku sayang." di batas pengantaran menuju gerbong. lalu aku nangis di kereta.
---
setelah babak belurku di masa itu, kamu ada sebagai teman. emang awalnya nggak ada yang langsung pake cinta yang brutal dan ugal-ugalan kan?
pertama kali kenal, aku ingat kamu masih sama bocil kematian. kamu pun ingat waktu itu aku masih sayang sayangnya dengan orang yang jauh itu. ya sebagaimana teman pada umumnya, kita tau cerita satu sama lain.
pada kesempatan dan proses yang sederhana itu, aku bersyukur kamu selalu jadi orang yang seru.
orang orang nggak pernah berpikir kita bisa sama sama karena memang yang mereka lihat kita cuma teman pada umumnya. aku juga dulu mikirnya begitu sih. kita bestie energy.
ya, kita memang jarang berdua dari awal. meskipun setiap kali kita main pada awalnya selalu bareng banyak orang (yang juga teman temanku dan temanmu), rasanya tetep menyenangkan.
info ngopi yang mulai sering bermunculan, kiriman reels random yang masih dilakukan sampe sekarang, dan beberapa kesempatan yang menempatkan aku dan kamu dalam satu ruangan. aku bersyukur beberapa proses yang organik itu membawaku ke arahmu.
semoga apa pun yang sedang kita usahakan, selalu menemui kemudahan dan kelancaran.
semoga pada part bahagiaku besok dan seterusnya, kamu tetap ada dan menjadi satu dari sekian banyak penyebabnya.
2 notes · View notes
nitasilmey · 7 months
Text
Quick Diary
Karena sering banget orang bilang: "Nulis tuh buat dibaca kan, buat apa disimpan-simpan aja? Publish dong!" ngg?? Nggak selalu. Aku nulis buat kepuasan diri sendiri loh. Lega rasanya bisa nyari diksi yang pas buat ngutarain pikiran aku. Lega rasanya bisa melatih diri untuk menyusun paragraf yang runut. Nggak selalu perlu exposure, aku post di IG supaya masuk ke highlight aku, buat aku baca-baca sendiri lagi nanti kalau kangen. Aku kan orangnya narsis, suka banget sama tulisan-tulisan sendiri wkwk.
Memang sih kadang ada rasa ingin memberi manfaat yang lebih luas lagi kepada orang lain lewat tulisan-tulisan aku. Tapi jujur aja yaa aku nggak ngerasa tulisan-tulisan aku sefaidah itu WKWKWKW, yah mungkin lain kali, nggak dibaca siapa-siapa aja aku udah seneng banget kok, beneran.
I will always forever write. Aku bahagia banget aku punya passion di sini. Aku seneng banget kalau punya waktu buat nulis atau lagi dapet inspirasi. Aku seneng bahagiaku sesederhana ini: nulis sendiri, baca sendiri. Wkwkwkwk.
5 notes · View notes