Tumgik
#selama-lamanya
angeloftomato · 2 months
Text
1 note · View note
trisfant · 1 year
Text
Sekali bijaksana, tidak selama-lamanya bijaksana (Amsal 4:4-9)
Amsal 4:4-9 aku diajari ayahku, katanya kepadaku: “Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup. (5) Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. (6) Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. (7) Permulaan hikmat ialah:…
View On WordPress
0 notes
prapuna · 1 year
Text
kalian harus nonton glass onion (glass onion spoilers in the tags)
1 note · View note
yasirmukhtar · 7 months
Text
Wahai Yang Maha Hidup Kekal, Yang Maha Mengurusi Semua Makhluk, dengan kasih sayang-Mu aku memohon pertolongan.
Perbaikilah semua urusanku, janganlah tinggalkan aku untuk mengurusi urusanku sendirian walau sekejap mata, selama-lamanya.
474 notes · View notes
andromedanisa · 3 months
Text
Komitmen Hingga Akhir..
Dikala teman-temanku menikah muda. aku yang saat itu masih berjibaku dengan banyak hal. Saat itu aku berusia 26 tahun. aku bertanya kepada Bapak, "Pak, kalau tahun ini aku belum bertemu jodohnya bagaimana?"
Bapak menjawab, "ya nggak apa-apa. kamu tetap anak Bapak. mau bagaimana pun, takdir Allaah tidak bisa dipaksa. yang terpenting tetap jaga diri."
jadi kala aku menemukan tulisan teman-teman yang sedang khawatir menunggu jodohnya, atau mendengar pertanyaan "kapan menikah?".
maka nasihatku, ya nggak apa-apa, hidupmu tetap akan terus berjalan sekalipun saat ini kamu belum menikah. peranmu tak akan menjadi kecil meski kamu belum juga menikah. dan jangan pernah merasa kerdil dengan apapun bila saat ini kau belum juga menikah sementara teman-temanmu sudah jauh lebih dulu menikah dan memiliki buah hati.
Selesaikan apa-apa yang memang harus diselesaikan selama masa proses itu. Perbaiki apa-apa yang memang bisa diperbaiki meski itu dengan langkah kecil sekalipun.
Barangkali ada sesuatu yang ditunda dan diganti dengan sesuatu yang lebih baik lagi. Dan hal-hal baik tetap akan datang meski kamu belum menemukan seseorang yang menjadi pasangan hidupmu. yang terpenting bukan seberapa cepat kamu menikah, namun seberapa kuat komitmenmu untuk terus menjaga diri dengan baik sampai nanti tiba waktunya kau menikah.
Jangan malu jika dalam masa penantian mu saat ini masih memperbaiki diri, memantaskan diri, dan menjaga diri dengan sebaik-baik penjagaan meski aku tahu itu tidak mudah diera gempuran tawaran dunia saat ini.
Jangan malu bila nanti kamu bertemu seseorang diusia yang lebih matang. Sebab seseorang yang menjaga dirinya dengan baik adalah salah satu ikhtiar untuk mendapatkan jodoh yang setara. Setara dalam hal apa? Setara dalam hal apapun.
Dan menjaga diri adalah salah satu upaya mu untuk taat pada perintahNya. Semua ada waktunya masing-masing. Maka besarkanlah selalu harapmu kepadaNya.
Allaah tahu sangat tahu berapa banyak airmata yang kamu sembunyikan, doa-doa yang telah kau pintakan, dan lamanya sujud yang telah kau upayakan. Allaah tahu itu. Maka jangan pernah kau mengecilkan harapanmu kepada Allaah. Jangan pernah pula mengkerdilkan dirimu sendiri atas penilaian orang lain kepadamu.
236 notes · View notes
auliasalsabilamp · 4 months
Text
Usia Orangtua Kita itu Terbatas
Semakin bertambah hari, maka mereka semakin mendekat ke titik kematiannya. Seiring berjalannya waktu, mereka semakin menua dan melemah.
Selagi jantung mereka masih berdetak, maksimalkanlah bakti kepada mereka. Akan ada momen yang sangat kita rindukan kelak tatkala mereka telah tiada.
Minta maaflah, datangi dan peluk mereka. Karena itu hal yang sangat kita rindukan tatkala mereka meninggalkan dunia ini selama-lamanya.
Yakinlah, akan banyak kemudahan hidup yang kita dapatkan dengan berbakti kepada orang tua.
Kemudahan rezeki, kesehatan, peluang yang terbuka, ketenangan hati dan pikiran, dsb.
Bukankah keridaan Allah itu bergantung kepada keridaan orang tua? Maka rida siapa lagi yang harus kita prioritaskan di dunia ini?
Ustadz Farhan Fadilat Syah
206 notes · View notes
milaalkhansah · 5 months
Text
Ujian yang Tak Kunjung Selesai
Tumblr media
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan 'kami telah beriman' dan mereka tidak diuji?
Seseorang pernah mengatakan; "Hidup ini umpama ujian kenaikan kelas. Kalau tidak lulus ujian, ujian ulang akan diberi dengan bobot dan soal yang setara. Apa mungkin yang tak lulus ujian Matematika tapi ujian ulang diberi soal pelajaran Bahasa Indonesia?"
Selama kita hidup, maka kita akan selalu diuji dengan berbagai persoalan. Untuk mengetes kita, apakah 'pelajaran-pelajaran' yang telah diberikan telah kita pelajari dan ingat baik-baik. Dengan tujuan menaikkan kita ke jenjang atau tingkat kelas yang lebih tinggi.
Sehingga, jika kita merasa seakan ujian yang sedang kita hadapi tak kunjung selesai, atau kita belum juga menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Itu artinya masih ada yang keliru dari cara kita menghadapi ujian tersebut. Kita dituntut untuk terus-menerus mengulang ujian yang sama, sampai kita menemukan jawaban yang pasti dari apa yang sedang diujiankan.
Ada orang yang sekali diuji langsung lolos seleksi.
Ada yang perlu mengulang hingga bertahun-tahun lamanya, mengamati kesalahan apa yang membuatnya perlu mengulang, belajar dari kesalahan tersebut, hingga akhirnya menemukan jawaban.
Ada pula yang tetap bertahan dengan kesalahan-kesalahan yang sama dan masih belum lolos darinya.
Dunia ini ibarat sebuah ruangan di mana di dalamnya terisi berbagai macam 'siswa' yang sedang melaksanakan ujian secara bersamaan. Dan pelajaran yang sedang diujiankan adalah; bagaimana kehidupan masing-masing.
Tingkat kecepatan seorang siswa menjawab setiap soal tergantung dari seberapa cepat ia memahami & mengambil 'arti' dari setiap apa yang telah ia lewati. Semakin sering seseorang belajar, semakin mudah pula baginya untuk keluar dari ujian tersebut.
Semakin seseorang sering menyepelekan pelajaran yang diberi, meniru bagaimana orang lain menjawab, atau bahkan 'mencontek' jawaban orang lain semakin lama pula ia harus mengulang ujian yang sama.
Setiap bobot kesulitan ujian yang diberikan oleh Si Pemberi Ujian pasti telah Dia ukur sendiri mengenai kapasitas yang menerima ujian tersebut. Dalam artian, makin berat suatu persoalan yang diberikan untuknya, makin besar pula kepercayaan Si Pemberi Ujian tersebut terhadap kemampuannya untuk menyelesaikannya.
Semakin naik tingkatan seseorang. Semakin rumit persoalan yang akan diberi. Semakin besar pula hadiah yang akan ia raih.
Anggaplah dunia ini sebagai ruangan kita diuji dengan berbagai macam pelajaran. Yang mana kita harus terus menerus belajar untuk bisa menyelesaikan setiap 'ujian' kita dengan baik. Dan bilamana saat ini kita merasa terkurung dengan satu persoalan yang tak kunjung selesai, mungkin ada yang perlu diperbaiki dari cara kita menyelesaikan atau menjawab ujian tersebut.
Dan bila kita belum mendapatkan 'hadiah' setelah berhasil dari ujian-ujian tersebut, yakinlah... Bila bukan sekarang, pasti akan ada saatnya nanti. Bila bukan di sini, di akhirat pasti telah menanti.
Selamat menjalani setiap ujian dengan hati yang lebih lapang
@milaalkhansah
91 notes · View notes
kayyishwr · 16 days
Text
Kesadaran
Baru saja lihat di X, siswa-siswi SMA luar negeri mulai bergerak juga untuk protes soal gaza. Beberapa hari sebelumnya juga di inisiasi hal serupa di kampus-kampus ternama dunia. Kemudian, merambah pula di kampus dalam negeri, tabik! Kesadaran itu mulai bergumul menjadi satu, menciptakan gelombang baru yang dahsyat.
Jika kita kembali di peristiwa 7 Oktober tahun lalu, entah apa yang 'dilihat' oleh para pejuang di garis depan, hingga dengan yakin melancarkan perlawanan yang lebih menyadarkan seluruh dunia. Selama ini mereka berjuang, tapi sedikit yang menyoroti. Selama ini mereka melawan, tapi sedikit yang menyadari. Hingga hari itu tiba, semua mata menuju kesana.
Kesadaran, adalah hal sepele yang sering kita lupakan. Di zaman yang penuh distraksi, hingga kehilangan fokus, seseorang yang mampu mengendalikan dirinya—tentunya dengan izin Allah, berarti sudah menang walau belum terlihat hasilnya. Tapi paling tidak, mereka sudah terbangun, tidak tertidur. Sudah sadar, tidak lagi melamun.
Walaupun kesadaran dunia terhitung terlambat, atau sengaja dibuat 'tertidur' bertahun-tahun lamanya, hari ini, kesadaran yang muncul patut kita apresiasi bahkan kita dukung.
Masih sangat membekas dalam ingatan, bahwa kesadaran soal Palestina, alhamdulillah—dengan izin Allah juga, lebih dulu menyapa kehidupan masa kecil kami dan terawat hingga hari ini. Sebuah anugerah, memiliki orang tua, yang sedari kami kecil, sudah dikenalkan tentang Palestina; mulai dari iringan nasyid yang membakar semangat, hingga kami berjingkrak-jingkrak jika mendengarkan, atau film yang membuat kami bermimpi untuk ke Palestina, hingga kegiatan di lapangan terbuka yang membuat kami, dulu, mungkin dicap radikal atau lebih peduli negara lain daripada negara sendiri.
Kemudian, hari ini, kesadaran yang terawat itu, lebih mengkristal, lebih objektif, lebih ilmiah, lebih terstruktur, dan lebih rapih.
Nasyid yang dulu kami dengar, lebih menghantam nurani, bahwa semangat itu perlu kita jaga terus menerus. Film yang kami tonton, seharusnya tetap menjaga cita untuk paling tidak berkontribusi dalam pembebasan Palestina. Kegiatan di lapangan, seharusnya disertai pemahaman mendalam soal posisi, urgensi, dan strategi agar supaya lebih berdampak untuk Palestina.
Mari terus merawat kesadaran itu.
Untuk kita yang sedari kecil, sudah dibina dengan kesadaran, nyalakan terus dalam hati dan akal kita.
Bagi yang dulu pernah menuduh dan menyalahkan soal orang-orang yang sadar, bisa beristighfar kepada Allah atas ketidaktahuan kita, dan segeralah belajar untuk mencari tahu.
Bagi yang belum sadar, tak apa, semoga suatu saat, dari anak keturunan kalian, justru lahir manusia-manusia dengan kesadaran yang tinggi, sehingga bisa berkontribusi lebih nyata
Kita iringi play list spotify atau youtube musik dengan sesekali mendengarkan lagu perjuangan dari shoutul harakah, azzam haroki, maher zein, atau minimal We Will Not Go Down karya Michael Heart
Sesekali ikutlah kajian atau forum yang membahas soal Palestina; entah itu yang versi ilmiahnya, versi sejarahnya, versi sosial politiknya, atau versi santainya
Sesekali, sumbanglah donasi untuk Palestina, terserah referensi masing-masing, lewat lembaga kesayangan kita
Dan, teruslah bertekad untuk mengilmui soal Palestina, dan menjadikannya cerita bagi teman-teman kita, bagi saudara kita, terutama bagi keluarga kita
Saat kesadaran dunia hari ini sedang bergairah, jangan malah menepi, apalagi posting soal kopi padahal sedang di tanah suci, eh setelah itu, karena merasa 'terpeleset', tangannya di cuci, ah iya namanya juga politisi😁
25 notes · View notes
andromedanisa · 2 months
Text
tidak tergesa-gesa
لو تأملت في حالك لوجدت أن الله أعطاك الكثير دون أن تطلبه
فثق أن الله لم يمنع عنك حاجة رغبتها إلا و لك في المنع خيرا تجهله
"Sekiranya kau renungi perihal keadaanmu, pastilah kau dapati bahwa Allaah menganugerahkanmu banyak hal tanpa kau pinta. Karena itu, percayalah bahwa ketika Dia menghalangi tak memberi hal yang begitu engkau harapkan dan sukai tak lain karena pada hal demikian itu ada kebaikan yang engkau tak ketahui."
Kesabaran dalam berdoa adalah bahwa doa itu punya batas sesuai dengan kadar bobotnya.
Allaah pasti akan mengabulkan setiap doa yang telah dipanjatkan kepadaNya. Allaah pasti akan memberi jawaban doa seseorang selama ia bersabar dan tak tergesa-gesa.
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', (Nabi bersabda), "Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, (yaitu) orang tersebut berkata, "Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku." Dalam riwayat Muslim (disebutkan), "Doa seorang hamba senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan hubungan keluarga, asalkan ia tidak tergesa-gesa." Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Beliau bersabda, "Seseorang berkata: Sungguh aku telah berdoa dan sungguh aku telah berdoa, namun aku belum melihat dikabulkannya doaku," maka ia pun merasa rugi (putus asa) ketika itu sehingga meninggalkan doa."  Hadis sahih - Muttafaq 'alaih
apa kunci dikabulkannya doa Nabi Zakariyyah alaihi salam? tentu kesabarannya. 70 tahun lamanya baru Allaah kabulkan doa Nabi Zakariyyah. selama 70 tahun Nabi Zakariyyah alaihissalam mengulang-ulang doanya setiap hari kepada Allaah tanpa tergesa-gesa.
berapa lama Nabi Yaqub alaihissalam berdoa agar Allaah pertemukan dengan Nabi Yusuf alaihissalam? Berpuluh-puluh tahun lamanya sampai ada yang mengatakan 40 tahun barulah Allaah mengabulkannya.
berapa lama Nabi Ayyub alaihissalam berdoa kepada Allaah agar mengembalikan semuanya? Tepat 20 tahun lamanya Nabi Ayyub alaihissalam berdoa yang mana Allaah abadikan dalam surah Al-Anbiya ayat 83
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Tidak sulit bagi Allaah untuk mengabulkan doa-doa para Nabi. Allaah lebih tahu segalanya. yang tersirat dari keteladan mereka adalah kesabaran tanpa batas. iya, sabar. nikmati setiap prosesnya.
akan ada batas waktunya dimana doa itu akan terkabul. yang perlu kamu yakini adalah bahwa setiap jawaban doa adalah iya pasti dikabulkan.
ada seorang perempuan bercerita kepada temanku, beliau menikah diusia 25 tahun. Allaah kabulkan doanya dengan kehadiran buah hati diusia beliau yang tidak muda lagi 45 tahun. 20 tahun lamanya beliau berdoa, dan selama itu Allaah baru mengabulkan doanya. padahal banyak manusia disekitarnya meragukan bahwa beliau ini akan hamil dan memiliki buah hati.
tentang doa teringat dengan perkataan Ibnu Qoyyim rahimahullaah, "Doa itu ibarat panah yang dilesatkan ke langit. tapi untuk mencapai langit ia butuh waktu."
"Berdoalah kepada Allaah dalam keadaan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allaah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai (yang tidak yakin bahwa doanya akan dikabulkan)." (HR. Tirmidzi 3479)
...
dan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk melepaskan dan memulangkan semua kekhawatiran dengan doa-doa yang sungguh-sungguh mengharap Rahmat dan ampunan Allaah semata..
18 Ramadhan 1445 Hijriah
137 notes · View notes
ummufaqyh · 8 months
Text
Kita tahu bahwa Dunia ini tidak akan selamanya kita tempati.
Kita tahu bahwa Dunia ini pasti akan kita tinggalkan.
Kita tahu bahwa Dunia ini cuma sementara.
Namun setiap hari waktu kita dari bangun sampai tertidur kembali habis dipakai untuk memikirkan dan mengejar dunia. Seakan-akan kita akan hidup selama-lamanya disini. Sedang akhirat yang abadi hanya kita beri sedikit dari sisa-sisa waktu kita dalam mengejar Dunia.
- khadijah1998
82 notes · View notes
fahmarosyada · 8 months
Text
Ternyata, laki-laki baik yang sudah Allah setting hatinya untuk menerima segala kekurangan yang ada padaku, itu memang ada. Di saat aku sudah sangat pasrah ketika menyampaikan apa adanya terkait kondisi kesehatanku, sudah sangat siap menerima apapun respon yang akan diberikan.. Ternyata dengan mudahnya ia beserta keluarganya menerima kondisiku, bahkan menganggapnya sebagai "sakit yang ringan".. Alhamdulillah, masya Allah tabarakallah. Dalam hati aku bergumam, "Oh ternyata begini ya rasanya, diterima dengan tangan terbuka". Bahagia, terharu, speechless, bercampur jadi satu. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah..
Ya Allah, yaa Rabb.. Alhamdulillah, terima kasih sudah mendatangkan seseorang yang baik menurut-Mu dan ternyata menjadi jawaban dari seluruh do'aku.. Seseorang yang hari ini menjabat tangan bapakku, sembari mengucapkan janji suci yang menggetarkan Arsy-Mu.. Dear Allah, terima kasih atas segala anugerah dan karunia dari-Mu..
Masfal, terima kasih sudah bersedia untuk maju datang ke keluargaku, dan juga bersedia untuk menerima segala kekurangan yang ada padaku, menanggung kehidupan dunia dan akhiratku.. Hari itu, aku sangat terharu dengan kata-kata yang kau ucapkan ketika khitbah, begini kurang lebih yang aku ingat: "Mohon do'anya dari Abi dan Umi, serta do'a dari Bapak Sigit dan Ibu Nita.. Semoga al-Faqir bisa mengarungi bahtera rumah tangga, dan menjaga ananda sebagai amanah selama-lamanya".
Masfal, mas harus tahu satu hal ini, yang nantinya akan ku ceritakan detailnya padamu. Jauh hari sebelum datangnya hari ini, selepas khitbah, ada banyak hal yang terjadi. Banyak peristiwa yang ternyata sarat akan hikmah, sehingga menyadarkanku akan banyak hal, termasuk tentang bagaimana definisi dari menerima seutuhnya. Untuk diriku yang perfeksionis ini, ternyata tidak semudah itu untuk menerima kekurangan yang ada, bahkan masih saja terus mencari hal atau situasi yang ideal, yang seharusnya terjadi. Yang ternyata, memang tidak harus selalu begitu. Justru dengan adanya kekurangan itu, menjadikan kita mampu untuk mensyukuri hal yang lain, yang ternyata jauh lebih besar dan berharga dari kekurangan yang terlihat oleh mata. Tentang ini, akan ku sampaikan padamu, tentang rasa syukurku dalam setiap fase yang ku jalani sebelum datangnya hari bahagia kita hari ini.
Masfal, terima kasih sudah hadir sebagai warna baru dalam hidupku. Warna baru yang nantinya akan selalu mewarnai diriku, dengan segala yang ada padamu. Meskipun aku belum mengenalmu lebih dalam, namun rasa sayangku kepadamu dan segenap keluargamu kian merekah, membuncah seiring dengan rasa syukurku yang rasanya semakin ke sini, semakin tiada habisnya.
Masfal, aku sangat bersyukur karena Allah mempertemukan kita di saat menurut Allah, aku sudah siap untuk memulai perjalanan baru ini. Sekali lagi terima kasih ya mas, sudah hadir dalam hidupku untuk menjadi partner ku belajar, bertumbuh, dan berproses sampai akhir nanti.
Hamba Allah yang bersyukur, Atina Fahma Rosyada.
Yogyakarta, 16 September 2023. 17.50
59 notes · View notes
apriliakinasih · 3 months
Text
I've Moved On
Aku pernah sehancur itu karena mencintai seseorang. Aku pernah berderai air mata setiap malam karena merindukannya. Dadaku pernah sesesak itu akibat ditikam rindu. Aku betul-betul menginginkannya.
Aku telah lama mengenalnya. Dan menurutku, dia begitu sempurna—meskipun aku juga tahu kekurangannya. Intinya, semua kriteria yang kuinginkan ada pada dirinya. Dia selalu ada dalam hatiku, sekalipun aku tak pernah berjumpa dengannya semenjak menyukainya.
Dia jauh. Tapi ternyata, jarak tak cukup kuat untuk menjadi alasan berhenti mencintainya. Aku pernah berusaha sekuat tenaga untuk membunuh perasaanku. Tapi semakin kubunuh, ternyata semakin tumbuh. Aku juga pernah bertekad melupakannya. Tapi aku tak pernah bisa. Ya, cinta tanpa pertemuan itu nyata adanya.
Saat dia memutuskan untuk pergi, aku setia menanti. Berharap suatu saat dia akan kembali. Sungguh, selain dia, rasanya tak ada lagi yang kuinginkan. Dia benar-benar telah menjadi keinginan terbesar dalam hidupku.
Aku telah melakukan segala cara, pun tak putus berdoa. Bersimpuh di hadapan-Nya sambil berderai air mata. Dan meminta agar kelak kami bisa bersama. Aku ingin kami bisa melewati suka dan duka berdua. Aku bahkan sudah siap jika harus meninggalkan semua kenyamanan demi mendampinginya. Ke manapun, aku tak masalah, asalkan bersamanya.
Aku ingin sekali menjadi perempuan yang berada di baris terdepan untuk mendukungnya meraih impian-impiannya. Menjadi penyemangatnya yang nomor 1.
Aku bahkan pernah mengatakan pada diriku sendiri. Jika kami ditakdirkan bersama, aku ingin ibunya tak merasa kehilangan anak laki-laki satu-satunya. Setulus itu rasaku untuknya.
Aku bahkan pernah sangat ingin menjadi rumah baginya. Tempat yang sangat nyaman untuk dia pulang.
Tapi apa daya. Tak peduli sederas apapun air mataku saat mendoakannya, memintanya, Allah belum mengizinkan.
Sungguh. Awalnya sangat berat menerima keputusan-Nya. Sebenarnya, dari awal aku telah menyadari bahwa dia tak ada perasaan apa-apa padaku. Hanya aku yang menginginkannya. Dan dia tidak menginginkanku.
Kuatnya perasaanku memaksaku untuk berjuang sendirian. Namun semua perjuanganku itu tak sedikit pun menggerakkan hatinya. Dan aku tahu, tidak ada yang mampu untuk menahan atau pun menggerakkan hatinya itu kecuali Allah Yang Maha Kuasa.
Dulu, aku tidak terima dengan keputusan-Nya. Kenapa aku tidak bisa bersama dengan orang yang begitu kucintai. Aku bahkan berpikir bahwa orang yang beruntung adalah mereka yang bisa menikah dengan orang-orang yang mereka cintai. Ya, betapa beruntungnya mereka. Sebab tidak semua orang bisa seperti itu, termasuk aku.
Dulu, aku merasa marah. Kenapa aku dianugerahi rasa ini kalau pada akhirnya aku tidak bisa bersamanya? Kenapa aku tidak bisa melupakannya? Kenapa aku masih saja merindukannya dan menginginkannya? Kenapa?! Aku marah pada takdirku dan aku benci pada diriku sendiri.
Karena telah mempertahankan rasa ini selama bertahun-tahun, pada akhirnya aku menyerah. Sudah kukerahkan segala daya dan upayaku. Sudah tak henti-henti doaku. Tapi barangkali, Allah punya maksud sendiri kenapa doaku tidak dijawab seperti yang kuinginkan. Hingga pada akhirnya, aku memilih ikhlas untuk melepas. Ikhlas, seikhlas-ikhlasnya.
Dan hari ini, kalau teringat tentang aku yang dulu saat masih mencintainya, aku jadi heran pada diriku sendiri. Bagaimana bisa aku mampu bertahan sampai sekian lamanya. Bagaimana bisa aku sebodoh itu, menginginkan orang yang bahkan tak ingin aku ada di hidupnya. Lelahnya berjuang sendirian seperti tak kupedulikan.
Sekarang aku telah sadar. Aku seperti diberi petunjuk oleh-Nya, bahwa ternyata segala penolakan yang kudapatkan itu adalah bentuk kasih sayang-Nya. Aku bersyukur masih dilindungi, masih diselamatkan dari apa-apa yang (mungkin) tak baik untukku.
Kini, ruang hatiku sudah tak lagi berpenghuni. Kubiarkan dia pergi, dan aku juga sudah tidak mengharapkannya untuk kembali. Semua perasaanku padanya telah pudar, bahkan hilang sama sekali. Ceritaku tentangnya telah selesai. Aku pun tak lagi peduli pada apa-apa yang berkaitan dengannya. Lega sekali rasanya setelah melepaskan. Hati juga tak lagi tersiksa.
Aku sendiri bahkan tidak menyangka bisa mengakhiri perasaanku untuknya. Alhamdulillah. I've moved on.
Aku jadi ingat satu quote yang sering sekali kudapati di laman media sosial. Quote itu berbunyi:
"Jika Allah menginginkan dua hati untuk bersatu, maka Dia akan menggerakkan keduanya, tidak hanya satu."
–Anonim
(27 Februari 2024| 08:15 WIB)
26 notes · View notes
diahuha · 4 months
Text
Lunglai
Ini bukan tentang kisah cinderella, yang didatangi pangeran lalu hidup selama lamanya bahagia.
Bukan tentang yang penting bisa nikah
Lalu gugur status dari single jadi double.
Terus punya anak dan memberi cucu kepada orangtua.
Pernikahan ga bisa begitu saja.
Apakah kalo nikah lantas ga punya anak jadi rusak kah pernikahannya??
Bersabarlah wahai orang orang yang menunggu dengan sabar.
Bukan cuma kamu yang berharap, menunggu dan berpacu dengan umur.
Kadang orang yang melihat yang lebih stress padahal yang menjalani aja udah hampir gila, tapi dia berpura menyembunyikan saja.
Bagi dia hidup ya dijalani saja, toh bahagia dan sedih cuma perputaran kan
24 notes · View notes
sastrasa · 3 months
Text
Boleh ya, aku jadikan kamu tokoh dalam mungkin –sejuta puisiku? Aku ingin memanjangkan ingatan soalmu sepanjang-panjangnya, selama-lamanya, seawet-awetnya. Agar apapun yang terjadi di depan sana, terjadilah. Dan itu enggak akan bisa membuat semua ingatan soalmu berubah.
- Sastrasa
27 notes · View notes
nurunala · 2 years
Text
Tumblr media
Pernahkah kamu berada di titik derita, saat berbagai masalah seperti bola salju yang terus bergelinding memburumu?
Rasanya ingin lari ... sembunyi ... tapi kamu sadar bahwa itu juga melelahkan.
Saat itu, barangkali kamu berpikir hidupmu akan hancur selama-lamanya.
Namun, lihatlah, ternyata detik ini kamu masih ada dan baik-baik saja.
Memang begitulah hidup.
Terkadang malam terasa panjang karena bingung dan cemas, tetapi ketika pagi datang, matahari terbit bersama aneka kesempatan.
Gelap mungkin menyelimutimu dengan ratusan pertanyaan, tetapi terang selalu hadir dengan ribuan jawaban.
Barangkali senja membawa hidupmu ke ujung-ujung jalan buntu, tetapi fajar akan datang menawarkan pilihan-pilihan baru.
Hidup adalah perjalanan dari titik ke titik. Perpindahan dari fase ke fase. Dari berbagai proses itu, kita dapatkan pengalaman. Dan di dalam pengalaman selalu terkandung pelajaran yang membawa pencerahan.
Akan selalu ada jalan.
Akan selalu datang kesempatan.
Akan kamu temukan jawaban.
Selama kamu terus bergerak. Selagi kamu terus mencari. Jika kamu terus percaya.
Bersama dengan segala upaya itu, ingatlah bahwa ada banyak pertanyaan dalam hidup yang cuma bisa dijawab oleh waktu.
Bersabarlah ...
583 notes · View notes