Tumgik
#yukmembaca
elgaruty34 · 2 years
Text
BLACK RAINBOW (2)
         Dulu, saat organisasi otonom Muhammadiyah belum memiliki wadah perkaderan bagi kader-kadernya dalam dunia kemahasiswaan, Muhammadiyah pun mengamanahkan hajat perkaderan itu kepada organisasi mahasiswa bernama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Mengapa di amanahkan ke HMI, sebab ada hubungan emosional yang mesra antara HMI dengan Muhammadiyah. Sebab pencetus dari berdirinya HMI tersebut tak lain tak bukan adalah Muhammadiyah sendiri. Namun, HMI tidak di atas namakan Muhammadiyah agar terbuka untuk seluruh kaum akademisi Islam, bukan hanya untuk kaum akademisi Muhammadiyah. Semula, gerakan HMI sejalan dengan spirit Muhammadiyah. Namun, ketika kekuatan HMI semakin besar, kokoh, tangguh, beberapa para pemangku kepentingan sekali lagi ketar-ketir layaknya dulu saat menghadapi Masyumi. Kemudian, dengan memanfaatkan keterbukaan HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam pula, beberapa kader komunis yang terselubung dalam topeng-topeng islami bergabung ke dalam HMI kemudian pelan-pelan menggerogoti dari dalam. Tak lama kemudian, pola pikir serta gerakan HMI berubah 180 derajat menjadi lebih radikal, lebih sarkas namun tetap di bungkus topeng islami. 
       Beberapa tokoh HMI sadar akan permasalahan ini, lahirlah pro dan kontra atas perubahan spirit gerak HMI. Pergumulan dalam organisasi tersebut pun terjadi.Setelah mendapati bahwa belum semua kader HMI tercemari berbagai penyakit yang dibawa para penyeludup, para tokoh HMI pun pada akhirnya mengambil kebijakan tegas, memisahkan organisasi HMI menjadi dua kubu; Dipo dan Mpo. Kebijakan tersebut diambil dengan harapan agar dapat menyatukan HMI yang murni ke dalam satu kubu dan bergerak seperti sebagaimana mestinya. Sedangkan sisi yang tercemar, di satu kubukan pula agar dapat dengan jelas diucapkan, Sayonara. Permasalannya, apakah pemisahan yang dilakukan sungguh mampu memisahkan unsur noda tersebut?. Bagaimana caranya memisahkan setetes tinta dari dalam semangkuk susu?. Akh.. aku tak tahu pasti. Lagipula, bukan itu yang membebani pikiranku. Masyumi-HMI, dari dua kisah ini kudapati ada persamaan krusial yang dialami keduanya. Dengan menjunjung tinggi Idealisasi serta asas Islam mereka manjadi besar. Tetapi sifat “Terbuka” membuat mereka runtuh. Jika demikian, burukkah sifat terbuka itu?. Aku masih ingat betul pembicaraan yang baru saja terjadi di ruang rapat komisariat. Masih terngiang di telingaku pertempuran argument kita tentang apakah kegiatan perkaderan kali ini, yang dilakukan tiga hari dua malam ini, yang pokok bahasannya berjumlah tujuh materi ini boleh kita ambil pemateri dari selain kader IMM?Jika kita membutuhkan Ilmunya, mengapa kita harus memusingkan latar belakangnya?. Bukankah Rasulullah pun menyeru untuk belajar apapun, kapanpun dan di manapun bahkan sampai negeri china yang pada saat itu belum tentu umatnya beragama Islam?. Bukankah lebih bijak jika kita mempelajari Ilmu orang-orang non Muslim sekalipun kemudian jika sudah kita dapat lalu kita olah dan gunakan untuk kepentingan Islam? Atau setidaknya, jika mereka suatu saat macam-macam dengan Islam, jika kita sudah tahu ilmu apa yang mereka gunakan, kita lebih siap diri menghadapinya?, tidak seperti manusia melawan iblis, di serang tapi tak bisa membalas karna ilmu kita tak mampu melihat wujud fisiknya.
       Kak Dion dengan beringas membantah semua pertanyaanku tadi. Kalau kita punya kakanda-kakanda yang bisa mengisi, mengapa harus ambil orang lain?, ujarnya.Mengisi sekedar mengisi atau sesuai porsi?, tanyaku lebih lanjut.Aku tak berniat, namun nampaknya ia merasa dilawan olehku yang satu tahun lebih muda umurnya sebagai kaum akademisi.Semua kan tergantung dengan bagaimana pesanan kita nanti. Lagipula kalau kita ambil dari luar, mereka bisa saja mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan ideology kita, ujarnya.Ahmad Dahlan mau belajar dari orang barat! Kafir!. Mungkin saja dulu Dahlan sempat melakukan kesalahan yang belum tentu sesuai dengan Islam, tetapi bukan berarti tak ada waktu buat Dahlan untuk berbenah kan?. Coba bayangkan, tanpa adanya keberanian Dahlan untuk mencoba berfikir terbuka, apakah Muhammadiyah atau IMM akan ada seperti sekarang ini?. Jangan bawa-bawa nama Kyai Dahlan dalam ajakanmu yang bersifat Gambling ini!, ujarnya berang.Aku tidak mengajak untuk bergambling kak, tukasku.Lantas??. 
        Aku mengajak untuk tidak terjebak dalam kejumudan. Jadi kau pikir senior-senior kita tidak ada yang berkembang?. Bantahnya naik pitam, berdiri dari duduknya. Nampak ingin menyerangku secara fisik.Beberapa kawan menahannya, maka ia hanya menyerangku dengan kata-kata, telunjuk besarnya yang ia acung-acungkan ke depan hidungku dan air liurnya yang muncrat tak beraturan menyembur mukaku. Ketika aku ingin menjawab, nisa yang duduk disampingku menarik tanganku, memberi isyarat untuk tidak melakukannya. Percuma, ujar raut wajahnya menerangkan. Maka aku pun diam saja. Tak lama kemudian, dengan terpaksa, rapat pun di tunda sampai waktu yang tak di tentukan. Kami bubar jalan, aku keluar pintu ruang rapat dengan disoroti mata kak dion yang sinis menatap.Kemudian aku merebahkan diri di sini, di tempat fovoritku. Di bawah rindangnya pohon belimbing, di atas rerumputan, menikmati semilir angin sore, berfikir ulang tentang untuk apa semua ini?. 
         Nih, tiba-tiba nisa menyodorkan sebungkus es jeruk kesukaanku. Wah, kapan kamu datang? Tanyaku takjub, baru sadar ternyata ada sosok yang sedari tadi duduk di sampingku. Bengong mulu siih.. gerutunya. Aku tak menggubris, lebih memilih untuk segera menikmati es jeruk yang di sodorkannya. Ia menatapiku. Ada apa? Tanyaku padanya saat kudapati ia lama memperhatikanku. Hemm.. emang kali ini habis baca buku apa?, tanyanya. Aku tercenung, tak bisa mengelak. Teman semasa kecilku ini memang tak pernah bisa tertipu, selalu saja tahu jika ada yang berbeda sedikit saja dariku. Perbedaan yang tidak semua orang bisa melihatnya, bahkan kedua orang tuaku. Perbedaan tentang perubahan raut wajahku, sikapku, pemikiranku, amarahku dan.. ketakutanku.Aku mendesah.. diam sejenak. Ia sabar menanti, siap mendengarkan. Kamu tahu gus-dur?, yang tokoh Nadhlatul Ulama(NU) itu?, tanyaku memulai pembicaraan. Ia mengangguk. Waktu dia jadi Presiden N.U, ia terapkan beberapa kebijakan, salah satunya, kaum akademisi Kader NU yang berprestasi harus diapresiasi, di beri beasiswa, kemudian setelah lulus S1 di pilih kemudian di kirim ke berbagai Negara untuk melanjutkan S2, menimba ilmu di sana. Kemudian, nanti setelah lulus kembali lagi ke Indonesia untuk membangun NU yang lebih baik, Tuturku. Ia masih mendengarkan. 
       Coba bayangkan, lanjutku.  NU yang kita kenal dengan islam klasiknya itu, yang alergi sama orang kafir, yang katanya dari dulu sering dianggap musuh bebuyutannya Muhammadiyah yang modernis, kini telah berfikiran terbuka, modern, siap menerima perbedaan, siap belajar dari orang lain demi perkembangan organisasi mereka. Asal tahu saja, bagiku pemikiran mereka sudah tidak pantas lagi di anggap Jumud. Justru kita? Ikatan? Baru permasalahan pemateri tingkat komisariat saja sudah seperti ini, lantas, apakah secara tidak sadar kita tengah mengalami titik balik? Lalu dimana sekarang spirit Muhammadiyah yang ideal itu?.Ia hanya tertawa menanggapi kekesalanku. 
      Tapi jujur saja, tawanya yang riang itu, entah mengapa secara ajaib meredam emosiku secara drastis. Makanya aku lebih suka kamu yang dulu lebih sering baca buku Donald bebek atau doraemon, ledeknya. Aku hanya menggerutu. Sudahlah, di ujung jalan sana ada tukang Nasi Goreng baru loh.. namanya unik, Nasi goreng gila, cobain yuk, ajaknya. Akh.. kamu, dari dulu jajan gak berhenti-berhenti.. ledekku. Biarin, dari pada kamu, mikir gak berhenti-berhenti, ledeknya balik, kami tertawa. Lalu setelah kupikir-pikir, ada benarnya juga. Yah, permasalahan semacam ini tidak akan pernah selesai, sebab kita sedang berfikir tentang organisasi, bukan idealisasi. Berbicara soal organisasi bukan membicarakan tentang apa dan bagaimana semestinya sesuatu melainkan berbicara soal harga diri, rumor, propaganda, intrik, orang-orang baik di muka maupun di balik layar serta berbicara soal eksistensi suatu kekuatan absolut adanya, bergerak atas nama idealisasi.Hemm… nasi goreng yang gila itu nampaknya memang cukup menjanjikan untuk dijadikan sarana pelampiasan emosiku. Maka akupun meng-iya-kan ajakan kawan masa kecilku yang satu ini, dengan syarat, ia mentraktirku.. dengan wajah yang di sewot-sewotkan tapi manis, akhirnya ia pun setuju untuk mentraktirku. Walaupun feelingku bilang, tetap saja nanti ujung-ujungnya aku yang bayar. Tapi akh.. sudahlah.. toh ini lebih baik. Sebab aku orang Indonesia tulen, sudah pasti lebih memilih untuk makan dan bersenang-senang daripada berlama-lama berfikir. Dan kami pun menyusuri jalan kampus sore hari, menuju nasi goreng. Gila.
Oleh :eLgaruty Bagian 2: Distorsi di tulis Tahun 2008 - di Unggah 2012
0 notes
alhaurabookstore · 3 years
Photo
Tumblr media
#Selfreminder Menentukan tujuan akan menghemat banyak waktu dan membuat seseorang memiliki petunjuk dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga setiap ada sesuatu yang muncul di hadapannya, dia langsung mengetahui mana hal yang dapat mendukung dalam meraih tujuannya dan mana pula perkara yang tidak sejalan dengannya. (hal.121, dikutip dari buku Waktumu, Dihabiskan Untuk Apa??) Source by @aeteff #manajemenwaktu #waktumudihabiskanuntukapa #managewaktu #tujuanhidup #quoteislami #kutipanbuku #kutipanbukuislami #motivasidiri #pengembangandiri #yukbaca #yukmembaca #yazidbinabdulqadirjawas #bookstagram https://www.instagram.com/p/CPUYtzXBlUX/?utm_medium=tumblr
0 notes
fareissabraham · 3 years
Photo
Tumblr media
Balik lagi, setelah berjuang melawan mager setelah ujian 😁. Kali Ini saya akan berbagi beberapa tips yang saya sadur dan tadabbur- i dari bukunya Dr. Raghib as- Sirjani tentang membaca sebagai pedoman Hidup kita sebagai seorang muslim. #marimembaca#muslimmembaca#bukuislamibestseller#yukmembaca#indonesiamembaca#alazharmesir#tipsmembaca (di Cairo, Egypt) https://www.instagram.com/p/CNhQG9WnqAi/?igshid=1sklghbc1jb55
0 notes
adeliasmara · 4 years
Text
Tersirat Kepercayaan
Gerakan untuk menulis dari kapan hari sudah begejolak tak karuan. Pengen nulis, pengen menuangkan apa yang ada di kepala dan hati. Lama sekali ya mau eksekusi? Terlalu banyak yang dipertimbangkan dan diperumit. Haha, It’s me!
.
Awal tahun pada suatu kesempatan saya dipertemukan kembali dengan kolega-kolega. Di kesempatan itu pula, salah satu kolega tersebut menghadiahi kami berdua dengan masing-masing sebuah buku. Mungkin dia tahu, salah satu kegandrungan kami berdua adalah membaca.
.
Ketika itu raut muka kami sumringah dan antusias, namun tak berapa lama bertahan ketika membaca judul buku yang diberikan kepada saya. “berat dan penuh kontroversi” itu pikiran yang pertama kali muncul terbersit dalam kepala. Sesaat kemudian melirik judul buku kawan saya yang lain. “wah, bacaannya lebih ringan” . Sampai beberapa hari, buku itu hanya menghiasi space kosong di sebelah bantal. Enggan mau membaca. 
.
Sampai pada suatu ketika, saya berfikir, apakah serius kolega saya memberikan sebuah buku yang benar-benar jauh di bidang dan minat saya? OK! saya menantang diri sendiri. Apa sih yang sebenarnya ingin disampaikan dalam buku ini?
.
Baru membaca bagian pengantar saja saya langsung geleng-geleng. Banyak ilmu dan istilah-istilah baru bertebaran di otak saya. Dari judul apabila saya sebutkan pasti sudah memancing berbagai pemikiran di luar sana. Jika buku ini diberikan kepada orang yang belum “mumpuni” dari segi memahami dan mengontrol diri, pasti sudah disalahgunakan (*ini sudut pandang saya sendiri).
.
Bagaimana tidak, ketika anda sebagai pembaca mengutip atau memenggal sebuah kalimat di dalam buku tersebut tanpa memahami rangkaiannya secara utuh dan mengunggahnya di sosial media yang lain, tentu benar-benar berpotensi menimbulkan permasalahan dan perselisihan. Tahu sendiri kan beberapa penduduk +62 kini mempunyai hobi baru, yaitu menggoreng. Menggoreng berita yang menggiring opini negatif publik. 
.
Mungkin kolega saya secara tersirat ingin menyampaikan bahwa kemampuan saya bukan sekelas teenlit lagi. Buku itu secara tidak langsung menjadi trigger bagi saya sendiri, bahwa saya sudah siap menerima ilmu-ilmu, sudut pandang, dan pemikiran baru. Impact-nya saya menjadi lebih kritis dan bijak menghadapi fenomena-fenomena yang sekarang terjadi di bumi. Kritis yang dimaksud disini berlaku didalam pikiran saya sendiri, saya masih enggan menyampaikannya ke publik dengan alasan yang sama pada kalimat akhir di paragraf sebelumnya.  Plus, saya belum mempunyai partner ngobrol atau berdebat yang klop. (Nemu sih sosoknya, tapi saya masih mengelola ekspektasi untuk tidak berlebihan >_<)
.
Buku tersebut membuat saya lebih melek terhadap politik, agama, dan budaya. Isu-isunya yang terjadi 10-15 tahun kebelakang, banyak sekali yang masih releven dengan sekarang (2020). Membaca buku ini akan menambah khasanah pemikiran dan sudut pandang anda sebagai pembaca terhadap apa yang terjadi. Ujungnya adalah kebijaksanaan. Apabila buku tersebut jatuh pada pembaca yang tepat.
.
Terimakasih sudah memberikan sebuah “kepercayaan” yang tersirat. 02022020
0 notes
iamatanasia · 5 years
Photo
Tumblr media
Have to..because it is a must... Membaca itu tidak susah. Grab your bokk...open your damn page and read.. See... you can do it... Pokoknya baca saja...topik apa saja.. selama itu bisa dibaca dan dimenverti...ayoo baca.. Daripada waktu terbuang untuk hal - hal yang tidak positif kan... #yukmembaca #read #reader #habbit #book #booklover #bookvibes #bookaddicts #bookstagram #bookacholic #positivequotes #positivity #positivevibes #positivethinking (di East Nusa Tenggara) https://www.instagram.com/p/B4KqNKMg8R3pdvSGYPrlxa1PwFFY_UIFLFkmrs0/?igshid=z55r3wh3gge4
0 notes
edelwis2793 · 5 years
Photo
Tumblr media
Suatu hari nanti jika kita masih diberi umur dan masuk kategori tua, kira-kira apa ya yang akan kita lakukan? . . ada yang berencana untuk mengaji setiap ada jadwal, ikut kajian di masjid, rutinan yasinan, manakib, marhabanan, muslimatan, selosonan, maulidan dan sebagainya . . bersyukur nya di Pekalongan tiap hari pasti ada jadwal ngaji, bahkan sehari bisa 3 atau 4 kali.. pagi habis shubuh, habis dhuhur, habis ashar, habis isya pun masih ada . . Bentuk kegiatannya biasanya JIPING (ngaji kuping) atau mendengarkan ceramah dari ustad atau ustadzahnya . . kalau ini biasanya yang dateng, kira-kira setengah jam udah manggut-manggut tapi mata sepet kaya salak belum mateng (baca : ngantuk) . . Ada sih yang ngajinya sambil bawa kitab, entah Al-Qur'an, fiqih, maupun kitab kuning yang banyak macamnya kalau ini lebih bisa on fire dibandingkan dengan cuma duduk diam aja . . eeehh tapi lebih baik duduk diam sih dibandingkan dengan ngecuwiss , ngobrol , nggosiip , ngomongin gamis punya haji jamilah, komentarin gaya hijabnya nju markonah, natap sinis sama sandal jingriknya jeng ratinah #eealaah . . udaahlah ya ngaji yo niati ngajii apalagi kalau ngaji Al-Qur'an ya, eman-eman kalau di gampangin gitu, dibantu jelasin arti dan makna sama ustadz ustadzah nya juga . tapi kalau mau belajar mandiri di rumah yang menjelaskan makna ayat nya mudah dipahami bisa pake ILMA (bit.ly/alquranforkids) yang biasa mamah bahas . . kalau udah biasa baca mushaf dengan makna suratnya insyaallah banyak yang bisa kita ambil untuk jadi pengetahuan dan pelajaran . . maka jangan salah ya wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah Saw adalah surat Al Alaq yang merupakan perintah untuk membaca. jadi anjuran bahkan perintah untuk membaca memang juga datang dari Allah ya.. yuk semangat untuk membaca.. #PeduliLiterasi #ChallengeSeptember #TimStarBersinar #Satu #yukmembaca #pengajianibuibu #pengajian #majelisilmu #majelisrasulullahsaw #majelisulamaindonesia #majelistaklim #pengajianakbar #semangatbunda #bundahebat #semangatliterasi #belajaralquran #alqurananak #alquranunik https://www.instagram.com/p/B2x3uxZlPVj/?igshid=1gm8q75i2chat
0 notes
lengkungkecil-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Bersikukuh pada dua jarum jam dinding. Perapian meleleh diguyur hujan malam tadi, hawa menjadi dingin. Duka berselimut kabung. Sakit.⁣ ⁣ ⁣ Do'a.⁣ ⁣ ⁣ ⁣ ⁣ #prayforhumanity⁣ #prayformuslim ⁣⁣⁣#bookstagramindonesia #bookworm #bookclubid #membacaadalahmelawan #yukmembaca #indonesiamembaca #boosktagram #puisi #ceritaku #photooftheday #theweekoninstagram #flatlay #flatlaystyle (at My Location) https://www.instagram.com/p/BvDKpVZAEAe/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=11arz4rjx1cv
0 notes
Photo
Tumblr media
Sudahkah si kecil membaca hari ini? Kira-kira buku apa nih yang menjadi favorit si kecil? Lalu, Setelah membeli buku, manakah yang lebih sering si kecil lakukan, Bund? Beli lalu langsung membacanya atau menumpuknya terlebih dahulu? 😁 Nampaknya, si kecil lebih senang langsung membacanya ya hehe. Dua-duanya juga sama baiknya ya Bund, tergantung standar kenyamanannya dalam membaca. Yang terpenting jangan sampai melewatkan waktu membacanya. Yuk buatlah si kecil menjadikan aktivitas membaca sebagai hobi barunya. Karena manfaatnya tidak hanya dirasakan sekarang, tapi sepanjang masa. Mau tahu buku keren apa saja yang cocok untuk si kecil? Telusuri katalognya di  web Mandira yah, klik linknya di profil @toko_bocahmuslim . . #YukMembaca #YukBacakanBuku #BukuGudangIlmu #BukuAnakCerdas #MandiraDianSemesta#bukuanak#halobalita#nabikuidolaku#ensiklopedibocahmuslim https://www.instagram.com/p/Bt0ILQbgThA/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1q52bkxszuxje
0 notes
welydya · 7 years
Photo
Tumblr media
cuplikan donasi buku untuk adik nagari padang tarok terima kasih kepada donatur baik segera akan disalurkan minggu depan doakan buku-bukunya selamat sampai sumatera barat 😇😇 terima kasih banyak atas dukungan dan antusiasmenya semoga kita selalu dimudahkan untuk berbuat kebaikan #donasibuku #adiknagari #padangtarok #terimakasih #yukmembaca #yukberbagi #tebarmanfaat #generasilebihbaik #bukuanak #bukuceritaanak #bukusekolah
1 note · View note
loker-bali · 4 years
Video
Bli min mau menanggapi curhatan dari para HRD nih . Banyak banget HRD yang curhat ke blimin soal kandidat yang kontak ke WA / email soal kualifikasi lowongan padahal di iklan lowongan sudah tertera jelas alhasil chat tersebut tidak ditanggapi (hanya di read saja) . Ketika kamu menemukan sebuah lowongan ada baiknya dibaca sampai habis terlebih dahulu, kalau perlu info lebih lanjut bisa kontak ke CP yang tertera , kalau berminat langsung kirim lamaran . Jangan sampai peluang kamu diterima kerja terhambat karena kurangnya membaca ya (dianggap kurang professional / kurang teliti) . Yuk infokan juga ke temen / sahabat / gebetan / keluarga / pacar kamu agar nantinya dia bisa segera diterima kerja . #lokerbali #lokerbalitips #yukmembaca #marimembaca https://www.instagram.com/p/B8fGuVep5bp/?igshid=1bflxqs4spico
0 notes
dhenot · 6 years
Photo
Tumblr media
Sudahkan membaca buku bersama si kecil hari ini? . Belum?😨 . Apaaaa..... gak punya buku bacaan buat anak dirumah!!?? 😲 . Whaaatt.. mau tunggu anaknya bisa baca dulu? 😰😱 . Lihat nih di tabel panduan membaca sejak bayi.. bisa dimulai sejak usia 0 loh 😆 . Udah jangan di nanti2 lagi.. belum terlambat untuk mengenalkan indahnya buku kpd si kecil.. mumpung golden ages nya belum terlewatkan.. . Kalau bisa sebelum tanggal 18 maret ya! Karna tgl 18 maret paket buku Balita Cerdas dan Shaleh Litte Abid harga nya naik 😢 . #yukmembaca #membiasakananakmembaca #bacayuk #reading #hobibaca
0 notes
elgaruty34 · 2 years
Text
BLACK RAINBOW~
Lima belas menit keluar dari jadwal, akhirnya kereta datang juga. Ketika pintu dibuka puluhan langkah kaki berebut memasukinya tak terkecuali aku. Hidup bukan seperti di film-film islami dimana cerita selalu mempersilahkan orang yang lebih papah untuk duduk di bangku penumpang. Aku tak sempat memikirkan semua nilai-nilai mulia itu pun semua orang yang ada di sini. Kami terlalu sibuk untuk mencari tempat duduk untuk kenyamanan diri masing-masing. Lalu di salah satu pojok dekat pintu yang membatasi antar gerbong itu kulihat bangku kosong. Tanpa ba-bi-bu aku pun segera menempatinya. Tak lama, kereta pun mendengus kemudian berjalan. Bukan lamanya waktu yang ku takutkan dalam pikiranku tetapi alam pikiranku yang sering menyibukkan diri jika sedang sendiri seperti ini. Ku coba perhatikan orang-orang di sekelilingku agar lebih rileks. Ku lihat wajah-wajah mereka. Kudapati, wajah orang-orang seisi gerbong itu tegang. Stress dengan urusan masing-masing atau terlelap setelah lelah menahan perjuangan hidup hari ini. Benar kata orang, stress itu menular. Karena setelah ku perhatikan ketegangan mereka, perlahan stress mereka menjalar menguasaiku seolah alam pikirku dapat membayangkan, membaui dan ingin ikut merasakan apa yang mereka derita. 
Akh.. Tuhan, kasihanilah aku, hidupku sendiri sudah cukup berat!. Maka kularikan saja pandanganku ke luar jendela. Dimana kudapati pohon-pohon yang diselimuti malam dengan bulan setengah, menggelantung di atasnya sedang bintang-bintang tak masuk hitungan, karna sinarnya terhalang jendela kereta yang gelap. Tak lama setelah melewati sungai besar, kereta memasuki area pematang sawah. Kali ini bulan makin menampakkan keindahannya karena luasnya langit tak terhalang apapun. Dan sawah-sawah itu, dapat kubayaangkan di luar sana, bermandikan cahaya bulan. Teduh. Tapi, kubenci semua keteduhan itu, karena mengingatkanku padanya. Semua kenanganku dengannya. Semua masa indah bersamanya. Bayangkan, jika kau belum pernah merasakan hal indah. Kemudian, di suatu waktu kau merasakan hal terindah setelah seseorang datang dalam hidupmu, kau akan enggan melepasnya. Seperti aku. Namun jika sang waktu mulai berbicara memisahkanmu dengan si pembawa keindahan tersebut, maka mungkin kau akan membenci keindahan. Menyalahkan diri atas ketidakmampuan mempertahankan. Mengutuki nasib. Seperti aku. Ya, aku yang gagal dalam percintaan, merasa diri tak berharga seperti daun-daun kering yang berserakan, membusuk di bawah pepohonan yang tegak angkuh.
Jika hanya gagal dalam percintaan saja, mungkin aku takkan pernah memprotes Tuhan. Jujur saja, aku juga mengutuki seluruh orang yang memuja nilai-nilai prestasi dalam bentuk angka!. Apakah adil menilai seseorang hanya dengan angka-angka yang subjektif? Dalam bentuk symbol yang belum tentu dapat merepresentasikan nilai diri seseorang?. Tapi apa daya?, hampir semua sekolah dan orang-orang tunduk dan memuja persepsi semacam itu. Mungkin kau akan berkata, akh.. kau hanya membela diri, kau mengkritisi sistem karena kau tak mau disalahkan atas ketidakmampuanmu mencapai nilai expert!. Ya, aku tak menyangkal bahwa aku membela diri. Tapi coba dengar, dulu aku aktif, jadi Pembina pramuka, jadi pengurus OSIS, ikut lomba dan dapat sertifikat, piala ini dan itu. nilai harianku tidak tinggi tapi tidak buruk. Lalu mengapa aku tak lulus UAN?. Apa salahku?. Kalau aku diajari di sekolah mengapa Negara yang harus menguji?. Aku yang bodoh atau mereka yang gagal mendidikku?. Dan apakah hal semacam itu sungguh pendidikan?.  Lucunya, banyak temanku yang lulus karena mendapat bocoran kunci jawaban soal ujian dari oknum pendidik. Ironisnya, mereka bangga. Lulus dengan bangga! Bukankah itu salah satu dari efek memuja Nilai?, mendapatkan nilai dzhahir tetapi kehilangan esensi nilai itu sendiri!.Mungkin aku tidak pintar, tapi aku tidak bodoh. Dan aku cerdas. Namun tetap saja semua itu tak merubah fakta bahwa aku tidak lulus ujian Nasional. Hancur sudah nama baikku, prestasiku yang dahulu dielu-elukan sebagai aktifis, contoh organisatoris handal di sekolahku. Semua orang mencibir. Mentertawai. Menelanjangi. Dan aku memasuki titik kehinaan. Dianggap tak berarti apa-apa seperti kulit gabah yang kehilangan isi. Dan mereka yang lulus ujian nasional itu? yang lulus dengan bangga itu? berjalan dengan angkuh karena merasa dirinya adalah padi yang siap panen. Walau setahuku, padi, kian berisi kian merunduk. Lalu mengapa mereka berlenggang?. Dan kini, dalam dunia kampus pun tak jauh berbeda. Banyak orang tak dapat memandang sampai pada esensinya. Ingatkah mereka bahwa permasalahan itu dapat diumpamakan seperti bawang merah. Kulitnya berlapis!. Maka jangan terlalu cepat berpuas diri dan mengatakan bahwa “ini adalah esensi permasalahannya”. Sebab, bisa jadi itu baru kulit ari lapis ketiga, belum inti. Atau setidaknya, hargai pendapat orang lain, jangan tergesa menjustifikasi seseorang. Sebab, bisa jadi apa yang kau pandang berbeda dengan yang orang lain pandang. Hal ini kudapati dalam diri sosok kak dion saat rapat tadi. 
Aku tahu, ego seorang atasan seringkali lebih menguasai diri dan seringkali menyimpangkan pandangan dari pokok permasalahan. Tapi mereka lupa. Atau mungkin tak peduli. bahwa pelangi bukanlah pelangi jika hanya berwarna hitam. Bahwa pembicaraan bukanlah pembicaraan jika hanya menerima satu pendapat hanya karena takut mengakui adanya warna lain. Sedangkan sisi ego mengatakan “jika ada kata-kata yang lebih baik dari kata-kata milik atasan maka kata-kata itu tetap salah!”. Lalu, di mana Indahnya pelangi?. Lalu, untuk apa ada pembicaraan?.
Lucunya, jika kuingat tatapan kak dion usai rapat tadi, ia memandangiku dengan jijik seperti memandang kotoran hewan. Setelah kuingat-ingat, tadi, bukan hanya kak dion yang bersikap jijik seperti itu padaku. Tapi hampir semua orang yang di sana. Aku bertanya-tanya dalam hati. Apakah aku hanya paranoia?. Ataukan memang aku semenjijikan itu?. Ataukah, mungkin karena mereka hanyalah gabah-gabah berisi keangkuhan yang berkesempatan mengecap bangku kuliah?. Akh.. tapi dipikir bagaimanapun juga, tetap saja di mata mereka aku hanyalah kotoran hewan.Ngeeeenggg… teriakan ceria sosok bocah cilik menyadarkanku dari lamunan. “Tuh kan, aku tenggelam dalam pikiran-pikiran tak penting ini lagi” gerutuku dalam hati. Si bocah dengan polosnya berjalan bebas, riang di atas gerbong yang bergoyang-goyang itu. ia Nampak senang menikmati dunia baru. Tak peduli nanti jatuh, tak khawatir dengan kerumunan stress orang-orang di sekelilingnya. Ayahnya dari kejauhan Nampak khawatir, tetapi mencoba percaya “anakku bisa!”. Aku jadi ingat masa-masa kecilku dulu. Hari dimana beban pikiran tak sehebat sekarang. Hidup menjadi tenang, tulus,  jernih, alami. Oh.. bahagianya.Lalu aku berpikir, apa untungnya stress seperti ini?. Bukankah masalah tak akan terpecahkan?. Bukankah solusi setiap masalah dapat terpikirkan jika aku tenang?. Bukankah seharusnya aku lebih dahulu tenang dan bahagia seperti kepolosan si bocah?. Dan lihat, kepolosan si bocah mencuri perhatian beberapa orang-orang di sekelilingnya. Dan orang-orang itu, berangsur-angsur mereda ketegangan hidupnya. Beberapa dari mereka berangsur-angsur tersenyum demi memperhatikan si bocah. Jika gerbong ini adalah bumi, maka si bocah adalah sinar kehidupan. Terbersit dalam pikiranku “Aku tak boleh tenggelam dalam kelamnya bumi ini. Aku harus bisa menjadi sinar kehidupan”. 
Tak lama kemudian, kereta terhenti di stasiun tujuanku. Agak berat hati, tapi kutinggalkan juga si bocah di dalam gerbong bersama ayahnya. Aku pun berlalu.Tak lama setelah turun dari kereta, aku menghentikan langkahku, tertegun. Bukankah aku adalah dedaunan busuk, gabah tanpa isi atau kotoran hewan? Lalu, bagaimana caranya agar aku bisa menjadi sinar kehidupan layaknya bocah itu?. “akh.. jika dedaunan yang busuk itu, gabah tanpa isi dan kotoran hewan itu disatukan kemudian di tunggu beberapa Waktu, bukankah akan menjadi kompos?” pikirku sambil mentertawakan jawaban atas pertanyaan imajinerku sendiri. Kemudian, akupun melanjutkan perjalananku. Menunggu Waktu.
Oleh :eLgaruty Bagian 1: Rebirth di tulis Tahun 2008 - di Unggah 2012
0 notes
alhaurabookstore · 3 years
Photo
Tumblr media
Orangtua yang secara teratur membaca buku bersama anak-anak mereka cenderung terlibat dalam pengasuhan yang baik. Membaca bersama juga membuat anak terhindar dari sikap hiperaktif. Hal ini diungkapkan melalui sebuah Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics. Studi juga menunjukkan manfaat tambahan dari membaca bisa membuat ikatan orangtua dan anak yang lebih kuat. "Bagi orang tua, rutinitas membaca bersama anak mereka tidak hanya memberikan manfaat akademis, tetapi emosional, yang dapat membantu kesuksesan anak Anda di sekolah dan di luar," kata ketua penelitian, Manuel Jimenez, peneliti dari Rutgers University di AS. ✏Sumber https://m.medcom.id/rona/keluarga/GbmXREON-manfaat-membaca-bersama-anak #YukMembaca #YukCintaBuku #yukcintailmu #Yukcintabukucintailmu #membacaanak #belajarmembaca #membacabersama #membacabersamaanak #literasibaca #literasi #dutabacaindonesia #dutabaca #parentinganak #parentingsunnah #quotesindonesia #ilmuparenting https://www.instagram.com/p/CKaw0oIhfZY/?utm_medium=tumblr
0 notes
dwiputrims · 7 years
Photo
Tumblr media
Yuk cari tahu tentang para Ummul Mukminin 1. Khadijah (pemuka kaum quraisy yang bergrlar Ath-Thahirah) 2. Aisyah binti Abu Bakar (Istri tercinta Rasulullah dan sosok yang dibebaskan dari tuduhan dari atas tujuh lapis langit) 3. Hafshah binti Umar (perempuan yang rajin berpuasa, bangun malam, dan hafal alquran) 4. Shafiyah binti Huyay (perempuan cerdas dari Bani Nadhir) 5. Zainab binti Jahsy (perempuab yang dinikahkan Allah dengan Rasulullah dari tujuh lapis langit) 6. Ummu Habibah (sang mujahidah yang penyabar) 7. Ummu Salamah (istri Rasulullah yang pertama hijrah ke Madinah) 8. Maimunah Binti Harits(Perempuan yang mendapatkan medali keimanan dari Rasulullah) 9. Saudah Binti Zam'ah (Istri Rasulullah yang sangat suka bersedekah) 10. Juwairiyah Binti Harits(Perempuan yang berkahnya paling banyak bagi kaumnya) 11. Zainab binti Khuzaimah (ibunda orang-orang miskin) 12. Mariyah Al-qibthiyah(budak perempuan Rasulullah dan ibunda dari putranya, Ibrahim) . Sumber: Buku Perempuan-perempuan sholihah karya Majid bin Khanjar al-Bankani #yukmembaca #buku
0 notes
pritaamerina · 7 years
Photo
Tumblr media
"Jangan-jangan Kita Berjodoh " Kode KERAASSS beliin Bukunya 😇 😆 #gramedia #gramediaexpo #janganlupabahagia #janganjangankitajodoh #buku #bookface #hai #primer #primer_613 #mahasiswa #reading #yukmembaca #fisabilillah (di Gramedia Expo,Jl.Basuki Rahmat)
0 notes
lengkungkecil-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Disuatu siang yang biasa aja.. Hanya ada orang-orang yang sama di tempat yang beda, ada seorang bayi dan ibu bukan ibunya bayi. Namun si bayi tertangkap tak sepenuhnya oleh kamera.⁣⁣ ⁣⁣ Bukan disengaja, tiba-tiba kekuatan ibu dan kemampuan duduk si bayi oleng. Begitulah. Tak ada yang sempurna, semua biasa saja. ⁣ ⁣ ———⁣ Sekarang, pagi☕⁣ ⁣ ⁣ ⁣ ⁣⁣ ⁣⁣ #rbbook #bookread #bookstagramindonesia #bookworm #bookclubid #membacaadalahmelawan #yukmembaca #indonesiamembaca #boosktagram #puisi #ceritaku #photooftheday #theweekoninstagram #flatlay #flatlaystyle https://www.instagram.com/p/BuzcRFaAmfh/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=5aobkymwnzgh
0 notes