Tumgik
sepertibumi · 14 hours
Text
"Taking action is better than waiting for perfection."
Teruntuk para perfectionist,
Pasti kita sering banget nunda sesuatu karena ngerasa konsepnya belum mateng, atau alat-alat yang kita butuhin untuk menunjang hal yang kita inginin belum lengkap, atau timing yang kayaknya nanti aja lebih baik deh, atau sesederhana nurutin mood yang selalu ngegiring asumsi 'kalo ga mood ntar malah jadi ga bagus hasilnya.'
Tapi ternyata semua itu bikin kita jadi procrastinator dan itu ga nyaman banget kan? Bikin kita gemes sama diri sendiri, padahal kita yakin kita bisa ngelakuin semuanya. Kita udah susun segalanya sedetail mungkin. Tapi akhirnya kalah juga sama keinginan buat, nanti ajalah. Tapi maunya semuanya harus perfect.
Hehe, i feel you!
Coba kasih waktu sebentar buat ngelola semua perasaan negatif yang ada, setelah itu langsung potong dengan kalimat "yuk gerak dulu!"
Ga usah deh mikir lagi nanti gimana. Nanti ya biar nanti, dan sekarang adalah tentang apa yang bisa kamu maksimalkan. Satu action kecil yang akhirnya kamu lakukan it means a lot loh! :)
Yuk pelan-pelan, kita beresin lagi apa-apa yang masih berantakan dalam diri ini.
— @sepertibumi
5 notes · View notes
sepertibumi · 2 days
Text
Apa yang membuatmu sakit hari ini, adalah Ia yang menguatkanmu perlahan. Bahkan seringkali tanpa kamu sadari.
Tanyakan pada pelari tingkat dunia, berapa banyak cedera yang harus ia telan selama latihan untuk memenangkan pertandingan yang tak lebih dari tujuh menit?
Tanyakan pada pakar bidang manapun, ada berapa banyak kegagalan dan kecewa yang harus mereka alami sebelum akhirnya menjadi manusia nomor satu?
Karena profesional basicnya berdarah-darah.
Mereka memulai dengan sadar. Menerima segala konsekuensi yang tanpa disadari melatih mental-mental pejuang.
Mungkin sesekali ragu. Sesekali ingin menyerah. Tapi mereka selalu kembali ke titik awal; alasan semuanya dimulai.
Apapun yang sekarang sedang membuatmu sakit, berjanjilah untuk tidak menyerah. Ketika kamu memulai sesuatu karena Allah, maka jangan pernah berhenti karena manusia.
Semangat, Pribumi!
— @sepertibumi
3 notes · View notes
sepertibumi · 3 days
Text
Karena ga semua yang indah harus kamu miliki.
Selayaknya sepatu, seindah apapun kalau bukan ukuranmu ya ga akan nyaman jalannya.
Ini juga berarti bahwa indah ga melulu tentang apa yang kamu lihat. Ia hidup dalam hal-hal kecil yang kamu miliki sekarang. Sejauh ini, apa sudah kamu syukuri?
Betul, indah ternyata hanya tentang rasa syukur. Tentang penerimaan tanpa tapi.
Tentang jiwa yang lapang, yang sesekali menunduk dan melihat ke dalam. Karena terus mendongak membuatmu lupa bahwa ternyata kamu telah miliki segalanya.
Semoga, hatimu yang kecil itu subur bestari dengan balutan syukur.
— @sepertibumi
34 notes · View notes
sepertibumi · 15 days
Text
Ternyata, di hati yang tepat segala kekuranganmu tak bermakna apapun. Mungkin bagi orang lain kamu hanya angin lewat. Namun bagi seseorang, kamu dunianya.
Dan itu cukup :)
— @sepertibumi
29 notes · View notes
sepertibumi · 16 days
Text
Saat kau tampil di depan, coba periksa yis; yang ingin kau tampilkan apakah hanya sebatas dirimu saja, atau keagungan Dzat yang menciptakanmu
Saat kau berbicara, coba periksa yis; yang kau bicarakan secara bangga itu dirimu saja atau kehebatan Al Quran yang menjadi pedoman hidupmu
Saat kau menulis, coba periksa yis; yang kau tulis itu sekadar membuat namamu terkenal atau kau mengenalkan Baginda Nabi Muhammad, yang karena dialah kita sebagai umatnya diperintahkan membaca
Periksa terus ya yis! Kau boleh saja dikenal, diketahui banyak orang, atau sering tampil di depan; tapi itu dalam rangka untuk mengenalkan keagungan Allah, kehebatan Al Quran, keteladanan Rasulullah
Atau jikapun tidak, itu bukan masalah bagimu yis, karena kau memang bukan siapa-siapa, tapi teruslah belajar, teruslah merendahkan hati, teruslah meminta nasihat, teruslah meminta hidayah
Bukankah yang Allah nilai dari seorang manusia itu ketaqwaannya? Semoga dengan itu Allah ridho padamu yis!
-2024
149 notes · View notes
sepertibumi · 3 months
Text
[SEMOGA]
Seringkali ketidaksengajaan mempertemukan manusia-manusia asing untuk kemudian saling mengenal.
Seperti penumpang sebuah kereta, kau mungkin dipertemukan dengan seorang kawan duduk yang entah siapa, tapi waktu dan keadaan seperti mempersilakan kalian untuk setidaknya saling sapa.
Dan dalam keadaan yang kubilang tidak sengaja itu, aku menemukanmu sebagai seorang baru yang hadir dan berhasil menarik tanganku keluar saat aku kebingungan menentukan jalan.
Kebetulan yang kemudian membawa kita menjadi sepasang teman perjalanan. Mendiskusikan beberapa topik dengan banyak heran namun penuh candaan.
Kau menjawab semua pertanyaan konyolku dan aku selalu kaget dengan balasan pertanyaan konyol yang kau lontarkan.
Seperti membahas bagaimana limbah kedelai bisa diolah menjadi banyak macam olahan makanan dengan nama berbeda di berbagai daerah. Membahas bagaimana memaksimalkan peran sebuah hair dryer menjadi penghangat ruangan dan banyak lagi.
Berbagi cerita denganmu membuat perjalanan ini lebih indah. Rasanya bahagia berkali-kali.
Kita larut dalam perjalanan, menempuh setiap jaraknya dengan kesadaran bahwa masih banyak kurang yang harus ditambal. Kau bilang, bahwa jika kau bisa memilih maka kau ingin menemukanku dengan cara yang paling diridhoi Tuhanmu.
Aku selalu kagum pada Tuhan yang merancang semua kebetulan bagi manusia dengan begitu rapi. Mengatur setiap rincinya sebagai sebuah ketidaksengajaan yang nyatanya, semua telah tersusun sesuai takaran, perhitungan dan kehendakNya.
Dan dipertemukan denganmu, menjadi salah satu yang paling aku syukuri sampai saat ini.
Ada banyak sekali harap yang kusampaikan sambil mengadahkan kedua tangan dalam waktu-waktu mustajab. Satu-persatu doa itu kukirimkan lengkap dengan nama pemiliknya, walau kuyakin Tuhan lebih dulu tau kepada siapa doa-doa itu mengarah jauh sebelum aku melantunkannya.
Semoga pemberhentian terakhir kita berujung pada tujuan yang sama; kebaikan dan keberkahan.
Semoga niat kita dalam menapakinya selalu dijaga agar tetap dalam dan untuk kebaikan.
Semoga usaha-usaha itu yang akan merubah harapan menjadi sebuah kepastian.
Semoga, apa yang kita inginkan sejalan dengan apa yang Tuhan takdirkan.
19; 29. Serta mulia, semoga selalu dalam rahmat dan lindungan Allah 🍂
@sepertibumi
45 notes · View notes
sepertibumi · 4 months
Text
Tertinggal hanya tentang waktu. Tentang siapa yang telah lebih dulu dan baru akan memulai. Tapi selama kamu masih punya semangat untuk tumbuh dan belajar hal-hal baru, kamu akan tetap hidup dan bestari.
— @sepertibumi
29 notes · View notes
sepertibumi · 4 months
Text
netanyahu: we are fighting on behalf of the world. this is the war of humanity against barbarism.
the barbarism israel is fighting:
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2K notes · View notes
sepertibumi · 5 months
Text
"Kalau kamu pengen beli martabak tapi di tengah jalan ternyata pengen cilok, yaudah beli cilok aja. Artinya kamu ga bener-bener pengen martabak."
Manusia seringkali dihadapkan dengan banyak pilihan. Kemampuan untuk memutuskan satu yang terbaik tentu bukan hal mudah. Yang harus disadari betul, bahwa semua hal memiliki konsekuensi dan resiko. Tentukan satu, lalu hadapi semuanya dengan yakin.
Beberapa kali bertukar cerita dengan teman sejawat. Asyiknya menjadi seorang pendengar, kau bisa mendapat banyak sudut pandang baru tanpa harus menghakimi. Kau bisa melatih kemampuan berpikir tanpa harus berdebat dengan siapapun.
Banyak yang gundah karena takut apa yang ia perjuangkan selama ini ternyata salah. Padahal sejatinya rasa takut itu akan selalu hadir, dimanapun, kapanpun. Ia seperti bayangan yang tak bisa kau hindari.
Pilihannya dua; berdamai atau berperang. Yang kedua jelas melelahkan, karena kau akan menghabiskan hidup untuk menyangkal kenyataan.
Tenang kawan, kau cukup berakal untuk menimang dan mempertimbangan resiko dari setiap tindakan. Selanjutnya, kau hanya perlu cukup berani untuk menjatuhkan pilihan. Menyemai prasangka baik pada setiap hal yang sedang kau perjuangkan.
Kalau gagal, tentu wajar. Ini hidup pertamamu dan kau belum pernah mendapat kisi-kisi sebelumnya. Toh mereka yang hebat bukan mereka yang tak pernah gagal, tapi yang selalu bangkit setiap kali terjatuh.
Ini hidupmu, kendalinya ada di tanganmu. Perjuangkan apa yang kau mau, dan lepas apa yang menghambatmu bernafas.
Percaya padaku, kau mampu. Dan kau selalu mampu untuk itu! :)
— @sepertibumi
118 notes · View notes
sepertibumi · 7 months
Text
Dari milyaran manusia di dunia, perjalanan yakin itu pada akhirnya berhenti pada satu rumah; yang terbaik.
Karena penemuan satu yang terbaik untuk seumur hidup kelak bukan lagi tentang seberapa cepat, tapi seberapa tepat. Tepat untukmu, untuk orang-orang sekitarmu, dan yang lebih krusial lagi; untuk dunia dan akhiratmu.
Untuk petualangan ini, sabarmu harus lebih luas. Bekal ilmumu harus lebih banyak. Ujiannya akan datang dari luar bahkan dari dalam dirimu sendiri. Tapi semua itu hanya angin lalu, jika kau tau betul kemana arah semua hal ini akan bermuara.
Libatkan Allah pada yakinmu.
Sertakan Allah, kemanapun hati kecil akan menuntunmu melangkah. Karena yang paling layak untuk dimintai fatwa pada akhirnya nanti adalah hatimu, sebongkah daging yang Allah titipkan dan harus kau rawat betul dengan seni mencintai Allah.
Cah Ayu, perjalanan masih panjang.
Bahumu harus kuat, langkahmu harus tegap, hatimu harus kokoh, tanganmu harus siap memegang kendali atas segala arus yang kau temui. Mengalirlah dengan tenang namun penuh daya, jangan sampai hanyut.
— @sepertibumi
297 notes · View notes
sepertibumi · 7 months
Text
[TUHANKU, DENGAN SEGALA MAHA BAIKNYA]
"Ya Allah, aku mau 10 milyar."
Celetuk seorang hamba kepada Tuhannya di tempat mustajab; Raudhah Masjid Nabawi. Doa terakhir yang dilantunkan sebelum ia memutuskan untuk menyudahi waktu berbincang di taman surga itu.
Menariknya, bahkan ia tak tau apa tujuan doanya. Hingga di kemudian hari, muncul sebuah rasa sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Dan di sinilah turning pointnya, Tuhan -dengan segala kemahabaikanNya- sadarkan kembali bahwa rezeki bukan melulu tentang digit materi.
Bentuknya bermacam. Hukumnya berbanding lurus dengan syukur; yakni semakin luas kacamata syukurmu maka semakin luas pula definisi rezeki yang dapat kau pahami.
Coba bayangkan, kalau ternyata Tuhan -dengan segala kun fayakunNya- benar mengabulkan permintaan 10 milyar Si Hamba, namun hanya untuk membiayai berbagai pengobatan. Apakah benar hal itu yang hamba inginkan?
Maka, hari itu pula, Tuhan -dengan segala kelembutanNya- memberi pelajaran kepada hamba yang lemah ini. Diberinya sebuah sentuhan halus, sebuah pemahaman yang luar biasa cantik.
Nikmat paham ini berhasil diserap oleh Sang Hamba. Maka dengan segera ia mengubah doa-doanya. Bukan lagi tentang seberapa banyak, tapi tentang cukup yang berkah. Yang terdapat ridha Allah di dalamnya.
Lagi, keinginanmu adalah sebuah harapan. Namun keinginan Allah adalah sebuah kepastian. Maka berdoalah, agar apa yang kau inginkan sejalan dengan apa yang Allah takdirkan. Jika tidak, Maha yakinlah bahwa Tuhanmu Maha Segala. Ia jauh lebih tau apa yang kau butuhkan.
— @sepertibumi
43 notes · View notes
sepertibumi · 9 months
Text
Manusia dibentuk dari berbagai kejadian yang pernah Ia alami. Karenanya, antar satu dan lainnya tentu berbeda. Tapi dari sekian banyak macam, "yang apa adanya" adalah favoritku.
Selama ini ga pernah matok standar buat bisa deket sama orang. Sesimpel nyaman, nyambung, yaudah ngalir aja. Tapi akhir-akhir ini baru sadar, ternyata aku serespect itu sama manusia-manusia sederhana yang apa adanya.
Mereka yang memiliki paradigma berfikir simpel tapi mengagumkan. Selalu paham apa tujuan dari segala yang mereka lakukan. Have no big flex, tapi itu menurutku the biggest flex dari diri mereka; low profile.
Deket sama mereka kayak lagi diajak duduk dan ditanya,
"Apasih yang kamu kejar?"
Mereka matang dengan pemikirannya, sudut pandang yang tajam, ga pernah meninggikan dirinya, yang paham kalo indah ya indah aja. Baik ya baik aja. Sedih ya sedih aja. Semerdeka itu, karena mereka ga pernah haus akan validasi.
Selalu menyadari bahwa, "yang kayak kamu itu banyak." jadi jauh-jauh lah dari merasa spesial.
— @sepertibumi
46 notes · View notes
sepertibumi · 10 months
Text
Pernah ga sih kalian ada di fase yang rasanya udah husnudzon maksimal ke Allah tapi ternyata hasilnya ga sesuai sama apa yang kalian harapkan?
Kalo pernah, welcome to the gank!
Sempet ngerasa kecewa karena udah kemakan banyak quotes agama yang sering muncul, keyakinan yang udah apik banget dibangun tiba-tiba hancur.
Tapi mungkin ini yang mereka sebut "perjalanan spiritual". Dan setiap orang akan sampai di perjalanannya masing-masing, dengan ujian yang berbeda jenis dan levelnya.
Rasanya pengen marah, tapi rasanya juga ga berhak buat marah. Perang batin yang sengit ini akhirnya dimenangkan oleh ayat,
ولا تيأسوا من روح الله
Iya, ternyata selama ini aku cuman paham dan tersentuh sama segala quotes agamis itu secara tekstual. Tapi waktu Allah uji dalam kehidupan nyata? Nol. Implementasi pemahamanku remedi.
Ternyata aku masih gagal dalam memahami bahasa cintanya Allah. Kalo dibuat grafik, skala taat sama banyaknya permintaanku masih berbanding terbalik. Dan ini jelas ga adil, sampai akhirnya aku paham bahwa aku memang pantes dapet semua ini.
Syukurku jelas kurang banyak. Aku yang hanya fokus sama satu titik di mana Allah uji, tapi lupa sama ribuan nikmat yang udah Allah kasih sejak aku lahir. Bahkan sebelum itu.
Tiap ngerasa berdosa gini, balik lagi ke ayat di atas. Aku masih punya nafas dan kesempatan buat bertaubat. Buat jadi hamba yang lebih dan lebih baik lagi.
Yang penting, jangan nyerah dari Rahmat Allah ya. Perjalanan menuju Allah emang berat, tapi itu sebentar aja kok. Sisanya adalah keabadian. Dan kita harus tentuin dari sekarang, mau menghabiskan keabadian yang gak berujung itu di Surga atau Neraka?
Meniti peran sebagai hamba.
— @sepertibumi
88 notes · View notes
sepertibumi · 11 months
Text
Tumblr media
Seberusaha apapun kamu menjelaskan dirimu ke orang lain, ga akan ada artinya selama fokus dia hanya di hal-hal yang emang dia mau denger aja.
Hemat tenaga ya manis,
it just a life and u r only human.
It's totally normal to make a mistake and hurted.
Yang terpenting jangan sampai kehilangan dirimu sendiri.
81 notes · View notes
sepertibumi · 1 year
Text
[SYAWWAL RECAP;]
Berani memulai, tanggungjawab sama apa yang udah dimulai, percaya bahwa ga ada suatu apapun yang terjadi hanya untuk sia-sia. Karena selalu ada pelajaran walau di titik terendahnya.
It's ok to be worried sometimes, tapi untuk urusan akhirat aja yang jelas kekal dan ga ada masa akhirnya. Untuk masa depan, rencanakan hal-hal baik, usahakan dengan cara yang baik dan biar Allah atur sisanya.
قَالَ لَا تَخَافَآ اِنَّنِيْ مَعَكُمَآ اَسْمَعُ وَاَرٰى
Dia (Allah) berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir! Sesungguhnya Aku bersama kamu berdua. Aku mendengar dan melihat. (QS. Thaha: 46)
Percaya, timing Allah udah paling pas. Saat kalkulatormu bilang ga ketemu jawabannya, akalmu bilang ga akan sampe waktunya, kalo Allah udah bilang "kun" siap-siap aja buat nangis sambil sujud syukur.
Dan harus ingat bahwa selalu ada ruang untuk tumbuh menjadi lebih baik. You deserve the best version of youself. Karena mereka yang matang hari ini tentu bukan mereka yang baru ditanam kemarin sore.
Semangat dan semangat untuk terus berproses, Pribumi! ✊
— @sepertibumi
34 notes · View notes
sepertibumi · 1 year
Text
[KNOWING UR LIMITS]
Keterlambatanmu akan sesuatu bisa jadi karena memang Allah ingin mengajarkanmu suatu hal sampai kamu paham betul dan dapat mengambil banyak pelajaran darinya.
Beberapa orang diciptakan dengan karakter seperti batu. Keras. Harus dijatuhkan dan dibentur berkali-kali untuk bisa paham.
Beberapa yang lain diciptakan dengan telinga yang sabar mendengar. Belajar dari pengalaman orang lain, menganalisa, memisahkan mana yang layak untuk diadaptasi dan mana yang tidak, lalu mencoba menerapkan pada dirinya.
Beberapa diberi kemampuan untuk cepat memahami. Cepat membaca situasi, memutuskan langkah, namun terkadang membuatnya gegabah.
Dan beberapa di antaranya Tuhan ciptakan dengan pertumbuhan yang lambat. DiajarkanNya suatu hal itu perlahan, hingga tak jarang ia menjadi yang terakhir paham.
Tiada yang lebih unggul dari satu atau yang lain karena kemampuan setiap individunya pun berbeda. Kita semua masih sama-sama meraba, hanya saja cara dan alurnya yang tak sama. Namun, tujuannya satu; pemahaman.
Dan, ya, ujian yang kita hadapi pun tentu berbanding lurus dengan kemampuan yang Tuhan anugerahi.
Tak peduli seberapa cepat kamu bisa memahami sesuatu, Tuhan hanya ingin melihat usaha dan prosesmu dalam memahaminya.
Masa bodoh dengan keterlambatan, bukankah pemahaman akan sesuatu yang sedang kamu jalani dan perjuangkan itu lebih krusial?
Ia mungkin cepat, tapi bisa jadi pemahamannya dangkal.
Kamu mungkin lambat, dan pemahamanmu harus lebih dalam.
Pada akhirnya, mereka yang akan merdeka adalah yang berhasil mengetahui kapasitas dirinya. Mereka tau kapan harus melangkah dan berhenti. Mereka selalu siap dengan strategi terbaik untuk apa yang sedang mereka hadapi.
Dan semua bermula dari fokus ke dalam, dan berhenti menjadi penonton atas proses orang lain.
— @sepertibumi
845 notes · View notes
sepertibumi · 1 year
Text
[KHAWATIR]
أستودعكم الله الذي لا تضيع ودائعه
Menjadi perantau berarti siap menanggung dua beban; amanah dan kerinduan.
Menjadi perantau juga berarti harus kuat mental. Belajar untuk berdiri di atas kaki sendiri. Menghindari kata menyerah walau sebenarnya mampu. Tapi sadar betul, bahwa bukan itu tujuannya.
Kakimu hanya dua, dan jarak yang terbentang begitu jauh. Tanganmu hanya dua, sementara ada terlalu banyak yang ingin kau jaga. Sebabnya, menitipkan segala sesuatu kepada Allah sepertinya menjadi solusi utama.
Kita yang terbatas, harus sadar batas. Bahwa tak semua hal bisa kita pegang. Memahami mana ranah manusia dan mana ranah Tuhan.
Khawatir, takut, lelah itu manusiawi. Tapi semua akan baik aja, kalau kita titipkan apa-apa yang jauh dan tak tergapai itu kepada Sang Maha Segala.
Semoga, Allah jaga keluarga kita dimanapun mereka berada. Allah lindungi dalam sebaik-baik penjagaan. Aamiin.
— @sepertibumi
74 notes · View notes