Dulu, demi bertemu walau hanya sesaat, hujan badai pun kamu lalui. Setelah hal itu, sedikit sisi payung saja tidak kau berikan lagi untukku. Kita terlalu meremehkan perubahan waktu. Dengan mudahnya membalikkan kisah cinta yang dulunya begitu kuat. Itulah terjemahan dari sebagian lirik lagu ini.
Tiba-tiba menemukan informasi menarik saat scrolling instagram.
Menurut penelitian dari universitas Groningen tahun 2017, ternyata cinta pada pandangan pertama itu tidak ada. Yang ada adalah nafsu pada pandangan pertama. Penyebabnya simpel, itu karena kita tertarik sama penampilan fisik.
Mengapresiasi diri sendiri di masa kini berarti berterima kasih pada kehidupan. Mengapresiasi masa lalu artinya menerima segala kejadian buruk yang kita alami, bahwa kita sudah sampai sejauh ini untuk menghadapinya.
Dikutip dari buku berjudul Yang Belum Usai pada halaman 119
Contoh kalimat healing misalnya "Aku memilih untuk menjalani hidupku secara penuh daripada mengingat kembali apa yang sudah terjadi." "Segala hal yang terjadi dalam hidupku adalah sumber kekuatanku untuk menjalani hidup." "Aku akan menjalani hidup ini dengan penuh kasih dan cinta."
Dikutip dari buku berjudul Yang Belum Usai pada halaman 107
Pada awal plot, kamu terlihat secantik pelangi karena memiliki kontras warna kehidupan yang kuat. Pemandangan sesaat yang hanya terlihat dalam jangka waktu singkat. Namun, semuanya berubah ketika pemikiran kita berbeda hingga timbul kegaduhan. Tidak ada kedamaian dalam pertemanan kita, yang ada hanyalah pasang surut seperti air laut. Aku telah merencanakan rencanaku, begitu juga dengan kamu yang telah merencanakan rencanamu. Namun, kamu tidak mau mengerti tentang pemikiranku dan begitu keras hingga menuduh diriku tak bersungguh-sungguh dengan apa yang telah aku katakan. Lalu, bagaimana caranya memulihkan pertemanan kita? Yang ada hanyalah bagian akhir kita. Kita tidak punya cerita lagi, hanya saling diam dan tidak bersuara, menjalani kehidupan biasa layaknya sudah berpisah seperti yang diceritakan dalam lagu ini.
Ada lagi nih cerita tentang pertemanan yang tiba-tiba tak ada kabarnya lagi. Awalnya berkenalan dan terlihat masih berkomunikasi 2 arah. Beberapa hari kemudian, sikapnya berubah menjadi pasif. Tak ada satupun topik yang dibuka olehnya dan komunikasi yang terjadi hanya 1 arah. Pada akhirnya, sudah tidak berkabar lagi dan hilang kontak. Inikah namanya pertemanan yang hanya numpang lewat saja?
Pada awalnya bilang mau berteman, tetapi baru 2 minggu saja sudah bertengkar karena berbeda pandangan hingga muncul rasa sedih dan kecewa. Pada akhirnya, sudah tidak berkabar satu sama lain alias kehilangan. Setelah itu, benar-benar hilang kontak. Jadi, inikah namanya siklus pertemanan yang berakhir sedih?
Mengenal dan mencintai lewat tulisan adalah suatu hal yang langka bahkan jarang terjadi dalam kehidupan nyata. Tak masalah jika mengenal dan mencintai lewat tulisan, tetapi hal itu masih belum cukup. Butuh sebuah pendekatan untuk mengenal secara lebih mendalam hingga keduanya bisa saling mencintai apa adanya.
Mengenalmu Lewat Tulisan
Aku mengenalmu lewat tulisan. Lebih tepatnya, mengenal apa isi pikiranmu dan apa isi hatimu. Tulisanmu bagiku adalah profil diri yang sebenarnya, tentang apa yang kamu temui, apa yang kamu baca, apa yang kamu lihat, dan apa yang kamu maknai dari beragam hal yang dilewati.
Aku mengenalmu lewat tulisan. Dari sajak-sajak indah tentang rindu yang tak kunjung bertamu, tentang harapan orang tuamu, tentang semangat dalam menurut ilmu, atau tentang doa dan mimpimu yang melangit.
Semoga siapapun yang akan bertamu denganmu, akan membantumu mewujudkan mimpi yang telah kamu tulis. Mimpi besarmu, yang bukan hanya tentang dunia, tapi juga mimpi tentang bersama hingga surga.