Tumgik
#Ulama
fluffy-appa · 3 months
Text
Shaykh al-Uthaymeen رحمه الله said:
بُلُوغُ رَمضانَ نِعمَةٌ كَبِيرَةٌ عَلى مَنْ بَلَعْهُ وَقَامَ بِحَقِّهِ بالرجوع إلى ربِّهِ من معصيتهِ إلى طاعتهِ، وَمِنَ الغَفْلَةِ عَنْهُ إِلَى ذِكْرِهِ، ومِنَ البُعْدِ عَنهُ إِلَى الْإِنَابِةِ إِلَيْهِ
Reaching Ramadan is a great blessing upon the one who reaches it and fulfills its rights by returning to His Lord from disobeying Him to obeying Him, being heedless and neglectful of Him to remembering Him, and being distant from Him to turning to Him with repentance.
[ مجالس شهر رمضان (۱۲) ]
58 notes · View notes
livkao · 5 days
Text
Dobra mam taką motywację japierodle znalazłam właśnie w lumpie skinny jeans z miss me japierodle no dosłownie to jest taka perełka teraz jak do nich skudne to będę wyglądać jak bogini 🥹
Tumblr media
Wyglądają mniej więcej jak te tylko no są skinny zdjęcie nie moje jak coś bo się piorą!!
10 notes · View notes
deenbot · 4 months
Photo
Tumblr media
14 notes · View notes
exiled-prince · 7 months
Text
Tumblr media
One of the greatest ulama players of all time
21 notes · View notes
investingthelight · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Usul Al-Fiqh
3 notes · View notes
froidayy · 4 months
Text
Seseorang yg mencintai ilmu pernah mengatakan, “Membaca satu buku sebanyak tiga kali lebih baik dibanding membaca tiga buku hanya satu kali.”
Sumber: Buku Gila Baca Ala Ulama
4 notes · View notes
chillinaris · 1 year
Text
Tumblr media
"Yang menghancurkan Islam adalah ORANG ALIM YANG MENYIMPANG, orang munafik yang pandai mendebat A-Qur’an dan menggunakan Al-Qur’an untuk kepentingan pribadi, serta para pemimpin sesat."
~ Umar bin Khattab Radiyallaahu‘anhu
8 notes · View notes
aibaihaqy · 9 months
Text
Orang yang berakal, luas pandangannya kepada sesuatu yang menyakiti atau yang menyenangkan. Pandai memilih perkara yang memberi manfaat dan menjauhi yang akan menyakiti.
Dia memilih mana yang lebih kekal walaupun sulit jalannya daripada yang mudah didapat padahal rapuh. Mereka menimbang biarlah susah menempuh suatu perkara yang sulit asal akibatnya baik, daripada perkara yang mudah tetapi akibatnya buruk.
Mereka tetap mengharap dan tetap takut. Tetapi tidaklah ketakutannya itu pada perkara yang bukan-bukan, tidak pula harapannya itu kepada hal yang tidak-tidak. Padangannya luas, ditimbangnya sebelum dikerjakan.
—Buya Hamka; Falsafah Hidup
4 notes · View notes
gaulislam · 10 months
Text
Fatherless Bikin Ngenes?
gaulislam edisi 820/tahun ke-16 (22 Dzulhijjah 1444 H/ 10 Juli 2023) Mau ikutan bahas soal ini, ah. Eh, bukan latah, tetapi sekadar urunan berbagi pengalaman dan sedikit ilmu. Sebenarnya ini kondisi yang rumit dan perlu pembahasan lebih detil. Sebab, pada setiap keluarga dengan keluarga lainnya berbeda kondisi, begitu pula pengalaman satu individu dengan individu lainnya juga sangat boleh jadi…
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes
blogalloh · 1 year
Text
Kuasailah Masalahnya, Engkau Telah Mendapatkan Setengah Jawaban. Maka Lebih Mudah Menyelesaikannya #Dakwah #Islam
Tumblr media
Setiap kita tentu punya masalah. Manusia terlahir sebagai bayi, balita, remaja hingga menjadi seorang dewasa dan tua renta, memiliki masalah dalam setiap fase kehidupan. Masalah selalu mengiringi langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Tentu dengan kadar masalah masing-masing. Tidak hanya bagi orang yang kurang mampu, orang yang kaya raya dan tampak selalu hidup dalam gelimang harta pun, pasti memiliki masalah. Inilah kehidupan. Kuasailah Masalahnya, Engkau Telah Mendapatkan Setengah Jawaban. Maka Lebih Mudah Menyelesaikannya Setiap kita punya sikap yang berbeda dalam menghadapi masalah. Ada orang yang mudah depresi, selalu mengeluh, dan ada pula yang sabar dan berusaha menghadapi masalah dengan tulus. Islam mengajarkan kepada kita cara pandang yang terbaik agar masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan ikhlas dan tuntas. Bukan dengan cara dihindari, lari dari tanggung jawab. Bagaimana sebenarnya cara pandang seorang Muslim dalam menghadapi masalah? Tulisan ini akan mencoba untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, memandang masalah merupakan bentuk kasih sayang Allah swt yang berupa ujian dan peringatan. Al-Quran menegaskan hal ini dalam surat al-Anbiya ayat 35: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. Secara eksplisit ayat ini menandaskan masalah adalah cara menguji Allah swt kepada hambanya, apakah termasuk orang-orang yang sabar dan kesungguhan dalam menjalani hidup. Ketika kita mampu menjalani masalah dengan sabar dan bijak, maka secara tidak sadar sebenarnya itulah bentuk dari kasih sayang Allah swt. Ketika kita kembali kepada-Nya, kita telah mampu menjalani bentuk kasih sayang-Nya yang berupa masalah selama kita hidup di dunia. Kedua, menganggap masalah merupakan media/cara Allah swt untuk meningkatkan derajat dan status kita sebagai hamba. Al-Quran surat al-Insyiqaq ayat 6 menegaskan: يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيه Hai manusia, sesungguhnya kamu sudah bekerja untuk Tuhanmu dengan sungguh-sungguh, maka kamu (kelak) akan menemuinya. Setiap orang memiliki kadar kesungguhan yang berbeda-beda dalam menghadapi masalah dan menjalani kehidupannya. Perbedaan usaha dan kesungguhan ini biasanya berbanding lurus dengan hasil akhir yang dicapai. Secara adat dan kebiasaan, semakin besar kadar kesungguhan seseorang dengan segala situasi yang dihadapi tentu potensi yang diterimanya juga semakin besar. Allah swt memberikan amanah yang besar seperti rizki, jabatan, dan lainnya seiring dengan masalah yang ada di dalamnya. Begitu pun ketika kita menjalani hidup, tentu apa yang kita dapat dan apa yang hilang dari kita merupakan bagian dari cara Allah swt menguji kita untuk meningkatkan derajat. Ketiga, mempercayai bahwa Allah swt memberikan masalah sesuai dengan kadar kemampuan kita. Allah swt Maha Adi yang tidak akan membebani hambanya di luar batasnya. Cara pandang seperti ini akan membuat kita selalu optimis dalam menjalani hidup dan menghadapi masalah. Ketika kita telah yakin, maka kita tinggal mencari jalan keluarnya. Al-Quran mengingatkan dalam surat al-Baqarah ayat 45: وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ Dan mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan salat, dan sesungguhnya hal tiu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. Ayat ini merupakan panduan bagi kita dalam menghadapi masalah, dua kata kunci yang dapat kita pegang adalah ikhtiar dan doa. Sikap sabar diimplementasikan edengan cara menyelesaikan masalah secara prosedural, tidak melanggar aturan, dan menapaki setiap tingkat permasalah sedikit demi sedikit. Aspek yang tidak kalah penting adalah konsistensi dalam berdoa dan beribadah. Dengan adanya masalah, semestinya kita semakin mendekatkan diri kepada Allah swt, memberbanyak ibadah dan bera
mal salih. Dengan demikian, sabar dan salat merupakan representasi dari rasionalitas dan spiritualitas. Keempat, meyakini bahwa dimana ada kesulitan di situ pasti ada kemudahan, sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S al-Insyirah: 6, فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا () إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Ayat ini penting bagi kita untuk kita renungkan, bahwa ketika kita menghadapi satu kesulitan sebenarnya secara tidak sadar ada kemudahan yang kita dapatkan pada aspek lain. Terkadang kita tidak menyadarinya karena terlalu fokus pada masalah, sehingga menafikan bahwa pada saat yang sama ada kemudahan yang kita rasakan. Cara pandang ini menjadikan kita terhidar dari sikap putus asa. Adanya kesulitan sepatutnya semakin memacu kita untuk menemukan kemudahan yang ada bersamanya untuk kita syukuri. Jika kita fokus pada kemudahan-kemudahan yang ada, maka hal ini bisa memacu kita untuk semakin kuat dalam menghadapi masalah. Wallahu A’lam. sumber : https://bincangsyariah.com/kalam/cara-pandang-seorang-muslim-dalam-menghadapi-masalah/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Kuasailah Masalahnya, Engkau Telah Mendapatkan Setengah Jawaban. Maka Lebih Mudah Menyelesaikannya
2 notes · View notes
fluffy-appa · 3 months
Text
Ibn ‘Ijlan رحمه الله said:
“Allah made the believer’s strength in his heart and did not make it in his limbs,
don’t you see a weak old man fast the hot days and stand (in prayer) at night while a young man is unable to do that?”
[Sifat Al-Safwa, 3/341]
48 notes · View notes
deenbot · 2 days
Photo
Tumblr media
8 notes · View notes
deenbot · 3 months
Photo
Tumblr media
12 notes · View notes
deenbot · 1 month
Photo
Tumblr media
8 notes · View notes
deenbot · 9 days
Photo
Tumblr media
10 notes · View notes
deenbot · 2 months
Photo
Tumblr media
10 notes · View notes