Tumgik
#enthusiasticwriting
naufalmnh · 1 year
Text
Tumblr media
Alkisah Sahur
Dentingan suara sudip beradu dengan kuali menyadarkanku dari bentala mimpi. Pun juga aroma masakan menggugahku untuk semakin terjaga. Sayup-sayup terdengar percakapan, "kate masak opo?" "Tyoi!" Pikiranku masih mencerna, makanan apa itu gelangan. Nama yang begitu asing. Atau mungkin pikiranku saja yang belum genap sehingga tidak jelas terdengar apa. Ramai suara bocah-bocah berkeliling kompleks membangunkan sahur menjadi perpaduan pas untuk menarik paksa kesadaran. Aku melirik hp tuk melihat jam, belum jam tiga. Hmm... Mencari makan sahur sepertinya enak. Ku pacu sepeda menuju depan Jojoran I dengan keadaan masih mengantuk. Disana ada penjual nasi campur yang dulu pernah menjadi langganan. Harganya 10k dengan nasi dan lauk yang melimpah. Lumayan untuk meredakan perut yang sudah keroncongan.
2 notes · View notes
incredibleforever · 3 years
Text
Having a big Dream isn't "enough, you need to work as hard and as big as your dream is.."
Tumblr media
3 notes · View notes
ao3feed-supercorp · 4 years
Text
Almost
by EnthusiasticWriter
Hey guys, so this is my first fanfiction. I apologize if there's any grammatical error, English is not my first language. I hope you enjoy it. Please let me know what you think and make suggestions if you want. Anyway, enjoy the reading!
Words: 1341, Chapters: 1/1, Language: English
Fandoms: Supergirl (TV 2015)
Rating: Not Rated
Warnings: Creator Chose Not To Use Archive Warnings
Categories: F/F
Characters: Kara Danvers, Lena Luthor, Alex Danvers, Kelly Olsen (Supergirl TV 2015), Nia Nal, J'onn J'onzz | Hank Henshaw, James "Jimmy" Olsen
Relationships: Kara Danvers/Lena Luthor
from AO3 works tagged 'Kara Danvers/Lena Luthor' https://ift.tt/3dvwnRc via IFTTT https://archiveofourown.org/works/24088486
7 notes · View notes
Text
Almost 
by EnthusiasticWriter
summary:
Hey guys, so this is my first fanfiction. I apologize if there's any grammatical error, English is not my first language. I hope you enjoy it. Please let me know what you think and make suggestions if you want. Anyway, enjoy the reading!
3 notes · View notes
Text
Almost
read it on the AO3 at https://ift.tt/3dvwnRc
by EnthusiasticWriter
Hey guys, so this is my first fanfiction. I apologize if there's any grammatical error, English is not my first language. I hope you enjoy it. Please let me know what you think and make suggestions if you want. Anyway, enjoy the reading!
Words: 1341, Chapters: 1/1, Language: English
Fandoms: Supergirl (TV 2015)
Rating: Not Rated
Warnings: Creator Chose Not To Use Archive Warnings
Categories: F/F
Characters: Kara Danvers, Lena Luthor, Alex Danvers, Kelly Olsen (Supergirl TV 2015), Nia Nal, J'onn J'onzz | Hank Henshaw, James "Jimmy" Olsen
Relationships: Kara Danvers/Lena Luthor
read it on the AO3 at https://ift.tt/3dvwnRc
0 notes
naufalmnh · 3 months
Text
Sego Jembatan - Dharmahusada
Gerobak kecil yang menjajakan nasi bungkus, minuman teh, dan beberapa camilan –tempe goreng, onde-onde, sate usus, dan sate telur puyuh. Sesuai namanya, gerobak ini terparkir di sudut jembatan kecil di ibu kota Jawa Timur. Gerobak yang menjadi tempat berlabuh kala perut keroncongan di ujung malam.
0 notes
naufalmnh · 11 months
Text
Trust me
“Kepercayaan seseorang mudah untuk diberikan, tetapi sulit untuk dikembalikan.”
Orang lain mudah saja percaya dengan kemampuan seseorang sekalipun belum kenal. Seperti yang terjadi dalam pemilihan-pemilihan pemimpin. Tidak semua orang mengenal sosok mereka. Hanya berbekal tahu nama dan “informasi baik” yang disebarkan tim sukses, orang-orang bisa terhipnotis untuk memilihnya.
Ketika kinerja pemimpin tidak sebanding dengan informasi baik yang dulu digaungkan, pada saat itu persepsi masyarakat mulai terbentuk. “Oh, pemimpin sekarang kinerjanya seperti ini......,” “Ternyata pemimpinnya.......,” dan pendapat lainnya yang beredar luas di masyarakat. Mereka mulai tidak memercayai performa sang pemimpin. Bisa jadi mereka tidak akan memilih pemimpin itu lagi. Tidak tahu ya, kalau ada cara lain yang bisa memersuasi orang-orang supaya bisa memilihnya lagi. Oleh karena itu, mengembalikan kepercayaan tidak semudah mendapatkannya.
Thank’s
1 note · View note
naufalmnh · 1 year
Text
Seseorang yang Datang dan Kamu Sebut “Teman”
Hidup seperti halnya bus yang menempuh perjalanan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berbagai orang silih berganti ditemui selama dalam perjalanan. Ada yang menemani sedari awal perjalanan dan turun sebelum mencapai tujuan, ada yang hanya terlihat sekilas tanpa ada kesempatan mengenal, ada juga yang ikut serta naik bus dan membersamai beberapa waktu hingga dia kembali turun, dan ada yang ikut serta naik bus dan menemani hingga sampai tujuan.
Menemani sedari awal perjalanan dan turun sebelum mencapai tujuan adalah teman-teman yang ada semasa awal menitih langkah karir. Teman-teman pertama yang mengenalkan pada keseruan bersosial. Kondisi dan waktu kerap kali menjadi pemisah sehingga tidak lagi bisa bersama seperti dulu, tapi tetap terkenang dalam hati.
Hanya terlihat sekilas tanpa ada kesempatan mengenal bisa jadi teman-teman yang ditemui dalam keseharian. Bertemu, bertanya nama sambil basa-basi, dan sudah. Sebatas tahu, belum sampai tahap mengenal. Perbedaan kesenangan, pandangan, atau pun hal lain yang membuat sekat untuk menjadi dekat.
Ikut serta naik bus dan membersamai beberapa waktu hingga dia kembali turun merupakan teman-teman yang dijumpai pada pertengahan perjalanan karir. Bergaul beberapa kali dan lambat laun menemukan kecocokan. Menemani dan membantu kala kamu berada dalam kesulitan. Suka duka dilewati bersama. Pada suatu kesempatan, mereka harus pergi karena tujuannya tidak lagi sama. Kamu berpisah dengan mereka, tapi tetap bisa berkomunikasi dengan baik lewat dunia maya.
Ikut serta naik bus dan menemani hingga sampai tujuan mungkin teman-teman yang juga dijumpai di pertengahan perjalanan karir. Menemani menjalani keseharian, membantu ketika kamu membutuhkan pertolongan, dan melewati senang dan susah bersama. Dia juga yang mengenalkanmu pada tantangan dan resiko. Kamu dan dia mencoba memulai suatu hal bersama, menghadapi semua kesulitan yang ada, dan meraih kesuksesan yang sudah menjadi impian kalian.
1 note · View note
naufalmnh · 1 year
Text
Teringat akan salah satu kata mutiara Romo Kiai Asep Saifuddin Chalim. "Bercita-citalah setinggi langit. Sekali pun kamu terjatuh, setidaknya berada di antara bintang-bintang."
Bercita-citalah setinggi langit. Setiap orang berhak memiliki impian setinggi mungkin, meski terlihat mustahil bagi orang lain. Bukan masalah. Banyak orang sukses berawal dari impian besarnya yang ditertawakan orang lain.
Sekali pun kamu terjatuh, setidaknya berada di antara bintang-bintang. Untuk meraih impian itu, seseorang seharusnya menikmati proses berupa doa dan ikhtiar yang dijalankan. Dengan menikmatinya, diharapkan orang itu bisa nyaman dan bahagia dalam menjalani proses. Semisal impian itu tidak tercapai, seseorang tetap bisa berbahagia dan berbagga hati karena sudah berusaha sebaik mungkin.
0 notes
naufalmnh · 1 year
Text
Pesan kepada seorang pendengar
Aku memercayaimu sebagai tempat berbagi cerita maupun keluh kesah. Tenang saja, kamu tidak perlu bingung memikirkan bagaimana memberikan reaksi dan tanggapan yang pas. Aku cuma ingin didengarkan. Karena dengan begitu, aku merasa masih ada orang yang bersedia menemani di kala terpuruk. Apapun yang akan kamu lakukan setelah mendengar ocehanku, itu menjadi hak mu. Kamu bebas menceritakan kembali ke orang lain atau menyimpannya sendiri. Aku tidak ingin mengekang atau mengatur, cukup memohon untuk didengarkan.
0 notes
naufalmnh · 1 year
Text
Awal Proses
“Setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Hal yang membedakan adalah kemauan memulai dan kesungguhan dalam berproses.” 
Gelar sarjana sudah disandang. Kini, kegiatan pembekalan mahasiswa profesi sedang berlangsung. Mahasiswa diberikan materi-materi dasar keprofesian dan hal-hal penting ketika berada di rumah sakit nanti. Kegiatan ini layaknya sebuah pemanasan sebelum mahasiswa menghadapi masa profesi yang sebenarnya.
Tidak seperti mahasiswa preklinik yang masih diajari dan diarahkan, mahasiswa profesi dituntut untuk mandiri dalam belajar serta mengasah kemampuannya. Ibarat, menyiapkan diri untuk terjun ke dalam masyarakat nanti. Para dosen tinggal memantau seberapa jauh pengetahuan dan perkembangan mahasiswa profesi. 
Tiap mahasiswa profesi bebas belajar dan berlatih apapun. Tidak seharusnya memedulikan hasutan orang lain untuk bermalasan. Kalian akan menangani manusia nantinya, bukan hewan atau benda mati. Orang yang menghasut belum tentu memberikan jaminan paham dan piawai akan sebuah bidang perawatan.
Siapa yang tekun, dia yang berpeluang besar untuk sukses. Kalau tidak berjuang sendiri, bagaimana kalian akan berjuang?
0 notes
naufalmnh · 1 year
Text
Kisah seorang secret admirer
Kebahagiaannya sederhana, menjadi pengagum seseorang yang pernah ditemuinya. Apa dia pernah menyatakan perasaannya? Tidak. Dia memutuskan untuk memendamnya sambil berbenah diri tanpa takut orang yang dikaguminya bersama dengan orang lain. Harapan tidak memaksanya tuk memiliki, tapi menyayangi sekali pun dalam sepi. Dia percaya tempat berpulang akan menemukan orang yang tepat nantinya.
0 notes
naufalmnh · 1 year
Text
Menangani dengan Hati
Pengalaman pertama menangani pasien menorehkan kesan tersendiri. Takut, grogi, tidak pede adalah perasaan yang timbul sebelum menangani pasien. Kalau menuruti perasaan itu, kapan akan bertindak dan mau menangani pasien. Harus dipaksa. Perlahan-lahan akan terbiasa juga merawat pasien.
Semuanya berawal dari kemauan dan keberanian. Resiko, ketakutan, berani menerima kesalahan dan memperbaikinya semuanya harus dihadapi dan dilewati. Karena semua orang memiliki kesempatan yang sama, tinggal siapa yang mau dan berani memulai dan berproses meraih hasil yang diinginkannya.
Dalam menangani pasien, selayaknya memperlakukan seperti orang yang disayangi. Tentu tidak ingin kan orang yang disayangi terluka atau tersakiti. Setelah menancapkan persepsi demikian, sewaktu menangani pasien bisa lebih berhati-hati dan maksimal dalam penanganannya.
Bagaimana pengalaman pertama kalian dalam menangani pasien?
0 notes
naufalmnh · 1 year
Text
Pertanyaan
"Malu bertanya, sesat di jalan."
Agaknya pepatah itu benar adanya dan sering menjadi penyesalan di akhir nanti. Kenapa dulu tidak bertanya? Bla.. bla.. bla...
Sering kali kesempatan emas untuk bertanya ketika coass disia-siakan. Berjam-jam coass dilalui yang membuat tubuh lelah dan butuh istirahat. Dosen pun menutup pertemuan dengan berkata, "apakah ada yang ingin ditanyakan?"
Mahasiswa coass tetap diam saja, seolah mereka tidak ada pertanyaan lagi. Apakah karena capek atau sudah paham?
Dosen yang menganggap mahasiswa sudah paham dengan tidak ada pertanyaan segera menutup kelas dan kembali ke ruangannya. Sementara, mahasiswa coass kian dekat menghadapi ujian profesi yang mengharuskannya paham teori maupun praktik karena profesi medis berhubungan langsung dengan manusia.
Ujian profesi ada di depan mata. Tiap mahasiswa coass akan diuji oleh satu dosen. Pertanyaan-pertanyaan dilontarkan. Mahasiswa coass yang tidak menyangka mendapatkan pertanyaan seperti itu terdiam. Baru lah saat seperti ini dia menyesal kenapa dulu tidak bertanya.
Kalau dosennya baik, beliau akan berkenan menjelaskan ulang dan meminta mahasiswa itu belajar lagi nanti. Tentu saja akan meluluskan mahasiswa yang diujinya selama ketidaktahuannya tidak fatal. Sedangkan, kalau mendapat penguji dosen yang tegas, tidak jarang mahasiswa yang tidak bisa menjawab itu diminta belajar dulu dan menghadap kembali setelah sudah siap.
Semua itu merepresentasikan kehidupan mahasiswa coass saat sudah menjadi dokter nantinya. Terjun ke masyarakat dengan kompleksitas karakter dan sifat. Tidak jarang mereka bertanya yang aneh dan tidak terduga karena ketidaktahuannya atau justru ingin menguji dokternya. Tidak ada lagi dosen yang bisa ditanyai dan mem-back up apabila ada sesuatu. Oleh karena itu, sebagai dokter bekal teori dan skill harus siap untuk menghadapi semua itu. Jangan malu bertanya daripada menyesal nantinya.
1 note · View note
naufalmnh · 2 years
Text
Tumblr media
Doa Tulus Umi
Perjalanan mahasiswa coass tidak lah mudah. Harus terbiasa analisis dan berpikir kritis untuk bisa berpikir holistik dan komprehensif. Teori yang diberikan ketika preklinik harus dikuasai agar tidak salah memberikan diagnosis dan rencana perawatan. Kalau salah, bisa-bisa menjadi malpraktik. Skill pun harus terasah supaya dapat melakukan perawatan dengan baik. Kalau tangan masih kaku dan tidak terlatih, alat-alat medis rawan mengenai pasien yang membuat trauma iatrogenik.
Dosen pun turut memengaruhi kelancaran mahasiswa coass. Ketika mood dosen baik, bisa dengan mudah mendapatkan acc dan tanda tangan sehingga nilai dapat diterima. Tapi, kalau mood dosen sedang tidak baik, mendapatkan acc dan tanda tangan perlu effort yang lebih. Pertanyaan-pertanyaan tidak jarang dilontarkan dan harus dijawab dengan benar. Kalau salah, diminta belajar dan menghadap kembali. "Sudah mau menjadi dokter masak belum menguasai materi," dalih beliau. Kadang juga dosen sulit ditemui sehingga harus bolak-balik memantau ke ruangannya untuk memastikan ada atau tidak.
Delapan bulan menjalani coass, alhamdulillah diberikan banyak kemudahan. Mendapat dosen yang baik, mengerjakan preparasi dengan mudah, ketika dosen bertanya bisa menjawab dengan benar, dan mendapat tanda tangan setelah melalui perjuangan berat (bolak-balik ruangan dosen, ditanyai dan ditegur dosen, dll). Bagiku, kemudahan ini semua berkat doa tulus umi yang selalu dipanjatkan untuk anak-anaknya supaya diberikan kemudahan dan kesuksesan. Selalu memberikan dukungan dan motivasi ketika berada difase terendah. Terima kasih umi :D
0 notes
naufalmnh · 2 years
Text
Tumblr media
OSCE
Rintik air membanjiri kepala. Pikiran sibuk menelusuri dokumen-dokumen yang tersimpan dalam otak. Tangan gemetar seiring dengan rasa gugup dan panik yang mulai menjalari tubuh. Apa gerangan jawaban soal ini? Seolah familiar, tapi tidak terbesit suatu hal untuk menjawabnya. Pasrah. Berharap muncul keajaiban yang membantu menjawab soal itu.
Sementara itu, seseorang yang berada dihadapanku sedang menunggu jawaban pertanyaan yang telah dilontarkannya. Beliau adalah penguji OSCE (Objective Structured Clinical Examination) yang menjadi tolak ukur pemahaman dan skill mahasiswa. Mungkin karena terlalu lama menunggu, sambil sesekali bermain pulpen, beliau memberikan clue jawaban. Singkat nan padat, tetapi berhasil memberikan dorongan kuat agar pikiran bekerja lebih keras. Tidak sampai satu menit, jawaban meluncur keluar melewati bibir. Penguji itu pun tersenyum. Mungkin karena mahasiswa didepannya berhasil menjawab, atau karena tugasnya menjadi penguji telah usai.
Kini, hati terasa longgar. Satu beban telah terangkat. Waktunya rehat sejenak, mengistirahatkan pikiran dan tubuh sebelum menyambut stase berikutnya. Menikmati tiap langkah perjalanan adalah keharusan, yang akan menjadi cerita yang patut dikenang suatu saat nanti.
0 notes