Tumgik
#kisah pahit
nurschafieeza · 10 months
Text
Kisah Silam Yang Sukar Dilupakan dari Bioshifax
Bioshifax adalah sebuah syarikat yang berdedikasi untuk menyediakan produk semulajadi, bebas kimia dan diformulasikan secara lembut untuk kecantikan dan kesihatan. Syarikat ini ditubuhkan pada tahun 2020 oleh Herbalist Nizam, seorang pakar pemakanan yang mempunyai lebih sepuluh tahun pengalaman dalam bidang perubatan, pemakanan dan sains. Beliau terinspirasi oleh falsafah pemakanan dan pemakanan…
View On WordPress
0 notes
kata-renjana · 2 years
Text
Bertemu atau dipertemukan dengan orang yang tak terduga,
Dibersamakan dengan orang yang aku tidak pernah berpikir akan bersamanya.
Lalu aku menjadi takut, apakah memang ada orang sebaik ini? Ya aku bertanya.
Karena kisah-kisahku sebelumnya adalah kisah yang tidak perlu dikenang. Dia pahit dan tidak menyenangkan.
Lalu saat aku dipertemukan dengan orang yang jauh lebih baik, perlakuannya, sikapnya, semuanya.
Aku menjadi ragu, pada diriku sendiri; pun padanya.
Lalu aku bertanya, “apakah aku memang pantas dicintai seperti ini?.”
64 notes · View notes
nonaabuabu · 9 months
Text
Halo September!
Kau ingin kusapa bagaimana? Haruskah kutuliskan dengan kelabu di langit hidupku, hujan yang mengguyur hatiku, pelangi setelah bandangku atau cukup kutulis sebagai waktu-waktu lain dengan pelajaran baru?
Seperti apapun nanti kau kutuliskan, aku hanya ingin mengunggah diriku untuk versi yang baru. Entah itu aku 5.0 atau sudah 6.0 mungkin juga gamma tak lagi alfa, aku akan menjadi lebih baik dari segala diriku yang telah buruk.
Aku mungkin semakin egois, aku mungkin semakin tak peduli, aku mungkin semakin dibenci. Atau aku mungkin benar tak akan mendapatkan hubungan yang ideal, persahabatan yang akrab, cinta yang memenuhi. Tidak apa, aku adalah ketidaksempurnaan, jauh hari sebelum banyak orang melabeliku, aku sudah tahu kekurangan itu. Maka, tak masalah jika banyak hal di hidupku rumpang, aku menerimanya sebagai pelajaran untuk terus memperbaiki diri.
Aku tahu, aku hanya tak bisa menjadi seperti apa yang orang-orang inginkan. Tidak masalah, toh terkadang aku juga menghindari orang-orang yang bagiku memberikan efek buruk atau perasaan yang buruk. Kita tidak selalu cocok dengan semua hal, bahkan urusan kelebihan kita memilih kelebihan mana dari seseorang yang mampu kita terima.
Aku belajar ini banyak sekali belakangan, kadang yang paling menyulitkan dari hati bukanlah fakta bahwa kita disakiti tapi fakta bahwa hati kita jadi memiliki benci, dendam dan jenis-jenis penyakit yang lebih tidak menenangkan daripada sebuah perasaan ditinggalkan.
Bersedih barangkali kita bisa menangis, mencari satu dua hal baik untuk membuat hari lebih baik, tapi melawan diri untuk tak menyakiti orang, untuk tak membalas perbuatan orang lain, untuk menghilangkan dendam dan kebencian, jauh lebih sulit daripada melupakan kenangan yang tak akan terulangi.
Aku sudah memaafkan diriku, tak ada benci dan dendam lagi, aku sudah memaafkan pilihanku yang pernah salah, mempercayai orang yang mengkhiantiku juga berharap kepada yang meremehkan hidupku. Aku barangkali salah dalam banyak pilihan dalam hidup, tidak apa. Kita selalu membuat kesalahan dalam setiap langkah, untuk akhirnya belajar. Beberapa pilihan datang sebagai bentuk ujian, musibah dan bencana, hanya sedikit yang membawa kita kepada hal yang kita inginkan.
Ah, September!
Terima kasih masih menyambutku, yang pernah terlena dan lupa tujuan hidup. Aku ingin kembali lebih banyak bercerita, menuliskan kisah-kisah getir, manis, pahit, asin, hambar bahkan jika itu tak memiliki rasa.
Sebab di dunia yang serba sementara ini semua hal akan kita lupakan, tapi perjalananku akan kuingat sebagai pengingat bagaimana aku bertumbuh menjadi aku yang nanti.
Medan, 01 September 2023
148 notes · View notes
arumpuspa29 · 4 months
Text
Aku kepada Diriku.
Perjalanan menuju dewasa mengantarkan kita pada hal-hal yang seringnya diluar kendali kita sebagai manusia. Ada hal-hal yang memang tidak bisa ditanggung oleh terbatasnya kapasitas kita sebagai manusia, dan bagiku itu adalah proses belajar yang berharga. Sebagai orang (yang sedang menuju) dewasa, semua pahit getirnya mau tak mau harus kita hadapi. Karena dengan melalui itu semua, kita jadi lebih paham makna berjuang dan berusaha. Meskipun di tengah-tengahnya, lebih sering kecewa yang dirasa.
Seiring dengan bertambahnya penolakan dan kegagalan yang kita alami, kita jadi lebih menghargai setiap kerja keras yang kita lakukan. Lebih menghayati doa-doa yang kita panjatkan. Karena kita tahu, yang bisa kita kejar hanya ikhtiar, serta tengadah tangan sepenuh doa dan sepanjang sabar. Dan nanti ketika Tuhan pemilik semesta mengabulkan apa yang kita butuhkan, kita tak akan lupa mengeja syukur dengan sebaik-baik cara yang kita mampu kerjakan, serta mengasah ikhlas pada segala pinta yang dijawab penundaan atau dengan penggantian yang lebih indah.
Tenang.. yang jadi punyamu akan tetap menujumu kok. Jangan terlalu banyak risau dan galau pada hal-hal yang tak mampu kau jangkau, ya? Ingat-ingat jua bahwa segala apapun yang melewatimu, itu artinya memang tak tertulis pada bukumu. Dengan begitu, hatimu akan lebih ringan untuk terus berjalan, dan lebih mudah melangkah menuju suatu tempat yang orang-orang bijak sebut dengan masa depan.
Kalau nanti kau lihat manusia-manusia baik selainmu sudah lebih jauh memacu kayuh, percayalah bahwa mereka juga berupaya dengan sungguh. Bukan karena waktu bergulir secara tak sama bagimu dan mereka, tapi karena memang kau dan mereka berbeda jalur yang ditempuh. Tugasmu, cukup menyeka peluh, lantas terus melaju menggiring roda-roda doamu tanpa jenuh.
Jangan lengah, jangan sepintaspun terbesit kata menyerah. Di suatu tempat di bentang bumi yang luas ini, akan selalu ada pemilik teduh yang menyambutmu pulang ke tempat bernama rumah. Dengan hangat peluk dan senyum merekah, serta binar mata yang berkilauan cerah. Yang akan selalu menerimamu, entah sepelik dan segelap apapun badai yang menerpamu dari satu-dua penjuru arah.
Dan aku ingin mengingatkan barang sekali-dua kali lagi, bahwa kamu pun sama baiknya dengan mereka. Entah di ladang kebaikan yang manapun, entah di taman-taman dakwah yang manapun, atau bahkan dari kebaikan sesederhana apapun yang mampu melengkungkan senyuman-senyuman meneduhkan milik siapapun, aku percaya kamu akan temukan satu yang akan jadi jalan penerang dan penenang kesukaanmu. Dan kamu bisa menimba ilmu dari situ.
So, jangan dulu lelah dididik Allah ya, Rum. You know that Allah knows what's best for you :))
Hamasah!
(Rabu, 31 Januari 2024, 17:28. Ujung kisah penutup di Januari, kamar kos, mendung dan suara guntur sebelum maghrib)
7 notes · View notes
bebyarifien · 2 months
Text
Memori dan Reuni
Belajar dari pengalaman merawat ibu di akhir usianya, fungsi-fungsi fisik yang mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia. Begitupun fungsi memori ibu pun mulai banyak lupa, puncaknya lupa pada kita, anak-anak yang dilahirkannya… terkadang sedih, terkadang merasa lucu.
Tapi anehnya, kenangan masa-masa kecil justru menancap kuat di memori ingatan ibu. Beliau sering bicara dengan raut wajah bahagia tentang kehidupan masa-masa kecilnya, Terkadang ibu senyum-senyum sendiri saat menyebutkan nama-nama teman masa kecilnya.
Mungkin karena manusia fitrahnya ingin kembali ke hal-hal primordial, mencari asal-usul dirinya, kembali ingin napak tilas perjalanan hidupnya, bernostalgia dengan kenangan pahit manis yang membuatnya tertawa dan menangis.
Reuni bagi seseorang yang berumur lebih dari setengah abad nuansanya adalah seperti itu, berkumpul tertawa, bicara random dan receh, tak lagi tertarik lagi dengan pencapaian, tak perlu lagi validasi, jiwanya seperti masuk ke lorong waktu di masa-masa muda belia saat tak ada beban. Semua terasa indah dan ciptakan percikan-percikan bahagia di hati. Singkat, sejenak, tapi membuat bahagia. Jika sudah jadi nostalgia, kisah burukpun jadi cerita manis dan lucu…
Semakin menyadari begitu terbatasnya waktu tersisa, semakin menikmati setiap detik perjumpaan, seperti kata Aerosmith di lagunya I dont want to miss a thing “where every moments spent with you is a moment I treasure”
Bukan begitu sahabat?
– catatan dari Ngopi Sore 787, 14 april 2024, Resto Penka 1967
4 notes · View notes
ruanguntukku · 6 months
Text
Aku sedang merasa kehilangan jati diri. Ombak keras yang telah menerpa kehidupanku di masa itu, ternyata membawa perubahan padaku.
Aku yang merasa asing dengan banyak teman.
Aku yang mulai menyadari bahwa orang-orang di dekatku ternyata mereka bisa menghunuskan belati yang tajam kepada hatiku.
Orang-orang yang aku percaya ternyata tidak sepenuhnya setia dengan kepercayaan yang sama. Mereka bisa mengkhianatiku kapan saja.
Ketika kenyataan pahit yang aku rasakan dirasa tidak realistis bagi mereka, maka dengan mudahnya mereka menyematkan label pendusta kepadaku.
Ya, inilah risiko yang harus dihadapi ketika kita mempercayakan potongan kisah krusial kita kepada manusia.
Mau seterang apapun fakta yang ada, mereka akan tetap dibutakan dengan rasa. Dan percikan hasad yang selama ini diredam atau tersembunyi bisa menjadi bara api yang gampang tersulut prasangka hingga akhirnya api khianat pun membara.
Akhirnya aku harus menyadari. Bahwa kesepianku di dalam ranah pertemanan dengan sesama wanita adalah lebih baik, daripada aku harus merasa nyaman dengan rasa percaya yang ternyata telah tercabik-cabik di belakangku.
Aku mulai merindukan masa-masa sepi itu. Sepi dari pesan-pesan masuk yang datang dari sesamaku.
Rindu dengan kesendirian dengan buku atau anak-anakku.
Rindu dengan segala ketidaktahuanku tentang potongan-potongan kisah hidup orang lain yang memang tidak perlu aku ketahui.
Ternyata rasa kesepian yang dahulu aku benci, menjadi momen yang bisa aku dambakan lagi.
Tak apa merasa sepi di tengah kerumunan manusia yang asing di kota perantauan ini.
Daripada aku mengenal banyak orang, yang dengan mudahnya mengkhianatiku di belakang.
Lagi, hanyalah kepada Allah tempat yang paling mulia untuk menaruh rasa yakin akan cinta, harapan dan rasa takut. Bukan mempercayakan kepada makhluk yang sibuk dengan kepenatan hidupnya masing-masing.
Lagi, aku merindukan diriku yang tidak haus akan validasi dan semangat dari orang lain.
Mungkin memang sebaiknya untuk tidak punya opsi ruang bercerita kepada sesama wanita. Karena kebengkokan wanita itu pasti. Menemukan yang tetap setia kawan itu sulit.
Kembali lagi teringat bahwa teman seperjuangan yang terbaik di dalam perjalanan menuju Allah adalah suami dan anak-anak. Semoga keluarga kecilku bisa menjadi Rofiq yang baik dan selalu dalam penjagaan Allah. Aamiin Allahumma aamiin.
—SNA, Ruang Untukku #126
Rabu, 06-12-2023 | 23.34
Venetie Van Java,
Dengan terus belajar untuk bisa berdamai dengan keadaan yang tidak bisa aku ubah sesuai apa yang aku mau.
5 notes · View notes
adestraayubs · 1 year
Text
Marifaturrasul
Rasulullah
Dalam mengenangmu
Kami susuri
Lembaran sirahmu
Pahit getir
Perjuanganmu
Membawa cahaya
Kebenaran
Engkau taburkan pengorbananmu
Untuk umatmu
Yang tercinta
Biar terpaksa tempuh derita
Cekalnya hatiMu menempuh ranjaunya
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlakmu
Tidak terbalas segala jasamu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatiMu menempuh dugaan
Mengajar erti
Kesabaran
Menjulang panji
Kemenangan
Terukir namamu di dalam Al-Quran
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlakmu
Tidak terbalas segala jasamu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatiMu menempuh dugaan
Mengajar erti
Kesabaran
Menjulang panji
Kemenangan
Terukir namamu di dalam Al-Quran
Rasulullah
Dalam mengenangmu
Kami susuli
Lembaran sirahmu
Pahit getir
Perjuanganmu
Membawa cahaya
Kebenaran
Ya Rasulullah
Tumblr media
Untaian kalimat di atas adalah lirik nasheed dari Hijaz yang berjudul “Rasulullah dalam mengenangmu”
Pada malam kemarin seberes aktivitas tarawih dan tadarus, kita bersepakat untuk menggelar sebuah pertemuan kecil berupa gabungan MK Khos KAMMI. Yang sebelumnya terjadwal di Wedangan Pak Sakir, ala kulli hal hujan menyebabkan kita bergeser di Pesma Ar royyan. Dengan istiqomah semilir lirih kipas angin serta lampu yang kelap kelip (mati murup hehe) menyapa dan menemani kita hingga akhir. 
Topik obrolan kami adalah marifaturrasul, sebab sebelumnya telah membereskan topik marifatullah. Topik topik di atas adalah kurikulum MK Khos KAMMI. Kita mulai dengan sebuah refleksi berupa, “Apa jadinya jika kita hidup berada di jaman nabi?”, sebab tentu hidup bersama bagina Nabi adalah dambaan kita, namun yang menjadi pertanyaan adalah lantas kita menjadi bagian kaum apa? Apakah menjadi barisan kaum nabi atau penentang atau munafik?
Maka kita yang bertemu pun bersyukur atas nikmat iman dan islam yang telah ada semenjak lahir, terlahir sebegai Muslim. Kesempatan emas untuk berbuat baik dan memperbesar peluang mendapat rahmat dari Allaah, sebab rahmat ini lah yang akan membuat masuk syurga.
Kembali kepada bahasan Rasulullah, karena pertemuan tadi malam bersama adik-adik yang sedang banyak berkiprah di organisasi, belajar menjadi seorang pemimpin. Maka begitu mulia bahwa sosok Rasulullah adalah sebaik-baik pemimpin. Beliau bervisi jauh dan pemberani. Visi Rasulullah menembus batas kemustahilan, karena Allah maha besar, tentu membawa Visi yang berorientasi kepada Allah pula. 
Ada sebuah penggalab kisah yang menggetarkan hati, bahwa selama pembangunan parit dalam perang parit, para sahabat menemukan batu yang sulit dipecah, lalu Rasulullah beranjak mendekati batu tersebut dan memecahkannya sambil meneriakkan takbir ”Allahuakbar, kita akan menaklukkan Romawi dan Kontantinopel”. Sungguh menembus batas kemustahillan, sebab pada waktu itu sedang berada di tengah kondisi paceklik, serta Romahi dan Konstantinopel adalah 2 negara yang menjadi adidaya. Seperti sebuah desa yang memiliki cita-cita mengalahkan sebuah negara besar. MasyaAllaah
Pemimpin yang menjadi duta paling berani pada sosok Rasulullah. Dengan penuh keyakinan dan kesabaran Rasulullah mendatangi Thaif untuk berdakwah, namun yang beliau jumpai tidak lain adalah cemoohan dan hinaan. Namun Rasulullah justru mendoakannya bahwa kelak di antara keturunan dari mereka akan menjadi barisan dakwah Rasulullaah, daripada menerima tawaran malaikat untuk membalikkan gunung kepada penduduk Thaif.
Kisah Visioner dan Keberanian yang lain adalah pada Hamraul Asad, kisah yang seharusnya membuat hati kita menangis. Bagaimana tidak menangis, seberes pasukan Muslim selesai dari fase perang Uhud, Rasulullaah serukan jihad kembali kepada veteran pasukan Uhud, harus yang telah ikut perang Uhud, tidak boleh ada tambahan pasukan sedikit pun. Padahal pada waktu itu, dikisahkan luka imbas sayatan pedang masih segar, perban masih melekat seberes perang, istirahat tentu belum cukup untuk memulihkannya. Namun, Rasulullaah menyerukan pengejaran kembali kepada pasukan Quraisy, dengan strategi briliannya. Hingga akhirnya mampu memenangkan dan menjatuhkan mental pasukan musyrik. Kecerdasan pengambilan momentum, ide strategi yang tidak mudah, kondisi fisik yang masih basah akibat peperangan, semua itu terhapus dengan seruan Rasulullaah. Rasulullaah memiliki visi yang kuat, tergambar jelas, mampu menjadi duta yang paling berani di antara pasukan umat Islam.
(yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan RosulNya sesudah mereka mendapatkna luka. Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan bertakwa ada pahala yang besar. (yaitu) orang-orang yang jika ada yang mengatakan pada mereka “sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, maka takutlah”, keimanan mereka bertambah dan mereka menjawab” cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan dialah sebaik-baik pelindung.” [QS Ali Imron(3): 172-173]
Kisah tersebut terabadikan dalam Al Quran. Sedemikian besar perjuangan Rasulullaah bersama sahabat, lantas tidak kah kita bersyukur untuk hari ini? Belum lagi dengan kemuliaan yang Allah berikan sebab menjadi umat Rasulullaah, umat yang relatif berumur pendek dibanding dengan rata-rata umur umat nabi sebelumnya, namun memiliki waktu-waktu istimewa untuk mengkalibrasikan amal. MasyaAllaah. 
Sholu ala nabii Muhammad, semoga istiqomah menjadi barisan risalah Nabi, menghabiskan waktu hidup di dam barisan yang mencintai sunnah dan keturunan Nabi. Aamiin
29 notes · View notes
acupfcake · 3 months
Text
Keramaian tampak mengelilingi tubuh manusia-ku, hiruk pikuk dan canda tawa terus mengisi suasana hingga malam larut. Kondisi itu tak mebuatku menikmatinya bahkan aku seakan semakin tertekan oleh banyaknya suara berisik di dalam kepalaku. Aku menarik diri dan menjauh dari keramaian.
Langkah gusarku tertuju pada sebuah pohon dengan sepasang ayunan dibawahnya. Aku mendekatinya dan duduk memandangi deburan ombak menghantam bibir pantai yang bungkam. Desir pasir halus kurasakan menyelinap dipermukaan kulit jari kakiku seolah mencoba memecah keheningan ku. Aku terpaku pada sebuah buku Diary yang lusuh dan selalu menemani kesahku kemanapun. Sebuah kata “Entah” kutuliskan di permukaanya. Dan sebuah foto kuselipkan di halaman lainnya. Aku mulai berpuisi.
Tumblr media
Entah sampai kapan... Aku masih menunggu dirinya... Berjuta bait dan frasa hanya untuknya... Beratus lembar syair ku tujukan padanya... Beribu lembar puisi inginku persembahankan padanya... Berpuluh-puluhan prosa melankoli dan elegi tentang dirinya... Dan entah sampai kapan... Perjalanan tanpa genggaman jemarinya kulewatkan... Persinggahan tanpa jamuannya... Penghidupan tanpa do'a dan kasihnya diiringkan... Entah sampai kapan... Hidup serasa mati ini kurasakan Manis serasa pahit ini kuecapkan Kaya serasa melarat ini kuindahkan Beriman serasa berdosa ini kubiarkan Entah sampai kapan... Dan entah sampai kapan... Sri Gemilang, 06 Mei 20'
Puisi itu kutuliskan untuk seseorang yang pernah kucintai namun tak pernah ku ungkapkan cintaku padanya. Seakan mencintainya dalam diam membuatku bahagia selamanya ternyata, Allah berkehendak lain, ia menikah saat aku pergi untuk meneguhkan cintaku untuk memilikinya. Pernikahan yang indah namun bukan aku yang menjadi mempelai pria bersanding dengannya dihari itu.
Aku hanya terus menatap gambar kebahagiaannya, berpegangan tangan saat pertama kali dalam hidupnya pergi dengan seorang lelaki membeli pakaian dan seprei, sebagai saksi kehidupan mereka.
Puisi yang tak seharusnya tercipta, seperti mengharapkan “kisah ini berakhir dengan kebahagiaan”.
Aku yang kala itu, duduk tertegun dibawah pohon jambu air dengan sebatang rokok di tangan kanan ku sambil memandanginya tanpa sedikitpun teralihkan. Aku hanya terus menerus menatapnya meski air mata tertahan derasnya ingin menitikkan pada bumi.
Setelah terasa cukup bersedih sejenak, aku kembali masuk kedalam keramaian menikmatinya, setidaknya menghapus sedikit kesedihan yang ku derita.
2 notes · View notes
adhityoksm · 3 months
Text
Tulisan : Life Strory, Our Story
My life story, berisi catatan denganmu yang dimulai sejak 2019
Perjalanan ini akan panjang, setidaknya masih ada lebih dari 400 purnama akan kita lewati bersama. Lembar demi lembar akan terisi kenangan yang kita torehkan, dengan tinta hitam ataupun putih. Buku ini akan menjadi sejarah kisah kita kelak, yang akan dikenang bersama, dan direnungi anak-anak kita.
My life story, setidaknya sudah 5 tahun kita menulis kisah
Akan ada hal indah yang dapat membuat kita tersenyum manis kala mengenang, dengan sedikit bumbu pahit terselip di dalamnya, memang tidak terhindarkan. Tetapi itulah cerita yang kita tulis sampai saat ini, mengisi lembaran dalam buku cerita kita.
My life strory, catatan 2020 adalah buah cinta bersama
Hadirnya membuat nuansa berbeda dari kehidupan kita sebelumnya. Lembaran baru terisi dengan cepat hari demi hari. Kedatangannya membuat kita menjadi lebih dewasa, yang mungkin belum terpikir oleh kita sebelumnya.
Kelak catatan ini akan sampai pada BAB terakhir, ketika lebaran ini sudah penuh dengan catatan yang kita susun bersama.
Semoga 400 lebih purnama ke depan dapat kita lalui dengan baik, tentu dengan lembaran indah kenangan kita bersama, denganmu aku yakin, wahai teman hidupku.
AK I Raja Ampat, 3 Maret 2023
2 notes · View notes
gajahcilik · 4 months
Text
Semenarik membaca buku, mengenang apa yang sudah lalu pun tak kalah menarik. Selalu ada kisah manis, yang membuat senyum hadir saat mengingatnya. Ada pula kisah pahit, yang tak mau kalah menghilangkan bahagianya. Kadang tak kalah pula, perihal tanda tanya ikut andil dalam hal ini. Kok bisa ya? Kenapa seperti itu? Kok mau? Banyak tanya lainnya yang kita tahu jawabnya namun enggan untuk berbicara. Namanya juga yang sudah lalu, yasudah. Hanya bisa dikenang, dan dijadikan pembelajaran.
Kalau kata temanku kemarin, coba ubah PoV kita kepada Allah. Takdir yang telah berlalu adalah irama yang telah ditata-Nya dalam simfoni kehidupan kita. Seperti alunan musik yang mengalir dalam ketenangan dan keindahan, setiap detiknya telah direncanakan dengan sempurna oleh Sang Pencipta. Dalam gemerlapnya cahaya fajar dan kegelapan malam, Allah telah mengukir kisah yang tak terduga namun penuh makna. 
Meski kita mungkin tidak selalu memahami alasan di balik setiap langkah, namun keyakinan bahwa segala sesuatu telah direncanakan dengan penuh kebijaksanaan-Nya memberi ketenangan bagi jiwa yang haus akan makna. Dengan merenung pada perubahan takdir yang telah berlalu, kita dapat melihat kebesaran-Nya yang melampaui batas pemahaman kita sebagai manusia terbatas.
2 notes · View notes
nonaabuabu · 3 months
Text
Meromantisasi Sendirian
Tumblr media
Aku sendirian itu nggak cuma dalam bentuk aku masih single, tapi aku benaran tinggal sendiri. Semua aktivitas di luar pekerjaan sepenuhnya aku lakukan sendirian.
Ini memasuki bulan ke-enam, kalau sebelumnya aku masih punya teman berbagi banyak kegiatan bersama karena dulu tinggalnya bareng teman lain, sekarang semuanya sendiri. Mulai dari belanja, masak, beresin rumah dan sederet kegiatan lain.
Jujur, lima bulan belakangan aku kesepian. Kalau diingat-ingat ini momen paling panjang aku sendirian, meski udah merantau belasan tahun, aku selalu punya teman dan momen sendiriannya hanya sekali dua kali. Jadi bisa dibilang, ini ujian yang susah sekali dipetik hikmahnya.
Berulang kali aku mencoba bersikap bijaksana, tapi pada akhirnya runtuh lagi dan jadi sesenggukan. Kepala rasanya penuh tapi hidup kosong, konon lagi kantong, melompom. Dan barangkali ini usaha kesekian untuk selamat dari rasa kesepian, ya lagi-lagi meromantisasi sendirian.
Aku baca buku mana aja yang mau aku baca, terlepas isinya ngeselin, menyenangkan atau aku nggak paham. Aku baca buku puisi dengan suara nyaring, seolah-olah aku lagi di pentas musikalisasi puisi, nggak lupa pakai penghayatan dan maki-maki. Aku putar musik genre galau untuk ikutan nyanyi, bertingkah kayak yang punya panggungnya sendiri. Ganti ke musik beat atau rock dan kadang bollywood juga kpop, terus joget asik seolah lagi di dancefloor. Aku masak makanan paling mampu yang kubuat, buat minum segar, dan makan sambil videoin diri sendiri (ini parah sih) biar kayak mukbang ala-ala.
Aku melakukan banyak hal yang menciptakan suasana meningkatkan mood sendiri, meski masih sering ambruk dan tiba-tiba melow berkepanjangan. Siklus berulang yang kadang aku yakinkan, nggak masalah jatuh asalkan aku nggak berencana selamanya di sana. Bahkan kalau mau berenang di tempat yang buat tenggelam, nggak apa-apa. Anggap aja lagi syuting mermaid dan kau adalah antagonisnya (ingat ya antagonis itu juga peran utama).
Mungkin satu-satunya yang nggak kulakukan dalam rangka meromantisasi hidupku yang sendirian ini adalah, menuliskan puisi cinta yang manis. Soalnya urusan itu, cintaku selalu terasa pahit, bahkan mungkin lebih pahit dari empedu. Meski, kayaknya aku mulai ngehalu dengan kisah manis dari buku yang kubaca baru-baru ini.
Tapi meski sebanyak itu yang kulakukan untuk meromantisasi kesendirian, aku nggak mau menyebut itu sebagai self love. Karena konon yang aku dengar, perempuan kalau self love menyenangkan dirinya dengan membeli hal-hal yang dia mau, dan aku belum mampu melakukan itu, dan kalau nanti aku mampu aku mau belajar frugal living dan hidup minimalis. Sekarang kan masih kategori miskin, jadi santai dulu nggak si. Kan nggak akan membeli barang yang nggak berguna juga meski suka. Prioritas kebutuhan masih banyak soalnya.
45 notes · View notes
pejalankehidupan · 5 months
Text
Tidak Selamanya Sesuai Rencana
Dalam menciptakan peta kehidupan, kita merencanakan langkah-langkah untuk menavigasi arus tak terduga. Namun, kenyataannya, setiap garis dan rancangan terkadang diterpa oleh kejutan tak terduga. 
Prolog ini menggambarkan perjalanan yang tidak selalu sejalan dengan rencana yang telah kita susun. Seolah kehidupan adalah medan yang berubah-ubah, di mana arusnya membawa kita ke tempat yang tak terduga. Melalui kejutan dan tantangan, kita menemukan makna baru dalam setiap belokan. 
Dari peta yang dirobek hingga rencana yang direvisi, inilah kisah tentang bagaimana kita belajar beradaptasi dan menemukan keindahan dalam kekacauan yang tak terduga. 
Kejutan tak terduga seringkali menjadi titik balik yang mengubah arah tujuan dan memberikan perspektif baru terhadap makna eksistensi kita.
Dalam perjalanan hidup ini, kita sering dihadapkan pada momen di mana segalanya berantakan dan tak terkendali. Kesempatan itu adalah saatnya kita menyadari bahwa ada kekuatan di luar kendali kita yang lebih besar dan ikut bermain dalam proses kehidupan ini. Unsur spiritualitas menjadi tak terpisahkan dari kisah hidup, membingkai setiap detik dengan keajaiban dan misteri.
Rencana tak selamanya mulus, saat rencana kita hancur, kita merenung dan mencari jawaban dalam dimensi segala dimensi kehidupan. 
Apakah ini bagian dari rencana untuk yang lebih besar? Apakah ada hikmah di balik setiap kejadian tak terduga? Pertanyaan-pertanyaan ini jika hanya mengandalkan pikiran bawaan manusia tidak akan bisa dan tidak akan pernah sampai meski sudah djjawab. Kita akan terus-terisan mencecar keadaan karena ketidak pastiannya dan tidak logikanya jika hanya mengandalkan akal mamusia. 
Padahal ketika kita menghadapi kegagalan atau kekecewaan, tanamkanlah keyakinan pada kekuatan yang dan kuasa Allah yang karenaNya kita seringkali diberi ketenangan dan harapan yang lebih baik. Ini bukan tentang menyerah, tapi membuka hati dan pikiran pada kemungkinan-kemungkinan baru yang mungkin lebih baik dari rencana kita dan tidak bisa kita lihat jika hanya menggunakan kaca mata pribadi. 
Tidak selalu sesuai rencana, tapi terkadang keberhasilan terbesar muncul dari ketidakpastian. Mungkin ini cara Allah, dengan kekuatanNya mengajarkan kita untuk melepaskan kendali dan percaya pada takdir yang telah ditentukan. Keajaiban sering tersembunyi di balik kegagalan, dan setiap tantangan adalah pelajaran yang membentuk karakter dan keteguhan.
Dalam momen ketidakpastian, sudah seharusnya manusia mencari ketenangan batin melalui spiritualitas. Meskipun sulit dipahami, keberadaan ketuhanan memberikan landasan kokoh untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian. Kita menjadi saksi bahwa ada kekuatan di luar diri kita yang memandu langkah-langkah kita, meskipun tidak selalu sejalan dengan rencana-rencana kita.
Dalam perjalanan hidup yang berwarna, kita harus menyadari bahwa tidak semua aspeknya dapat kita kendalikan. Kehidupan penuh warna-warni dengan momen manis dan pahit. Pentingnya percaya kepada kuasa Allah membimbing kita untuk menerima dan menghargai keindahan setiap detiknya. Meskipun kadang sulit, kepercayaan ini menjadi pilar kuat ketika kita dihadapkan pada tantangan. 
Menghayati setiap momen dengan rasa syukur membuat perjalanan hidup terasa lebih berarti. Dalam keterbatasan dan ketidakpastian, ada kebijaksanaan untuk merangkul kehidupan sepenuhnya, menemukan kedamaian dalam perjalanan yang terus berubah, dan menjadikan setiap langkah sebagai bagian yang berharga dari cerita kita.
Kita harus senantiasa bersyukur atas keberhasilan, dan juga bersabar serta tetap tegar di saat-saat sulit. Kehidupan sejatinya adalah petualangan misterius. Ketidakpastian adalah bagian integral dari cerita ini, dan ketuhanan memberikan makna yang lebih dalam pada setiap babak yang kita jalani. Mungkin di balik ketidaksesuaian dengan rencana, ada kebijaksanaan yang lebih besar membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
2 notes · View notes
ahmad-sayadi · 6 months
Text
Luka Sore Itu
Sore ini, langit terasa lebih sunyi, Seiring senja meredup, hati ini ikut membisu. Dia, yang dulu bersama, kini tak lagi di sini, Perpisahan menusuk, seperti pedang menusuk hati.
Sudahlah, jangan lagi kau tanyakan, Tentang perpisahan dan luka yang terus membekas. Bukan puisi yang indah, bukan cerita yang manis, Ini hanyalah kenyataan pahit, kisah yang terputus.
Luka itu bukan sekadar goresan di kulit, Melainkan sayatan di dalam, tak terlihat oleh mata. Sakitnya terasa, meski tidak ada darah mengalir, Perihnya terdengar, meski hanya dalam hening malam.
Bukan puisi yang menciptakan peluk dan kehangatan, Melainkan kenangan yang kini tenggelam dalam kejauhan. Dia pergi, membawa bagian dari diriku, Dan aku di sini, tersisa dalam sunyi yang mendalam.
Perpisahan, seperti angin yang merenggut daun, Meninggalkan pohon tak berdaun, gersang dan hampa. Luka itu seperti bayangan yang tak pernah hilang, Mengikuti langkah, mengingatkan akan kepergian.
Tidak ada kata-kata yang mampu merangkai kembali, Hanya diam yang menyaksikan kepergian itu sendiri. Bukan puisi yang ingin kubuat, bukan syair yang tercipta, Hanya rasa kehilangan yang membeku dalam kata.
2 notes · View notes
warnaai · 1 year
Text
Makin tambah usia, makin sadar kalo orang lain berhak dapet yang lebih baik dari aku.
Sadar fisik, sadar harta, sadar posisi
Bukan nggak cinta diri sendiri. Aku cukup sadar kalo aku nggak terlalu jelek dan aku sadar nggak sebegitu cantik. Wajar kan?
Dan disisi lain aku juga tau kalo aku berhak untuk mencicip manisnya kisah cinta. Tapi entah kenapa nggak pernah terbesit barang satu nama aja untuk aku jadiin crush? mungkin. Padahal setiap malam pikiran buat punya kekasih selalu selalu seliweran di kepala dan juga hati.
Sedikit kecut rasanya buat nerima kenyataan kalo mungkin aja aku nggak laku. Dan cukup pahit kiranya untuk punya kisah hidup yang bisa terbilang sangat amat flat di usia yang harusnya sudah pernah icip manis pahitnya cinta.
Tapi ya mau gimana lagi, katanya jodoh itu sudah diatur. Pasti Allah udah nentuin siapa jodohku. Dari berjuta milyar bahkan 8 triliun manusia di Bumi (cewe nggak termasuk) pasti ada jodohku di sana. Entah mungkin dia belum lahir, dia masih sekolah, udah kerja atau mungkin masih gandeng cewe lain.
Cukup cape sih yang nunggu tapi ya balik lagi, jalanin aja dulu yang sekarang.
Lidah kan punya 4 indra pengecap yang berbeda ada asin, manis, asam, sama pahit. Masing masing aspek hidup juga udah pernah icip rasanya. Tapi untuk manisnya cinta kok ya lama.
Ya Allah dipercepat sepersekian detik boleh? Jujur hamba mu ini lelah menunggu.
Tapi Ya Allah kalo manisnya cinta harus dituker sama aspek lain mungkin hamba mu ini mundur saja. Nggak apa manisnya cinta telat pake banget, seenggaknya manisnya keluarga, manisnya rezeki, manisnya persahabatan jangan diambil dulu. Nggak lagi-lagi kalo gitu minta dipercepat, tapi sekedar mengeluh boleh kan?
Maaf kalo makin ngelantur, maklum makin malam overthinking makin menjadi. Apalagi kalo kesepian begini.
Ya Allah hamba mu ini memang nggak minta dipercepat jodohnya buat dateng tapi hamba mu ini mohon supaya masih diberikan sehat dan umur panjang untuk kedua orang tua hamba, sanak saudara hamba, teman-teman hamba, serta saudara muslim lainnya dan non Islam juga ya Allah.
Aamiin ya rabbal alamin
Sekian keluh kesah Malam? Pagi? hari ini.
12 notes · View notes
m4nek1neko · 7 months
Text
Heart's desire
Nawfal x Nahfiz
cw: slight profanity, boys being unable to properly express themselves, unrequited love
Sudah dua tahun Nahfiz dan Nawfal berhidup di asrama dan maktab bersama, tetapi mereka masih susah nak bertolak ansur. Selalu bergaduh. Yang si Nawfal tu complain, yang si Nahfiz tu pula bergossip! Memang dua dunia yang berbeza, tak dapat nak bayangkan pon mereka bersama.
Nahfiz benci perangai Nawfal yang memang sial ni. Nawfal tu iya la, memang sial pon, tapi dia ni memang ada je yang dia 'extra' sial. Iaitu Nahfiz, ***, dan lagi sorang betina tu. Nawfal ni, memang tak reti simpan *** dia dalam seluar, nampak sangat yang jenis suka permainkan hati. Nawfal pula, benci Nahfiz ni. Kalau boleh, bising lagi. Perangai lembut macam pondan, kalau boleh, jadi perempuan terus. Tak reti betul nak jaga diri, dahlah bau macam perfume murah, yuck.
Nahfiz sedang duduk di kelas sewaktu rehat ke-2, mejanya terduduk sebelah Nawfal. Dari awal mulanya, Nahfiz memang bernasib malang. Dekat asrama dia bilik sama dengan Nawfal, di kelas duduk sebelah Nawfal, homeroom pon sama dengan Nawfal! Memang benci Nawfal ni. Nawfal, seperti biasa, tengah berborak dengan S*brina dan B*trisyia yang duduk di belakangnya. Nahfiz pula jeling je si mamat tu, penat dengar suara dia.
Tetiba, Nawfal bangun dari kerusinya dan pergi berdiri di depan meja A*sya, bergoyang macam toyol apa entah. A*sya ni sebernanya simpan rasa nyampah je, sesiapa je boleh nampak. Nawfal ni memang bodoh sikit, otak fikir exercise, berenang, dengan apa mende entah, joget (zapin). Nahfiz pon ambil lah kesempatannya dan bergossip dengan kedua orang yang duduk di belakang Nawfal. "Eh, kau nak tau tak," dengar cara dia bercakap pon sudah tahu itu bukan soalan, dia terus bebel je apa kebende yang ada dekat otak udang dia tu. Tetapi, benci bagaimana pon, masa tak akan menunggu dan selalu berjalan. Nahfiz manusia juga, Nawfal termasuk. Mereka juga berasa sunyi walaupon selepas membuat perkara yang begitu.
Satu hari, Nahfiz dengan Nawfal duduk di kelas berdua-duaan. Nawfal tengah membaca buku, Nahfiz pula bosan. "Eh Nawfal, kau asyik baca buku tu je. Tak bosan ke?", "Lagi bermanfaat daripada bercakap dengan kau, kerja tau membawang je macam betina.", Nahfiz pula jeling mata sebelum meletak kepalanya atas meja. Apabila S*brina dan B*trisyia masuk ke kelas, Nawfal terus sambung routine dia. "Weh, minggu depan aku gi Zapin dekat JoBa. Cikgh F*rdawos bawak.", S*brina dengan B*trisyia, rela tak rela, layan je la, tapi B*trisyia memang dah agak dia akan menconteng nak habiskan masa. Nahfiz terdengar, dan sengih bersendirian. "Bagus lah tu, nanti aman bilik lol."
Dan apabila masanya datang, Nawfal pon tidak berhadir ke kelas. Awal-awal, Nahfiz bukan nak kisah mana. Tapi bila dah berapa hari tu, dia pula lah rasa rindu. "Apa hal dengan kepala aku ni? Aku.. Makin lama aku tak boleh keluarkan muka Nawfal daripada kepala aku..!" , Nahfiz dapat rasa pipinya semakin merah, jantungnya makin laju berdebar. Dan datanglahnya malam, Nahfiz genggam baju yang di atas bahagian jantungnya, mukanya merah, dia rasa malu. Dia rasa keliru, apakah perasaan ini..? Ini bukan kali pertama dia melalui perasaan ini, benda ini membuat dia rasa gembira, tapi juga membuatnya rasa susah bernafas. Macam tulang rusuknya memang tak mahu memberinya ruang untuk nafas. Bilik itu gelap, dan kebanyakkannya sudah tidur. Nawfal sudah balik, tetapi.. Nahfiz pusing kepalanya dan memandang Nawfal yang tidur dengan aman. Nahfiz angkat tangannya ke atas, dan menghayatinya. Dia dapat rasa diri dia senyum..
Makin lama, makin susah Nahfiz nak berdepan dengan Nawfal. Setiap kali Nahfiz memandang mukanya, dia dapat rasa seluruh dunianya berpusing, dan hanya dia dan Nawfal tinggal kekal. Dia tak dapat nak katakan apa yang dia mahu cakap, tekak dia rasa kering, lidah dia rasa pahit. Ini rasanya cinta. Cinta yang membuat dia rasa gelisah, rasa gembira, rasa sedih, dan juga, rasa sayang. Nahfiz faham yang manusia ini memang bernafsu, nafsu untuk disayang and menyayangi. Tetapi, ini salah. Dia tidak boleh berdepan dengan fakta ini. Nahfiz nampak macam mana Nawfal pandang **, dia mahu Nawfal pandang dia macam itu juga. Dia hanya mahu berbicara dengan dinding saja, dia tak laku untuk jadi orang yang dipikirkan oleh Nawfal. Ada terdetik di hati Nahfiz yang.. Kemungkinan.. Pada universe yang lain, dia dan Nawfal boleh bersama. Cinta yang ini lain daripada cinta bodoh yang orang lain lakui, Nahfiz tidak mahu apa-apa dari Nawfal. Dia hanya mahu Nawfal pandang dia dengan penuh sayang, dan layan dia seperti orang yang terdekat sekali. Dia tidak mahu dicium, dia tidak mahu berkahwin, dia tidak mahu apa-apa lebih. Dia sendiri tak faham perasaan dia.
Pada malam itu, Nahfiz hanya mahu pandang dinding sahaja. Tengok muka Nawfal membuat dia rasa sesak nafas, dia tidak mahu sesiapa tahu pasal benda ini. Dia memang berharap sangat, benda ini akan lalu. Kenapalah tiada sesiapa yang dia boleh meluahkan perasaan dia kepada..? Tapi.. Dia kena faham juga, inilah realiti, tidak semestinya semua benda akan berjalan seperti lancar.
A/N: Listen to Failed at Maths by Panchiko. ALL SIMILARITIES TO REAL PEOPLE, REAL PLACES, REAL INCIDENTS, ARE ALL COINCIDENTAL
2 notes · View notes
shfnlf · 7 months
Text
Kisah Abstrak Bertiga
Tumblr media
Libur telah tiba,
Iya, aku yang liburan.
Siang itu, rasanya senang sekali. Kami bertiga (Aku, Mar'ah dan Riska) telah janjian untuk liburan ke rumah Riska. Jarak tempat tinggal aku dan Mar'ah hanya sekitar 20 menitan menggunakan kendaraan. Namun, kalau ke rumah Riska, itu sangat jauh. Sekitar 4 sampai 5 jam naik bus.
Saat itu, aku dan Mar'ah sudah bersiap-siap. Sebelumnya, aku menunggu Mar'ah selesai kuliah karena aku libur sedangkan dia tidak. Kami telah merencanakan hal ini tentunya sejak lama. Tiba di hari Jum'at, dimana weekend tiba sehingga aku bisa mengajak Mar'ah, maka kami langsung eksekusi untuk itu. Kami tentu ingin menginap tempat Riska. Rumah Riska dekat dengan pantai, jadi kami bisa liburan ke pantai.
Kami berdua naik bus pagi-pagi. Sempat ketemu dengan nenek-nenek yang abstrak, abisnya neneknya gak bisa bahasa Indo. Please banget. Neneknya kayak ngomong gitu tapi kami berdua sama sekali gak ada yang paham. Soalnya neneknya ngomong bahasa Lampung dialek O, ga paham sama sekali kami. 'Ngang-ngong', itulah kami saat itu.
Kami enjoy naik bus, tertidur, bangun lagi, hingga sampailah di Kota Agung. Setelah lamanya perjalanan, kami menunggu Riska di pasar Kota Agung. Dia muncul membawa motor maticnya saat itu. Akhirnya, kami bonceng tiga. Riska depan, Mar'ah tengah, dan Aku belakang. Aku jadi teringat ketika main tempat Cindy. Bonceng tinga seperti itu juga sambil histeris astaghfirullah (kalau nemu fotonya, nanti ceritanya ku tulis juga)
Setelah sampai di rumah Riska, kami diajak makan tentunya. Maa syaa Allah, memang enak sekali main ke tempat Riska. Kami dihidangkan seafood. Ada kepiting besar, ikan, dan segala macamnya. Tak lupa, buah durian selalu menjadi favorit ketika main ke sana. Hehehe.
Kami bercerita bersama, main, dan segala macam aktivitas per-bestie-an itu kami lakukan hingga tidur. Tak lupa juga kami selalu video call bersama teman lain yang tak ikut (buat manas-manasin dong).
Oh iya, ketika pagi tiba, itulah yang dinanti. Kami jalan di pagi hari ba'da Subuh, menyusuri jalan-jalan Kota Agung, sampai taman kota, sampai ke pantai. Seperti biasa, tak lupa kami berfoto ria.
By the way, foto di atas ini di taman pantai. Ada banyak foto tentunya, namanya juga ciwi-ciwi. Setelah menikmati sunrise di pantai, kami kembali ke rumah Riska, lalu sarapan. Hehe, enak amat jadi tamu.
Setelah itu, kami merencanakan main lagi. Kami main ke salah satu tempat wisata, yang mana untuk ke sana, kami bertiga naik mobil angkot. Aku tak ingat angkotnya warna apa. Hehe
Setelah sampai, kami main lagi, jajan, dan foto-foto. Tempatnya seperti bukit gitu, naik-naik. Sampai akhirnya kami 'capek', lalu kelaparan. Kami ke luar, lalu jalan beli makan. Setelah lama kemudian, kami kembali lagi ke tempat Riska.
Singkat cerita sampai esok paginya. Waktunya pulang pun tiba. Aku dan Mar'ah pamit sama orangtuanya Riska. Alangkah baik hatinya, kami dibawakan buah durian. Asli, rasanya tuh, wkwkwk..
Senang dong, pulang bawa oleh-oleh. Kami juga dicarikan bus untuk pulang. Akhirnya naik bus. Alhamdulillah, sesampai di dalam bus kai mulai cari tempat duduk. Namun di sinilah hal pahit terjadi.
Mar'ah kehilangan hp-nya. Ya, ada maling di dalam bus. Maling itu langsung kabur tanpa kami sadari ia telah membawa hp Mar'ah. Hp yang berisi foto-foto kami tadi.
Akhirnya, setelah kami sadari, kami pun turun dari bus. Tidak ada orang yang mau menolong kami. Semua orang cuek, diam, dan tak peduli. Aku dan Mar'ah berlari mengejar si maling dan akhirnya kehilangan jejak. Tas ku putus, kami berdua masih membawa durian.
Asli, kocak banget kalo diingat wehhh!!
Tapi, mau gimana lagi. Hp Mar'ah sudah dinonaktifkan sama si Maling. Mau minta bantuan polisi pun sudah tak mungkin. Yasudah. Takdir.
Mar'ah nangis, aku bingung. Tas ku putus, dan kami masih membawa durian. Setelah agak reda, dan agak tenang, kami mau tidak mau harus melanjutkan perjalanan pulang. Akhirnya kami cegat bus lagi.
Sampai akhirnya kami tiba di tempatku. Cerita kepada orang tuaku, ya sudah. Lucu tapi sedih. Mar'ah takut, apalagi kalo ortunya tau kalau hp-nya hilang. Pulang sudah senang dapat durian, ehh hp malah hilang. 🥹😭
Bagaimanapun, aku sepanjang jalan hingga sepanjang hari hanya bisa mendoakan semoga Allah ganti hp Mar'ah dengan yang lebih baik, dengan rezeki yang lebih banyak.
Alhamdulillah, sekarang sudah oke-oke saja. Toh, cerita ini ialah cerita masa lalu yang telah jadi kenangan. Hehe.
Mungkin hikmah yang bisa diambil, kita memang tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya. Di tempat umum, fokuslah, jangan lalai, apalagi memberikan kesempatan bagi orang jahat.
Alhamdulillah, Allah masih menyelamatkan kami sampai rumah saat itu. Mungkin harus lebih waspada lagi ke depannya.
2 notes · View notes