Tumgik
#ridhais
skritt-shinies · 1 year
Note
For the NPC ask, opinions on Ridhais from the Knight of the Thorn quest?
Since in Coriandus' canon, Trahearne doesn't die, I imagine the quest would play out just a little differently, and Ridhais would be a lot more present, since Trahearne is also still Marshal. Being the Pact Commander, and Trahearne's sister-in-law, Coriandus would be quite familiar with Ridhais.
She meets her sometime during LWS3, since she spends the year between HOT finale and ep 1 recovering from Mordremoth, and I presume Roxysis would be the one restoring Caladbolg. They're cordial, but Coriandus is very much distant during this time, so she doesn't get to know her well. She appreciates her efforts in restoring her brothers sword, however, and thanks her for her service during the Orr and Maguuma campaigns.
In the present, End of Dragons, they have a professional camaraderie and mutual goal of protecting Trahearne. Coriandus respects her greatly and values her skills as a soldier.
5 notes · View notes
kerra-and-company · 1 year
Note
Hello, for the NPC ask: any thoughts on Ridhais? For any of your characters who did the Knight of the Thorn quest, and bonus for any characters close to Trahearne (since Ridhais is supposedly one of Trahearne's guards for some time).
Ooh, Ridhais! Sure sure!! :)
Kerra's the one who goes through the Knight of the Thorn quest line, and though her canon differs in the sense that Trahearne is still very much alive post-HoT, I do think she would still have worked with Ridhais. And Kerra likes her! It's more of a friendship than any sort of mentor-apprentice thing, but Kerra really appreciates having the chance to help someone else who, like her, thought their Wyld Hunt was one thing and then figured out it was something else.
Rel would definitely know her as well, though they'd have more of a passing friendly recognition of each other early on than a close relationship. I can see them fighting together in Maguuma and becoming closer because of that, though not necessarily in the way of being close friends, just two people who understand each other very well.
1 note · View note
kaktus-tajam · 2 months
Text
Berguru
Pernah gak kalian mendengar suatu nasihat, yang sebenarnya sudah pernah didengar, tapi tetap menohok seakan baru pertama kali mendengar nasihat tersebut?
Haha iya itu aku, dalam percakapanku hari ini dengan seorang kakak pembimbingku di SPI:
“Kak, aku mau berangkat S2 ke Amerika, nanti minta rekomendasi buku-buku untuk dibaca ya.”
“Wah jangan baca buku saja, gak semua bisa dipahami lewat buku. Dan lagipula yang utama kan bukan itu.”
“Oh iya ya kak..”
“Iya yang utama tetap berguru.”
Nasihat Kak Rani membuatku merenung. Dulu sekali guru kami Ustadz Akmal Sjafril, pernah menulis di akunnya @malakmalakmal:
"Ilmu semestinya didatangi, bukan 'disuruh datang'. Tanpa bermaksud menafikan pola pendidikan di sekolah, namun sangatlah pantas kiranya jika kita menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam yang begitu mulia.
Kita bisa mendapatkan ilmu dari tulisan-tulisan seorang ulama tentang pentingnya shalat, misalnya. Tulisan tersebut bisa saja berhasil memaparkan sekian banyak dalil tentang pentingnya shalat dan cara pelaksanaannya.
Akan tetapi, jika Anda ingin melihat bagaimana seorang 'alim menangis dalam shalat, tentu Anda harus hadir dan melihatnya sendiri, berbaris dalam shaf bersamanya. Anda bisa saja melihat rekamannya di video, namun kesannya akan berbeda, sebab yang menonton video tidak turut merasakan apa yang dirasakan oleh yang sedang shalat.
Jika Anda di barisan yang sama, merasakan bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an berbicara dan membongkar kegelisahan dalam jiwa, maka mungkin Anda akan turut menangis. Jika Anda berkesempatan untuk ngobrol berdua dengan sang ahli shalat, maka mungkin Anda akan tahu mengapa ia menangis."
Kata ibu:
Iya dulu ibu halaqah di rumah ustadzah. Idealnya seperti itu. Karena ibu bisa saja dapat materi tentang menjadi ibu yang baik atau materi bagaimana taat dengan suami atau materi adab yang lain.. Tapi tentu materi itu akan jauh lebih dahsyat ketika ibu menyaksikan sendiri bagaimana ustadzah menyambut anak-anaknya ketika pulang sekolah, bagaimana beliau menjawab panggilan abi-nya dengan lembut kemudian pamit sejenak dan masuk ke dalam menutup tirai lalu berbincang pelan dan santun.
MasyaAllah. Kita bukanlah murid dari buku, tapi murid dari guru. Betapa pentingnya memiliki guru, karena membaca buku saja tanpa guru maka pemahaman kita (aku, yang masih bodoh ini) dapat keliru. Karena membaca buku saja, tanpa guru maka pemahaman kita akan terkotakkan. Juga tidak dapat bertanya. Juga mudah menyimpulkan seenaknya.
Semoga Allah mampukan. Semoga Allah ridhai perjalanan rihlah ilmiah. Semoga Allah pertemukan dengan guru, para ulama yang menjadi wasilah ilmu dan petunjuk itu.
Selamat berjuang memperbaiki adab.
-h.a.
Semoga Allah jaga guru-guru kami.
66 notes · View notes
edgarhamas · 2 years
Text
Hati itu unik. Kamu bisa mencintai orang di hari Senin tapi benci setengah mati di hari Selasa. Kamu bisa antusias pada pagi hari tapi suram muram di waktu sore.
Itulah kenapa dalam bahasa Arab ia dinamakan "qalb", yang punya makna "terbolak-balik."
Di saat itulah kita perlu minta pada Allah untuk menetapkan hati pada hal-hal yang baik dan Dia ridhai. Kita mengenal sebuah doa yang megah...
"Yaa Muqallibal qulub, tsabbit qalbi ala dinika wa tha'atik", Wahai Pembolak-balik hati, tetapkan hati ini pada din-Mu dan menaati-Mu.
Bekasi, 11 , September 2022
814 notes · View notes
maitsafatharani · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Gerilya malam.
Sekarang, mau nggak mau baru bisa mindful buat ngejar target diri yaa malam. Setelah si kecil bobok pulas.
Malam ini, dan mungkin malam-malam berikutnya, akan kudokumentasikan.
Supaya saat berhasil ataupun gagal, ada kenangan baik bahwa kami pernah seberusaha itu. Ini baru dimulai sih, doakan kami istiqomah ya untuk resolusi 2024 😁
Agak-agak lucu dan terharu kalau direnungi.
Dulu pas sekolah, meski nggak sekelas kami rasanya saingan melulu. Sekarang Allah kasih kesempatan buat berjuang bareng, bersaingnya dengan diri sendiri yang sudah multiperan saat ini.
Semogaaa Allah ridhai dan mudahkan kitaa 🫶
22 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
aku tahu diri, mencintaimu memang sudah seharusnya dalam batasan. Tidak melebihi apa-apa yang sudah ditetapkan. aku menangis setiap kali aku paham pada apa yang berkali-kali aku ucapkan untuk tidak terlalu dekat denganmu. Bicara kepada Tuhan, menceritakan segala riuh sendiri. Sekalipun aku malu dengan apa yang ku sampaikan kepadaNya. Tapi inilah aku, yang hanya bisa mengandalkan Tuhan sekalipun lisanku riuh mendoakan mu selalu.
Pada akhirnya semua hanya menjadi kenangan, entah nanti aku tetap menujumu dengan segala upayaku atau semakin menjauh darimu dengan semua keletihanku. Atau Tuhan kirimkan dirimu kepadaku dengan cara yang tidak pernah terpikir olehku. Namun satu yang pasti, apapun itu nantinya aku hanya ingin jalan itu bukanlah jalan yang tidak Tuhan ridhai. Sebab itu akan sangat melelahkan, sekalipun aku sangat mencintaimu.
Jadi biarkan saja perasaanku ini tumbuh dan berlumut. Biarkan saja ia pada tempatnya. Sampai nanti ada seseorang yang mengetuk untuk memintaku menetap dalam kehidupannya, meski itu bukan kamu.
100 notes · View notes
el-is-away · 1 year
Text
Tumblr media
cuddly Ridhais and Ruadhan again, for @thorns-and-brambles! thank you so much! <3
88 notes · View notes
asqinajah · 9 months
Text
Tumblr media
Dahulu aku bicara perdaban dari balik kursi, pena dan tumpukan kitab. Aku bicarakan hal-hal besar, mimpi, visi dan masa depan; yang aku sendiri belum tahu bagaimana merealisasikannya.
Sedangkan hari ini, aku dituntut untuk 'bicara' peradaban dari bilik kamar. Lewat percakapan, dan segala waktu yang aku luangkan bersama si kecil kami. Sebab, sebagaimana sebuah syair arab:
Ibu adalah madrasah yang pertama,
bila engkau mempersiapkanya maka engkau telah mempersiapkan generasi yang terbaik.
Dan jelaslah, menjadi tokoh aktif dari sebuah 'cerita' jauh lebih berat dan menantang, ketimbang ketika dahulu aku hanya mengerti 'bicara'. Semoga Allah mudahkan dan ridhai :)
(13/08/23)
41 notes · View notes
sarasastra · 2 months
Text
Menyapih
Dari yang kudengar, para ibu yang sedang berproses menyapih anaknya pasti dilanda gelombang emosional antara tega dan tak tega.
Melihat anak meraung-raung tak ingin berpisah dengan kenyamanan menyusui, tapi hati ingin tetap membiarkannya melekat dengan tubuh kita. Sementara waktunya sudah usai dan kewajiban awal telah terlaksana.
Anak menangis, ibu pun ikut menangis katanya—akan muncul rasa kangen diri ini disusui olehnya. Episode demi episode terekam jelas diingatan dari sejak mulutnya yang kecil meraih-raih, hingga kini giginya telah tumbuh sekian banyak.
Dari yang badannya mudah didekap, begitu kecil, hangat dan rapuh. Hingga kini badannya mulai membesar, memanjang dan mengukuh lemak dan otot-ototnya.
Semoga Allah mudahkan dan ridhai perjalanan awal yang 'kan berlalu ini ya.
Dari sedikit pengalamanku,
hanya diawal ia akan menangis keras seolah-olah kita ibu yang jahat yang tak mau memberinya makan. Seolah kita tidak mencintainya lagi, tidak menyayanginya lagi.
Maka kupastikan saat itu juga, dihari-hari pertama bulan suci Ramadan, kusampaikan padanya lekat-lekat,
"Meski pun kamu sudah tidak nenen, ibu tetap menyayangimu. Kamu tetap dicintai. Kamu sudah besar, yang nenen hanyalah dedek bayi yang belum bisa makan.
Kalau kamu masih ingin nenen, maaf ibu tidak bisa memberikannya lagi ya. Gapapa kalau kamu sedih, kamu marah, pasti tidak nyaman, tapi ibu akan tetap disini. Menemanimu, memelukmu. Jadi kalau sudah selesai nangisnya, kita tidur bareng ya. Kita pelukan, ibu akan puk-puk sampai kamu tertidur. Ibu disini."
Mulanya ia kesal, marah, frustasi sampai menangis penghabisan, tapi lama-lama mereda. Menangis karena lelah. Esok-esoknya, ia masih meminta menyusu tapi setelah menerima penolakan, ekspresinya sedih dan meminta pelukan. Tak selang berapa lama, ia tertidur.
Dan baru-baru ini, ketika akan tidur siang dan malam, ia sudah tidak lagi meminta menyusu. Mungkin ia paham kalau sekali pun ia meminta tak akan diberi lagi, jadi dia memilih untuk hanya mengatakan, "Bu, ngantuk. Mau bobo."
Lalu kusiapkan tempat tidurnya, ritual sebelum tidur kami lakukan bersama. Menyikat gigi, berdoa, mengobrol sedikit, lalu lanjut membaca surat-surat pendek dari Quran, shalawatan, bernyanyi lagu anak-anak, dan ia tertidur sendiri.
Seringkali tangannya menyilang di tubuhku, ia memelukku, ingin didekap di dadaku, mendengar suara detak jantungku—suara yang begitu familiar dan menenangkannya ketika di dalam kandungan dulu. Akhirnya ia tertidur.
Alhamdulillaah.
Semoga proses menyapih ini berbuah berkah, Allah senantiasa mudahkan dan ridhai segala metodenya. Aamiin.
Tangerang, 29 Maret 2024 | 20.28 WIB
13 notes · View notes
hanamaulida · 1 year
Text
Lagi ada di fase cepat termotivasi, juga cepat hilang motivasi itu.
Sampai akhirnya, dalam sujud magrib tadi aku tersadar; aku ini, manusia, adalah makhluk lemah. Sangat lemah.
Maka jangan pernah sekalipun meletakkan keyakinan pada diri sendiri di urutan pertama.
Kalau aku berlatih/belajar/bekerja sungguh2, aku pasti bisa.
Ubah kalimat afirmasinya menjadi,
Kalau aku berlatih/belajar/bekerja dengan kemampuan terbaikku, semoga Engkau meridhoi apa2 yang menjadi rencana/keinginanku. Jikapun tidak, Engkau pasti telah merencanakan yang terbaik untukku.
---
Ya Allah, tunjukkanlah aku selalu jalan yang Engkau ridhai...
42 notes · View notes
penaimaji · 2 years
Text
Menujumu
Banyak orang yang under-estimate dengan pernikahan yang melalui proses ta'aruf, termasuk aku salah satunya (beberapa tahun yang lalu). Bagaimana kita bisa tahu aslinya kalau belum kenal? Bagaimana kalau ia bukan orang yang baik? Yah, kurang lebihnya gitulah
Kupikir, menikah bukan hanya tentang dengan siapa kita menikah, tapi bagaimana diri kita sendiri. Kita harus paham apa yang kita butuhkan, apa yang harus kita lakukan, juga kemauan untuk selalu belajar sepanjang perjalanan
Satu hal yang paling penting, yaitu niat menikah untuk ibadah. Bukan tentang siapa yang paling banyak berkorban. Bukan tentang aku aku-an yang sudah begini atau begitu
Bukan soal siapa yang kita kejar, melainkan apa yang kita kejar untuk meraih ridha Allah
Aku selalu meminta doa secara detail, laki2 yang seperti ini, seperti itu, yang aku butuhkan. Namun, apa yang kita terka-terka seringkali membuat kita lupa apa yang seharusnya menjadi tujuan kita
Setelah melewati rentetan perjalanan hidup, aku menemui sebuah persimpangan jalan yang akhirnya aku mantap menujunya
Hingga hampir satu tahun hidup bersamanya, sedikit demi sedikit aku mulai mengerti, mengapa aku meng-iyakan apa yang dulunya tidak aku percaya.
Bahwa kekuatan tawakkal itu nyata. Disaat kita sudah melalui lika-liku hidup, sampai di satu titik kita sadar, bahwa apa yang kita inginkan belum tentu Ia ridhai
Maka dari itu, sebelum meminta sesuatu kepada Allah, mintalah ridha pada Allah. Jemputlah ridha-Nya. Percaya sepenuhnya pada Ia, dan jangan bosan untuk terus berdoa, niscaya Ia akan tunjukkan sesuatu yang tidak kita sangka sebelumnya
Perjuangan dalam pernikahan masih terus berjalan.
Terimakasih sudah saling mendukung dan mengingatkan. Terimakasih sudah saling melengkapi apa yang kurang, untuk menjadi pribadi yang lebih baik
Buntok, 6 Juli 2022 | Pena Imaji
244 notes · View notes
butiranembun · 4 months
Text
Wanita yang beriman, berhak untuk berbahagia, karena yang menginginkan kamu berbahagia adalah Allah.
Perasaan wanita itu merupakan perkara yang sejatinya memberikan kebaikan. Maka wanita harusnya memiliki ketenangan dalam kehidupannya, ia harus memiliki support system yang membuat seorang wanita itu tenang. Agar ia tidak didominasi dengan perkara perasaannya.
Setiap usaha para wanita untuk bahagia itu bukan serta-merta hanya bersifat entertain semata, tapi usaha para wanita untuk bahagia itu ibadah yang Allah ridhai.
Sekalinya kamu bahagia maka semua akan merasa efeknya.
Selama proses, selama ikhtiar yang dipakai adalah cara yang Allah ridhai. kecuali jika dengan maksiat dan cara yang haram, itu hanya kebahagiaan sesaat tidak ada makna ibadah yang ada hanya dosa.
💌 Eps. 04 Berbahagialah karena Allah Ingin Melihatmu Berbahagia | 30 Surat Cinta Allah Kepada Wanita - Ustadz Oemar Mita.
9 notes · View notes
kisah-desember · 5 months
Text
Persimpangan aksara
Ada banyak cerita yang di jumpai tahun ini;
Ada banyak ombak yang bisa di arungi;
Ada banyak biduk yang sudah di lambai;
Ada banyak perjalanan yang tak disangkai.
Wah kamu hebat sudah setenang itu melewatinya, kamu hebat sudah selega itu menyapanya, kamu hebat sudah sekokoh itu pijakannya, kamu hebat sudah berani mendamaikan berbagai kemelut banyaknya kepala.
Tidak disangka-sangka, kamu bisa bukan(?)
"Manusia memanglah benar ajaibnya"
Terima kasih atas karunia kelapangan, ketegaran, keluasan, dan keberkahan yang Engkau limpahkan kepada seorang hamba-Mu yang kerdil ini yaa Rabb.
Tetap temani dan tuntun aku selalu yaa, tetap jadikan aku menjadi salahsatu hamba yang engkau Ridhai.
-ي-
7 notes · View notes
azmiputra16 · 2 years
Text
Finally.
Dari sekian banyaknya proses, akhirnya Allah ridhai kaki ini untuk melangkah kesana. Terimakasih Jakarta, untuk ilmu dan pengalamannya. Terimakasih Medan, untuk kesempatannya. Terimakasih Batu Bara, untuk segala pelajarannya. Dan ku ucapkan selamat tinggal indonesiaku tuk sementara waktu.
Aku pamit sebentar untuk menyempurnakan komponen - komponen hidupku. Setelah ini akan ku perkenalkan kepada dunia wanita hebatku setalah bundaku, yang ku sebut istriku.
Batu Bara, 1 November 2022
76 notes · View notes
sepertibumi · 1 year
Text
Tumblr media
[BIASA AJA]
Dicintai oleh seseorang itu bukan sebuah pencapaian.
Dibenci juga demikian, karena ridha manusia adalah sesuatu yang mustahil untuk digapai.
Kau tahu? Rasulullah SAW, seseorang yang paling Allah cintai saja punya banyak sekali musuh. Banyak sekali yang benci dan berusaha menyakitinya. Sedangkan kamu, makhluk lemah penuh dosa berharap untuk bebas dari itu semua? :)
Manusia adalah makhluk penuh perasaan, namun Allah titipkan akal agar kita bisa berpikir. Agar kita bisa memilah dan memilih, agar kita bisa memahami wahyu Allah, meniti peran sebagai hamba, dan pencapaian tertingginya kelak adalah berhasil menggapai Ridha-Nya.
Sudah tahu bahwa dunia dan seisinya ga lebih baik dari sekedar sayap nyamuk, tapi kenapa masih sibuk mencarinya?
Sudah tahu bahwa ridha manusia sesuatu yang mustahil digapai, tapi kenapa masih bersikeras membahagiakan dan terlihat baik di depan semua orang?
24/7 hidup dengan nikmat Allah, sudah berapa syukur yang berhasil tertuai hari ini?
Pernah kepikiran ga, kira-kira Allah bakal cemburu ga ya kalo misalkan kita lebih memperhatikan makhluk daripada Khaliq?
Jadi harapannya, di dunia yang sementara dan cuman numpang minum ini kita bisa fokus cari bekal buat pulang nanti. Bukan, bukan berarti kita harus meninggalkan dunia. Tapi lebih menyampingkan dan ga bikin dia jadi tujuan utama.
Kita bisa bikin dunia jadi sarana buat nabung. Iya, nabung bekal yang banyak biar di akhirat nanti kita ga kelaparan, kehausan, dan kurang amal.
Harapannya, perhatian, perasaan, dan segala cinta kita bisa ada di jalan yang lurus.
Kalaupun harus mencintai ataupun dicintai seseorang, semoga cinta itu datang karena Allah. Untuk Allah. Dan bisa dirayakan dengan cara yang Allah ridhai.
Ini tulisan dan pesan untuk diriku pribadi, sebuah kesyukuran jika ia juga bisa bermanfaat untukmu.
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu memprioritaskan Allah dan Rasulnya ya! 🍃
36 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
aku lelah, sungguh lelah. lelah perihal mengapa jatuh untuk kesekian kalinya. Istiqomah sungguh tiada mudah, ia butuh komitmen, butuh kemauan, butuh upaya penuh. Tidak hanya lip service semata. Allaah, aku sedang tidak mengeluh. aku hanya merasa lelah saja dengan apa yang aku lakukan. aku merasa telah banyak menyakiti hati orang-orang baik. Tak seharusnya aku demikian, merenggut sesuatu yang bukan milikku. Dan kini Allaah, aku ingin mengembalikkan semuanya pada tempatnya, pada pemiliknya. aku tidak ingin lagi merasa takut, merasa khawatir. aku hanya ingin tenang, hanya tenang. Agar aku selamat, agar aku pulang dengan hati yang Engkau Ridhai.
Semoga upayaku ini sampai kepada mereka, orang-orang yang pernah ku renggut, semoga mereka Ridha, dan tak lagi mengungkitnya. Tolong aku, pada apa-apa yang tidak bisa ku jangkau, pada apa-apa yang tersisa dan bisa ku perbaiki maka akan ku perbaiki. aku hanya butuh pertolongan Engkau, aku hanya butuh ampunan Engkau, ya Tuhanku..
56 notes · View notes