Tumgik
#nulisyuk
abbasalharik · 2 years
Text
Penyakit Materialisme di Mimbar-Mimbar Masjid
Tumblr media
Khatib jumat di dekat asrama adalah khatib terbaik menurut saya setelah Syekh Makki di Masjid Sahabah, Bawwabat. Selain teknik (intonasi, gerakan tangan, mimik wajah), materi khutbahnya juga bernas. Dari khutbahnya nampak kalau dia adalah orang yang banyak baca.
Dan khutbah hari ini adalah salah satu khutbah terbaik. khatib bicara 3 bahaya yang mengancam umat hari ini dan di masa depan. Tiga hal itu adalah: ateisme, penyimpangan seksual dan narkoba. Materi yang esensial dan menyentuh problematika umat.
Tapi, saya punya sedikit kritik terkait khutbah jumat hari ini. Sedikit sekali. Sakin sedikitnya mungkin yang baca tulisan ini agak kesulitan menangkap bagian mana yang dikritik.
Khatib jumat mengisahkan satu kisah yang dirawayatkan oleh Ahmad Syakir (w. 1958 M) dalam bukunya Kalimah Al-Haq. Begini cerita ringkasnya:
Seorang alim dan khatib di Mesir berkhutbah. Kebetulan di antara jamaat waktu itu ada Raja Husein dan Sastrawan Mesir Taha Husein.
Alim tadi melontarkan sebuah syair yang menyanjung Raja Husein dan terkesan merendahkan nabi. Muhammad Syakir (ayah Ahmad Syakir) yang kebetulan hadir waktu itu langsung menyanggah khutbah tersebut. Berita ini sampai ke telinga Raja Husein. Akibatnya, si khatib langsung dicopot dari jabatannya dan dilarang khutbah di berbagai tempat.
Ahmad Syakir sebagai perawi kisah bertutur kalau si khatib ini akhirnya jatuh miskin dan ditemukan gelandangan di pintu-pintu masjid. Kemudian Ahmad Syakir bilang kalau inilah akibat dari merendahkan nabi.
Khatib jumat hari ini sebenarnya mendengar kisah ini dari syekhnya di majelis Muwattho. Khatib bercerita, setelah syekh menceritakan kisah itu, syekh meminta tanggapan murid-muridnya. Maka salah satu yang hadir saat itu angkat tangan dan berkomentar,
"Masalahnya si alim ini kenapa ia tak berbisnis atau membuka usaha saja dan tak hanya bergantung dengan gajinya sebagai khatib.!?"
Syekh yang mendengar itu langsung berseloroh,
"Sungguh Barat telah menjajah bahkan sampai ke majelis ilmu kita".
Khatib jumat melalui kisah di majelis muwattho ingin mengingatkan penyakit materialisme yang menjangkit umat. Buktinya jawaban yang terlontar di majelis tadi.
Tapi kalau kita perhatikan lagi, sebenarnya yang mengajarkan materialisme terlebih dahulu adalah syekh itu sendiri melalui kisahnya. Jelas sekali di kisah itu dampak materi (jatuh miskin) digaris bawahi dengan spidol merah. Syekh, Ahmad Syakir, dan Khatib jumat seolah ingin mengatakan, "lihatlah azab orang-orang yang menghina nabi, mereka jatuh miskin!".
Model berpikir inilah yang memenuhi mimbar-mimbar masjid, diajarkan guru agama dan orang tua sejak dahulu. Nilai dan ajaran agama selalu dipromosikan dengan dampak materi.
Misal, kena longsor gara-gara banyak perzinaan, anak durhaka nanti matinya jadi ikan pari, orang yang makan harta haram nanti matinya dengan perut buncit penuh nanah atau baca surat tertentu buat kaya, rajin salat malam buat tubuh sehat dan bugar. Gaya ceramah model ini yang mengisi mimbar masjid umat dan indonesia (terkhususnya). Dan saya menyaksikannya sendiri waktu pulang ke Indonesia kemaren.
Padahal, Al-Quran ketika mensyariatkan salat, puasa, zakat dan haji selalu menjelaskan hikmah nya secara maknawi.
Salat:
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
[Al-Ankabut 45]
Puasa:
لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
[Al-Baqarah 183]
Zakat:
خُذۡ مِنۡ أَمۡوَ ٰ⁠لِهِمۡ صَدَقَةࣰ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّیهِم بِهَا
[At-Taubah 103]
Haji:
لِّیَشۡهَدُوا۟ مَنَـٰفِعَ لَهُمۡ وَیَذۡكُرُوا۟ ٱسۡمَ ٱللَّهِ فِیۤ أَیَّامࣲ مَّعۡلُومَـٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِیمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِۖ
[Al-Hajj 28]
Agar jiwa bersih. Bukan badan sehat. Agar mengingat Allah. Bukan biar kaya.
Respon yang terlontar di majelis Muwatto adalah respon yang wajar. Sekaligus kritis. Ya, agar tak jatuh miskin caranya belajar perencanaan finansial, bisnis, investasi, kerja. Kalau ingin dapat nilai bagus adalah dengan belajar. Rasanya tak ada orang berakal yang menolak kaedah ini.
Trus Allah kamu kamu letakkan dimana?
Allah selalu kita ingat selama kita terus melaksanakan salat lima kali sehari semalam. Selama dua kalimat syahadat terus kita pegang erat.
Kita ingat Allah dengan cara memperhatikan aturan-aturan-Nya. Ketika bekerja, bekerja dengan jujur dan tak zalim. Ketika berbisnis, berbisnis dengan yang halal. Ketika ujian tak curang. Ketika sudah mengerahkan seluruh usaha tapi tetap gagal, maka ingat qadha dan qadar Allah. Beginilah makna hakiki dari mengingat Allah. Itulah mengapa disyariatkan salat lima kali sehari semalam. Agar hati manusia terus terpaut dengan Sang Pencipta. Ketika hati terpaut dengan-Nya, ia akan terdorong untuk meninggalkan larangan-Nya dan bersegera melakukan perintahnya-Nya.
Itulah beda orang yang ingat Allah dan tidak. Antara beriman dan yang tidak beriman. Mereka yang tidak ingat Allah mungkin dalam bekerja bisa saja menghalalkan segala cara. Ketika mereka gagal dalam usaha, mereka akan putus asa. Pikiran mereka terbatas pada materi. Karena bagi mereka hidup itu cuma satu kali. Dan kebaikan itu cuma materi. Mereka tak mengenal istilah pahala, berkah, rahmat, dan ampunan Allah.
Setiap manusia berkesempatan menjadi kaya raya. Setiap manusia berkesempatan jadi orang sukses. Tapi yang membedakan seorang muslim adalah mereka punya prinsip-prinsip yang tak terima kompromi (tsawabit). Selain itu mereka punya pandangan jauh melampaui hal-hal materi. Karena mereka beriman pada Allah dan hari akhir serta mereka memiliki syariat yang mengatur kehidupan mereka. Oleh sebab itu dalam Al-Quran orang yang tak beriman memiliki hidup yang sempit,
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِی فَإِنَّ لَهُۥ مَعِیشَةࣰ ضَنكࣰا وَنَحۡشُرُهُۥ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ
[Tha-Ha 124]
Hal-hal maknawi mengambil porsi besar dalam agama. Agama ada agar mendidik sisi ruhiyyah dan mengikis kotoran-kotoran materialisme dari jiwa manusia. Dalam Al Quran sediri dikatakan,
قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ۝ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
[Asy-Syams 9 - 10]
Dua ayat ini kata para ulama menjadi salah satu tujuan utama penciptaan manusia. Yaitu mensucikan diri. Dan agama ada untuk merealisasikan tujuan-tujuan penciptaan manusia.
Masalahnya, kebanyakan orang adalah hamba oportunis. Mengingat Allah ketika susah saja. Berdoa ketika ada maunya saja. Allah baginya hanya di masjid dan di tikar sajadah. Baginya agama adalah jembatannya meraih dunia. Agama malah menyuburkan benih-benih materialisme dalam dirinya.
Kalau kita resah dengan penyakit materialisme yang menjangkiti umat, mungkin salah satu yang berkontribusi menebar penyakit ini secara tak sadar adalah para penceramah yang banyak tahu tapi kurang hikmah.
Kairo, 30 September 2022
7 notes · View notes
faizahsblog · 2 years
Text
Belajar Jadi Egois
Protes seorang ibu terkait perlakuan tidak mengenakan yang dialami anaknya, lewat di timeline media sosial. Sepagi ini mataku sudah berair. keren ya.
Otomatis aku menanyakan kepada diri, apakah kelak aku juga bisa seperti itu? Menjadi sedikit egois dan berisik untuk orang yang ingin aku lindungi kelak? Aku kembali berkaca. Apa bisa? Aku yang begitu banyak diamnya, cenderung menghindari konflik, introvert addict, apakah bisa?
Bayanganku terbang ke masa dimana aku dinyatakan belum bisa wisuda. Saat itu ibu begitu tidak terima. Ibu yang seringkali bilang ngga apa-apa, jalani aja. Hari itu begitu marah. Nadanya meninggi ketika aku ditemukan dalam kondisi hidung berair dan mata merah. Meminta salah satu kontak orang fakultas, hingga membuka komunikasi dengan rektorat. Ah, sesak sekali rasanya mengingat ini. Bukan! Bukan karena perasaan ketidak terimaan terhadap kenyataan tentang wisuda, melainkan sikap ibu. Sikap ibu padaku saat itu. Ibu, lagi-lagi aku belajar sesuatu darimu.
Bahwa sebagai perempuan, tidak melulu tentang kelembutan dan penerimaan. Dilain waktu harus bertindak egois dan tegas demi orang yang disayang. Agar kelak bisa memfilter, mana yang bisa dibiarkan pergi, mana yang harus mati-matian dilindungi.
3 notes · View notes
afrianiriska · 6 months
Text
'MataManusia'
Sempurna bukan tentang seberapa mampu diri ini mencukupi. Kita tidak pernah tahu seberapa keras seseorang berusaha untuk menjadi ideal seperti takaran orang kebanyakan. Ya, tanpa sadar kita menjalani hidup dengan mengikuti aturan orang lain. Padahal hidup kita adalah harga mati milik kita sendiri, kita yang memegang kendali. Harusnya.
Oranglain seringkali lupa bagaimana caranya berpikir positif, lupa cara menghargai, lupa memaklumi, dan selalu ingat bahwa dirinyalah insan yang tak pernah salah, sempurna, terbaik. Mungkin tidak semua, tapi akan selalu ada manusia semacam itu.
Sempurna dalam versiku, adalah tentang cara pandang. Tentunya, cara pandang yang baik tentang kualitas diri, tentang bagaimana berbicara dengan baik, menanggapi dengan baik, menolak dengan baik, meminta dengan baik, bahkan cara diam dengan baik.
Barangkali, aku banyak kurangnya, menurut pandangan kalian. Kumohon, maklumi. Tidak sekali, dua, tiga kali. Kumohon, ubahlah tolok ukur pandangan sempurna kalian tentangku. Karena, dalam hidupku, selalu kuupayakan yang terbaik, meski cacat ada di sana sini.
Begitupun aku, tentang sempurna, buatku, kalian selalu yang terbaik. Jadi, mulai sekarang, berbaikbaiklah dengan baik ya.. 🤗
0 notes
zeeman-schyler · 2 years
Text
Part 2
Akhir-akhir ini aku merasa khawatir.
Tentang banyak hal.
Dulu ingat, saat kita kecil? Kita berlari-lari mengejar sekawanan capung dengan alat penangkapnya yang kita buat dari jala dan bambu. Aku tak khawatir apapun kala itu, tidak juga khawatir akan jatuh saat berlari, atau ditabrak kendaraan karena kurang hati-hati.
Teman, tapi sekarang ini aku terlalu banyak mengkhawatirkan banyak hal.
Bagaimana jika aku tak mampu mengatasi ke khawatiran itu sendiri?
Bagaimana caranya aku membuat diriku sendiri mengerti bahwa aku tak perlu mencemaskan hal hal dan merasakan takut sepanjang hari.
Jujur aku takut tua, aku takut dewasa, aku takut orang tuaku mati, aku takut tidak punya uang, aku takut kakak dan adikku pergi saat mereka menikah nanti, aku takut tidak punya pekerjaan, aku takut tak memiliki apapun....
Dan itu hanya sebagiannya saja.
Kau tahu apa yang kupikirkan belakangan ini?
Aku berada di sebuah Cafe dengan kopi ku yang mengepul hangat dan Croissant di piring.
Kau tau apa yang aku pikirkan?
Aku tak melihat kehadiran teman.
Tidak yang mengirimi aku pesan dan bertanya kabarku di Whatsapp, tidak juga yang menjemput ke rumah untuk jalan-jalan sekedar menghabiskan akhir pekan, tidak yang akan menandai aku di media sosial sambil memposting grup foto dengan wajah aneh, tidak juga yang akan mengirimkan 'meme' lucu untuk tertawa, tidak juga yang akan berencana datang ke rumah untuk mengobrol bersama...
Teman, kau tahu aku sangat kesepian kan.
Itulah yang menjadi sumber ketakutan ku saat ini.
Aku takut kalau selamanya aku akan sendiri.
Pada akhirnya saudaraku akan pergi dengan keluarganya.
Pada akhirnya orang tuaku akan pergi juga.
Lalu aku dengan siapa?
Aku pernah menonton film UP saat aku SMP, film kartun yang sangat bagus, dan saat aku mengingatnya aku mulai menyadari beberapa kesamaan..
0 notes
gajahilosophy · 2 years
Photo
Tumblr media
. Apa alasanmu menulis? #menulisbuku #nulisyuk #penulismuda #penulisindonesia #penulishebat #penulisamatir #penulislepas #indonesiamenulis #aksimenulis #tipsmenulis #writingtips #konsisten #konsistensi #PKBMCahayaSaraswatiInsight #pkbmcahayasaraswati #pusatkegiatanbelajarmasyarakat #merdekabelajar (at Pkbm Cahaya Saraswati) https://www.instagram.com/p/CgGyvjYrgfL/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
secarik-kata · 2 years
Text
Sudah ya..
Orang yang bilang kamu tidak baik juga bukan orang baik
0 notes
erdameikeyana-blog · 8 months
Text
Ngeblog? Siapa Takut!
Tumblr media
Pada awalnya, aku mengenal dunia blogging dari salah satu mata kuliahku dulu di kampus yaitu Cyberpreneurship. Jujur aku punya ketertarikan yang tinggi dengan mata kuliah tersebut, jadi tak heran kalau aku pun akhirnya penasaran ingin mencoba ngeblog layaknya blogger profesional. Di mata kuliah tersebut aku mendapat tugas yang cukup menantang dari dosenku, yaitu bagaimana caranya agar blog atau artikel yang ku buat terpampang pada halaman pertama search engine / mesin pencarian. Dan akhirnya aku sibuk browsing sana-sini, rasanya seru dan deg-degan menanti blogku berada di halaman-halaman awal mesin pencarian. Saat itu aku hanya berpikir, tak apa jika blogku tidak berada di halaman pertama, setidaknya ia ada di 10 halaman pertama.
Hari berganti, blogku masih belum muncul juga. Aku pasrah, hingga akhirnya tingkat kepasrahan berada di puncaknya. Namun tiba-tiba aku mendapat pesan dari salah satu sahabatku di kampus “ciee blognya ada di halaman pertama, selamat ya.. gimana caranya da? Ajarin dong!”
Aku kaget dan langsung bergegas mengecek mesin pencarian dan mengetik keyword yang ditentukan, dan ternyata benar! blogku terpampang di halaman pertama mesin pencarian. Rasanya senang dan ingin lanjut ngeblog lagi. Namun dengan alasan ini itu (terutama mood yang naik turun), akhirnya aku gagal ngeblog.
Namun, perjalanan ngeblogku ternyata tidak berhenti sampai di tugas kuliah saja. Suatu hari, teman kuliahku menawarkanku untuk menjadi kontibutor pada blognya. Jadi tugasku hanya mengisi artikel pada blog yang ia miliki dan aku akan dibayar Rp10.000 per artikel. Tak perlu berpikir panjang, aku langsung mengambil tawaran tersebut dan mulai menulis artikel dengan berbagai bidang, karena saat itu ku pikir aku butuh uang jajan tambahan.
Tumblr media
Menurut temanku, tulisanku bagus dan mudah dimengerti, lalu aku pun semakin semangat untuk menulis. Namun lagi lagi, aku terhalang dengan sifat moody yang ku miliki. Sifat ini benar-benar membunuh secara perlahan. Aku malas berkarya, tidak bergairah, hanya keegoisan yang memenuhi hatiku kala itu. Lambat laun aku pun mulai mundur dari dunia blogging.
Orientasiku waktu itu hanya uang, aku tak pernah terpikir untuk menebar manfaat lewat tulisan. Namun karena saat itu aku masih bisa mendapatkan uang dari kedua orangtuaku, maka untuk meninggalkan dunia blogging bukan hal yang berat bagiku, toh niat awalnya aku hanya butuh uang jajan tambahan.
Hingga suatu hari saat aku sudah mulai berada dalam dunia kerja, aku melamar kerja di suatu perusahan dimana mereka sedang membutuhkan content writer yang bertugas membuat konten artikel untuk website dan media sosial. Ku pikir, kenapa gak coba lamar aja, toh aku juga sudah punya pengalaman di bidang menulis dulu saat kuliah. Dan pada akhirnya aku diterima bekerja di sana.
Di tempat kerjaku saat itu, aku belajar banyak hal. Aku diajarkan untuk rajin membaca buku, karena menurut atasanku penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Tanpa membaca jangan harap kita akan memproduksi tulisan yang berkualitas.   
Tumblr media
Mendengar kata-kata tersebut, aku jadi tergerak untuk membaca banyak buku. Dari sana orientasiku menulis mulai berubah, bukan lagi soal uang tapi bagaimana membuat konten tulisan yang mempunyai nilai lebih di masyarakat. Sayangnya suatu hari, aku harus resign dari sana karena alasan tertentu. Namun aku sangat bersyukur pada Tuhan karena pernah mengizinkanku untuk mengenal orang-orang baik di sana yang mau mengajarkanku banyak hal.
Lama tak menulis, tiba-tiba aku menemukan akun @Nulisyuk di Instagram. Awalnya aku hanya iseng mengikuti akun tersebut karena aku merasa masih ada passion menulis dalam diriku. Namun lambat laun, aku baru tahu kalau di sana terdapat banyak kelas menulis online, dan hal itu membuatku berpikir kemana saja aku selama ini?
Mulai saat itu, aku langsung bergegas untuk mendaftarkan diri mengikuti kelas Nulisyuk Batch 25, yaitu kelas membuat artikel bersama IDN Times. Setelah sebulan mengikuti kelas rasanya banyak sekali manfaat yang ku dapatkan, dan ini membuat semangat menulisku timbul kembali bahkan lebih menggebu dari sebelum-sebelumnya. Akhirnya saat @Nulisyuk membuka kelas lagi yaitu kelas Nulisyuk Batch 27 yang di sana peserta akan mempelajari bagaimana caranya ngeblog, aku excited banget untuk ikutan kelas lagi! Sayangnya saat itu aku terkendala biaya, aku sempat berpikir untuk tidak jadi mengikuti kelas. Namun atas izin Tuhan, akhirnya aku bisa mengikuti kelas tersebut, Alhamdulillah.
Lalu apa sebenarnya alasan terkuatku untuk ngeblog? Orientasiku untuk mencari sampingan dari nulis itu akan tetap ada, namun entah mengapa, kini aku mulai membuka pikiranku untuk menebar manfaat lewat tulisan. Aku berharap, tulisan-tulisanku ini bisa jadi amal jariyah yang kelak menyelamatkanku. Aku berharap, aku dapat berkontribusi untuk membawa perubahan pada bangsa, walau hanya dengan tulisan. Dan sekali lagi aku berharap, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kamu yang sedang membacanya, terutama untuk kamu yang mau serius ngeblog. Tetap semangat ngeblog ya! Jangan takut menyebarkan tulisanmu, karena kita tidak pernah tau di bagian tulisan kita yang mana kah, yang akan membawa perubahan bagi sesama.
N.B: Tulisan ini ditulis pada 11 April 2019
1 note · View note
buzomb · 2 years
Photo
Tumblr media
_Menyembuhkan luka dengan kata._ _Setiap orang pasti pernah terluka, namun tidak semua orang mampu menyembuhkan luka itu dengan cepat._ _Semua itu butuh proses, bahkan sebagian orang masih tertatih-tatih dalam menyembuhkan lukanya. Tapi mereka terus berusaha untuk mencari obat penawarnya, mungkin sebuah kata yang tak bermakna bagi mereka begitu besar manfaatnya bagi kita._ _Dan di dalam buku ini kamu akan menemukannya, ada banyak nasihat dari para penulis yang pernah terluka namun mereka tetap berusaha menyembuhkan lukanya dengan sebuah kata._ Alhamdulillah... yups buku ini sudah bisa di pesan guys... silahkan masih ada beberapa hari lagi sebelum closed PO nya, mumpung harga juga bersahabat nanti akan beda harga setelah close PO nya hehe gass silahkan dm yakk #buichan #buzomb #zombstory #menyembuhkanlukadengankata #nulisyukbatch188 @nulisyuk @motivaksiinspira https://www.instagram.com/p/Cg1ZdAQJd63/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
gadisturatea · 2 years
Text
Alhamdulillah. Segala puji hanya bagiMu ya Rabb. Bersyukur hari ini masih diberi kesehatan. Masih bisa bangun dengan wajah ceria. Masih bisa lihat suami. Masih diberikan ketenangan dan kabahagiaan.
Alhamdulillah ya Allah. Masih diberi iman. Masih bisa sholat. Masih dihujamkan hidayah. Apa lagi nikmat yang lebih indah dari ini semua.
Sungguh, tidak terhitung berapa banyak nikmat yang Allah berikan pada kita. Hanya saja kadang tak terlihat karena kita silau dengan kenikmatan dunia.
44 notes · View notes
pendongeng · 2 years
Text
Mendidik Hati
Mendidik hati, bak hati saydina Ali bin Abi Thalib pada kisah nya di perang khandaq melawan Amr bin Abd Wad al-Amiri. Ketika itu, Amr bin Abd Wad telah terpojok, pedang saydina Ali siap menebas lehernya.
Namun kemudian, Amr bin Abd Wad meludahi wajah saydina Ali, dengan geram saydina Ali pun menyingkirkan pedang nya. Sembari berkata "aku ingin membunuhmu karena Allah semata, bukan karena amarahku tersebab kamu meludahiku".
Manis nian ucapan saydina Ali, membuat kita sadar bahwa begitu penting mendidik hati, agar tunduk pada keimanan Allah taala. Tidak mudah goyah oleh ego dunia.
Begitupun kita, layak pintar dalam mendidik hati dalam setiap urusan. Mendidiknya, agar mementingkan Allah di atas kesemuan ingin kita yang terkadang hanya untuk pemuas diri semata.
Hati, mudah membuat seseorang pagi ini beriman, sore nanti bisa jadi tidak beriman. Malam nya taat, pagi nanti bisa jadi maksiat. Maka kaum muslim senantiasa memohon doa, supaya senantiasa dikokohkan hatinya pada keimanan dan ketaatan Allah semata.
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك و على طاعتك
Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita semua🌹
2 notes · View notes
id-dehira · 2 years
Text
AWAL | AKHIR (By : Dehira)
Tumblr media
'Klenting,klenting...' berkali-kali lonceng pintu café berbunyi,tanda pelanggan masuk atau pergi. Pagi ini dingin sekali, padahal sudah nyaris masuk angka 11 pagi. Kaca-kaca mulai mengembun, dan daun di pepohonan nyaris sempurna gugur.
"Kayaknya salju bakal turun hari ini ya,Ge!", Rania memecah hening, sembari menyeruput susu hangat yang dibiarkan sedari tadi. "Kayaknya iya..." Gema terdiam, lalu melanjutkan perkataannya, "Mau ngomong apa, Ra?". Akhirnya salah satu berani memangkas basa-basi yang memang sudah basi, 30 menit berlalu tanpa topik berarti. Gema merasa sesuatu pasti terjadi. Ra mematung sejenak, mengatur nafas dan berulangkali memijat tengkuk yang tak pegal.
"Ehmm... Besok tahun ke 5 kita kan,Ge?". Tentu ucapan ini bukan pertanyaan, melainkan titik penting dari sebuah persidangan. Gema diam, meletakkan kembali kopi yang tak sempat diseruputnya. Lidahnya kelu, Ge tau, salah sedikit bikin semua rencananya bersama Ra tak menentu. "Ra, tahun depan aku lulus...",Ge meneguk ludah, mencoba menatap Ra yang terpaku pada jendela.
Sedangkan Ra, dalam kepalanya ada ribuan alasan yang mudah saja membuat dia tak membahas 'tahun ke 5', ia tau ada banyak hal yang harusnya bisa dikompromikan. Terlebih Ge yang sibuk menamatkan pendidikan S2nya, dan Ra? Dia adalah pekerja. Ya, dia adalah pekerja yang akan menetap di Negeri Sakura dalam jangka waktu lama. Sementara Ge, tahun depan akan kembali ke Indonesia, menunaikan baktinya. Dan justru itu permasalahannya.
"Tahun depan kamu lulus. Aku tau, Ge. Tapi apa bisa kamu janji, tahun depan kita sudah ganti status?" 'strike 1', Ra tepat sasaran. Raut wajah Gema berubah, tak tau harus berkata apa. Ia tidak bisa berjanji, menikahi anak gadis orang, LDR, tanpa persiapan finansial yang matang. "Jangan khawatir masalah biaya, Ge.", 'Strike 2', Ge mendengus mendengar perkataan itu. "Mudah bagi kamu, Ra." Retak! Jawaban itu meretakan hati Ra, pun juga Ge. Ra menutup mata berharap tak ada kata lanjutan dari Gema. "Apa salahnya sih mundur 2 tahun lagi? Kasih aku waktu untuk selesaikan semua dan mengumpulkan dana. 5 tahun lho Ra! Nggak sebentar, toh kita juga bisa bertahan sejak aku S1 disini." Gema tahu, tak seharusnya ia berkata demikian, tapi ia sangat butuh pengertian. Bulir bening jatuh dari mata indah Ra. Suara Ra memberat dan berkata, "Tapikan kamu sudah janji.", 'Strike 3', Gema mengusap wajah dan menghela nafas panjang, tak tau harus berkata apa. Andai uang tabungannya tak raib tahun lalu, mungkin ia bisa tepati janjinya. Mereka terdiam 10 menit lamanya, membiarkan minuman-minumannya mendingin.
"Ra.."
"Ge...", Ra memotong ucapan gema. "Bapakku sakit, Ge.. aku ga tau apa beliau bisa menunggu 2 tahun lagi." Ra berhenti sebentar, "Kalau liburan musim dingin ini bisa pulang.." belum sampai Ra menamatkan penjelasannya, Gema menyela, "Ga bisa, Ra. Maaf..". Itulah keputusannya. Kali ini bukan hanya mata Ra yang basah, pun juga Gema beserta seluruh hatinya. Tidak ada titik tengah seperti biasa. Semua rencana runtuh seketika, menyisakan hampa, berkemul angin musim yang mendingin, menyisakan ngilu dihati yang luka. Mereka tidak bisa apa-apa.
2 notes · View notes
abbasalharik · 1 year
Text
[Bagian 1] Zikir dan Iman
Tumblr media
Saya tiba-tiba teringat dengan hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim dimana Sayyidah Fatimah meminta pembantu pada ayahnya baginda Nabi sallallahu alaihi wa sallam agar pekerjaan-pekerjaan rumahnya menjadi ringan. Tapi, nabi menolak. Kemudian beliau bilang,
أدلك على ما هو أفضل من خادم: تسبحين الله عند النوم ثلاثا وثلاثين، وتحمدين الله عند النوم ثلاثا وثلاثين، وتكبيرينه عند النوم أربعا وثلاثين، فهذا خير لك من خادم
Sebagai gantinya, Nabi sallallahu alaihi wa sallam menyuruh Sayidah Fatimah untuk berzikir sebelum tidur. Setelah mengamalkannya, Sayidah Fatimah tak lagi merasakan letih.
Kita (atau saya saja) pasti bertanya-tanya, masalah yang dihadapi Sayidah Fatimah adalah masalah pekerjaan ('amaliy). Tapi, solusi yang diberikan Nabi malah solusi yang tak ada kaitannya dengan pekerjaan. Bagaimana mungkin hanya dengan menggerakkan mulut rasa letih setelah kerja seharian bisa hilang? Kita mungkin bisa mengerti kalau misalnya Nabi menyarankan agar merutinkan olahraga atau konsumsi makanan tertentu agar stamina tubuh bertambah. Ini kenapa malah zikir?
Setelah sedikit merenung, saya sadar kalau zikir itu bukan sekedar menggerakkan mulut. Tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istirja', hauqolah, dan semua zikir punya makna. Dan makna itu adalah makna iman. Imanlah yang memberikan energi.
Iman letaknya di hati. Pemilik iman dalam sejarah selalu menciptakan peristiwa-peristiwa hebat. Seperti kisah peperangan antara pasukan Thalut dan Jalut di Surat Al-Baqarah,
فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ قَالُوا۟ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلۡیَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦۚ قَالَ ٱلَّذِینَ یَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَـٰقُوا۟ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةࣲ قَلِیلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةࣰ كَثِیرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ
Walau dari segi logistik pasukan Thalut lemah, tapi kekuatan iman menjadikan mereka kuat. Pasukan Thalut berhasil mengalahkan pasukan Jalut.
Keimanan memberikan suntikan energi pada pemiliknya. Pemilik iman kuat walau secara materi terlihat kurang.
Sedangkan orang yang tak hidup dalam hatinya makna-makna iman akan merasakan kesempitan dan pesimisme dalam hidup. Walau ia kaya secara materi. Dalam Sunan At-Tirmdzi, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
من كانتِ الآخرةُ هَمَّهُ جعلَ اللَّهُ غناهُ في قلبِهِ وجمعَ لَه شملَهُ وأتتهُ الدُّنيا وَهيَ راغمةٌ ، ومن كانتِ الدُّنيا همَّهُ جعلَ اللَّهُ فقرَهُ بينَ عينيهِ وفرَّقَ عليهِ شملَهُ ، ولم يأتِهِ منَ الدُّنيا إلَّا ما قُدِّرَ لَهُ
Dalam Surat Taha,
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِی فَإِنَّ لَهُۥ مَعِیشَةࣰ ضَنكࣰا وَنَحۡشُرُهُۥ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ
Dalam banyak ayat disebut salah satu ciri khas org kafir adalah pesimisme. Di Surat Yusuf,
إِنَّهُۥ لَا یَا۟یۡـَٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ
Kekuatan Iman yang membuat Nabi Ibrahim berani dilempar ke dalam Api. Kekuatan iman yang membuat Baginda Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat bertahan di tengah siksaan bertahun-tahun lamanya di Makkah. Kekuatan iman juga yang membuat seorang Bilal bin Rabah bertahan di bawah terik matahari, di atas pasir panas, dan di bawah himpitan batu.
Kalau pengaruh iman sebesar ini, lalu bagaimana untuk hal sekedar pekerjaan rumah?
Baginda Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketika menyuruh Sayidah Fatimah berzikir, sebenarnya beliau bukan tak memberikan solusi. Beliau memberikan solusi yaitu solusi kejiwaan.
[Bagian 2] Keimanan Adalah Energi Terbesar Umat Islam
Semakin hari saya semakin yakin bahwa keimanan adalah energi terbesar umat. Dan energi ini tak dimiliki umat-umat lain.
Setiap orang dari berbagai etnis, ras, dan agama bisa menjadi kaya raya, terkenal, pakar di bidang tertentu, dan meraih kesuksesan materi lainnya. Tapi, satu hal yang membedakan seorang muslim sukses dan seorang non muslim sukses adalah keimanan.
Seorang muslim punya tujuan yang melampaui hal-hal materi. Karena ia beriman pada Allah dan akhirat.
Seorang muslim ketika mengalami kegagalan ia takkan tenggelam dalam kesedihan. Karena ia beriman dengan qada dan qadar.
Seorang muslim ketika ia tak mendapat pujian atau apresiasi atas pekerjaannya ia tak perlu risau. Karena ia bekerja karena Allah. Ada pujian atau tidak itu semua tak mempengaruhi kerjanya.
Kemudian makna-makna iman tadi selalu dicas dengan salat. Sebanyak lima kali sehari semalam seorang muslim diingatkan akan Rab-nya.
Ketika ia mengucapkan takbiratulihram, ia diingatkan bahwa Rabb-nya Maha Besar dari apapun.
Ketika ia membaca surat Al-Fatihah ia diingatkan bahwa setelah kehidupan dunia ada kehidupan akhirat. Ia juga diingatkan bahwa tak ada yang layak dijadikan tempat bergantung dan pertolongan selain-Nya.
Ketika membaca dua kalimat syahadat ia dingatkan lagi dengan identitasnya sebagai seorang muslim pengikut risalah Nabi terakhir Muhammad sallallahu alaihi wa sallam.
Salat itu punya tujuan yang sama dengan zikir. Dalam Surat Taha,
إِنَّنِیۤ أَنَا ٱللَّهُ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّاۤ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِی وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِیۤ
Seandainya seorang muslim memahami bacaan-bacaan salatnya, maka itu sudah cukup untuk jadi bekal imannya seharian.
Terkahir, setiap ritual yang disyariatkan dalam islam (salat, zikir, haji, dll) mewujudkan makna iman dan ubudiyah dalam diri manusia. Kemudian dalam bingkai iman dan ubudiyah tadi manusia merealisasikan tujuan utama penciptaanya yaitu memakmurkan bumi. Seperti yang diistilahkan oleh Dr. Abdul Majid An-Najjar: khilafat al ard ala minhaj al ubudiyyah. Dalam Surat Al-Anbiya,
وَلَقَدۡ كَتَبۡنَا فِی ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعۡدِ ٱلذِّكۡرِ أَنَّ ٱلۡأَرۡضَ یَرِثُهَا عِبَادِیَ ٱلصَّـٰلِحُونَ
"Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Aż-Żikr (Lauḥ Maḥfūẓ), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang salih."
Kairo, 2 Desember 2022
4 notes · View notes
faizahsblog · 2 years
Text
Syah, mari kita melakukan rutinitas itu dengan hati. Mari memulainya dari awal lagi.
Semuanya terasa begitu membosankan bukan ketika aktivitas itu sekadar terjalani?
Bukankah kamu selalu bahagia saat mampu memaknai setiap detik yang berlalu? Berbinar saat mampu menangkap hikmah yang diberikanNya, tersedu haru ketika paham akan maksudNya.
Bisa yuk syah bisa. Jangan lupa bismillah-nya :)
2 notes · View notes
afrianiriska · 1 year
Text
Menjadi guru itu TIDAK MUDAH?
Oleh: Riska Afriani, S. Pd. Pembangunan nasional negara Indonesia, berlandaskan tujuan nasional yang telah dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV, yaitu “…Melindungi segenap bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Kalimat “Mencerdaskan kehidupan bangsa” menjadi tujuan utama nasional Pendidikan di Indonesia, yang menggambarkan cita-cita bangsa Indonesia untuk mendidik dan menyamaratakan pendidikan ke seluruh penjuru Indonesia agar tercapai kehidupan berbangsa yang cerdas. Dalam praktiknya, bagaimana Pendidikan ini membawa generasi muda, anak-anak Indonesia, perjuangan mengupayakan tujuan Pendidikan nasional, ada di tangan guru sebagai agen fasilitator pembelajaran. Lalu, apakah menjadi guru adalah hal mudah? Dalam praktik kependidikan, saya tumbuh dalam latarbelakang ilmu akuntansi. Sejak SMK, perguruan tinggi, hingga Pendidikan profesi guru, pengalaman mengajar di program studi akuntansi. Sempat berhenti selama dua tahun karena focus sebagai ibu baru, menjadikan saya merasa tak berdayaguna. Hingga awal tahun 2023, saya memutuskan untuk Kembali menjadi guru, di sekolah dekat tempat tinggal saya. Keluar dari zona nyaman sebagai guru akuntansi, saya meneguhkan diri untuk mengajar mapel IPS. Karakteristik matapelajaran yang berbeda, antara IPS dan akuntansi, menjadikan saya belajar dari nol. Sulit? Ya. Tapi, saat segalanya diniatkan untuk ibadah dan meningkatkan kapasitas diri, rasanya seperti mengalir tanpa ada kesulitan yang berarti. Bicara tentang mengajar, banyak cara mengajar yang dapat kita terapkan pada peserta didik. Sebuah tantangan tersendiri bagi saya dalam mengajar IPS yang Sebagian besar materinya adalah teori, hafalan. Minggu-minggu awal saya mengajar, terlihat kebosanan dari para peserta didik. Untungnya, anak terbuka mengutarakan kemauan belajarnya seperti apa. Pertama kali saya menerapkan model team games tournament, dimana saya membuat satu teka teki silang tentang Kehidupan Masyarakat Hindu Buddha dan Masa Islam, yang secara berlomba-lomba mereka jawab dalam kelompok. Ada satu respon yang banyak mereka ungkapkan, “Bu, permainan lagi ya!”, “Bu, ada lagi nggak bu yang kayak gini?”, rasanya senang sekali. Tapi memang, setiap hari otak dibuat berfikir akan mengajar dengan media apa lagi untuk memecah kebosanan siswa. Ini, salah satu hal yang tidak mudah bagi saya sebagai orangtua di rumah, dan guru di sekolah. Pada kesempatan lain, saya coba terapkan model pembelajaran serupa di kelas yang lebih tinggi. Ada satu kelompok yang paling lambat progress-nya, dan salah satu anggota memilih untuk menyalin jawaban kelompok lain. Selama berdiskusi pun, anak tersebut tak terlihat berpartisipasi sama sekali. Seringkali, dijumpai anak yang tidur saat jam pelajaran berlangsung. Dan ternyata, inilah kesulitan sesungguhnya menjadi guru. Saat mendapati anak yang benar-benar tidak peduli. Hingga rasanya, jika boleh, jika bisa, diri ini juga ingin bersikap sama, tidak peduli. Gaji tak seberapa, lelah fisik, lelah pikiran, yang rasanya tidak dihargai, dengan ketidakpedulian mereka. Perasaan-perasaan semacam ini, yang kadang muncul mengecilkan semangat mendidik pada diri saya, dan mungkin bagi sebagian orang lain yang berprofesi sebagai guru, terutama yang masih berstatus sebagai guru tidak tetap. Bagi kalian yang saat ini baru menjadi guru, sedang berjuang mendapatkan pekerjaan sebagai guru, atau masih menempuh Pendidikan keguruan, kiranya hal ini bisa menjadi gambaran nyata dalam praktik Pendidikan di sekolah. Masih mau melanjutkan cita-cita sebagai guru atau memilih jalan lain, sepenuhnya hak prerogatif masing-masing. Katanya, menjadi guru itu panggilan jiwa. Menjadi ibu rumah tangga atau menjadi ibu bekerja, juga keduanya sama-sama baik, kita masih sama-sama “Ibu” yang mengupayakan segalanya yang terbaik untuk anak-anak kita. Semangat untuk kita semua!
13 notes · View notes
parviscandelis · 3 years
Text
Fase-fase Kehidupan
Waktu kecil kita mungkin makan disuapi, minum dari apa yang sudah tersedia, dan memakai baju sesuai apa yang ada. Merengek ketika ingin meminta sesuatu. Bermain ketika ada waktu luang. Terasa, tanpa beban.
Ketika memasuki dunia sekolah. Rasanya, begitu bahagia, ya? Bisa bertemu teman sebaya, belajar berbagai hal baru. Sekolah memberikan circle yang kompetitif. Sehingga untuk pertama kalinya, kita memiliki hasrat dan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya tujuan ingin peringkat pertama, tujuan untuk tidak perlu remidial, ataupun prestasi lain yang ada di sekolah.
Rasanya, memiliki sesuatu yang ingin dicapai itu menyenangkan bukan?
Sama halnya ketika memasuki fase kuliah. Akan bertambah hal baru yang dipelajari, akan bertambah target yang ingin dicapai setiap waktunya. Namun bagaimana dengan masa selepas wisuda?
Tidak ada lagi tuntutan harus belajar, tidak ada kurikulum yang mengatur kehidupan. Tidak pula ada target yang tersedia untuk dipilih dengan mudah. Sebab ketika fase itu, kita adalah pemegang kendali atas kehidupan kita. Menetapkan tujuan, mencari jalan, merencanakan kurikulum baru bagi kehidupan.
Oh, begini ya kehidupan?
Kita akan mulai menyadari apa yang kita punya dan apa yang dunia butuhkan. Kita akan menyadari bahwa untuk membangun rumah perlu perencanaan yang dimulai dari dasar.
Tidak mudah, ya? Sangat.
Namun begitulah hidup, ia terus merangkak maju. Akan ada fase-fase yang berbeda di setiap waktu. Setiap fase pasti akan terjadi dan pasti akan terlewati pula.
Hidup adalah pilihan, tapi ada masanya kita harus membuat sendiri options pilihan yang akan dipilih. Terus tumbuh, jangan takut berpeluh.🌻
Purworejo, 3 Januari 2021 | @parviscandelis
25 notes · View notes
swadjiebon · 3 years
Photo
Tumblr media
Ada yang belum baca novel Lentera Kegelapan? Biar kamu ada bayangan gimana sih ceritanya, nah dengan membaca postingan ini, pasti kamu dapat gambaran tentang ceritanya. Ayo langsung baca, dengan cara scan barcode di gambar atau kamu bisa klik link di bio gaees! #GoodNovelIndonesia #WujudkanGoodNovelmu #penulis #halloween #novelhorror #novelmisteri #ceritahoror #nulisyuk #nulisnovel #menulisnovel #HalloweenwithGoodNovel https://www.instagram.com/p/CVc-36ehoJR/?utm_medium=tumblr
1 note · View note