Tumgik
#ahimsa padmanaba murfi
ahimsaid · 7 years
Text
Untuk Perempuan
Untuk perempuan di luar sana, yang telah menikah dan menanti kehadiran seorang anak... 
Semoga kau menjadi ibu yang bahagia.  Semoga di saat paling sulit dalam hidupmu, suamimu ada di sampingmu, tanpa kau minta kehadirannya. Semoga perasaanmu damai, dan pikiranmu tak berkelana dalam kekhawatiran bahwa dia, suamimu akan berkhianat kepadamu. Semoga tak perlu lelah lidahmu, bertanya-tanya, bohongkah suamimu kepadamu (untuk kesekian kalinya).   Semoga di siang hari tak perlu kau palsukan senyummu di depan suamimu, dan kau sembunyikan tangisanmu di malam hari. 
Dari segala hal yang bisa aku harapkan untuk anakmu kelak adalah, kebahagiaanmu, sebagai ibunya kelak.  Karena kau, tak akan mampu menyembunyikan kesedihanmu di hadapannya.  Kau tak akan mampu kejujuran anakmu itu terhadap dirinya sendiri.  Yang ingin kau lakukan adalah segalanya supaya ia tak merasakan apa yang kau rasakan, namun mustahil.  Kau yang sedih hatinya adalah apa yang ia lihat untuk pertama kali. Kau yang membiarkan dirimu disakiti oleh suamimu sendiri adalah apa yang ia anggap benar. Tangisanmu adalah segala yang ia tahu soal cinta. “ Semoga kau selalu bahagia, supaya kau mampu menunjukkan apa itu ‘bahagia’ yang sesungguhnya. Semoga suamimu membahagiakanmu, karena kau pantas, dan anakmu pun belajar soal apa yang pantas untuknya: ‘kebahagiaan’. 
Tumblr media
2 notes · View notes
danielstephanus · 3 years
Text
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BERPERSPEKTIF HAM SEBAGAI SENJATA AMPUH DALAM PERANG MELAWAN HIV/AIDS
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BERPERSPEKTIF HAM SEBAGAI SENJATA AMPUH DALAM PERANG MELAWAN HIV/AIDS
Ahimsa Padmanaba Murfi & Daniel Sugama Stephanus Program Pendidikan Karakter Universitas Ma Chung Malang 2011 Abstrak Artikel ini dibuat untuk mengungkap diskriminasi yang dialami oleh para penderita HIV/AIDS. Diperlukan peraturan perundanga-undangan yang berperspektif HAM yang menyokong penyuluhan/pembelajaran lebih lanjut akan deskripsi dikriminasi, serta jaminan dipenuhinya hak asasi…
View On WordPress
0 notes
ahimsaid · 7 years
Text
Untuk Perempuan yang Dibesarkan Oleh Seorang Wanita
Tumblr media
Di suatu masa, ada seorang anak perempuan yang dibesarkan oleh seorang ibu yang patah hatinya. Ibunya adalah wanita yang dibesarkan dengan penuh rasa bangga oleh ayahnya. Dibesarkan dalam kasih sayang kedua orang tuanya dengan menanamkan perilaku hormat kepada dirinya sendiri. Namun segala yang mereka tak pernah cukup untuk melindunginya dari patah hati. Dari laki-laki yang merupakan ayah dari anak perempuan tersebut lah, segala kebohongan dan caci-maki ia dapatkan. Dan untuk segala pilu dan dendam yang ia rasakan, ia bersumpah untuk membuat anak perempuannya jauh lebih berharga. Menjadi berharga, sehingga hanya laki-laki yang mampu memantaskan anak perempuannya bak wanita terhormat lah, yang mampu mendekatinya. 
Ada. Ada anak perempuan yang dibesarkan dengan martabat. Dididik dengan sebaik-baiknya pendidikan, agar ia mampu memecahkan masalah dalam hidupnya sendiri. Diperlakukan seolah ia adalah perempuan yang bisa melakukan apapun, tanpa perlu berpangku tangan, menunggu bantuan orang lain. Ia mampu menjaga dirinya sendiri. Menjadi utuh dengan dirinya sendiri, tanpa menggunakan kehadiran laki-laki sebagai objek yang bisa ia salahkan ketika hidupnya tak berjalan sesuai keinginannya. Ia tahu bagaimana bertanggung jawab atas dirinya sendiri
Ada. Ada anak perempuan yang tumbuh besar dengan cinta kepada ayahnya, sekalipun ayahnya tak pernah hadir dalam hidupnya. Namun sebesar apapun kerinduannya terhadap ayahnya, tak akan mampu ia menyambung jarak antara ia dan ayahnya sendiri. Dipisahkan oleh pilu dan dendam yang ibunya rasakan, ia tahu tak seharusnya ia menjadi seperti ibunya. Ia tahu bagaimana berdiri di atas kakinya sendiri, mandiri sebagai wanita, namun juga tak lupa bagaimana menghargai kehadiran laki-laki dalam hidupnya. 
Ibunya tak membanjirinya dengan kasih sayang, dan berharap akan ada laki-laki yang akan mencintainya dengan cinta yang sama besarnya dengan cinta yang ia miliki. Ibunya membesarkannya dengan harapan ia bisa mencintainya dirinya sendiri, sebelum mencintai laki-laki yang kelak akan menjadi suaminya. Manjadi mandiri bukan pilihan, begitupun untuk menjadi perempuan yang dapat menjaga dirinya sendiri (dengan martabat). Dan ketika cinta muncul dalam hidup anaknya, ibunya tahu pasti bahwa anaknya tidak memilih bersama lelaki hanya karena ia membutuhkan sesuatu apapun darinya. Melainkan, karena sebenar-benarnya penghargaan dan cinta yang ia punya untuk laki-laki tersebut. 
Untuk berjalan beriringan anak perempuan, yang kini telah menjadi wanita itu memilih untuk berkomitmen dalam pernikahan dengan seseorang. Untuk membesarkan demi sebaik-baiknya perlakuan laki-laki kepada anak perempuannya itulah, ibunya berjuang selama ini. 
Tulisan ini aku tulis untuk perempuan yang dibesarkan dengan sebaik-baiknya pendidikan oleh kedua orang tuanya. Untuk perempuan yang tahu arti kata mandiri, di tengah ‘tren’ untuk menjadi manja. Untuk perempuan yang memilih untuk menjadi kuat, sekalipun laki-laki di luar sana merasa lebih nyaman dengan perempuan yang bergantung kepada mereka. Untuk perempuan yang tahu benar apa itu esensi menjadi wanita, ketika tuntutan menjadi perempuan yang tak berpikir panjang untuk menerima pinangan semakin populer. Untuk perempuan yang tahu harga dirinya, sekalipun ia harus menunggu kehadiran laki-laki yang tahu harga diri wanita tidak terletak pada sekedar paras ayunya.
Tulisan ini juga untuk kau, laki-laki yang tak pernah tahu betapa kuat seorang perempuan mampu memperjuangkan dirinya sendiri. Dari ibu yang kuat dan penuh cinta, serta ayah yang menghargai anak-anaknya: anak perempuan akan mampu menghargai dirinya sendiri dan anak laki-laki akan belajar bagaimana menghargai perempuan.  
2 notes · View notes
ahimsaid · 7 years
Quote
I used to hold things in the past too tightly that it was supposed to be. I expected a basic virtue as an apology from a man who never appreciated himself enough to keep me in his life. I fell for his potential and I did expect an apology for my own mistake: trusting him.
SAS - ahimsa 
1 note · View note
ahimsaid · 7 years
Video
youtube
Saya sendiri sudah merasakan hal ini sejak di bangku SMA. Di kelas kesenian, ketika karya saya tidak sama dengan yang lain, saya mendapat teguran dan untuk beberapa saat setelah itu hinaan pula yang disematkan kepada saya di muka kelas. Pertanyaan sederhana yang terlintas saat itu adalah, "Seburuk inikah menjadi berbeda?". Yaaah, saya pikir-pikir lagi, guru2 saya ini kan juga hasil pendidikan yang membunuh kreatifitas. Satu guru bisa membuat perbedaan di sepanjang hidup murid-muridnya. Saya bersyukur pernah ada setidaknya satu guru yang mengatakan ini kepada saya: "Kamu ini pintar, pasti bisa kok." Satu saja, dan saya tak pernah lagi membiarkan orang lain mendeskripsikan diri saya sesuai standar mereka. Benar, guru memainkan peran yang begitu besar dalam hidup, begitupun orangtua. Mereka perlu arif menanggapi perbedaan dan perubahan, mencintai anak didik yang bahkan tidak sesuai "standar" dengan tulus hati; karena sesungguhnya yang selalu kita cari adalah cinta bukan standar. Setidaknya, inspirasi mereka untuk mencintai diri mereka sendiri. Kita tak pernah tahu apa yang bisa cinta lakukan dalam hidup mereka, terlebih jika cinta itu digapai dalam diri mereka sendiri. Saya tak tahu, namun yang jelas cintalah awal dari kehidupan yang benar-benar "hidup".
1 note · View note
ahimsaid · 7 years
Text
Jealousy
No matter what you do, you'll have jealous people in your life. Your family members, neighbors, friends, and colleagues will smile in your face, but could secretly resent you. Some of them may wish death upon you, but you must continue to live truly. If you get caught up in their antics, you could delay your success significantly.
1 note · View note
ahimsaid · 6 years
Quote
We never know how God will deliver us from trouble, how He will bless us. Our job is to hold on to our faith, continue to praise Him in spite of the problems we face, and know He will never leave us nor forsake us. It is those times in the valley where it is just us and God that we realize how much He loves us.
SAS - ahimsa 
0 notes
ahimsaid · 8 years
Text
Komentarku di Machungaiwo.wordpress.com
Sekian lama sejak aku tak berkomentar di blog milik salah seorang professor yang pemikirannya selalu aku kagumi. 
Siang ini entah mengapa teringat kepada beliau, sehingga blog pribadi beliau aku buka dan aku baca dengan seksama. Walau tidak semua aku baca, mengingat sifatku yang suka berpikir terlalu dalam ketika suda memulai memikirkan sesuatu. Salah satu tulisan beliau yang aku baca dan komentari berjudul, “Forrest Gump dan Bahagianya.” Aku akan sangat senang jika kau juga mau membacanya. 
Aku tak akan lagi berbicara banyak tentang apa yang dibahas beliau di situ, jadi aku hanya akan menulis ulang kembali komentarku akan tulisan bapak tersebut: 
Saya penasaran dengan ceramah spiritual yang belakangan bapak dengarkan.
Omong-omong, dalam agama yang saya imani, hidup seperti demikian disebut ‘zuhud’. Dikatakan, “jika ingin Tuhan dan orang di sekitarmu mencintaimu, zuhudlah.”
Zuhud sejatinya adalah hidup apa adanya. Saya sendiri sedang belajar akan hal ini setiap hari. Ketika saya mendapat perlakuan buruk dari orang lain, atau sekedar kelakuan orang tersebut tidak sesuai dengan pemikiran saya, penting untuk tidak mengomentari, menggerutu atau membalas dengan perlakuan yang buruk pula. Saya menyadari bahwa setiap orang menjalani hidupnya, dan selagi hidup mereka pun belajar. Ini tentang kesadaran, sadar bahwa tak akan ada guna berharap kepada selain Tuhan, sehingga tak akan sakit hati yang teramat sangat – seperti apapun perlakuan mereka kepada kita. Tak ada guna pula kecewa hanya karena perlakuan orang tak sesuai dengan pemikiran kita; bahwa setiap orang itu menjalani perjalanan hidupnya masing-masing. Berhenti berkomentar atau menggerutu, hargai saja perjalanan (spiritualitas) mereka.
Soal hidup pribadi pun begitu. Apapun yang kita kejar dalam hidup, entah itu harta, pasangan atau nama baik, segalanya tak ada yang untuk selamanya. Kalau sudah begitu, apa mau ‘ngoyo’ mengejar ini-itu sampai tak ada waktu untuk menikmati apa yang sudah kita punya?
Mungkin, kebahagiaan itu sekedar tentang menemukan kedamaian dalam diri sendiri dan keberanian untuk hidup dengan komitmen untuk tidak menukar kedamaian tersebut dengan deskripsi kebahagiaan yang diamini oleh kebanyakan orang yang lain.
Soal zuhud, lain kali akan aku bahas lagi di blog pribadiku ini. Saat ini, cukup dengan kau mau meluangkan waktu membaca sedikit dari apa yang bisa aku jabarkan soal diriku melalui tulisan-tulisanku ini. 
0 notes
ahimsaid · 8 years
Quote
Aku bisa memainkan peran sebagai perempuan yang jatuh bersujud mencium kakimu. Aku pun bisa memainkan peran sebagai wanita yang membuatmu merasa terintimidasi; bermain seolah aku tak membutuhkan laki-laki. Karena siapa yang akan berjuang untuk diriku sendiri, sedang aku berjuang hingga kehilangan diriku sendiri untuk cintamu.
SAS
0 notes
ahimsaid · 8 years
Quote
You can't be mad at her for leaving when you're the one who pushed her away. What was she supposed to do? No matter how strong she is, there's only so much she can take before she finally say, "Enough!"
Reflections of A Man  
17 notes · View notes