Tumgik
#bergem
lxjakeb · 1 year
Photo
Tumblr media
tasty valentine's menu @lappuntamento bergem. ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ . . #lappuntamento #lappuntamentobergem #bergem #tastyitalianfood #tastyitaly #tasty #italianfood #ristorante #pizzeria #stvalentin #valentines #valentinespecial #valentinemenu #kicheclub #dekicheclub #toniorocchio #bestrestaurants #biergem #gravalax #gravedlachs #fish #risotto #instafood #instafollow #followme (at L'Appuntamento - Ristorante Pizzeria) https://www.instagram.com/p/Cor3JEaqk88/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
yunusaziz · 7 months
Text
"Jika ingin menilai seberapa dewasa seseorang, lihatlah dari konsistensi pikiran dan tindakan yang ia ambil. Konsistensi menunjukkan adanya kematangan dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Bukan soal seberapa cepat, melainkan soal seberapa maslahat dan kesigapan menanggung akibat."
Sebab pada setiap keputusan akan selalu menghadirkan ujian keteguhan. Ketika seseorang mampu mengendalikan isi kepalanya, ia akan melahirkan kebijaksanaan yang menjadi modal utama di dalam mengambil keputusan.
Ia akan tetap kokoh, bergeming bahkan pada 'badai' terbesar sekalipun. Ia tidak mudah goyah hanya karena sesuatu diluar sana yang sukar sekali ia kendalikan, yang perlahan merusak, menggerus tatanan prinsip yang seharusnya ia jaga.
Sebab ia tahu, bahwa keputusan yang ia ambil adalah buah matang pikirannya, yang di dalamnya sudah terukur kemaslahatan yang ia ingin tempuh dan konsekuensi logis yang mau tidak mau harus ia jalani.
Begitulah kedewasaan seseorang diproyeksikan. Terlihat dari bagaimana ia mengambil keputusan, persistensi dalam menjalani, dan kesigapan dalam mengelola akibat.
352 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Sebuah Pilihan..
Sebetulnya keputusan untuk tidak menikah, menikah, memiliki anak ataupun tidak ingin memiliki anak adalah keputusan yang tidak menyakiti siapapun dan tidak merugikan siapapun. Siapapun berhak memilih hidupnya masing-masing. Toh semua orang pada akhirnya akan bertanggung jawab atas pilihannya.
Apakah memiliki anak atau tidak menjadikan hal itu sebagai tolak ukur suatu kebahagiaan? Tentu tidak. Bahagia atau tidaknya seseorang tidak bisa diukur ia memiliki anak atau tidak. Sebab hidup itu tidak selamanya bahagia, tidak pula selamanya akan ada banyak beban dan ujian.
Ada yang memiliki anak juga bahagia dan baik-baik saja. Tengoklah kisah Nabi Ibrahim alaihisalam yang memiliki dua orang putra yang semuanya adalah seorang Nabi.
Rasullaah shallaahu 'alaihiwassalam yang dikarunia banyak anak dari Ibunda Khadijah Radhiyallahu 'anha dan hidup keduanya bahagia dan baik-baik saja.
Ada pula ibunda Aisyah Radhiyallahu 'anha tidak dikaruniai anak hidup dengan Rasulullaah shallaalhu 'alaihiwassalam dengan kehidupan yang terkadang sedih sebab ujian dan banyak juga kehidupan bahagia dilaluinya.
Kisah diatas memberikan pembelajaran bahwasanya memiliki anak bukanlah suatu beban. Malah Ibunda Khadijah tetap cantik meski beliau memiliki banyak anak dari Rasulullah Shallaalahu 'alaihi wasalam.
Yang menjadikan sebuah perbincangan kala sesuatu pemikiran disampaikan diranah publik dan pada akhirnya malah menginspirasi untuk sebagian orang. Padahal ukuran benar atau salah bukan pada ukuran manusia, melainkan syariat Allaah dan RasulNya.
Jika ada pendapat yang sedang dipegang teguh dengan utuh yasudah cukuplah sampai untuk dirimu saja. Tidak perlu sampai memaksakan pendapatmu itu kepada orang lain. Tidak perlu sampai membawa alasanmu harus menyinggung keadaan yang lain.
Engkau tidak dituntut untuk menyenangkan semua manusia, tetapi engkau dituntut untuk tidak menyakiti seorangpun dari manusia.
Kondisinya disini untuk semua pihak. Jika ada seorang terkenal dan sedang berpendapat, maka jangan pernah memaksakan pendapat itu kepada orang lain. Sebab tidak ada yang bisa dibanggakan dari pendapat tersebut.
Begitu sebaliknya jika ada pendapat seorang yang terkenal, lalu pendapat itu tidak sesuai dengan syariat Allaah dan RasulNya yasudah tinggalkan saja. Jika ingin menasehati, sampaikanlah kebenaran itu. Namun jika tetap tidak bergeming maka dicukupkan dan doakan saja. Bukankah Allaah Maha membolak balikkan hati seseorang? Tidak perlu menyerang, berkata kasar. Kalau kita lakukan demikian, lalu apa bedanya kita dengan orang tersebut?
"kalau gitu jangan nulis yang aneh-aneh, biar gak dikomentari"
Betul ini, tapi sekali lagi kita punya opsi untuk tidak mengomentari. Kita tidak akan dihisab karena ucapan orang lain kepada kita, namun kita akan dihisab sebab ucapan kita kepada orang lain.
Pilihan untuk tidak memiliki anak bukanlah pilihan yang harus diikuti apalagi dibanggakan. Dan merasa paling paling dengan mengatakan bahwa memiliki anak adalah sebuah beban. Bukankah Allaah lebih tahu perihal ini?
"Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugrahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa“[QS. Asy-Syura/42 : 49-50]
Pada akhirnya kembali kepada tujuan awal kita diciptakan, Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu”. (QS. Adz Dzariyat: 56).
Jadi kalau ada yang dirasa tidak sejalan dengan syariat Allaah dan RasulNya. Cukup doakan saja, tidak perlu sampai berkomentar keras ya. Begitupun sebaliknya, kalau punya pendapat yang gak sejalan dengan syariat Allaah dan RasulNya. Gak perlu memaksakan kehendaknya ya.
Februari yang masih basah oleh hujan || 20.49
167 notes · View notes
fluffskizeu · 7 months
Text
Littles (2)
Littles (1)
Tampaknya Chan sudah lebih segar ketimbang kekasihnya yang masih terduduk di ranjang kamar, entah kejadian mendadak hari ini membuat otaknya berjalan lambat.
Setelah membereskan kekacauan di kasurnya, ia melangkah ke luar kamar. Pria bermata kecil itu terlihat bercanda gurau dengan dua keponakan perempuannya yang sudah duduk rapi di meja makan.
Perhatiannya teralih saat matanya bertemu dengan si gadis yang memperhatikannya diam.
“Uh, they can eat this right? I found it there”
Laki-laki itu menunjuk pada tas kecil yang ditinggal kakak perempuannya tadi, gadis itu kemudian mengangguk dan ikut duduk bersama gadis-gadis kecil itu.
Memperhatikan cara bicara Chan yang otomatis berubah ketika berbicara dengan keponakannya. Intonasinya lebih pelan dan.. menarik? Lucu.
Hatinya juga sedikit lega melihat interaksi hangat si kembar dengan pria itu. Bahkan Chan tak segan menadahkan tangannya untuk Anne yang tidak sengaja menggigit bawang yang tidak disukainya.
He’s a lot more than she knows.
“Watching you like this makes me feel like they’re your nieces, not mine” she joked.
“Hmm? What do you expect me be like?”
Tanya balik Chan, yang dijawab dengan gelengan kecil membuat pria itu tertawa.
“Sorry for bothering your rest, you girls too— say sorry to him for barging the room”
Kedua anak-anak itu melihat ke arah Chan yang langsung merubah ekspresinya.
“Na-na-nahh.. Babe I told you it’s okay, it’s fine- no need to say sorry or else I will be..”
Sengaja membuat nada bicaranya panjang membuat kedua anak kecil itu ikut memperhatikan menunggu apa yang akan ia lanjutkan.
“Be what?” Anna said.
“I’ll be angry if you say sorry- not your fault! I’ll be more than happy if you come visit us often!”
Lanjutnya beriringan dengan senyum sumringahnya yang membuat keduanya tergelak. Jauh beda dengan reaksi kekasihnya yang masih terdiam.
Chan mendekat ke arahnya dan sedikit membungkuk di belakang bangku gadisnya, berbisik sesuatu padanya.
“Don’t worry too much okay? I swear I’m not annoyed at all, they’re all happy and having fun here - that’s what matters okay?”
— Cup
He pecked her cheek when none of the girls were paying attention, busy joking with each other while eating their breakkie.
Mata perempuan itu terbelalak dan reflek menepuk pipi Chan di sampingnya, membuat laki-laki itu tertawa geli.
Entah bagaimana cara kekasihnya membuat hari yang dikiranya akan runyam karena suasana tak biasa di rumahnya berubah menjadi tenang.
Ketiganya sedang menonton serius acara anak-anak yang diputar di layar televisi di ruang tamu. Hatinya lega belum ada kekacauan selain suara-suara tadi pagi, ia melanjutkan kegiatannya untuk membersihkan rumah.
Ia tidak lagi terheran bagaimana kedua anak kembar itu terlihat nyaman dengan orang asing yang baru menemui mereka hari ini.
It’s Chan, her Chan.
Kepalanya sekilas menoleh pada Anne yang entah sejak kapan duduk di pangkuan laki-laki itu, sementara Anna bersandar pada lengan besarnya, matanya masih tak lepas dari tayangan di depan.
Pria itu memainkan rambut lembut Anne di depannya, sesekali mendekatkan hidungnya untuk mencium wangi lembut dari shampoo yang dipakainya. Tangannya mencoba menyilang-nyilang beberapa helai rambut yang ada dipegangannya. Mencoba untuk mengepang.
Pandangan si gadis tak bisa terlepas dari pemandangan hangat itu, Chan tersenyum dan tertawa sendiri yang berkali-kali gagal membentuk kepangan, sementara kedua anak itu masih tak bergeming.
She chuckled to herself, cute.
Dan tentu saja, bukan saudara kalau sehari tidak bertengkar. Seperti sekarang contohnya, perempuan itu buru-buru berlari dari dapur ke arah ruang tamu.
“I wanna play with the doll!”
“I have it first!!”
Keduanya sama-sama meninggikan suara, memegang ujung-ujung boneka mencengkramnya dengan kuat dengan tangan kecilnya.
Baru saja ingin melangkah mendekat, Chan tiba-tiba keluar dari kamar yang nampaknya baru saja selesai mandi. Segera mendekat pada tempat kejadian perkara.
Ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan kedua anak itu. Ikut memegang boneka yang diperebutkan mereka.
“Okay-okay, no doll if you both keep screaming to each other. Anna, did you play with it first or your sister did?” He questioned, the situation got more tense because Chan changed the way he spoke.
One of the sisters sobs as she pointed to her sister.
“Okay then, Anne can play with the doll for 10 minutes and give it to Anna, if you still want to play with the doll you could wait 10 minutes until Anna finished her turn, does that sound okay?”
Anna shook her head disagreed, tears began to spill streaming down her cheeks.
“I want it now… “
Chan shook his head, giving the doll to Anne and picked Anna up on his arms, taking her inside the bedroom where the aunt also followed to see the situation.
Chan memeluk gadis kecil itu membiarkannya menangis sesugukan, menenggelamkan wajahnya yang memanas pada pundak Chan sementara pria itu mengelus dan mengusap punggung kecilnya. Kekasihnya menatap pria itu dengan ekspresi bingung, bingung bagaimana menenangkannya.
Sementara pria itu mengangguk kecil padanya pertanda ia sudah tahu apa yang akan ia lakukan.
Lima menit berjalan akhirnya tangis sesugukannya reda, berani menghadap pria besar di depannya yang sigap menghapus jejak air matanya dengan ibu jarinya.
“Hey.. you know.. It’s five minutes more until your turn.. wanna watch something so you can watch while waiting?”
She nodded with a red face and unstable breath, while he kept rubbing in circles on her tiny back to calm her down.
Suasana kembali terkontrol berkat Chan.
Tak terasa pagi berganti malam, padahal kekasihnya bukan tipe yang akan tidur terlalu pagi. Seperti sekarang di jam 8 malam, lampu kamar sudah mati. Pria itu tidur di kasur tambahan yang di letaknya di samping kasur utama yang memuat kedua gadis kecil dan gadisnya.
Keduanya berada di samping kanan kiri tantenya, tentu mereka tidak akan langsung tertidur, ada saja pertanyaan-pertanyaan aneh yang keluar dari mulut kecil itu. Kalau dirinya tak bisa menjawab, maka Chan akan tiba-tiba membuka mulutnya dan mengarang untuk menjawab.
Setelah perempuan itu membacakan tiga cerita pengantar tidur, akhirnya tidak ada lagi suara atau pertanyaan aneh yang terdengar.
“Chan.. are you asleep?” She whispered.
“Not yet”
Gadis itu perlahan merangkak untuk berpindah. Berusaha meminimalisirkan guncangan agar tidak membangunkan si kembar.
Chan yang peka pun menggeser sesikit posisinya agar kekasihnya bisa menyelipkan dirinya dekat dengannya. Ia meraba wajah pria itu yang membuatnya tertawa kecil, menjangkau pipinya lalu mencium bibirnya di tengah gelapnya kamar.
He giggled.
“Thankyou for helping me today, didn’t know I could survive this day”
Pria itu melingkarkan tangannya pada pinggang gadisnya membawanya tubuhnya mendekat.
“Sorry for taking your rest day” she sighed.
“It’s so much refreshing rather than sleeping all day you know?” He joked and kissing her cheek.
“I swear you’re going to be a good dad”
“So do you, you’re going to be a good mom I believe”
“They listened to you well”
“Uhumm”
Gadis itu bangun pagi lebih awal untuk menyiapkan keperluan kedua keponakannya sebelum mereka terbangun, ibunya akan menjemput pagi ini juga. Mungkin setelah jam sarapan.
Setengah jam berlalu, ia kembali ke dalam kamar di mana semuanya masih tertidur termasuk Chan, padahal sinar matahari juga sudah menyeruak masuk dari gordennya.
Entah sejak kapan kedua gadis itu berpindah, bersandar pada lengan Chan yang dijadikan bantal dengan mata masih terpejam, bahkan Anne memeluk tubuh yang berkali-kali lipat lebih besar darinya dari samping, memeluknya seperti guling membuat kakinya berada di atas perut Chan.
Couldn’t help herself to not take some photos to capture this warm moment that warmth her heart.
Lalu ia mendekat dan mengecup bibir Chan, membuatnya perlahan tersadar dari alam mimpi lalu kebingungan dengan situasi ini.
“Oh..Gosh..Since when they—“
“Don’t know baby hahaha wake them up for breakfast okay? You too get up”
“Hey-hey- princesses time to wake up! Breakfast is ready! Heard your mom gonna pick you up”
Perlahan keduanya terbangun tapi masih belum mau berpindah posisi, yang membuat Chan gemas dan menggelitik keduanya membuat kamar itu dipenuhi suara tawa mereka.
Sampai akhirnya kakak perempuannya kembali berkunjung untuk menjemput, terlihat juga Chan yang langsung akrab menyapa sementara perempuan itu hanya mendengarkan dari dapur.
“I think he’s ready for twins”
Tidak tahu sejak kapan atau darimana tiba-tiba kakaknya bercanda dibaliknya, dan tertawa kecil. Ia menunjuk ke ruang sebelah yang bisa dilihat dari dapur di mana ketiganya sedang fokus menonton sesuatu dengan Chan yang ada di tengah memegang ponselnya.
“He’s so sweet to the kids hm? I think you both couldn’t wait it for too long now?”
She teased and laughed.
Her sister wasn’t wrong, she could see it too, Chan is a good dad material, at least that’s what she has seen for a full day.
26 notes · View notes
herricahyadi · 1 year
Text
Menjadi Diri Sendiri
Salah satu cara kita memiliki kepercayaan diri tinggi sehingga tidak mudah terdistraksi oleh orang lain adalah dengan tetap menjadi diri sendiri di saat orang-orang sedang menjadi diri mereka. Maksudnya, jika mereka, orang-orang itu, ramai-ramai berada dalam arus tren tertentu, kita bergeming saja. Tidak perlu ikut. Jauh lagi, tidak perlu tahu. Tren kadang secara intrinsik menjadikan kita sebagai pembebek. Saat kita sudah mengekor, mental pribadi tergerus. Kita tidak sempat melihat punggung diri sendiri; yang kita lihat punggung orang lain. Terus, lagi, dan begitu.
Saya persingkat. Pernah tidak kalian menemukan tiba-tiba misalnya, kok, orang-orang di IG menggunakan backsound lagu yang sama? Lalu kita mendengarnya di mana-mana. Sampai hafal dibuatnya. Lagu viral. Cara kita untuk tidak menjadi seperti orang-orang adalah dengan tidak peduli. Tidak perlu menggunakan lagu yang sama. Dan, tidak perlu mencari tahu.
Memang tidak selamanya harus begitu. Tapi, konsep dan konteks utamanya adalah agar kita tidak mudah mengikuti orang-orang. Menjadi diri sendiri dan tidak terlalu peduli dengan riuh massa di luar sana. Ini yang saya katakan ketika kalian bertanya: bagaimana menjadi diri sendiri. Salah satu langkahnya, ya, ini.
125 notes · View notes
diksifaa · 9 months
Text
Adakah Hati Meragu ?
Aku merindu pada harsa yang tak lagi sama Menelisik ragu apakah hati bersalah Menerka sepi adakah dada telah merenta Meraba sunyi bisakah hari baik kembali
Terdiam meramu jutaan tanya sarat makna Terjebak bisu dalam kebingungan hampa Terseret oleh lihainya lalai seolah menderita Terus-menerus… terombang-ambing Terguncang di lautan pikiran yang hampir mati
Kini, di tengah kelam yang melingkup Juga Sinar harapan yang kian meredup Setitik cahaya tetap berpendar, bergeming di lubuk suci Mendorongku tampil tegar meresapi alunan hening
Bangkit perlahan, berdiri melawan hampa Melangkah maju merajut cita dan cinta Maka, adakah hati meragu atas segala kehendak Tuhan ? Tak henti hati bersujud, memaafkan segala salah yg telah tertawan
27 notes · View notes
kanal-imaji · 1 year
Text
Ajari aku menyembunyikan gemuruh rindu, saat kau tetap bergeming tak kunjung menjengukku di sela hening.
Adakah kita sedang saling mengenalkan diri pada asing?
56 notes · View notes
abidahsy · 6 months
Text
Ganggu
Isi kepalaku semrawut, isi hatiku lebih berantakan lagi. Aku yang awalnya sudah bersiap untuk melepas, menyudahi, kini kembali pada titik pre-resolusi. Jadi ragu, bimbang, dan enggan mengambil sikap.
Mungkin memang ada kalanya kita hanya perlu diam dan menunggu. Entah waktu yang akan bicara atau orang lain yang akan memutuskan. Kita hanya perlu menerima seapaadanya hasil akhir yang ada.
Jujur, aku lelah berjuang sendirian, berkorban dan bersabar untuk sesuatu yang bergeming saja tidak. Jalan di tempat.
Dan tahukah kamu apa yang paling menyakitan?
Ketika kamu takut untuk jatuh cinta, lalu kamu bertemu dengan seseorang yang kehadirannya memberikan segenap kesempatan dan alasan untuk kembali jatuh cinta.
Lalu ketika kamu akhirnya benar-benar jatuh cinta, seseorang itu kemudian menghilang dan membuatmu sadar bahwa semuanya telah berakhir.
Maaf kalau aku ternyata belum sesiap itu.
Maaf kalau aku terlalu banyak mengeluh.
Maaf kalau aku ganggu.
Mungkin kita satu sama lain belum sepantas itu untuk bisa bersatu.
Entah belum, entah tidak, keduanya tidak terlalu penting lagi bagiku.
12 notes · View notes
uni-rie · 8 months
Text
Biarkan dia pergi, jangan tahan lagi dengan memanggilnya kembali
Meski menyerunya di dalam hati
Jangan bergeming, biarkan saja
Kau hanyalah masa lalu yang tak ingin di ingat lagi
Kau hanyalah insan yang cuma singgah
Jangan berharap lagi meski di dalam hati
Pergi... pergilah
Dan jangan pernah kembali
Tak perlu lagi bertanya pada jiwa yang telah hampa
Kau hanya akan menemukan ruang kosong tak berpenghuni
Karena sejak pertama kali kau melangkah pergi
Dia tak pernah berharap apapun lagi kecuali menunggu satu yang pasti "MATI"
Kepergian,,,
17-26 September 2023 || 23.24
13 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Atas kemarin yang tak bergeming, juga atas esok yang entah kenapa terasa asing, kita akan duduk termenung bersama berbagai pengandaian yang hadir beberapa saat sebelum mata menutup hari.
Apakah hidup kita akan sama saja? Atau karena tidak akan sama, lalu apakah kita akan takut dan memilih diam saja?
26 notes · View notes
lxjakeb · 1 year
Photo
Tumblr media
tasty italian food pasta pizza by toni @appuntamentolu feeling like home at this place - thank you toni for everything mille grazie ❤️❤️❤️🍕🍕🍕🍾🍾🍾🍝🍝 . . #lappuntamento #lappuntamentobergem #bergem #ristorante #restaurant #pizzeria #toni #ristorabteitaliano #tastyitaly #tastyofitaly #tastypizza #pizza #tastypasta #pasta #kicheclub #dekicheclub #instagood #instafood #instafollow #tortellini #salamepiccante (at L'Appuntamento - Ristorante Pizzeria) https://www.instagram.com/p/CnFGh1PqNDN/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
yunusaziz · 2 years
Text
Tumblr media
Berandai-andai mengenang masa lalu agar dapat kembali, bukanlah mentalitas orang beriman. Sebab terhadapnya kita cukup menjadikannya sebagai pembelajaran untuk mendapati perubahan hidup ke arah lebih baik kedepannya.
Lagipun terus terkungkung dalam masa lalu tidaklah memberikan kebaikan apapun, melainkan hanya waktu, tenaga, pikiran yang stagnan, bergeming di tempatnya berpijak hari ini. Hanya kealphaan diri yang akhirnya didapati. Terus kosong, tiada arti.
Maka, siapapun kamu hari ini, yang masih terjebak, mengurung diri pada memori-memori masa lalu, sudahilah. Sadarlah, bahwa selamanya hal tersebut tidak akan membuatnya kembali.
Apa yang ada di depan adalah justru apa yang harus kamu pikirkan. Menghadirkan pikiran, akan dibawa kemana kehidupan setelah ini setelah masa lalu yang berhasil kamu keluar darinya, yang tidak membawa apapun, selain mutiara hikmah yang begitu berarti.
Tetaplah hidup menjadi pribadi yang hari demi hari terus memiliki itikad dan tekad menjadi pribadi lebih baik. Percayalah, selalu akan ada jalan bagi mereka yang terus percaya dan tetap optimis akan kebaikan-kebaikan yang dapat ia raih.
Meskipun diluar sana berat, ditengah pusaran keputusasaan dan kegusaran tiada henti-hentinya menerjang tekad kuatmu itu, bertahanlah. Karena, sesuatu yang indah telah menanti.
Percayalah.
164 notes · View notes
menujusenja · 1 year
Text
Warisan Hikmah : Berdiri di Atas Kaki Sendiri
"Jika batang dan akar sudah cukup kokoh, maka dia akan dikuatkan oleh taufan dan badai." - Pramoedya Ananta Toer
Nak, masa kecilmu hidup dengan kondisi berkecukupan, bahkan sedikit lebih dari itu. Syukur alhamdullilah ayah dan mama diberikan rezeki materi yang baik oleh Allah Subhanahu Aa Ta'ala, sehingga segala kebutuhanmu dapat dipenuhi. Belum lagi kondisi kakek-nenekmu yang juga dimampukan oleh Allah sehingga bisa turut membantu menyenangkanmu dengan segala mainan dan makanan kesukaanmu, walaupun harganya tidak murah.
Kondisi serba menyenangkan, nyaman dan terjamin dalam waktu yang panjang akan membuat manusia terlena kemudian lengah. Kelengahan serta keterlenaan yang bertubi-tubi menciptakan diri ini menjadi manusia lemah, tak tahan banting dan rentan mengeluh. Nak, sesuatu yang harus kamu sadari adalah hidup akan selalu kejam kepada mereka yang tidak siap dihempaskan. Dunia seringkali berputar keras tanpa ampun dan menggilas kita habis-habisan di saat yang bersamaan.
Adapun banyak pendapat yang ayah dengarkan bahwasanya generasi hari ini tumbuh dengan kepribadian ringkih. Mereka lekas menyerah dan mundur ditempa keadaan sulit. Salah satu penyebabnya adalah karena orang tua dan lingkungan terlalu berlemah lembut, terlampau permisif untuk beberapa hal tindakan anak yang pengecut maupun penakut. Disrupsi kemajuan teknologi informasi serta bioteknologi merenggut keberanian kita untuk mendorong anak-anak mencapai kemampuan dirinya yang paling hakiki, yaitu usaha untuk beradaptasi dan bertahan hidup, dengan cara apapun dengan cara bagaimanapun.
Maka, tidak ada pilihan selain bergerak maju melawan ketakutan dan keputusasaan. Sejak kecil, ayah selalu mengusahakan kamu untuk membiarkan kamu sendirian berada di situasi sulit dan frustasi pada koridor yang tepat. Ayah ingin kamu belajar mengatur serta memanajemen diri menjadi seseorang yang berusaha sampai titik darah penghabisan dalam meraih cita-citanya dengan cara-caramu sendiri. Melawan setiap ketakutan demi ketakutan ataupun rasa cemas seorang diri.
Ayah ingat sekali saat pertama kali mengunjungi playground, kamu sangat ingin bermain perosotan. Namun, karena tempatnya tinggi kamu terlihat ketakutan dan tidak yakin bisa menaiki tangga untuk menuju ke atas. Namun, ayah tidak akan membiarkanmu mundur sebelum mencoba. Awalnya, ayah menemani dan menggandeng sampai kamu bisa berada di atas perosotan. Bahkan, pada beberapa kesempatan, ayah ikut bermain perosotan bersamamu. Ini untuk membangun keberanian serta rasa percaya dirimu bahwa semua akan baik-baik saja. Lama-kelamaan ayah membiarkanmu bermain sendiri, mengawasimu dari dekat saja. Beberapa kali kamu masih merengek minta ditemani, tetapi ayah bergeming memintamu mencoba agar berani bermain sendiri sembari terus memberi semangat dan keberanian.
Akhirnya, latihan demi latihan yang penuh drama tangisan serta jatuh-bangun kini membuatmu bisa bermain perosotan sendirian. Bahkan, kamu berani menaiki perosotan yang lebih tinggi dengan tingkat kesulitan di level berbeda. Mungkin hingga hari ini kamu akan selalu takut dan meminta ditemani bermain perosotan jikalau saat itu ayah memilih tidak tega membiarkan keberanianmu tumbuh perlahan-lahan. Semua itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan peran ayah adalah menyediakan ruang untukmu terus bertumbuh. Ayah harus melawan rasa cemas, khawatir dan takut di dalam diri untuk membiarkanmu belajar menghadapi masalahmu sendiri.
Ini hanyalah satu contoh kecil yang menjelaskan mengapa kamu nanti akan ayah biarkan tumbuh dewasa dengan segala kesulitan. Mungkin terkadang ayah akan melakukan intervensi, secara bertahap membantumu dengan kadar seperlunya. Namun, jangan harap ayah untuk membantumu dengan cuma-cuma dan terus-menerus.
Apakah ayah jahat karena tega melihatmu menangis, berkeluh kesah, jatuh dan kesakitan? Mungkin kamu akan menilai hari ini ayah sangat kejam. Namun, percayalah ayah tidak ada niat sedikitpun menyusahkanmu. Suatu hari nanti kamu akan tahu mengapa ayah melakukannya. Sebab, suatu saat ayah akan pergi dan tidak kembali. Sebab, ayah tidak akan selalu berada di dekatmu dan membantumu setiap waktu. Kelak ada masa di mana kamu akan berjalan sendirian, seorang diri tanpa ada siapapun yang mengenal bahkan menolongmu.
Ayah justru sangat jahat apabila terus-menerus mengambil alih kesempatanmu untuk tumbuh dewasa dengan selalu ikut campur menyelesaikan masalahmu. Suatu saat kamu akan bertanggungjawab atas seluruh pilihan hidupmu sendiri dengan segala konsekuensinya. Maka dari itu, kewajiban ayah adalah melatihmu sedini mungkin untuk terbiasa bergelut dan menemukan jawaban dari segala pertanyaan yang hidup berikan atas dirimu sendiri.
Satu lagi, jikalau nanti kamu terbiasa menghadapi kesulitan seorang diri, dirimu akan lebih menghargai setiap proses yang ada. Kamu akan lebih bijaksana memandang segala sesuatu karena hidup memang tidak pernah mudah. Kemampuan bersimpati dan berempati terhadap situasi serta kondisi orang lain akan terus terpupuk seiring kesusahan demi kesusahan yang kamu lewati.
Percayalah nak, orang di luar sana yang nihil moral, bersikap semena-mena dan seenaknya sendiri muncul karena mereka tidak pernah atau jarang sekali menyelesaikan masalah atas dirinya sendiri. Mereka kerap dibantu, dipermudah dan dimanja oleh lingkungannya. Jalan mereka mulus sekali, hampir tiada onak dan duri yang merintangi. Setiap ada kesulitan mereka merengek untuk ditolong dan dipermudah urusannya. Ayah tidak ingin kamu tumbuh dewasa menjadi manusia yang seperti itu.
Namamu adalah Andhira, seorang perempuan yang tangguh. Nama itu adalah manifestasi doa ayah yang mewujud ke dalam dirimu. Jadilah kuat, berdirilah di atas kakimu sendiri. Kelak ketika ayah pergi untuk selamanya, pastikan dirimu tetap bisa hidup dan menghidupi.
"Seorang pelaut yang handal tidak diciptakan dari arus lautan yang tenang"
Surakarta, 29 Mei 2023
@menujusenja
21 notes · View notes
trickhouseholds · 1 month
Text
Kelabu, Lebah Madu, dan Kamu.
Tumblr media
Aku tengah berdiri di sebuah pintu berwarna cokelat, membawa tas jinjing berisikan pernak pernik hadiah yang mungkin akan kekasihku sukai. Hari ini tepat tanggal 22 April, hampir lima bulan ku tandai kalender dengan spidol berwarna merah, ulang tahun kekasihku.
Setelah mengirimkan sebuah pesan teks perihal aku yang sudah tiba, aku dapat mendengar dengan begitu jelas suara ribut di dalam rumah dan tidak lama kemudian pintu terbuka.
Seorang gadis kecil berparas cantik yang sedang memasang raut wajah kesal, "KENAPA BARU DATENG." serunya.
Aku hanya bisa tertawa dan meringis karena lengan kecil gadis itu perlahan menepuk pelan lenganku.
"Malah ketawa, emang pertanyaan aku tuh jokes apa eh? kan enggak Abee!"
"Apalah, panggil-panggil nama."
"Kamu tuh!" Shanouna namanya.
Gadis cantik yang memilik senyum merekah. Aku pernah diberi tahu jika gadis yang sekarang menjadi kekasihku ini menyukai hal-hal indah, padahal gadis ini lebih indah dari segala keindahan, "Aku kenapa sayangku."
"Sumpah ya aku marah banget, kamu seharian ini enggak ada kabar. Aku sampe pusing sendiri mikirin kamu kemana, kamu lagi apa, sibuk banget kah pacarku sampe gak sempet buat chat. Atau malah ternyata pacarku lagi kenapa kenapa kah, sampe gabisa kabarin? EH SUMPAH YAA ABEEEENG AKU SEBEL BANGET SAMA KAMUU."
Lucu.
LUCU SEKALI.
Gadis itu menggerutu kesal sembari sembari menahan nangis, bola mata nya berkaca seolah olah mengisyaratkan jika ia berbicara satu kata lagi ia bisa menangis. Jadi satu satunya hal yang bisa aku lakukan hanya dengan menarik pelan tangannya untuk masuk ke dalam pelukanku.
Merengkuh hangat badan kecil kekasihku, "Selamat ulang tahun, Cantik."
"Aku marah."
"Aku tau."
"Aku khawatir."
"Aku tau sayang."
"Terus kenapa kamu usilin aku begini."
"Selamat ulang tahun cantiku, si jelita baik hati yang setenang angin di pagi hari. Semoga—"
"AKU SEBEL LAH" ucapnya sembari melepas pelukan.
Aku tertawa, menarik Shanouna kedalam pelukan ku lagi sembari mengusak pelan rambutnya, "Maafin aku karena usil enggak ngasih kabar ya sayangku? Tapi selain karena usil, aku beneran gasempet buat ngabarin. Sekarang sayang boleh gak dengerin doa ku dulu?"
Gadis dalam pelukan ku tidak bergeming.
"Kalau begitu, sekarang aku mau berdoa."
Merapal banyak doa sembari memeluk Shanouna adalah hal hal menyenangkan dalam hidupku, "Selamat ulang tahun gadis kecil Bapak Ibu. Pacarku sudah besar, dan makin dewasa. Aku senang karena bisa ikut serta merayakan hari lahir kamu meskipun ternyata usilnya aku malah buat sayang bete dan sedih," jedaku sembari mengurai pelukan, menangkup kedua pipi Shanouna dan tersenyum, "Sha, selamat ulang tahun. Semoga teduh hatimu gapernah hilang di telan riak berisiknya dunia, semoga lembut tutur katamu tidak ikut serta menjadi keras seperti karang pantai. Aku akan selalu mendoakan doa doa baik dan sederhana yang selalu dilangitkan kamu kepada Tuhan. Selalu mengusahakan menjadi hangat pada hari mu yang dingin, atau mungkin tenang untuk segala hal yang berisik." Lanjutku.
Shanouna, gadis itu menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan, namun akan aku tanyakan ini lain kali. Karena yang sekarang ingin aku lakukan adalah, mencium lembut bibir ranum kekasihku. Hadiah selamat ulang tahun. Berciuman di depan rumah gadis yang aku cintai adalah hal paling berani yang aku lakukan.
Mengurai ciuman kemudian saling membalas senyuman, "Selamat ulang tahun Shanouna."
— 22 April 2024.
Semoga langkahmu menjadi ringan.
Tawamu menjadi lepas.
Dan segala doa mu menjadi sebuah wujud dari segala hal yang ada di dunia.
Shanouna,
Meskipun terlambat, selamat atas hari ulang tahunmu cintaku.
Maaf hadiahku terlalu sederhana,
tapi ku susun semua dengan hati penuh.
Last but not least,
i love you. ♡
—Regards, your love.
Abeerdan.
3 notes · View notes
cocotangaje · 18 days
Text
Bobobox.
Tadinya malem ini setelah seharian mengabdi ke mamah melalui nganter beliau dan bibi belanja ke tanah abang seharian gue mau rehat disana bareng Bujang. Gue yang ngajak. Itung-itung selama ini sepanjang pacaran dia udah lumayan keluar banyak setiapkali ngedate bareng gue. Gue mau secara random bikin dia seneng dengan sesuatu yang gak seberapa dengan apa yang dia kasih.
Tapi entah ada satu dorongan darimana, setelah sempet dichat mantannya waktu dia ultah tentang penagihan uangnya, gue semakin penasaran dengan bentukan Bujang kalo lagi mode brengsek mintain duit ke mantan-mantannya. Ke gue dia gak berani gitu karena sejak awal gue tegas pelit dan gak takut meninggalkan. Sekarang udah takut, tapi untungnya masih bisa dikedepankan dengan logika.
Setelah ngobrol kronologi, gue baca semua chat busuk dan janji manis itu. Semua perkataannya, typing, tingkah, dan kebiasaan bujang ternyata udah jadi template yang tinggal diganti namanya aja. Disitu gue masih gak gimana-gimana. Detik saat dimana gue bergeming adalah ketika gue tau bahwa hp yang selama ini dia bilang ilang pas dia lagi mabok, ternyata gak ilang.
Tapi ditahan sama mantannya, sebagai jaminan hutang.
Dari semua hal brengsek, gue paling kecewa soal dibohongi ini. Sesuatu yang ditutupi yang gue tau kenyataannya dari oranglain. Gue gak masalah dengan brengsek, tapi gak pernah baik-baik aja dengan bohong.
Dia menutupi itu dari gue. Dia menutupi soal fakta bahwa dia kabur. Dia menutupi banyak hal yang tidak mendukung argumen yang selalu dia promosikan ke gue: keinginan buat berubah.
Sekarang gue cuma kecewa. Kayak, disayangkan aja. Padahal gue udah ngerasa sesayang itu lagi sama cowok. Padahal gue udah ngerasa nyaman dan betah. Padahal gue udah ngerasa gue bisa bertahan lama sama dia, tanpa harus ilfeel atau bosen karena polanya.
Tapi sesayang apapun, gue gak mau hidup gue susah karena keputusan buruk yang gue ambil. Gue gak mau mendorong diri ke dalam suatu masalah yang gak seharusnya ada kalo gue gak memutuskan buat melangkah kesana. Gue harus menjauh untuk diri gue sendiri nanti kedepannya.
Meskipun gue sayang. Meskipun gue berharap gue tetep bisa sama dia.
Atau mungkin aja gue sama dia, di satu dimensi kehidupan yang lain.
Yang tentunya bukan kehidupan yang sedang gue jalani sekarang.
2 notes · View notes
coklatjingga · 1 year
Text
Penghuni Ambang Pintu
Tumblr media
Telah lama kubiarkan kau duduk di ambang pintu, tanpa kepastian hendak mundur ataukah maju. Kau hanya bergeming. Menggantung janji-janji semu di atas kepalamu, memastikan tidak ada celah untuk selainmu.
Sesiapa yang datang kau usir sesukamu. Berlagak kau telah menjadi penghuni tetap di hatiku. Padahal, kau masih sebatas di ambang pintu, menjadi tamu. Apa maumu?
Kau menghalangi nama-nama baru yang hendak menemuiku. Katamu, "Ini kediamanku, enyahlah segera dari depan pintu."
Sampai akhirnya, kau melihat pintu lain menganga di seberangmu. Pintu yang lebih lebar, yang baru saja menguarkan wangi keindahan. Dan, inilah kau yang sebenarnya. Kau beranjak tanpa kata, meninggalkan yang kau sebut rumah, melenggang tanpa rasa bersalah.
Teganya kau memaksaku menutup pintu dengan segera. Jejakmu yang sebatas di ambang menganga sudah kucabut, tak berguna. Walaupun hanya di ambang pintu nyatanya kau berhasil diam-diam menyelundupkan harapan palsu ke ruang terdalamku. Hingga tak ada lagi inginku membuka pintu, membiarkan ruangan itu kosong tanpa temu.
Kau ... Enyahlah dari hadapanku.
21 notes · View notes