Tumgik
#keajaiban hati
prawitamutia · 1 month
Text
diselamatkan
ini kredo dari seorang politisi (Anies Baswedan) dan konteksnya adalah politik. tetapi, saya rasa kalimat ini bisa berlaku untuk segala hal. "jika terjadi, Allah mengizinkan. jika tidak terjadi, Allah menyelamatkan." tidakkah mendengarnya membuat hati adem?
semakin besar dan dewasa, kita pasti sepakat. hal-hal yang akhirnya tidak terjadi kepada kita sebenarnya adalah cara Allah menyelamatkan kita. kampus impian yang tidak jadi, kantor impian yang tidak jadi, calon pasangan yang tidak jadi, bahkan sekecil menu makanan yang kita idamkan dan ternyata habis saat kita tiba di restoran.
ada hikmah di baliknya. kadang kita bisa langsung memahami hikmah itu--kalau beruntung. di lain waktu, butuh bertahun-tahun untuk sampai pada pemahaman "untung saja saat itu..."
hal-hal yang tidak jadi juga adalah keajaiban. hal-hal yang tidak jadi adalah yang memungkinkan hal terbaik terjadi.
prompt 10.
ceritakan pengalamanmu diselamatkan oleh Allah! apa hikmahnya?
232 notes · View notes
mamadkhalik · 1 month
Text
Ibadah Terlama
Saya lupa tadi lewat di timeline punya siapa, tapi saya sepakat bahwa ibadah terlama itu bukan menikah, tapi tauhid.
Mengapa? Sejauh seperempat abad ini, memang ujian terbesar kita adalah memaknai tauhid, akidah, syahadatain, dan sebagainya.
Kita pasti dihadapkan pada pilihan berat, tapi kita berhasil melewatinya. Itu kuasa Allah, sudah tertulis di langit.
Kita dihadapkan keraguan akan suatu hal, bingung, lalu menghadap kepada Allah. Akhirnya diberikan ketenangan dan kemantapan hati. Itu kuasa Allah.
Dan masih banyak lagi, tentang kuasa yang tak terhingga, pergantian siang malam, fenomena-fenomena yang di luar nalar, juga tentang keajaiban yang hadir dari tempat yang tak disangka-sangka. Itu kuasa Allah.
Coba renungi kembali Ayat-ayat ini :
"Allah tidak membebani kaum melebihi kemampuanya"
"Bersama kesulitan ada kemudahan"
"Kamu adalah umat terbaik...."
"Nikmat manalagi yang kau dustakan?"
Salah seorang senior menjelaskan, betapa pentingnya kekuatan akan tauhid ini sebelum umur 40 tahun.
Jangan sampai nanti tubuh kita menua, namun ruh kita masih seperti anak kecil akibat memahami tauhid yang salah, sekadar menggugurkan ibadah hingga tak merasa itu sebuah kebutuhan dan kewajiban. Jangan sampai.
Arsa Coffee and Library, 4 Ramadan 1445 H
Tumblr media
*) edisi ngisi diskusi di warung kopi kebanggaan. From customer to narasumber
57 notes · View notes
menyapamakna1 · 5 months
Text
Kebaikan kecil.
Kebaikan yang kita lakukan tanpa sadar adalah jalan bagi kita dimudahkan. Karena kita melakukan kebaikan tanpa berpikir pamrih atau ingin mendapat balasan, kita menjadi mudah dalam segala urusan. Pikirkan baik-baik berapa banyak masalah yang kita miliki, tapi Allah memberi jalan keluar. Kalaupun tidak memiliki jalan keluar saat itu, hati kita tenang, tidak khawatir ini-itu karena yakin Allah menolong.
Karena melakukan kebaikan, banyak keajaiban-keajaiban yang menghampiri kita, sampai takjub bagaimana itu terjadi kepada kita, padahal sangat sadar bahwa kita tak layak mendapat kebaikan-Nya, tapi Ia limpahkan kebaikan itu kepada kita.
Kebaikan kecil yang tidak sadar kita lakukan bisa jadi sangat berharga dan memiliki nilai dimata Tuhan. :)
@menyapamakna1
75 notes · View notes
kayyishwr · 5 months
Text
Ini Khusus Buat UMMI!
Suatu ketika di ruangan sekre BEM UNS, aku beranikan diri membuka obrolan dengan seseorang yang saat itu membawa pacarnya ikut rapat -ya sebenernya ini gak sekali aja, aku suka mensurvey kenapa orang memilih untuk pacaran, dan jawabannya beragam, lain kali aja dibahasnya- lalu percakapan terjadi, dan aku beranikan diri dan InsyaAllah- semoga Allah mampukan juga-memegang prinsip itu sampai hari ini; saya katakan pada orang itu "kalau aku si gak pacaran yak wkwk, soalnya masih punya ibu, mba perempuan, dan adik perempuan juga; perempuan-perempuan yang lebih berhak untuk dikasih perhatian dsb"
Ya, untuk apa kita memberi perhatian yang bahkan bertemu kita saat sudah besar; apakah dia memberi perhatian saat kita kecil?
Ah rasa-rasanya sebermanfaat apapun punya pacar, tetep tidak bisa dibanding dengan kasih sayang seorang Ibu
Ini ku tulis khusus buat UMMI!
Ya walaupun kalau diingat-ingat rasanya masih kurang memberikan sesuatu yang bisa membalas jasa beliau, semoga kelak ini bisa menjadi saksi bahwa aku berikhtiar untuk berbakti kepada orang tua
UMMI! Yang disebut tiga kali baru kemudian ayah, betapa dahsyat doa dan ridho jika kita mendapatkannya
Yakinilah dan buktikan; karena iman tak sekadar di hati atau di lisan;butuh juga untuk dibuktikan "ridho Allah bersama ridho orang tua" pembahasan soal ridho, paling mudah dimaknai sebagai membuat senang; maka buatlah orang tua kita senang
Suatu waktu, aku pun baru tau cerita ini setelah mba cerita, abah sampai bilang "emang ya, doa seorang ibu itu ga bisa dikalahkan; konteksnya ummi pengen aku di kedokteran, abah pengen aku di LIPIA"
Banyak keajaiban lain yang aku rasakan, tapi masih ku simpan, rilis tunggu di waktu yang tepat
Berbaktilah, buatlah orang tua kita senang, terutama ibu kita; walaupun kita rasa pola pendidikan yang salah, kurang tepat, tidak seperti teman-teman yang lain atau prasangka-prasangka buruk yang muncul; doakanlah dan mintakan maaf atas ketidaktahuan dan kesalahan mereka, dan tidakkah kau ingat, kau ada hari ini dengan segala yang kau capai, karena kau lahir dari seoang ibu?
"Jika seorang anak tak pernah mendoakan kedua orang tuanya" begitu aku baca sebuah hadist di buku Bahagia Merayakan Cinta yang diriwayatkan oleh Hakim, "niscaya rejekinya akan berhenti"
Dan aku tutup dengan sebuah nasihat dari Ibu Harsini, perawat di RSUD Moewardi di Poli Bedah Anak, "mas, berbaktilah pada ibumu yak. Saya gini-gini sebagai menantu, tetep ngasih ruang buat suami saya berduaan sama ibunya, kenapa? Karena saya itu ketemu suami saya pas udah besar, udah sukses, nah yang mendidik suami saya bisa jadi seperti itu siapa? Ya ibunya!"
Ah, terima kasih Ibu Harsini, nasihat yang sangat hangat, buat aku yang jarang pulang, dan selalu rindu dengan masakan UMMI!
Jadi, ini khusus buat UMMI!; semoga Allah ridho!
135 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Hujan dan sepucuk perasaaanmu.
Hujan turun belum jua berhenti. Membawa kembali pada kenangan yang membuatmu berpikir, apakah hidupmu ini akan seperti ini setiap harinya. Seperti labirin yang setiap kali kamu telusuri akan kembali kepada dimana awal kamu melangkahkan kaki.
Berkali-kali kamu meyakinkan dirimu sendiri, bahwasanya kamu sedang tidak berlomba dengan siapapun. Nyatanya seringkali dirimu merasa bahwa langkah dan keputusan yang kamu ambil semakin membuatmu tertinggal dengan orang-orang disekitarmu.
Setiap kali kamu menyadari bahwa hanya kamu sendirilah yang tertinggal, kamu menangis. Kamu selalu merasa dirimu selalu saja terlambat. Padahal jauh-jauh sebelumnya akupun tahu bahwa kamu telah berusaha dengan keras agar kamu tak tertinggal. Rasanya melelahkan sekali hidup dengan ketertinggalan, begitu katamu.
Tapi anehnya, orang-orang mengatakan bahwa langkahmu terlalu cepat. Namun kamu tak memahami itu. Sebab kamu merasa masih saja berjalan ditempat, dilabirin yang tak pernah kamu temukan jalan keluarnya.
Setiap kali kamu tersesat, kaupun kembali menangis. Mengatakan kepada Allaah bahwasanya kau terluka Dan kau sedang tersesat jauh. Kau mengatakan semua keluh dan peluhmu kepada Allaah. Dengan cara apapun yang kau bisa dan mampu melakukannya. Setiap kali melakukannya, hatimu kembali damai, kau tersenyum meski sedikit. Kembali seperti tak terjadi apa-apa. Padahal sebelum itu hatimu terasa begitu sakit dan menyesakkan.
Dan momen demikian, kau lakukan berunglang dan berulang. Namun sekali lagi kamu tetap merasa ditempatmu saja, tidak beranjak, yang ada kau merasa semakin tersesat dalam rasa keputus asaan.
Teman-teman seusiamu melakukan langkah yang begitu jauh, mendapat pekerjaan dengan mudah, lingkungan pekerjaan yang mendukung, menikah, mempunyai anak, lanjut sekolah dan banyak hal pencapaian yang kamu merasa sudah terlalu jauh rupanya. Padahal sejatinya kau dan mereka tak pernah bersepakat untuk berlomba, Dan tak pernah ada pemenang diantara kalian.
Lihatkan? Sekali lagi kamu menangis, menceritakannya hanya berisikan keluhan saja. Lupa menakar bahwasanya kebaikan Allaah sudah terlalu dan amat banyak untuk dirimu. Namun sekali lagi kau merasa gagal juga dalam urusan bersyukur.
Kamu hanya ingin keajaiban, sesuatu yang tidak mungkin untuk ukuranmu. Iya, kau menakar dengan ukuranmu saja. Bukan ukuran orang lain. Kamu hanya butuh keajaiban, agar hatimu tidak merasa begitu lelah dengan sesuatu yang samar.
Katamu, "jangan memberiku nasihat untuk berdoa, aku sudah melakukannya. Jangan tanya sekeras apa, aku melakukannya dengan semua keajaiban yang ku tunaikan dan sunnah-sunnah didalamnya. Aku hanya ingin ditolong, keadaanku membuatku memilih untuk berputus asa. Namun hatiku memberontak agar tetap berbaik sangka terus dan terus kepadaNya." Lalu kamu menangis sekali lagi.
Bersabarlah, sayang. Sesungguhnya pertolongan Allaah itu nyata. Sesungguhnya pertolongan Allaah itu sungguh dekat. Raihlah kemenangan dan keajaibanmu dengan sabar dan sholat. Allaah tak pernah ingkar dengan janjiNya, sebab janjiNya pasti. Namun butuh waktu, sebentar saja, sabarlah.
Semakin kesini kamu sedikit mulai mengerti, bahwasanya sabar itu tidak hanya pada tindakan lahir saja. Melainkan juga batin. Batin yang harus terus dilatih agar menerima segala ketetapan Allaah dengan kelapangan hati yang luas.
Saat ini, perasaanmu sudah kembali lapang. Entah sudah sebanyak apa kau menangis, kau selalu menangis kala berdoa kepada Allaah. Matamu selalu sembab diseperti malam dalam doamu. Teruslah bangkit, Dan jangan pernah menyerah. Jangan pernah menyerah dan kalah pada apapun itu. Allaah ada lebih dari apapun, dan tidak ada kedzaliman dalam sebuah takdir bila engkau beriman.
Insya Allaah, ada jalan. Insya Allaah, ada jalan. Bersabarlah kamu dengan sabar yang baik, bersabarlah sampai akhir..
153 notes · View notes
ariva-and-me · 11 months
Text
Tumblr media
Dalam kehidupan ini terkadang ada kekosongan seakan ada sesuatu yang hilang, yang belum tercapai. Kita merasa ada sesuatu yang berharga tapi tak bisa kita miliki seolah takdir telah menentukan tak mungkinnya bersatu.
Tapi, dalam kepedihan dan kerinduan yang ada kita menemukan kebijaksanaan dan kekuatan yang muncul. Karena, dalam cinta yang tak tercapai kita belajar tentang arti kesabaran, tentang menghargai dan melepaskan.
Ketika melihat bintang-bintang bersinar di langit malam aku merenungkan keajaiban tak terjangkau di alam semesta. Mereka mengajarkan bahwa keindahan dapat dinikmati dari jauh. Dan kadang-kadang cinta juga memiliki keindahan yang serupa.
Kita tidak mungkin memiliki segala sesuatu yang kita inginkan. Namun, kita bisa menghargai kehadiran mereka dalam jiwa, seperti musik yang terdengar indah meski tak bisa kau pegang. Mereka adalah melodi yang mengalun dalam detak jantung kita.
Mungkin seseorang yang tak mampu kita miliki adalah cerminan dari apa yang sejati dan abadi. Mereka menyoroti nilai-nilai yang tersembunyi dalam diri kita, mendorong kita tumbuh dan mencintai tanpa pamrih.
Jadi, biarkanlah mereka hadir dalam doa-doa dan mimpi-mimpi seperti bunga yang mekar dalam keindahan tak terjamah. Kita bisa merasakan kehadiran mereka dalam hati yang lega meskipun tak mampu kita miliki, mereka tetap bersinar.
Tetap Bertumbuh 🌱
97 notes · View notes
fake-protagonist · 8 months
Text
Tumblr media
“Aku memilih sendiri untuk tenang. Sepiku bukan perihal sendiri, tapi sepiku perihal hati yang ku biarkan mati.”
Di biarkan mati bukan kerana, dalamnya rasa kecewa melainkan berlari sekuat hati agar kenangan itu takkan pernah terulang lagi.
Dan di balik hati yang ku biarkan mati, ada harapan yang kupendam, berharap nanti ada keajaiban yang akan membuat hatiku memekar, hidup kembali.
29 notes · View notes
fransdeta · 6 months
Text
Kepada sang pujangga hati, ingatkah kau perihal duka yang membuatmu lara?
Kau yang pernah singgah dengan duka yang begitu dalam dan bercerita bahwa tengah menjadi manusia yang sedang ditinggalkan.
Kepada sang pujangga hati, ingatkah kau perihal kenyataan yang pernah membuatmu babak belur?
Kau yang pernah berbahagia karena kehadirannya namun pada akhirnya kau dibuat menangis sesegukan olehnya.
Dan kepada sang pujangga hati, ingatkah kau perihal kecewa yang dikemas rapi oleh gelora tawa yang begitu renyah?
Kau yang pernah begitu yakin jika dia perhentian terakhirmu, namun semua sirna ketika dia hanya menjadikan dermaga untuk tempatnya istirahat.
Namun kini, kau tengah membersamaiku dengan segala keajaiban yang kau miliki dan dengan segala semua rahasia yang tertutup rapat hingga tidak satu orang pun mengetahuinya.
Kepada sang pujangga hati, pada paragraf terakhir yang aku tulis ini, aku berjanji bahwa perihal meninggalkan dan ditinggalkan tidak akan pernah ada. Kau akan menjadi manusia yang paling beruntung dan berbahagia. Fransdeta
Yogyakarta, 20 Oktober 2023
29 notes · View notes
journal-rasa · 8 months
Text
Sesi Overthinking #1
Perkara Memilih Pasangan
Abis baca postingan di instagram, yang intinya gini,
Kecantikan, kesetiaan dan pengorbanan seorang wanita, tidak akan menjamin pasangannya tidak tertarik pada wanita lain.
Yang bisa menjamin kesetiaan seorang laki-laki itu cuma imannya.
Maka pilihlah laki-laki shalih untuk meminimalisir perselingkuhan.
Intinya gitulah..
Tapi di sini aku jadi ovt, emang laki-laki shalih bakal selamanya shalih?
Iya memang iman bisa menyelamatkan Nabi Yusuf 'alaihissalam dari godaan Zulaikha. Tapi siapa yang bisa mastiin kalau laki-laki itu akan selalu beriman setiap saat?
Paradigma kayak kutipan tadi seolah-seolah membuat kebahagiaan kita "bergantung" pada imannya si laki-laki itu, iya gak sih?
Gimana kalau pas si laki sampai di suatu zaman yang dikatakan seseorang paginya beriman, malamnya dia kafir. Atau malamnya dia beriman, siangnya di kafir?
Seolah "kesetiaan" laki-laki itu adalah sesuatu yang ada pada kendali pasangan kita dan hal itu adalah di luar kuasa kita. Iya emang di luar kuasa kita sih. Tapi kan sebenernya kita punya Allah.
Kita gak bisa mastiin lelaki itu bakal beriman selamanya, tapi kan kita bisa minta ke Allah biar dijagain hatinya suami kita.
Kalau dukun aja bisa buat pasangan kita gak berpaling, apalagi Allah. Bukankah segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah? Termasuk urusan si dukun tadi, masalahnya cuma dia ambil jalan yang gak diridhai aja. Maka kita sebagai orang beriman seharusnya bisa melakukannya dengan cara yang diridhai-Nya. Seperti bersabar dan terus berdoa.
Sabar di sini bukan berarti pasrah, berharap keajaiban agar si laki bisa berubah. Gak gitu juga, meski pun itu termasuk bentuk dari selemah-lemahnya sabar.
Sabar itu juga sambil terus berusaha, gagal pake metode satu ganti pakai metode lain, sambil berharap Allah ridha sama usahanya.
Jadi, sabar itu bagian dari usaha. Karena do'a tanpa usaha ya sama aja bohong.
Bentar, jadi tulisan ini maksudnya gimana?
Jadi, maksud aku tuh..... jangan menyekutukan Allah dengan imannya dan keshalihannya laki-laki.
Karena bagaimana pun, iman dan kesahalihan seseorang itu statusnya sama aja kayak harta. Sama-sama pemberian dari Allah.
Satu-satunya yang bisa mendatangkan iman pada hati seseorang ya tetap Allah. Dan Allah bisa kapan pun mengambil kembali kenikmatan iman itu bila Dia menghendakinya.
Dan di situlah tugas kita sebagai pasangan untuk menjadi "pakaian"nya di hadapan Allah. Kita minta Allah jagakan hati pasangan kita. Dan pasangan kita pun minta ke Allah buat jagakan hati kita.
Jadi bukan semata-mata karena "iman" dan "keshalihan"nya si laki aja sih, tapi yang utama adalah kita dulu yang harus (insha Allah) beriman dan berusaha menjadi wanita shalihah. Jangan hanya bergantung pada laki-laki.
Jadi, kendali tetap ada pada kita sebenernya. Karena nanti pun kita dihisab sendiri-sendiri ya kan?
Tapi kalo menurutku sih, milih pasangan itu kayak milih kerjaan.
Sebaiknya cari yang kamu punya passion di dalamnya. Karena kalau udah passion, mau capek segimana pun, gak akan terlalu kerasa kalau memang suka, malah tertantang buat lebih berkembang dan berkembang lagi kan?!
Nah, milih laki juga sama. Bisa jadi dia orangnya sekarang gak alim-alim amat, gak terlalu paham hukum-hukum agama. Tapi memenuhi batasan "standar orang baik" versi kamu dan kamu somehow merasa tertarik sama dia. Tertarik di sini bukan berarti bucin akut ya, tapi kayak ada perasaan yang bikin kamu sama dia tu kek sodara karib gitu. Kamu bisa memaklumi semua kekurangan dia, dan kamu bersedia menutupinya. Kamu juga gak masalah dinasehatin sama dia dan dia juga gak masalah nerima nasehat dari kamu. Dan kalian sama-sama punya keinginan untuk berkembang ke arah yang lebih baik yang diridhai Allah.
38 notes · View notes
faramuthiaa · 2 years
Text
Arti Cinta dari Seuntai Kalimat “Laa Tahzan Innallaha Ma’ana”.
QS: At-Taubah ayat 40
Ada kalimat menenangkan yang kutemukan di lembaran kitab suci, penuh makna dan mengantarkan jawaban dari segala kekhawatiran. Kalimat ini bukan sekadar kumpulan huruf biasa, namun lebih seperti mantra hidup yang perlu selalu diingat dalam hati, diucap setiap harinya.
Kalimat ini diucapkan Rasulullah pada Abu Bakar saat sedang bersembunyi dari kejaran musuh di Gua Hira.
Ratusan tahun lamanya kalimat ini diucapkan oleh sosok paling berpengaruh di muka bumi, seorang teladan umat manusia yang hidupnya penuh liku perjuangan juga rahmat dariNya.
Kita sebagai ummatnya, terkadang lupa akan keajaiban kalimat ini manakala ujian hidup tak henti mendera, terlebih ketika kita merasa sudah tak lagi bisa menemukan pintu keluar dari pelbagai masalah yang ada. Aku, juga salah satunya. Sempat merasa khawatir sekali dengan masa depan, sempat takut sekali dengan segala ujian yang akan datang. Namun, semua mulai berubah saat aku kembali membaca kalimat ini.
Bahkan Rasulullah saja yang memikul beban risalah kenabian bisa tetap tenang ketika dihadapkan pada ancaman, rintangan, dan halangan. Banyak kisah heroik yang (mungkin bagi kita) menakutkan sekali jika dirasakan langsung; perang, ditahan, diancam dibunuh, dikejar, dilempari kotoran, dan sebagainya. Namun, beliau memberi contoh ketenangan yang luar biasa walaupun di kondisi yang sedang pelik.
Kalimat ini memberikan bukti cinta luar biasa terhadap Allah, sekaligus kepercayaan bahwa Ia akan datang pada waktu yang tepat untuk memberi pertolongan. Sebenarnya sesederhana itu, bukan? Kita hanya perlu yakin bahwa ada Allah yang selalu bersama kita. Ia tidak pernah pergi.
Kepercayaan, di lain sisi memang lah satu dari bentuk dan bukti cinta. Saat kita mencinta, maka kita akan rela memberikan hati dan kepercayaan pada ia yang kita cintai. Begitupun konsep ini dapat diterapkan di konteks cinta antara hamba dan Allah. Dan bukti hidup yang telah membuktikannya adalah Rasulullah sendiri; selepas beliau mengatakan kalimat itu, pertolongan Allah memanglah datang.
Jadi, mengapa kita berlarut dalam kesedihan saat kita tahu bahwa Allah selalu bersama kita? Apa lagi yang perlu kita khawatirkan saat Allah selalu ada di sisi kita?
Semoga kalimat ini bisa terpatri selalu di dalam hati, pikiran, lalu diberikan bentuk nyata dengan tindakan. 🌼
@faramuthiaa
Kairo, 4 September 2022 || 21.45 clt
189 notes · View notes
teguhherla · 11 days
Text
Aku kembali ke bandung tanpa tujuan
Dalam kereta terasa begitu hening, hanya ada aku dan sebotol air mineral
Begitu tiba, nampak kota ini menjadi asing bagiku
Menyusuri jalan braga sampai asia afrika saja begitu menyayat hati
Penuh kerinduan
Sudah bangunkah kamu? Aku disini menunggu kabar duniaku yg masih tidur
Meski pertemuan adalah mustahil
Aku masih ingin keajaiban itu ada
Dalam suka aku meraba lagi kenangan-kenangan itu
Merengek kepada sepi, meminta pertemuan singkat
Terlihat menyedihkan tapi aku merasa tenang
9 notes · View notes
puspadwin · 1 year
Text
Tumblr media
Usia tulisan ini 3 tahun, namun pesannya masih terasa hingga kini.
Tentang bagaimana Allaah menjawab doa-doa dengan kontan, setelah akhirnya hati memungut serpihan-serpihan keyakinannya, menggenapkan setengah cahayanya, lalu Allaah balas dengan lapis-lapis kasih dan sayangNya.
Doa, seringkali kekuatan percayanya terguncang, diuji perihal ketahanan, diterjang mimpi kenyataan.
Dan Allaah jauh berkali-kali lipat dari itu semua, memeluk lirihnya doa-doa, menjaga menyimpannya, dan melayangkan setiap jawaban atasnya, satu-persatu, tunai penuh keajaiban.
Tak ayal, diri ini kerap kebingungan. Keyakinan yang selalu penuhnya diupayakan, entah menjadi sebesar apa dimataNya.
"Bagaimana dan mengapa Allaah selalu baik pada hamba yang penuh rombeng luka dan hina ini?"
Namun ternyata, bukan hal itu yang menjadi pusatnya, merasa dikabulkan pinta-pintanya bersebab simpuh merayuNya, bukan, bukan hal sekecil itu.
Melainkan, agung rahmatNya-lah yang meliputi segala kenikmatan ini. Bersebab lembut sayangNya-lah seluruh yakin akhirnya diserap utuh kembali, dan belas kasih serta cintaNya-lah yang seharusnya diyakini, saat ini dan selamanya nanti.
Ya muqallibal quluub tsabbit qalbi 'alaa diinik wa 'alaa tha'atik✨️
57 notes · View notes
critcit · 2 months
Text
Sekarang (Mungkin Belum) Waktunya
"Kamu sadar gak kalau suaramu bergetar?" Tanya seorang psikolog setelah aku bercerita.
"Sadar," jawabku dengan suara bergetar.
"Itu bagus. Berarti kamu bisa menyadari kalau ada sinyal dari tubuhmu,' psikolog itu menanggapi. "Apalagi yang biasanya kamu sadari?"
"Suara bergetar, mata berkaca-kaca, napas gak beraturan dan berakhir banyak menghela napas supaya air mata gak keluar," jawabku sedikit nyengir mengakui kalau aku berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis.
.
Respons tubuh yang sama juga terjadi beberapa waktu lalu saat aku bercerita dan mengaku pada Bapak kalau sudah lebih dari setahun aku pergi ke psikiater dan minum obat, sempat berhenti, tapi karena kondisiku memburuk belakangan aku memutuskan untuk mencari psikiater di kota kelahiranku dan kembali minum obat. Aku juga mengaku kalau sudah sejak beberapa tahun lalu aku diam-diam mencari bantuan ke psikolog.
Sore itu kami sedang di kebun. Bapak sudah beres-beres dan siap pulang sebab jam tiga sore ada pertandingan Persib. Aku yang masih duduk dan tidak terlalu bersemangat pulang untuk nonton bola berkata, "Nanti dulu. Tadi belum jadi ngobrol". Tadi aku memang mau membuka obrolan dengan Bapak, tapi sebab ada tetangga datang membawa sertifikat tanah dan kami membicarakan soal luas tanah–obrolan penting, obrolan itu tertunda.
"Jadi kamu udah setahun lebih minum obat?" Tanya Bapak.
"Iya," jawabku, "Makanya aku tanya terus soal BPJS," sambil sedkit nyengir dan menahan tangis. Sebab statusku masih mahasiswa kemarin, BPJS-ku masih masuk dalam tanggungan dan tunjangan Bapak. Dulu Bapak tidak mempermasalahkan BPJS (karena kami sekeluarga jarang sakit–sungguh berkah) dan bahkan tidak sadar kalau status keanggotaan kami sekeluarga tidak aktif, hingga aku bertanya dan akhirnya ia urus ke bagian Kepegawaian di kantornya.
Aku bercerita kalau aku sangat takut untuk membuka kondisiku karena aku tidak ingin menjadi beban tambahan untuk keluarga. Aku menyadari peranku di keluarga sebagai anak yang dijadikan harapan sebab aku laki-laki dan aku tidak terlahir dengan disabilitas seperti Kakak. Aku tau aku bungsu, tapi peranku sulung. Orangtuaku sudah tua dan tidak lama lagi Bapak pensiun–bahkan harusnya sudah pensiun kalau bukan sebab "keajaiban" pada H-4 bulan pensiun bukannya turun SK pensiun tapi malah SK pelantikan yang membuatnya menambah masa kerja dua tahun. Orangtuaku sudah melalui terlalu banyak hal, sejak dari masa kecil, dewasa, menikah, punya anak, hingga kini. Aku merasa bersalah dan tidak seharusnya aku menjadi beban tambahan bagi mereka; anak yang (aku kira harus) jadi harapan mereka malah memiliki masalah mental: mixed anxiety and depressive disorder.
.
Salah satu tujuanku memilih melanjutkan studi S1 kembali di Yogyakarta setelah lulus D3 sebab aku familiar dengan fasilitas kesehatan mental di kota itu. Aku menjadikan pergi ke fasilitas kesehatan mental di kota itu dan memperbaiki diri sebagai side quest. Setelah menuntaskan main quest: menjadi sarjana, sayangnya aku gagal menuntaskan side quest itu. Aku kembali pulang ke rumah dengan hati yang hancur, perasaan bersalah yang amat dalam, ketakutan, dan depresi lain sebab kesalahan yang aku perbuat dalam prosesnya.
Setelah wisuda, aku kira akan mudah bagiku untuk mendapat pekerjaan. Namun, kenyataan tidak semudah itu. Aku bahkan tidak punya pengalaman dan bayangan wawancara kerja akan berjalan seperti apa. Aku banyak melamar pekerjaan, ditolak, tidak ada kabar, ikut proses selanjutnya hanya untuk berakhir ditolak lagi, berulang kali, sampai aku merasa muak dan merasa malu. Hal ini memperparah keadaanku.
Bulan Desember hingga Januari aku berulang kali mengalami penyakit yang biasanya tidak pernah aku derita. Gerd. Aku berulang kali merasa mual, pusing, dan dada terasa panas. Gejala maag yang biasanya hilang setelah aku minum obat maag ini tidak kunjung hilang sampai akhirnya aku ke dokter dan diberi omeprazole, obat untuk gerd. Belakangan aku sadar kalau itu semua kemungkinan adalah refleks dari semua stres yang aku rasakan.
Beberapa waktu lalu setelah aku bercerita soal kondisiku, aku menghabiskan dua hari bersama Bapak di Bandung. Di satu sore menjelang malam, kami pergi makan. Sesaat setelah selesai makan, aku berandai-andai, "Kapan ya makan kaya gini gantian aku yang bayar?". Aku mengucap itu pada Bapak dan ia membalas, "Nanti. Tenang aja. Sekarang mungkin emang belum waktunya". Kalimat itu mengingatkanku pada beberapa waktu lalu saat aku bercerita kalau aku stres belum dapat kerja. Bapak dengan entengnya berkata, "Gak usah buru-buru. Gak ada yang ngeburu-buru kan?"
Kupikir ada betulnya. Seandainya aku sudah dapat pekerjaan dan harus pergi lagi dari rumah saat ini, obrolan di antara kami ini tidak akan terjadi. Aku masih akan memendam perasaan ini dan merasa sendirian sepanjang waktu sebab aku tidak tau kalau aku sebetulnya punya tempat aman untuk bercerita. Hubungan kami masih akan tetap "berjarak" dan mungkin tidak pergi kemana-mana. Kedekatan, keterbukaan, dan kehangatan yang dalam waktu singkat bisa aku rasakan hanya karena mencoba berani membuka diri ini mungkin tidak akan terjadi.
.
Kembali ke sore itu.
"Kalau ada orang yang memang harus stres mikirin keluarga, harusnya Bapak yang stres, bukan kamu," ucap Bapak menenangkan setelah aku bersusah payah bercerita dan bahkan membuatnya tidak jadi menonton Persib sore itu.
Aku tidak pernah mengucap syukur sebab dilahirkan di keluarga ini, tapi sore itu aku mengucap syukur. Sore itu terasa begitu lamban. Kami duduk bersebelahan, bersender pada dinding saung sebab aku tidak berani bercerita sambil menatap mata Bapak. Sambil berulang kali mengatur napas, aku merasakan angin yang berembus pada kulitku dan aku memperhatikan daun-daun di kebun yang bergoyang. Sore yang amat sangat lamban.
Tumblr media
7 notes · View notes
gizantara · 5 months
Text
Giza bahas Giza
Tumblr media
Selama numblr belum pernah bahas latar belakang nama pena hahaha. Sebagaimana yang kita tahu, Giza merupakan nama dataran tinggi di Mesir yang di atasnya dibangun kompleks piramida. Salah satu inspirasinya dari sana. Dengan nama ini semoga aku bisa jadi salah satu keajaiban buat dunia. Berdiri kokoh, dengan pijakan ilmu pengetahuan yang kuat.
Giza yang pembangunannya berkaitan erat dengan astronomi juga punya arti lain. Dalam bahasa Prancis artinya janji. Kalau dalam bahasa Arab, aku buat jadi versi feminim dari Gazi yang artinya prajurit.
Untuk alamat link akun ini, yang juga sekaligus nama pengguna, Gizantara. Aku ambil bagian belakangnya dari kata 'Zantara' yang menurut KBBI yaitu zat antara atau medium.
Tumblr media
Semoga akun ini bisa menjadi perantara pikiranku (berikut segala kerandomannya) dengan dunia, dengan teman-teman, dengan orang asing, dengan siapapun yang baca. Juga media tempat mencerna dan menafsirkan kode-kode Allah yang muncul di kehidupan aku.
Selain itu, akun ini dibuat sebagai bentuk terima kasih dan bentuk penerimaan diri. Tahun 2020 membuat aku menyadari betapa serunya menyayangi dan mengenal diri sendiri. Itu nyata dan sederhana. Nanti kita bahas deh apa itu kenal, sayang, suka, cinta, dan hati (based on my experience aja sih hehe).
Mudah-mudahan Giza menjadi manusia yang semakin berkualitas, berkembang, mampu memahami diri sendiri, orang lain, dan yang utama.. memahami keinginan Allah sebaik mungkin dengan kepekaan iman yang terus meningkat. Biarin, nangis nangis deh. Kalau kata Panji Sakti, "jangan keringkan air mataku, jika dengannya kubisa membaca-Mu."
Satu lagi, poin kunci dari semuanya, senantiasa menjaga kemurnian hati, daily, weekly, monthly, yearly, and throughout life. Semoga Allah selalu bimbing aku menuju kebaikan, kebenaran, dan keselamatan.
— Giza bahas Giza. Belum bahas kenapa profil picture-nya landak, nggak ganti-ganti udah 2 tahun. Nanti deh kita bahas perlandakannya.
10 notes · View notes
melodirinai · 4 months
Text
Januari bersama senandung rintik hujan. Fragmentasi bayanganmu yang bergejolak dalam keruhnya kenangan. Cinta dan kasih sayang yang memang sejak awal berada di ranah ketidakpastian. Gelombang kerinduan yang pada akhirnya memanggil sesaknya kesepian.
Bertahan dari penyesalan yang tampak tak ingin mereda. Tangisan yang tersembunyi pada gelak tawa yang dipaksa. Entah sampai kapan harus beriringan dengan rasa duka yang menggerogoti hati dan jiwa. Ingin menyerah namun terlalu pengecut untuk mengakhiri segalanya.
Ini bukan hanya tentang penyesalan atas sosok yang terlewatkan. Ini juga tentang kegagalan yang lagi dan lagi meruntuhkan semangat juang. Masih terperangkap dalam benalu ketidakberdayaan yang semakin mengencang. Meneriaki ketidakmampuan yang masih antusias menebalkan dinding penjara penahanan.
Menghela nafas lelah, kala untuk kesekian kalinya memilih bertahan pada seutas tali harapan. Memaksa menelan kekecewaan walau nyatanya telah terlampau kenyang. Terhuyung-huyung berdiri diantara ribuan duri keputusasaan. Tuhan, ia disini masih setia menunggu keajaiban datang, memberinya kekuatan untuk memanjat keluar dari jurang kegagalan.
—@melodirinai
Menjelang Petang | January 10, 2024.
11 notes · View notes