Tumgik
#rantingbatas
rantingbatas · 3 years
Text
[AMANAH]
Pernah pada posisi menantikan kehadiran buah hati bahkan merindukannya.
Beberapa kali menemukan garis merah 1, tapi doi dengan penuh cinta selalu menuturkan "Allah masih kasih kita waktu untuk pacaran".
"Iya, mungkin kita disuruh belajar saling dulu ya", timpalku.
Bahkan pernah disuatu kondisi telat haid 2 minggu ternyata cek masih garis 1 dan besoknya haid. 😊
"Mungkin kita yang syukurnya belum banyak dan sabarnyaa belum meluas", ucapnya.
"Bagaimanapun jawabannya tugas kitaa ikhtiar dan do'a, aku akan tetap mencintaimu bagaimanapun keadaannya, karna kitaa telah memutuskan berjuang bersama. Bukankah Syurga tujuan akhir kita?", tutupnya
Buah hati ituu adalah amanah, titipan yang bisa saja membawa kita pada kebaikan atau menjadi fitnah (Naudzubillah)
Akhirnya setelah kurang lebih 9 bulan pernikahan kami. Allah Ta'ala hadirkan buah hati yang tiap waktu menyapa kami lewat gerakan lembutnya. Ternyata jatuh cinta sebelum kehadirannya ituu nyata. Apalagi mendengar detak jantungnya pertama kali. Maa syaa Allah Tabarakallah. 😭
Mohon keikhlasan hatinya untuk mendo'akan kami Agar Allah Ta'ala pertemukan kami di dunia dan di akhirat kelak. Semoga kamu yang masih menanti Allah Ta'ala luaskan sabar dan selalu terapi hati untuk selalu dalam dekapan penuh keRidhoanNya.
Tetap semangat buat kita, selalu libatkan Allah Ta'ala 💛
Jakarta, Juli 2021
Ranting Batas
Tumblr media
13 notes · View notes
surat-pendek · 5 years
Text
#30HariBercerita: Hari 4
Beruntungnya Kita
Beruntungnya kita masih punya masa, dimana ketika salah masih diberi kesempatan. 
Perbaikan yang tak semua orang ingin melakukannya, namun akan berbondong-bondong jika sadar bahwa waktu sisanya akan habis. TAUBAT, salah satu masa yang sedikit orang kepo tentangnya. Padahal, akhirat sebagai muaranya.
Beruntungnya kita masih punya Ruang, dimana ketika dada sesak dan penuh tumpah ruah ada tempat yang siap menerima.
Tempat yang tak semua orang ingin mengunjunginya, namun jika terjadi bencana tempat ini pula yang ingin dicari kebanyakan orang. MASJID, salah satu tempat yang kalah ramainya oleh Mall di Ibu Kota. Padahal, ketenangan ada disana.
Beruntungnya kita masih punya Petunjuk, dimana ketika mulai hilang arah ada petunjuk sekaligus penawar duka.
Penawar yang tak semua orang merasakan indahnya Firman Allah, tak jarang tersimpan rapi di Sudut lemari yang sudah berdebu. Namun, ketika duka sudah mendalam tak ditemukan jalan keluar barulah ketar ketir ingin belajar membacanya. AL QURAN, surat Cinta yang terlupakan. Padahal, segala hal tentang dunia berorientasi akhirat lengkap disana.
Beruntungnya kita masih Bertemu dengannya, dimana waktu Do’a yang mustajab lebih banyak.
Bertemu dengannya yang tak semua orang bisa benar-benar bertemu (lagi), tak jarang hanya peroleh haus dan lapar. RAMADHAN, fase bulan yang penuh Rahmat, Maghfirah (Ampunan), dan ‘Itqun Minannar (Pembebasan dari Api Neraka). Puncaknya adalah Malam Lailatul Qadr, sepaket amalan yang nilainya berkali lipat.
Masih ingin diam saja?
#SelfReminder
Jakarta, 04 Ramadhan 1440 H
Ranting Batas
Tumblr : @rantingbatas IG : nindya.ws
68 notes · View notes
rantingbatas · 4 years
Text
[Terimakasih]
Jika memang terlalu berat dipikul sendirian, tak ada salahnya mengurainya satu per satu hingga menjadi cerita nantinya bahwa kita pernah sama-sama berjuang. Bukannya wanita tak punya solusi, tapi didengarkan sudah menenangkan hatinya. 
Bukan seberapa banyak ujian yang dihadapi, tapi lebih pada penerimaannya menjadikan tiap itu pelajaran. Sungguh rugi rasanya, jika ujian berlalu begitu saja tak menyisakan apa-apa. 
Terimakasih untuk selalu bersedia mendengarkan, walau terkadang sesuatu yang tak berguna untuk diutarakan. 
Terimakasih untuk tidak mengeluh, ketika diri butuh untuk disemangati . 
Terimakasih untuk selalu berusaha, ketika iman mulai jatuh sejatuh-jatuhnya.
Satu per satu kita melaluinya, bukan berarti kita yang hebat. Tapi, Allah Ta’ala terlalu baik menyisakan tenang dalam tiap relung hati kita. 
Hadirmu, bukan sekedar “Ada” namun menyempurnakan yang rumpang. Semoga salalunya seperti itu. 
Terimakasih untuk selalu hadir sejauh ini. Selamat berjuang untuk kita. 
Jakarta, Agustus 2020 Ranting Batas
58 notes · View notes
rantingbatas · 4 years
Text
[Tentang Bahagia]
Pagi ini ketika satu per satu draft kubaca dan aku tersadar akan satu hal. Satu hal yang sangat berarti bahwa dulu sebelum menikah aku sempat menuliskan, “Kita tak boleh menggantungkan kebahagiaan pada manusia termasuk pasangan kita, kebahagiaan biarkan diri kita yang menciptakan. Bukankah Allah Ta’ala sebaik-baiknya tempat menggantungkan segalanya. Semoga Allah Ta’ala sandingkan bahagia melalui pasangan kita salah satunya”. 
Ketika setelah menikah akan banyak perubahan yang terjadi. Mungkin dahulu banyak teman yang siap siaga nemenin kapanpun dan dimana pun, sekarang perlahan “tak enak” katanya hehe
Butuh effort lebih untuk beradapatasi dengan semuanya. Tentu, karna ini tak mudah, maka Allah Ta’ala hadiahkan Syurga bagi yang dapat melaluinya dengan baik. Maklum, terkadang manusia sering khilaf, mudahnya runtuh seketika ketika sedikit bisikan syaitan berhembus masuk ke relung relung tiap insan. Seketika mengeruh dan hanya ingin dimengerti. Tak apa, setidaknya kamu mampu untuk bersikap tenang, karna kekuatan Istighfar tetap terhujam dalam biasamu. 
Lalu teruslah belajar untuk tetap menggantungkan segala sesuatu padaNya. Agar langkah tak lagi salah, sikap tak lagi khilaf. Bukan kita yang ingin dimengerti, tapi memang ujian dalan Rumah Tangga bisikan syaitan akan semakin banyak. Jadi, mari kita kuatkan pondasi Iman dalam Rumah Tangga. 
Kita kuat karna kita bersama. Bukan aku atau kamu, tapi Kita. 
Terimakasih untuk terus berusaha menjadi yang terbaik. Semoga Allah Ta’ala perkenankan kita untuk saling menemukan dalam JannahNya. ❤
Jakarta, September 2020 Ranting Batas
35 notes · View notes
rantingbatas · 4 years
Text
[Adaptasi]
Tiap kita punya cara berbeda dalam beradaptasi. Apalagi adaptasi Hati, ia butuh kolaborasi dari berbagai aspek. Semula memaklumi lama-lama menjadi alasan untuk mencinta. Semula menerima lama-lama menjadi saling memberi. Perlahan ego kita lunturkan, do’a kita langitkan.
Apakah sulit ? Pada mulanya kita kesusahan karna ada dua kepala yang berbeda, namun kita punya satu tujuan yang mungkin pada caranya yang berbeda. Ada suatu alasan kuat untuk kita saling memberi satu sama lain. Bukan hanya sekedar memberi namun tentang yang terbaik.
Tugas kita saling mengingatkan, bukan menggurui apalagi menjatuhkan. Kita sama-sama ingin menggapai puncak Ridho Illahi Rabbi, karna kita tau melabuhkan harap pada makhluknya hanya ada Kecewa.
Semoga kita berhasil beradaptasi hari ini dan seterusnya. Saling mengisi yang kurang, agar nanti kita paham. Ternyata INI alasan Allah Ta’ala sandingkan kita berdua. Bukan tanpa Alasan :)
Jakarta, Juni 2020 Ranting Batas
25 notes · View notes
rantingbatas · 4 years
Text
[Kondisi Terbaik]
Sepanjang perjalanan takdir yang menuntun seseorang pada Cahaya Illahi. Ada banyak sebab dan segala alasannya untuk memilih jalan. Proses yang cukup rumit terkadang ada yang memilih untuk berbalik arah atau terhenti di pertengahan. 
Ada batasan akal yang tak tersentuh imajinasi. Ada serentetan cerita yang tak terekam dalam larik puisi. 
Kita berada pada fasa memperjuangkan, tentang tunggu yang terasa cukup mendebarkan. Proses yang kian hari terasa begitu cepat, bahkan terkadang kehilangan cara untuk  mendekat. 
Bukan kondisi lalu yang menjadi penentu, juga bukan kondisi saat ini yang menjadi tolak ukur. Tapi, ketika sudah waktunya kita dipanggil Illahi Rabbi, apakah yakin dalam kondisi terbaik ? 
Sungguh kita tak mengetahui dalam kondisi apa dan kapan waktunya Allah Ta’ala panggil untuk mempertanggungjawabkan segalanya. Maka sejatinya tugas kita untuk mempersiapkan segalanya dengan baik. Agar pada kondisi akhir kita terpanggil dalam kondisi terbaik. 
اللهم إني أسألك حسن الخاتمة
Lantai 4, Januari 2020 Ranting Batas
41 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
[Iya kan ?]
Hampir mencapai garis akhir. Namun, disitulah ujian yang memuncak tiada akhir. Perihal kedatangan, perihal pilihan, perihal dia yang sering membuat kita lagi-lagi berpikir. 
Tumblr media
Pada banyak kemungkinan celah, disana mulai ada yang mengalah. Di pergulatan takdir yang Allah Ta’ala beri, terkadang kita berserah namun lupa diri. 
“Gimana Allah aja” 
Tapi setelah dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan terpahit, pada ujian-ujian yang berlawanan dengan ingin, sering kali berucap “Ya Allah, aku bingung harus bagaimana lagi”
Allah Ta’ala punya versi berbeda menyuguhkan yg terbaik untuk kita. Sementara kita yang terkadang sok tau dengan diri kita. Jangankan yang terbaik untuk kita. Terkadang untuk membedakan butuh dengan sekedar ingin kita masih saja kewalahan. Iya kan? 
*** 
Menata Hati, November 2019 Ranting Batas 
64 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
[Kebaikanmu]
Seharusnya kita paham, bahwa Allah Ta’ala beri kesendirian tersebab agar bisa belajar lebih banyak lagi. Terutama memahami diri sendiri. Mengevaluasi bahwa apa-apa yang mungkin menjadi kesalahan yang telah menyakiti orang lain atau mungkin menyakiti diri sendiri. Ada berapa banyak orang yang kini hidup dalam topeng yang jiwanya berteriak bahwa apa yang ada pada dirinya bukanlah diri yang sesungguhnya. 
Bahkan terkadang kita hanya berfokus membahagiakan orang lain namun lupa membahagiakan diri sendiri. 
Itulah manusia, terkadang terlalu sibuk pada kuantitas dan melupakan kualitas. Sibuk dengan banyaknya mengomentari kesibukan orang lain yang padahal tak ada pengaruh apa-apa untuk diri kita, akhirnya kita lupa bahwa seharusnya ada banyak hal yang harus dibenahi pada diri sendiri. 
Terjelas dari itu semua, bahwa jangan pernah berhenti menjadi Baik. Walau mungkin nanti kan ditemui dengan banyaknya komentar dari segala arah sudut pandang. Pastikan bahwa kebaikan itu meraih RidhoNya yang berwujud Amal yang bisa menjadi tabungan akhirat nanti. 
Semoga Allah Ta’ala meridhoi tiap langkah kebaikanmu, dimanapun kamu.
Jakarta, November 2019 Ranting Batas
32 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Quote
Selamatnya Hati karena Cinta kepada Ilahi Rabbi. Sejauh ini, semestinya kita tahu, bagaimana Cinta seharusnya bekerja.
Ranting Batas
29 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
[Hati-Hati Penyakit Hati]
“Hati yang sehat yaitu hati yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala, hanya mengharap Ridho Allah (Fastabiqul Khairat). Bukan yang banyak tapi yang berat timbangan amal baiknya. Misal, banyak amal, sering umroh, haji tapi ada penyakit hati di dalamnya serupa Riya, Ujub, Syirik, dll. Maka, hanguslah seluruhnya.”, kurang lebih itu yang disampaikan Ustadz di kajian Ramadhan lalu. 
Masih terngiang, nasihat singkat namun maknanya luas. Sungguh apa yang ada pada hati benar-benar menjadi penentu apakah ia menjadi amal baik atau kesia-siaan. 
Maka, apalah daya kalau kita manusia yang banyak khilafnya. Terkadang sesuatu yang tidak dengan sadarnya mudah menyakiti hati orang lain yang setelahnya cuek seolah tak terjadi apa-apa. Padahal, ada yang telah terdzalimi oleh ulah lisan yang tak terjaga.
Lalu, sering-seringlah obati hati agar baik keseluruhannya. 
Istighfar seikhlas-ikhlasnya :”)
أستغفر الله العظيم
Jakarta, November 2019 Ranting Batas
25 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
[Tanya Hati]
Sering-sering ajak diri sendiri berdiskusi. Terlihat baik-baik saja namun banyak yang tergores oleh ulah tak memahami
Hati siapa yang tak sedih ketika mendapati diri yang perlahan menjauh dan melupakan tiap jengkal Nikmat dariNya.
Tak ada hati yang kan tenang begitu saja. Akan ada gelisah, carut marut duniawi yang kian hari melenakan.
Sudah berapa banyak tawanan dosa yang melalaikan? Bahkan ketika menghamba pun masih tak totalitas. Parahnya lagi Rakaat terlupa, bacaan amburadul. Na'udzubillah.
Jakarta, September 2019
Ranting Batas
41 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
Pembenaran
Sudah berapa kali bibir kelu dengan penilaian orang lain? Sudah berapa banyak hati berdetak tak karuan karna tak terima dengan penilaian orang?
Jangan sampai kita menilai orang lain suudzon dengan kita,tapi justru kita sendiri yang suudzon dengan mereka.
Jika salah maka mudah bukan? Minta maaf terutama pada Sang Pemilik Hati. Bukan pembenaran yang malah berdalih justru memperkeruh. Jadi, lain kali kalau ada masalah coba tenang cari solusi, kalau salah minta maaf. Jangan lagi cari kambing hitam apalagi pembenaran.
Terus jangan terlalu berlebihan dengan pandangan orang lain. Bukankah jika iman mengalir pada diri, cukup perbaiki hubungan dengan Allah, maka Allah akan perbaiki hubunganmu dengan sesama Manusia?
Mungkin kita butuh ilmu. Banyakin datang ke kajian. Buka youtube coba chanelnya tentang ilmu agama. Kalau buka instagram coba buka akun yang bermanfaat.
Kalau sibuk ngurusin pandangan orang lain, yang ada kita yang suudzon. Boleh jadi orang yang kita jatuhkan prasangka eh ternyata dia diam2 mendoakan kita.
Malu kan?
Jakarta, Juni 2019
Ranting Batas
89 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
Tulisanmu
Teruslah, tetaplah hidup dalam tiap rangkaian kata-katamu. Aku akan senang membacanya jika diperkenankan.
Ejaan tulisanmu memberi isyarat, bahwa untuk menjadi saudaramu tak banyak syarat (katamu). Cukuplah islam, maka kita adalah saudara seiman.
Tegas dan santun bahasamu. Membiarkan sepasang mata berselancar menikmati tiap diksi. Hingga menepi pada akhir kalimat. "Kita adalah saudara seiman, namun kita tak bisa bersamaan".
Jakarta, Juni 2019
Ranting Batas
63 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
Embel-Embel Dunia
Sudah berapa banyak tawanan dosa yang melalaikan? Bahkan ketika menghamba pun masih tak totalitas. Parahnya lagi Rakaat terlupa, bacaan amburadul. Naudzubillah
Seringnya merubah tampilan luar namun lupa mempercantik yg tak terlihat. Embel-embel dunia memang menyilaukan seolah Mutiara berada di hamparan gunung dan Edelweis di dasar lautan.
Alasan klasik yang membuat terlena adalah embel-embel dunia. Serupa materi, jabatan, popularitas, dll. Sudahlah siap2 ditikam oleh pemikiran kikir yang haus reputasi.
Kita sering terlupa bahwa ada Akhirat setelah Dunia!
Jakarta, Juni 2019
Ranting Batas
56 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
Terimakasih
Teruntuk perjalanan yang penuh dengan taburan kebaikan. Dalam dekapan ukhuwah, ada haru yang tak dapat kubendung.
Memaknai temu pada pijar teladan. Mengkerdilkan ego secara perlahan. Terimakasih sudah berjuang sejauh ini. Semangat dalam ketaatan yang tak banyak orang tau tentang susahnya kamu berjuang. Mencoba kokoh tetap berjalan di tengah ocehan orang lain terhadapmu.
“Kamu masih begini, kamu masih begitu, kamu belum pantas berpakaian syar’i”
Sayang, bukan mereka membencimu. Mereka terlalu perhatian, pun mereka ingin sepertimu sekarang.
“Tetap do’akan mereka agar merasakan nikmat sepertimu sekarang ya”.
Aku banyak belajar darimu. Sungguh, kubelajar ketulusan dari banyaknya kisah yang pernah kita ukir.
“Teruslah membersamaiku dalam kebaikan”, katamu (sudut matamu menggenang).
Maa syaa Alah Tabarakallah. Kalimat itu, situasi ini pernah kuimpikan dahulu 2 tahun lalu, tepat ketika kita mencoba saling bermanfaat versinya kita, di salah satu komunitas sosial yang dulu menjadi alasan kita bertemu.
Sholihah, semoga kita Istiqomah. Sahabat sampai Syurga yaa Insyaa Allah. Allahumma aamiin.
Menara 165, Agustus 2019
Ranting Batas
33 notes · View notes
rantingbatas · 5 years
Text
Samudra kita sama, namun Kapal kita Berbeda
Kita sering berpura-pura tak pernah terjadi apa-apa pada hati. Perihal singgah yang terhitung sebentar, tentang kamu yang tak benar-benar berniat memainkan hati. Kamu tau? Mengolah rasa tak semudah kamu datang dan pergi, karna ada banyak hal yang harus dituntaskan.
Jika ditanya tentang kamu, bibir kelu tak tau harus menjawab siapa kamu. Menginginkanmu adalah mustahil, aku sadar pada bagian ini. Namun, jika hati telah berlayar pada samudra ternyamannya. Kuyakin tak ada yang bisa menolak, begitulah kita.
Hey, kamu jangan menjadi asing lagi. Sebab dahulu sudah cukup aku mendengar tentangmu dari luapan pujian seorang kawan. Memang saat ini kita mungkin saja berlayar pada samudra yang sama, tapi tak dikehendaki pada kapal yang sama.
Teruntuk kamu, terimakasih sudah dengan sabar mempelajari hatiku sedemikian jauh. Aku pamit, undur diri. Karna nanti akan ada hati yang ingin kupelajari lebih dibanding kamu, karna ia benar-benar ingin berlayar pada kapal yang sama.  Dia, yang nanti menjadi imamku.
Ranting Batas
Jakarta, April 2019
148 notes · View notes