Tumgik
#ikhtiar jalan terus
inikumi · 4 months
Text
Ada beberapa hal yang akhirnya membuat aku khawatir.
Jangan-jangan cara ku bertindak membuat semua nya semakin memburuk.
Jangan-jangan keputusanku dalam bertindak membuat semua nya malah semakin berantakan.
Dalam beberapa kejadian, apa iya semua nya salah ku? Karena beberapa hal disudutkan karena tindakanku yang katanya membingungkan.
Ternyata aku lupa, yang berhak atas mu adalah Allah. Aku lupa memasrahkannya kepada Allah. Jika akhirnya segala niat baik tapi berakhir buruk, bukankah itu juga cara Allaah menyadarkan kita?
Karena yang terbaik untuk kita, akan menemukan jalannya sendiri.
Set bounderies itu penting. Pegang prinsip kita sendiri. Yang tidak satu tujuan perlahan tersaring. Jika memang seseorang itu sudah ditakdirkan, ia akan menemukan jalannya sendiri. Tetapi hanya Allah yang mampu atasnya.
Jodoh adalah rezeki. Jodoh juga amanah. Jika seseorang belum mampu mengemban amanah itu, diusahakan seperti apapun tidak akan pernah menjadi takdirnya. Perjuangan itu sulit, justru yang sulit itu diuji penuh oleh sebuah kesabaran.
Sabar ya nanti juga ada masa nya.
#ikhtiarjalanterus
20 Desember 2023
15 notes · View notes
taufikaulia · 2 months
Text
Pernah Gak Terpikir Kenapa Rumah Tangga Itu Dinamain ‘Rumah Tangga’?
Rumah + tangga
Rumah itu berarti setelah menikah kamu dan pasangan ‘punya’ rumah yang kalian pegang kendali penuh di situ. Rumah di sini tak selalu dimaknai rumah fisik, melainkan juga bangunan abstrak bernama keluarga yang terbentuk setelah sahnya pernikahan.
Sedangkan tangga itu berarti tahapan. Bayangkan tangga darurat sebuah gedung pencakar langit. Seperti itulah ‘tangga’ dalam rumah tangga. Harus dilalui selangkan demi selangkah, dan rasanya lebih berat daripada berjalan di bidang datar.
Tangga inilah yang harus dilalui jika ingin rumahmu tumbuh jadi rumah yang besar, aman, dan nyaman.
Ingat, ini rumah tangga, bukan rumah eskalator atau rumah elevator. Gak ada jalan pintas untuk naik dari satu tahapan ke tahapan berikutnya. Setiap anak tangga harus dilalui satu demi satu. Harus ada effort. Harus ‘capek’ seperti naik tangga yang bikin kita ngos-ngosan. Tidak seperti orang naik eskalator yang hanya perlu melangkah satu kali, lalu dalam satu menit kurang lebih sudah sampai di lantai berikutnya.
Jadi apa artinya? Artinya jangan cuma bayangkan bagian enaknya berumah tangga. Sadari pula bahwa begitu detik pertama kamu menikah, peran dan tanggung jawab lebih besar sudah dipikul. Kamu bukan hanya kamu sendiri, tapi kamu adalah penghuni sebuah rumah yang harus terus kamu jaga, rawat, dan terus bangun sampai akhir hayat.
Jangan bayangkan bahwa tangga yang harus dilalui itu hanya yang sifatnya materil saja seperti punya anak, punya kendaraan, punya rumah, menyekolahlan anak, dan punya uang banyal, melainkan juga tangga-tangga kualitas seperti kebahagiaan dan kedewasaan kita yang harus terus naik nilainya.
Semakin lama kamu menikah kamu akan merasa cinta itu semakin abstrak, sedangkan yang kongkrit adalah tanggung jawab. Dan pada akhirnya kita akan jatuh cinta sekali lagi kepada kesungguhan dan tanggung jawab pasangan kita dalam menjalani perannya dengan sebaik-baiknya. Dari sini, keutuhan rumah tangga itu dipertahankan bukan dengan cinta, tapi dengan kesungguhan dalam menjaga tanggung jawab.
Berangkat dari kesadaran ini saya menyadari bahwa sangat mungkin rumah tangga ini kelak akan dihadapkan pada situasi-situasi yang tidak ideal. Karena itu, ikhtiar paling logis yang bisa saya lakukan untuk menjaga keutuhan rumah tangga ini adalah dengan mengisi peran saya sebagai suami, kepala keluarga, dan ayah sebaik-baiknya.
Meski kadang rasanya lelah juga, sering patah juga, tapi menyempurnakan ikhtiar dalam mengisi peran setidaknya akan memperkecil probabilitas datangnya penyesalan di kemudian hari.
@taufikaulia
341 notes · View notes
ibnufir · 3 months
Text
Bukan soal uang, tapi panggilan hati menjadi manusia
Menghadapi persalinan istri selalu menjadi hal yang paling mendebarkan.
Bapak paling tangguh sekalipun, pasti menangis ketika mengumandangkan adzan untuk pertama kalinya.
Meski ini anak yang kedua, tapi rasa-rasanya tidak mengurangi rasa khawatir dari yang pertama.
Tetep aja dibikin melow.
Alhamdulillah terlahir normal, seperti kakaknya.
Dan barangkali memang betul bahwa kontrol setiap bulan ke dokter adalah salah satu ikhtiar untuk memudahkan persalinan.
Adalah seorang dokter kandungan perempuan, yang membuat kami yakin untuk melahirkan di rumah sakit prakteknya.
Waktu kami kontrol bulanan, beliau pernah bilang "Saya tidak mau menjadi dokter dengan tingkat prestasi lahiran caesar yang tinggi"
"Padahal ngapain kan, duitnya lebih sedikit"
"Kalau caesar saya jelas dapat lebih banyak. Tapi ini bukan hanya soal uang, tapi panggilan hati menjadi manusia."
"Sehari, dua hari, saya tungguin, saya pantau saya observasi terus. Lahiran caesar jalan pertolongan terakhir"
Ternyata betul-betul ditungguin. Hampir rata-rata pasien melahirkan hari ini di rumah sakit ini normal.
Masya Allah...
Padahal dulu waktu pertama kontrol saya sempat jengkel karena menunggu lama dari jadwal praktek.
"Pindahlah" saya bilang ke istri.
Tapi pas masuk "maaf ibu bapak" katanya. "Saya habis bantu pasien lahiran dan batalin puasa dulu" Puasa hari senin.
Orang tua mana yang tidak ingin mempercayakan kepada yang kuat keyakinannya.
Akhirnya kami kembali, rutin setiap bulan.
Dan yang paling saya ingat adalah kalimat-kalimat menenangkannya.
"Orang hamil itu jangan dibikin tegang. Engga usah terlalu jauh mikirnya. Dibawa santai aja, lha wong sudah ada yang ngatur kok"
"Pasrah nggih pak, buk"
Alhamdulillah Bu dokter Lisnur dan ibuk-ibuk bidan, kami menjadi saksi ketulusanmu memberi pertolongan.
Terima kasih, dari bayi laki-laki pelengkap keluarga kami.
Tegal, 26 Januari 2024. 20.00 WIB. Rumah Sakit Islam Harapan Anda.
—ibnufir
67 notes · View notes
aimanhilm · 1 month
Text
*RESET* -Memulai kembali-
Sebuah kejadian, baik ataupun buruk, menimpa kita semua atas Kehendak Allah. Pun apa yg akan terjadi, semua sudah Allah tetapkan di Lauhul Mahfudz. Namun, pasrahkah kita tanpa berbuat apa2?
Lets re-call kisah Siti Hajar, ketika bayi Ismail A.S. menangis kehausan sekali. Ikhtiar yg beliau lakukan adalah berlari mencari sumber air/bantuan yg kemungkinan dapat tetlihat dan dijangkau. Menaiki bukit Shafa dan Marwah.
Kalau manusia biasa mungkin cuma ngecek 1-2 kali, lalu 3 untuk last confirmation. Klo ga ada ya mungkin akan menyerah begitu saja.
Namun, beliau melakukan itu 7x bolak-balik kedua bukit tersebut. Dan Allah bukannya memberikan solusi tampak/berasal dari usaha yg beliau. Tapi Allah memberikan rezeki dari arah yg tidak disangka2, dari hal terdekat dari anaknya, mata air zamzam mengalir di bawah kakinya. Apakah beliau menyalahkan ikhtiarnya? Tentu tidak. Beliau bersyukur atas ketetapan yg telah diberikan oleh-Nya. Pun kemudian, yg jadi syariat dalam haji & umroh itu Sa'i, bukan minum air zamzam. Coba pahami & maknai.
Kadang hidup emang suka bercanda, mungkin bagi kita juga bercandanya kelewatan. Berbagai upaya kita lakukan, eh rezekinya dari yg lain. Kadang ada yg berbelit2, dikasih solusi kenyataan yg sangat simpel. Kita berkehendak ini, tapi Allah berkehendak lain. (NB: kehendak yg kita miliki pun juga atas izin Allah kita punya itu)
Quotes "Apa yg kita inginkan yg terbaik buat kita, belum tentu baik untuk kita. Tapi apa yg Allah kehendaki untuk kita, percayalah itu pasti yg terbaik"... Awalnya sekadar kata2 yg kupahami dg akal, tanpa pemaknaan lebih dalam dari hati. Mungkin tak semudah itu untuk menerima, maka mintalah kepada Allah untuk menguatkan diri kita supaya dapat lebih ikhlas dan jujur pada diri kita sendiri.
Sedikit hikmah yg bisa dipetik dari kajian + stand up malam tadi.
Alhamdulillah, Allah gerakkan hati dan badan ini untuk hadir & kembali menuliskannya.
Barakallahu fiikum Ust. Salim A. Fillah & Bang Abdur. Bonus foto dg ust. Hammad 😁
Semoga Allah kuatkan dan mudahkan jalan kita untuk terus berikhtiar dan selalu kembali ikhlas atas segala ketetapan-Nya #NTMS
Tumblr media Tumblr media
30 notes · View notes
terusberanjak · 9 months
Note
Rasanya aku lelah banget di dunia. Rasa keputusasaan kerap menghampiri. Kondisi diri yg keterbatasan gerak, ditinggal mamah wafat, kerjaan ga stabil, jodoh apalagi. Belum keliatan hilalnya. Rasanya mau pergi dari dunia, tapi amal belum cukup. Sampai sering berpikir kalau aku paling sengsara di dunia. Astagfirullah. Gimana caranya ya biar kita bisa tetap istiqomah buat Husnudzon kepada Allah? Biar kita ga terus²an berpikir yg udah pasti Allah jamin.
Semangat ya mbak. Aku gak bisa bilang banyak karena aku masih fakir ilmu juga. Aku di sini cuma mau ngasih semangat.
Semangat mbaaa🥰 Jangan menyerah. Tetep optimis apapun kondisi kamu. Mba adalah hamba pilihan Allah yang ditakdirkan buat melalui ini semua, tapi yang mesti dihujamkan dalam hati adalah semua badai yang terjadi di kehidupan manusia itu pasti bersifat sementara sebagaimana dunia yang bersifat gak abadi ini. Apa buktinya? Manusia meninggal adalah bukti dunia tuh gak abadi.
Istilahnya yang kecil aja (manusia) gak abadi, apalagi dunia yang besar ini? Pasti sementara juga.
Let it flow. Fokusin ke apa yang bisa dikendalikan sama diri sendiri; "iman kita, cara kita ngerespon hal yang sedang terjadi sama kita, pikiran kita tentang masa depan dan hal-hal yang belum terjadi."
Untuk yang diluar kendali kita serahin ke Allah. Gimana Allah aja. Percaya sama Allah kalau setiap detiknya Allah sedang nuntun kita menuju jalan keluar yang kita perlukan. Kalau bukan hari ini, in syaa Allah besok. Kalau besok belum juga, berarti besoknya lagi in syaa Allah. Pokoknya setiap detiknya tuh kita lagi berjalan menuju pintu keluar dari badai yang sedang menyapa kita. Tugas kita ikhtiar, baik sangka ke Allah dan tawakkal.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...." (Al-Baqarah: 286)
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah: 155-157)
Aku tau gak mudah bahkan bagi diri aku sendiri pasti gak mudah. Tapi percaya mba in syaa Allah lewat badai ini Allah nyiapin sesuatu yang menakjubkan buat kamu sampai kamu lupa rasa luka dan bersyukur pernah melalui semua ini.
Semangat yaaa mbaaa🥰
Maaf baru jawab pertanyaannya karena jujur ini pertanyaan sulit. Khawatir salah jawab, tapi semoga ini menjadi salah satu jalan buat mba agar tetap semangat ya mbaa🥰
@terusberanjak
53 notes · View notes
sarasastra · 8 months
Text
Ga mau mikirin tapi kepikiran. Kayak jadinya lebih baik aku ngga tau aja kondisi di sana gimana daripada jadinya bikin kesel, stress, situasi yang ga ideal menurutku.
Mungkin ini akhirnya kenapa Allah bikin aku tinggal jauh dari kota kelahiran. Jauh dari keluarga dan sodara-sodara. Supaya aku bisa nemuin true color-nya aku tuh gimana sih. Gimana potensi aku sebenernya, gimana aku berupaya dan membentuk kultur keluargaku sendiri. Tanpa banyak campur tangan banyak pihak.
Hanya restu, doa dan sekilat kabar sesekali yang terdengar. Dan mencukupkan diri disitu. Ga perlu sampai turut ikut campur segala urusan dan huru hara yang terjadi di sana. Mungkin bukan kapasitasku juga. Inginnya emang bilang, "maaf ngga berurusan".
Lebih baik punya pikiran yang tenang, karena di sini juga aku mengasuh anak, membesarkan anak, merawat hubungan dengan pasangan. Mencari kembali jati diri sebagai ibu dan sebagian diriku yang ingin aktualisasi diri.
Bukan berarti ngga sayang, ngga mau tau, atau ga peduli sama situasi nun jauh di sana. Tapi aku memilih untuk apa yang baik untukku, untuk keluarga kecilku. Untuk kebaikan mentalku, untuk kesehatan jiwaku.
Inginnya semua ideal, sesuai sebagaimana seharusnya, serba baik, serba tepat dalam tiap keputusan yang orang tuaku ambil, tapi nyatanya ngga bisa semuanya begitu. Mustahil. Karena banyak variabel yang menentukan keputusan dan jalan hidup seseorang atau sebuah keluarga.
Yang bisa kulakukan hanyalah berdoa, menyerahkan segala urusan sama Allah. Allah tau yang baik. Allah tau mana kondisi terbaik buat tiap manusia beramal. Jadi, jangan khawatir. Lakukan saja ikhtiar terbaik sambil terus tawakkal dalam hidup. Ikhlas jalani semuanya walau sulit. Sesekali mengadu & mengaduh tidak apa-apa. Karena kita juga kan manusia..
Tangerang, 31 Agustus 2023
25 notes · View notes
azmi-azizah · 7 months
Text
Kadang rasanya ingin menyerah, bingung dan lelah, kenapa tak kunjung ada pertanda atau petunjuk dari-Nya..
Kadang rasanya ingin marah, kepada diri yang tak sabaran, mudah berpikiran sempit tentang skenario-Nya, dan berpikiran buruk pada sesama..
Tapi kembali lagi, setelah direnungi, mungkin hati ini butuh dilembutkan lagi. Agar sabar dan syukur memenuhi dan membahagiakan diri. Agar terus berhusnudzon bahwa pastii, pasti Allah udah siapkan yang terbaik. Agar terus mengiringi penantian dan pencarian ini dengan ikhtiar-ikhtiar dan jalan-jalan yang suci..
10 notes · View notes
mutiarafirdaus · 7 months
Text
Refleksi Skripsweet 💓
Ceritanya lagi baca buku kuliah tentang Manajemen Kurikulum. Eh tapi kok ada pembahasan yang keren tentang bagaimana Islam menetapkan syarat Manajemen. Mari kita simpan disini ✨
Sebagaimana Ali bin Abi Thalib telah memperingatkan kepada kita, bahwa kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir. Maka ada syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam mengorganisir kebaikan yang didasari dari Quran dan Sunnah Nabawi.
Mempunyai tujuan yang tulus atau bersih. Bisa juga maksudnya adalah memiliki niat yang berorientasi kepada Allah. Jadi kalau udah pasang niat tulus lillah, hal hal yang dikerjakan jadi tidak keluar jalur dan menyeleweng.
Sebuah peringatan buat para pengorganisir kebaikan yang masih hobi modus. Bisa jadi asbab mandek pergerakan kebaikan itu karena modus yang masih dipelihara. Astaghfirullah :"
Kalau melihat pengorganisasian yang dilakukan Nabi SAW dalam dakwah kebaikan ini, beliau tujuannya clear. Menyeru kepada kalimat tauhid. Sungguh sangat tulus dan bersih :"
Sehingga dari tujuan yang bersih nan tulus itu, tercurah pertolongan dari Allah SWT dan berlimpah keberkahan juga.
Mempunyai persiapan yang matang. Sehingga pelaksanaan benar benar maksimal, tawakkal lancar tapi ikhtiar tetap jalan. Sehingga dengan itu, mencapai tujuan yang telah dicanangkan bukan suatu hal yang sulit atau mustahil
Kalo kata Ustadz Nuzulul Dzikri, kalau urusannya masih perkara di dunia insya Allah apa apa aja bisa asal tawakkal dan ikhtiarnya maksimal.
Dakwah Rasul SAW dan para sahabat dengan persiapan mereka yang matang mampu meruntuhkan dua Imperium raksasa dunia saat itu. Terlalu mantap emang.
Memiliki program yang jelas. Dalam melakukan tindakan, jangan masih abstrak sudah dilaunching. Tuntaskan sampai semua konsep tersusun rapi dan siap untuk dieksekusi. Ini bisa dibilang buah dari persiapan yang matang.
Kalau ingat dakwah Rasul ketika di Madinah, program yang dibuat di awal-awal dakwah juga jelas sekali. Pemasangan taakhi antara Muhajirin dan Anshar agar menguatkan soliditas pendatang dan penduduk asli. Pembuatan Piagam Madinah dalam rangka penyusunan undang undang bermasyarakat. Membangun masjid sebagai markas pusat dakwah, tempat pembelajaran dan ibadah.
Dan masih banyak lagi yang ketika dilaunching tidak membuat orang-orang kebingungan.
Adanya dorongan atau penguatan sehingga menjadi sumber kekuatan yang mampu melancarkan proses manajerial kebaikan ini agar mampu mencapai maksud yang dituju.
Allah menurunkan hadiah, jamuan, dorongan, dan motivasi yang sangat mulia bagi Rasulullah SAW dan para umatnya. Tak lain tak bukan ialah Al Quran. Pertanyaanya, apakah saat ini kita menjadikan Al Quran sebagai dorongan dan penguat agar mampu kuat mencapai tujuan? :"
Jadi curiga, jangan-jangan tersebab persyaratan manajerial Islami yang dijaga para muassis dakwah dan penerusnya menyebabkan dakwah Islam ini terus ada. Sampai nanti, sampai kita memejam mata.
13 notes · View notes
chocohazel · 1 month
Text
Ramadhan Journal : 4. Menjadi Manusia Bertakwa
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka”
— Ath Tholaq : 2-3
Sebagai manusia sadarilah bahwa kita terkadang menuntut terlalu banyak daripada apa-apa yang dibebankan kepada kita sehingga hidup akhirnya menjadi rutinitas tak henti yang melelahkan dan tanpa makna.
Akhirnya semua terasa melelahkan sebab tanpa kita sadari kita telah terjebak saat sibuk mengejar “hidup” yang kita definisikan sendiri. Padahal jika boleh kita bersepakat bahwa hidup adalah tentang rangkaian satu ujian menuju ujian lainnya, maka ketahuilah bahwa dalam ragam uji jenis apapun — sebagai manusia yang perlu kita lakukan hanyalah berikhtiar dan tawakal kepada Allah.
Ikhtiar dan tawakal kepada Allah haruslah dilekatkan dengan konjungsi “dan”, yang apabila salah satu diantaranya tidak bernilai benar maka hasilnya pun tidak akan menjadi benar.
Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali kisah tentang bagaimana Allah memberikan pertolongan kepada hambaNya yang telah memaksimalkan ikhtiar pada saat seolah tidak ada lagi jalan keluar yang dapat ditempuh; kisah Ummu Ismail, Musa dan Maryam ‘alaihimussalam misalnya. Allah memberikan “jalan keluar” yang tidak berhubungan secara kausal dengan apa yang menjadi ikhtiar mereka. Namun benang merah di antara ketiganya adalah mereka merupakan orang-orang yang bertakwa, yang murni imannya, yang telah memaksimalkan usaha sembari terus berserah diri kepada Allah.
Kemudian dalam kisah, kita dapati bahwa Allah “mengambil alih” urusan mereka melalui jalan keluar yang sulit dinalar manusia — tapi selalu mudah bagiNya.
Maka apapun yang tengah kau hadapi, sepelik apapun, walau semua dirasa tidak mungkin sebab seolah pintu-pintu telah tertutup dan yang kau lihat hanyalah punggung-punggung manusia yang berbalik meninggalkanmu; semoga tak pernah membuatmu lupa atas tugasmu yang hanya dua; berikhtiar dan bertawakal kepadaNya;
atau singkatnya menjadi manusia bertakwa.
6 notes · View notes
kafabillahisyahida · 2 years
Text
Mendidik Anak dalam Keterbatasan
Mencari rejeki yang berasal dari tangan sendiri itu melelahkan, tapi aku dan suami memilih jalan ini demi memastikan nafkah yang halal untuk anak2 kami. Kendati karenanya itu berdampak aku kehilangan banyak waktu untuk mendidik mereka, maka seringnya kutitipkan pengasuhannya kepada Allah , tiada daya dan upaya ... Keterbatasanku adalah kelemahanku dan kuharap Dia menutupi kekuranganku dengan caraNya. Sehingga dalam urusan dunia, aku tidak meminta anak2ku menjadi yang terbaik sebab akupun belum mampu jadi yang terbaik. Aku tidak menuntut mereka menjadi pintar, hebat, kaya dan kompeten. Sebab aku tak tau hakikat dari segala sesuatu, yang mana yang akan menjadi kebaikan bagi mereka.
Allah tak menerangkan bahwa orang yang selamat dan bahagia adalah orang kuat, kaya, pun cendekia, firaun orang kuat, qarun orang kaya, dan abdullah bin ubay adalah cendekia tapi mereka terlaknat dan diazab. Para koruptor, hacker, itu adalah orang2 unggul dan terpelajar pada mulanya tapi mereka kurang ajar.
Pendidikan formal anak2ku bagiku sekadar agar mereka survive, tidak menyusahkan orang lain, lebih baik agar mereka bisa memberi manfaat bagi masyarakat, bukan agar mereka menjadi bintang, karena aku tau pasti mengejar pengakuan itu sesuatu beban yang melelahkan dan seringkali mengecewakan
Doaku cukup agar mereka menjadi orang yang beruntung. Aku mohon jaminan anak2 ku kepada Allah. Maka seringnya Allah cukupkan ikhtiarku walau dengan pengorbanan yang sedikit Dia izinkan mereka bisa lebih banyak memahami, lebih mudah mengerti. Waktu yang kami miliki sehari2 untuk bermain, belajar sangat singkat tapi aku mencoba memaksimalkan kualitas
Setiap menghabiskan waktu bersama ,kami libatkan Allah dalam setiap perbincangan, sehingga ketika sedang asyik aku kadang bertanya "kaka ade mau ga kalau kita kayak gini terus sampai nanti di syurga " tentu mereka jawab "mau" dan kubilang "kalau gitu bantu ayah bunda dengan jadi anak yang soleh". Taqwa itu mutlak yang harus diperjuangkan, iman tidak dapat diwariskan.namun itu satu2nya jaminan agar mereka mendapat yang terbaik dari Allah. Walau bukan berarti yang terpintar, tercantik, terkenal tapi pasti yg terbaik. Janji Allah sebenar2nya janji, dan Dia sebaik2 yang paling menepati janji.
Menurut kita memangnya apa dan siapa yang mendesain kisah2 seperti anak tukang becak yang tak lulus SD meraih gelar doktornya. Pun seorang ibu yg terbatas waktu dan kemampuannya bisa menjadikan 10 anak2nya hafidz hafidzah. Itu kisah2 mustahil dengan ikhtiar manusia biasa kecuali dinalar dengan iman dan kuasa Allah. Yang menurut para ulama mula2 ditentukan oleh nafkah yang halal.
Ya harapanku agar anak2ku menjadi orang beruntung... Agar mereka tak sombong dan merasa hebat, agar mereka sadar bahwa segala kebaikan yang ada padanya hakikatnya adalah pemberian dan pertolongan Allah... terlebih adalah ujian yang bila salah difahami bisa saja jadi bumerang.
Keberuntungan dalam Al-quran adalah pencapaian tertinggi dan hanya didapat oleh orang2 beriman. "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman," (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 1)
Dan ini menjadi PR terpenting ketimbang pendidikan itu sendiri. Yakni memastikan mereka tumbuh dari harta yang halal. Karena rasul berpesan sekali2 hidayah itu tidak akan menyentuh hati dan diri yang kotor yang padanya terdapat hal2 haram.
Anak seperti mesin fotocopy... Ia akan senantiasa memperhatikan lalu meniru sifat dan perilaku orang tuanya. Jadilah PR terberat berikutnya, pendidikan itu tak berarti seberapa sering kita mendikte dan mengajari. Pendidikan itu tidak berpusat pada mereka yang diajari tapi tergantung pada sosok yang mengajari. Dan bagi anak, pendidikan anak no 1 adalah di rumah, amat dipengaruhi wibawa dan akhlak mulia yang yang dicontohkan orang tua dalam kehidupannya.
76 notes · View notes
hepina · 3 days
Text
lesson learned seputar pertaarufan duniawi
awal 2024 ini alhamdulillah tuntas dari fase mencari jodoh, setelah bertahun-tahun berjuang dan berdoa (terdengar lebai tapi emg beneran kaya gt 😅). dari yang udah berlalu, ada banyak pelajaran yang kudapet yang rasanya eman-eman kalau kusimpan sendiri. jadi, aku coba menuangkan pelajaran yang kudapat itu dalam tulisan, bismillah semoga ada manfaatnya yaa buat temen-temen sekalian:
• biro jodoh bisa banget jadi opsi, tapi opsi ini menuntut kehati-hatian yang lebih, dan kesabaran yang lebih. harus banget crosscheck lebih mendalam, pastikan informasi yang kamu dapat sesuai dengan kenyataan yang ada pada person tersebut. gimana caranya crosscheck? jangan andalkan informasi dari beliaunya saja, coba cari saksi hidup (😆) lain yg bisa ditanya-tanyain untuk memastikan info yg udah didapet serta untuk mencari info-info tambahan lainnya. supaya ngga kejadian, foto postingannya dengan yang aslinya berbeda~ 😂 etapi ini honest review dr aku yang dah 3x ikut biro jodoh dan qodarullahnya ngga dapet jodoh dr sana wkwkw, menurut aku di biro jodoh itu khalayaknya luas bangett, jadi buat aku rasanya kaya ga masuk 'niche' kita atau istilahnya terlalu random gt. kalo dr kenalan-kenalan kan, biasanya kurleb ada latar belakang yang masi banyak mirip-miripnya. setelah dilalui, ternyata qodarullah aku dan keluargaku kurang cocok dg metode ini. tapi ini preferensi pribadiku aja yages, banyak kokk yang dapat rezeki jodohnya lewat jalan tsb.
• nah berkaitan soal rezeki, ada 1 mindset yg selalu aku pegang tiap mau ikut biro jodoh, mau titip cv ke ustadz atau kenalan lainnya: jodoh itu rezeki. tugas kita adalah menjemput rezeki dengan ikhtiar sebaik-baiknya, dan doa sebanyak-banyaknya. masalah nanti hasilnya bakal kaya gmn, bakal berhasil apa nggak, semuanya adalah takdir dan ketetapan Allah yang pasti sepaket sama banyak hikmah dibalik itu. bisa jadi kita udah usaha via jalan a, b, atau c, tapi ternyata Allah datangkan hasilnya dari jalan yang ngga terduga-duga: bisa di x, y, atau z 😁 bonus status ibuku yang mengutip omonganku kala ituu, pas momen mau ikut biro jodoh hehehe
Tumblr media
• masih berkaitan soal rezeki, kita diwafatkan saat rezeki kita sempurna. kalau memang berjodoh dg seseorang adalah salah satu rezeki yang Allah berikan buat kita di dunia, pastiii bakal diberikan pada kita entah bgmn caranya. aku dulu pernah ada project terjemahin potongan kajian soal ini, masya Allah pelipur lara bgt kalo udah mulai hopeless soal rezeki:
youtube
• menolak dan ditolak adalah hal yang biasa, semacam makanan sehari-hari ketika kamu memutuskan untuk mulai 'berproses'. ada sih yang sekali nyoba proses eh langsung jadi sampe pelaminan, tapi ada juga yang harus melewati berkali-kali-kali proses sampe ketemu sama yang pas dan artinya harus berkali-kali-kali melewati momen menolak maupun ditolak. kalau emg ga cocok, jangan ada rasa gaenakan atau sungkan menolak yaa, entah sungkan sama beliaunya atau sungkan sama perantaranya. dan kalau qodarullah ngerasain yang namanya ditolak, ga bisa dipungkiri pastii ada banget namanya rasa insecure semacam "aku seburuk itu yahh" "apakah aq tidak layak untuk dicintaii" 🤣. tapi plis tolong jangan berlarut-larut sama perasaan itu, ditolak tuh bukan karena kamunya yang buruk atau dianya yang buruk, tp simply karena yaaa kalian ngga jodoh ajaah. boleh dijadikan evaluasi kok buat lebih baik ke depannya, biar semangat buat memperbaiki diri, tp jangan berlarut-larut sama perasaan sedih dan insecure yaa. kamu berharga, dan bakal semakin berharga kalau bisa terus tingkatin value dirimu dg banyak hal positif ♡
• tidak bisa dipungkiri bahwa lika-liku cari jodoh itu bikin capek lo ges. bener kata wali pas cari jodoh, oh tuhaan inikah cobaan 🤣 tapi namanya hidup yah, pasti ga lepas dr ujian yang semoga dengan ini bisa jadi sumber datangnya pahala dr Allah maupun dihapusnya dosa² kita yang telah lalu. insya Allah apa yang udah kita usahakan, doa yang kita panjatkan, semuanya ngga bakal sia-sia, bakal diberi hasil dan ganjaran yang sepadan di sisi Allah ta'ala. nahhh krn mencari jodoh adalah sesuatu yang terkadang melelahkan, kamu boleh bangett istirahat, break sejenak dari segala pertaarufan duniawi kalo rasa-rasanya udah otw burnout hehe. dan ini adalah opsi yang kemarin aku dan keluargaku ambil ketika kami mulai lelah berkelana wkwkwk, pas itu si kami sepakatnya "istirahat dulu sampai nida pulang umroh, mau fokus berdoa dulu aja". ternyata eh ternyataaa, di momen pasrah tsb justru Allah datangkan tawaran tak terduga-duga yang bikin kita membatalkan komitmen buat 'istirahat' tsb dan alhamdulillahnya Allah lancarkan semua prosesnya sampai pelaminan dan doanya yaaa semoga sampai ke surga, aamiin :)
demikian sesi oversharing hari ini 😆 semoga ngalor ngidul ini ada manfaatnya, terima kasih banyak buat yang udah menyimak sampai sini ♡ semoga apapun kebaikan yang kita usahakan saat ini diberikan hasil yang terbaik di sisi Allah, dan semoga tiap kesabaran kita berbuah manis suatu hari nanti, aamiin...
2 notes · View notes
cahyadina · 7 days
Text
Tumblr media
#11/30 : Karena Allah mau, bukan sebab jungkir balikku.
Mau jungkir balik atau salto sekalipun, kalau doa-doa baik itu belum waktunnya dikabulkan, tentu tidak akan.
Orang-orang mengira hidupku baik-baik saja, lancar-lancar saja, tidak paham seberapa kali aku hancur berantakan dikerumuni rasa bersalah jika suatu hari tidak memenuhi harapan.
Sebelum hari dimana manusia-manusia itu memberi selamat, menganggapku berhasil mencapai impian, aku sudah sekian kali menemui kegagalan-kegagalan hidup yang membuatku patah.
Beberapa orang mengira aku beruntung karena lulus ujian kenegaraan di usia 20an tahun. Tapi, dulu mereka juga yang bilang di usiaku yang 20an tahun itu mengapa belum mampu memenuhi harapan dan ekspektasi keluarga.
Jatuh bangun aku berusaha lulus kuliah tepat waktu.
Bersyukur sebelum wisuda aku diterima mengajar di sekolah negeri di Jogja.
Berjuang menjadi tenaga honorer disana, mengajar les kemana-mana demi tambahan uang untuk hidup.
Masa ujian kenegaraan itupun mereka tidak tahu betapa pusingnya, belum lagi sepatuku jebol tepat setelah keluar ruang ujian, bajuku lusuh, keringat dingin bercucuran. Rasannya ingin berteriak.
Mereka tentu tidak akan mengerti sekalipun aku jelaskan lewat pidato atau seminar.
Maka, aku biarkan saja.
Fokus pada apa yang harus aku capai. Terpenting jangan menyakiti keluargaku, atau aku patahkan hidungnya!
Apapun itu, mari usahakan apa yang mesti diperjuangkan. Biar Allah nanti mengatur jalan ceritannya. Diri ini hanya perlu terus ikhtiar. ♡
Allah tahu kapan anak panah itu tepat sasaran.
[Ditulis di kos sembari melepas lelah. Selasa, 23 April 2024]
2 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Secuil Pesan dari Bumi Khatulistiwa
Tumblr media
(Foto diambil ketika sedang melintas diatas sungai Kapuas)
Satu waktu, rekan perjuangan saya dari Bumi Khatulistiwa (baca : Pontianak) menanyakan sesuatu kepada saya. Sayangnya saya lupa redaksinya, tapi poin utamanya adalah mengenai bagaimana cara dalam menjaga nafas perjuangan. Perjuangan yang padahal bertujuan baik, tetapi kenapa selalu tersendat ditengah jalan, atau bahkan terhenti begitu saja.
Dalam nuansa hati yang kala itu sedang tidak baik, entah mungkin karena pertanyaan itu sedang saya alami, sehingga alih-alih sekedar pertanyaan malah seolah-olah menjadi semacam teguran hidayah bagi saya. Saat itu saya hanya berprasangka baik, barangkali ini cara Allah ingin mendidik saya. Siapa tahu bukan, cukuplah selalu prasangka-prasangka baik kepada-Nya.
Saya jawab :
Sudah menjadi tabiat manusia bahwa dalam setiap berproses atau perjalanan yang sedang ia tempuh, selalu menginginkan jalan mulus, sehingga dengannya dapat dengan segera mencapai atau sampai ke tempat atau tujuan yang ia tuju.
Makanya kita pasti sering mendengar istilah "cara instant", bahkan dalam segala hal. Apakah ini baik? Bisa saja, selama masih dalam koridor kebenaran dan kebaikan tentunya. Tidak dicampuri 'bumbu-bumbu' kebathilan berkedok ikhtiar.
Akan tetapi, banyak diantara mereka yang berjuang, tidak mampu mengelola ego di dalam dirinya, sehingga terjerumus di tengah jalan, alih-alih mendapat cara tercepat untuk sampai ke tempat tujuan, mereka justru terhenti, kehilangan identitas dan yang paling parah, keluar dari jalur 'idealisme'-nya itu.
Biasanya, yang menjadi penyebab adalah mereka gagal dalam mengelola "alasan" kenapa menempuh jalan yang mereka pilih itu. Sehingga karena tidak lekas dapat pada tujuan yang ia harap, ia memutuskan untuk menyudahinya saja.
Padahal perkara mengelola alasan itu adalah unsur yang paling penting, dan seharusnya menjadi perhatian utama. Sebab alasan atau niatlah yang akan menguatkan seseorang untuk terus berusaha dengan maksimal.
Ketika suatu saat keletihan menerpa, lesu tiada kira tersebab ujian-ujian yang merupakan tabiat di dalamnya, ya obatnya adalah dengan cara mengingat niat awal kenapa kita secara sadar memperjuangkan ini semua?
Sebab ketika niat seseorang sudah baik dan benar, Allah-lah yang akan menjaga fase berporses, atau tahapan-tahapan kedepannya. Tidak perlu dibuktikan dalam lisan, kejernihan hati yang akan mempersaksikannya.
Ketika tiada satupun orang yang mengapresiasi bahkan melihat proses berjuangnya itu, dengan niat yang baik dan benarnya itu, akan mengantarkan seseorang pada sikap, "Cukuplah Allah yang menjadi satu-satunya Dzat yang menjadi saksi, serta yang akan mengganjar saya."
Dengan catatan, jika itu memang benar bahwa Allah-lah adalah niat tunggalnya.
Jika tulisan ini kamu anggap penting, kamu bebas mengartikan arti 'perjuangan' itu semaumu, sesuai dengan apa yang mungkin sedang dihadapkan padamu saat ini. Semoga Allah senantiasa menjaga nafas perjuangan kita, dengan prasyarat kejernihan niat dan kebulatan tekad serta dibuktikan dengan ikhtiar-ikhtiar kuat.
Sebuah catatan mengendap, 25 November 2019.
Saat mempertanggungjawabkan amanah lembaga di Bumi Khatulistiwa.
66 notes · View notes
nurazisramadhan · 2 months
Text
Berikhtiarlah maka keajaiban datang
Tumblr media
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.S Ibrahim : 37)
Do'a tersebut adalah lantunan yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim tatkala meninggalkan istrinya hajar dengan anaknya yang baru lahir, Ismail.
Mereka ditinggalkan di sebuah lembah yang sangat sunyi. Tanpa ada tanaman, hanya ada lautan padang pasir yang gersang sepanjang mata memandng.
Bahkan, tak terlihat satu pun pepohonan untuk sekadar bernaung, tak terjamah sedikit air untuk menyambung hidup. Tak ada insan lain yang ada selain bayi ismail yang masih memerah. Bayi tersebut kemudian mulai menangis begitu keras karena lapar dan kehausan, bahkan tangisnya menunjukkan tanda-tanda di ambang kematian.
Selanjutnya, sebagaimana naluri seorang Ibu, Ibunda Hajar mulai berlari, mencoba mencari bantuan serta seteguk air atau makanan untuk menghilangkan lapar dan dahaga bayi kecilnya.
Dia berlari bolak-balik tujuh kali dari bukit safa dan marwah. Meski penuh kesulitan namun ia terus mencari dengan seksama ke sekeliling, berharap bertemu dengan setetes air. Namun, hasilnya nihil tak pernah ada air di kedua bukit itu. Meskipun begitu barangkali ia hanya ingin menunjukkan ikhtiarnya kepada Allah. Terlebih ketika sebelumnya ia telah meyakinkan suami, yang telah meningggalkan mereka, dengan kalimat
"Pergilah wahai Ibrahim, sesungguhnya jika ini adalah perintah dari Allah maka Dia tak akan pernah menyia-nyiakan kami"
Lalu, mukjizat Allah pun menghampiri, bukan dari sepanjang jalan dari dua bukit yang ia telusuri, melainkan dari kaki kecil Ismail sang bayi yang tengah menangis keras sedari tadi muncul sebuah mata air yang mengalir begitu deras.
"Zam! Zam!, Berkumpullah berkumpullah"
Begitu wanita tersebut menyeru sambil mengumpulkan bebatuan untuk tak menyia-nyiakan mata air tersebut. Hajar pun lantas takjub dengan apa yang terjadi.
Lewat kisah tersebut kita dapat mengambil ibrah bahwa sering kali mukjizat atau bantuan Allah tak terletak di antara ikhtiar-ikhtiar kita. Bahwa, tugas kita sebagai manusia hanya berikhtiar semata Bahwa, Allah lah yang berhak menentukan kapan dan bagaimana pertolongan-Nya
Dan yang paling utama adalah bahwa Allah benar-benar menghargai proses dari ikhtiar kita, terbukti dari salah satu syariat yang Allah tetapkan pada ibadah haji bukanlah pada zam-zamnya. Melainkan pada sa'i; ikhtiar lari bolak-balik dari bukit safa dan marwah yang dijalani ibunda hajar; yang jika kita renungkan kembali tidak menghasilkan apa-apa.
2 notes · View notes
jippuji · 2 months
Text
Tumblr media
Allah...
Damaikan hatiku yang mulai gusar, tenangkan isi kepalaku yang mulai tak karuan.
Allah...
Aku tahu bahwa setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. Aku juga mengerti bahwa Engkau yang paling tahu akan kebaikan untuk setiap hamba-Mu.
Maka, Allah.. berikanlah aku kelapangan dan ikhlaskan hati. Sabarkanlah aku dalam menggapai apa-apa yang ku ingini. Karena sejujurnya hati ini terlalu rapuh, mudah sekali cemburu pada hal-hal yang belum Engkau titipkan padaku.
Kemarin aku menangis tersedu. Bukan pertama kali namun terasa amat pilu. Aku mengadu pada-Mu di atas sejadahku, mengeluh sambil tergugu. Akan ku ketuk pintu-Mu lagi, dan berulang kali hingga aku pantas dimata-Mu. Hingga aku siap menurut-Mu. Sampai hari itu, aku akan terus menunggu dengan ikhtiar dan doa yang akan terus dilangitkan. Ku harap hari itu akan segera tiba, meski aku tahu tak pantas aku mengiba, tak pantas aku memaksa karena sungguh Engkau yang Maha Kuasa, Engkau yang Maha Tahu kebaikan untuk ku. Tapi izinkanlah aku terus merayu-Mu wahai Rabb ku.
Rumah | 02.03.2024
2 notes · View notes
arumpuspa29 · 3 months
Text
Aku kepada Diriku.
Perjalanan menuju dewasa mengantarkan kita pada hal-hal yang seringnya diluar kendali kita sebagai manusia. Ada hal-hal yang memang tidak bisa ditanggung oleh terbatasnya kapasitas kita sebagai manusia, dan bagiku itu adalah proses belajar yang berharga. Sebagai orang (yang sedang menuju) dewasa, semua pahit getirnya mau tak mau harus kita hadapi. Karena dengan melalui itu semua, kita jadi lebih paham makna berjuang dan berusaha. Meskipun di tengah-tengahnya, lebih sering kecewa yang dirasa.
Seiring dengan bertambahnya penolakan dan kegagalan yang kita alami, kita jadi lebih menghargai setiap kerja keras yang kita lakukan. Lebih menghayati doa-doa yang kita panjatkan. Karena kita tahu, yang bisa kita kejar hanya ikhtiar, serta tengadah tangan sepenuh doa dan sepanjang sabar. Dan nanti ketika Tuhan pemilik semesta mengabulkan apa yang kita butuhkan, kita tak akan lupa mengeja syukur dengan sebaik-baik cara yang kita mampu kerjakan, serta mengasah ikhlas pada segala pinta yang dijawab penundaan atau dengan penggantian yang lebih indah.
Tenang.. yang jadi punyamu akan tetap menujumu kok. Jangan terlalu banyak risau dan galau pada hal-hal yang tak mampu kau jangkau, ya? Ingat-ingat jua bahwa segala apapun yang melewatimu, itu artinya memang tak tertulis pada bukumu. Dengan begitu, hatimu akan lebih ringan untuk terus berjalan, dan lebih mudah melangkah menuju suatu tempat yang orang-orang bijak sebut dengan masa depan.
Kalau nanti kau lihat manusia-manusia baik selainmu sudah lebih jauh memacu kayuh, percayalah bahwa mereka juga berupaya dengan sungguh. Bukan karena waktu bergulir secara tak sama bagimu dan mereka, tapi karena memang kau dan mereka berbeda jalur yang ditempuh. Tugasmu, cukup menyeka peluh, lantas terus melaju menggiring roda-roda doamu tanpa jenuh.
Jangan lengah, jangan sepintaspun terbesit kata menyerah. Di suatu tempat di bentang bumi yang luas ini, akan selalu ada pemilik teduh yang menyambutmu pulang ke tempat bernama rumah. Dengan hangat peluk dan senyum merekah, serta binar mata yang berkilauan cerah. Yang akan selalu menerimamu, entah sepelik dan segelap apapun badai yang menerpamu dari satu-dua penjuru arah.
Dan aku ingin mengingatkan barang sekali-dua kali lagi, bahwa kamu pun sama baiknya dengan mereka. Entah di ladang kebaikan yang manapun, entah di taman-taman dakwah yang manapun, atau bahkan dari kebaikan sesederhana apapun yang mampu melengkungkan senyuman-senyuman meneduhkan milik siapapun, aku percaya kamu akan temukan satu yang akan jadi jalan penerang dan penenang kesukaanmu. Dan kamu bisa menimba ilmu dari situ.
So, jangan dulu lelah dididik Allah ya, Rum. You know that Allah knows what's best for you :))
Hamasah!
(Rabu, 31 Januari 2024, 17:28. Ujung kisah penutup di Januari, kamar kos, mendung dan suara guntur sebelum maghrib)
6 notes · View notes