Tumgik
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Imaginary Axis
Historical Identity of Yogyakarta in a straight line: Merapi - Tugu - Keraton - Panggung Krapyak - Parangtritis
You can download the full illustration of those landmark on my dreamstime, adobe stock or shutterstock.
https://www.dreamstime.com/ahmadnvrhasan_info
https://stock.adobe.com/contributor/207302070/Hasan
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Barkley, a French Bulldog
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
A scene from Free the Nipple movie
2 notes · View notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Valentina Nappi
3 notes · View notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Doodle based on da Vinci’s Vitruvian Man
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
disease, corruption, death
2 notes · View notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media
chill out
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Nergal of Behemoth
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
fakekickpost · 7 years
Link
Footage perjalanan ini diambil selama liburan lebaran di kawasan Kota Lama (Semarang), Rowo Jombor (Klaten), dan Kembang Soka (Kulon Progo). 
Music: Morfem - Senjakala Cerita
Diedit dengan Adobe Premiere Pro CC 2015
0 notes
fakekickpost · 7 years
Video
Sragen, Jawa Tengah
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media
0 notes
fakekickpost · 7 years
Video
Teaser Vitruvian Man Drawing. Vitruvian Man merupakan proporsi tubuh manusia menurut Vitruvius, seorang Arsitek. Karya ini dibuat oleh Leonardo da Vinci pada masa Renaissance sekitar tahun 1490. Video lengkap bisa dilihat di channel Youtube saya. https://youtu.be/5_wte3sNelY
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media
Vitruvian hipster (at Hutan Pinus, Imogiri, Yogyakarta)
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media
Dalam desain logo Ombudsman RI ini, burung Garuda dan lingkaran menjadi elemen utama. Desain logo merupakan gabungan dari inisial ORI (Ombudsman Republik Indonesia) dan burung Garuda. Burung Garuda adalah perwujudan dari wibawa, perkasa, dan berani. Sedangkan lingkaran melambangkan dinamis, efektif, kualitas, dan kehidupan. #LogoOmbudsman @ombudsmanri137
0 notes
fakekickpost · 7 years
Photo
Tumblr media
Para fans the citizens
0 notes
fakekickpost · 7 years
Text
Arsenal yang Tidak Pernah Belajar
Pertemuan Bayern Munchen dengan Arsenal bukan hal yang jarang terjadi. Tercatat sejak pertama kali bertemu di era milenium pada musim 2000/2001 sampai pertandingan semalam (15/2/2017), kedua klub sudah 11 kali bertemu. Bayern Munchen memenangkan 6 pertandingan, Arsenal memenangkan 3 pertandingan, 2 sisanya berakhir imbang. Sebenarnya rekor Arsenal jika bermain di kandang melawan Bayern Munchen bisa dibilang tidak terlalu buruk. Masalahnya adalah ketika mereka bertandang ke Allianz Arena itulah The Gunners hampir selalu kalah. Tercatat dari 6 kali bertandang ke Allianz Arena mereka cuma bisa 1 kali menang. Dan pertandingan semalam adalah kejadian yang terulang lagi setelah pada musim sebelumnya pada fase grup (2015/2016) di tempat yang sama denga skor yang sama Arsenal dibantai 5-1 oleh Bayern Munchen.
Tidak ada yang mengejutkan dalam pertandingan babak 16 besar Liga Champions 2016/2017 di Allianz Arena semalam. Yang ada hanyalah tim tamu yang tak pernah belajar dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. Arsenal hampir selalu menjadi kucing jika bertemu Bayern Munchen. Sering salah passing dan tak bisa lepas dari pressing-pressing yang dilakukan Bayern Munchen sepanjang pertandingan. Boro-boro membangun serangan, menguasai bola aja sangat susah. Pressing Bayern Munchen memang bangsat bahkan sampai lini belakang Arsenal pun tak bisa build up dengan baik. Entah apa yang ada dalam pikiran Wenger. Wenger nampak tak bisa membaca situasi yang terjadi di lapangan. Selama pertandingan, anak asuhnya tampak seperti baru pertama kali bermain bola.
Oke, babak pertama memang Arsenal bisa menahan imbang walaupun jalannya pertandingan lebih condong ke Bayern Munchen. Tapi pada babak kedua, tepatnya setelah Koscielny cedera, Arsenal nampak seperti badut. Yang bikin heran adalah figur kapten di Arsenal seperti sebuah formalitas belaka demi kelengkapan sebuah tim. Pasca sang kapten cedera, ban kapten pindah ke lengan Gibbs. Pemain yang 3 musim belakangan lebih sering di bangku cadangan. Ini memang bukan pertama kali Gibbs menjadi kapten untuk Arsenal, tapi jadi sangat aneh di pertandingan besar melawan klub seperti Bayern Munchen, sosok kapten yang diharapkan mampu mengangkat dan menerjemahkan strategi pelatih di lapangan, tidak terlihat sama sekali dalam sosok Gibbs. Ya, salah satu problem Arsenal adalah sosok pemimpin di lapangan. Tentu sebuah ironi untuk tim sebesar Arsenal mencari pemimpin di lapangan aja masih kesulitan. Bahkan ban kapten The Gunners setiap musimnya aja selalu berpindah-pindah.
Dari pertandingan semalam bisa disimpulkan bahwa:
Pemikiran Wenger sudah usang. Bukannya dia goblok, enggak, tapi apa yang ia terapkan pada tim sebesar Arsenal sangat susah untuk bisa bersaing dengan pelatih-pelatih lain yang jauh lebih muda, mempunyai rencana dan fleksibel dalam menghadapi situasi. Mungkin era Wenger bersama The Gunners emang tinggal sebentar lagi…
Leadership. Bukan masalah yang baru di Arsenal. Seperti yang saya bilang tadi, hampir di setiap musimnya Arsenal selalu berganti-ganti kapten. Tidak ada seseorang bisa membangkitkan semangat tim, menggandeng hubungan antar pemain, menguatkan mental para pemain, bahkan menerjemahkan instruksi pelatih di lapangan. Sosok yang sudah lama hilang dalam diri Arsenal.
Arsenal selalu kesulitan jika melawan tim dengan pressing ketat. Buntut dari permainan menekan lawan, build up serangan yang dibangun Arsenal tidak optimal. Passing antar pemain jadi terganggu dan terkesan tergesa-gesa. Sebaliknya disaat Arsenal kehilangan bola, mereka justru tidak terlihat menekan lawan sama sekali. Para pemain justru memilih zonal marking dan hanya membayang-bayangi pergerakan pemain lawan. Pressing yang dilakukan pemian Arsenal kurang padu. Berulang kali Sanchez dan Ox-Chamberlain terlihat kesal karena pressing yang mereka lakukan percuma. Tidak ada support dari rekan lainnya. Lini tengah yang dikawal Coquelin-Xhaka dinilai terlau kaku. Tidak bisa mendistribusikan bola dengan baik pun nanggung juga dalam bertahan. Ozil pun semalam juga berubah jadi patung. Lini pertahanan semenjak Koscielny cedera jadi mudah dieksploitasi Bayern Munchen. Duet Gabriel-Mustafi seperti butuh lebih banyak waktu untuk nyetel, imbasnya setelah Koscielny ditarik keluar selang beberapa menit langsung di berondong sama Bayern Munchen.
0 notes