Sudah lebaran ke 3 tanpa Ibu, suasana lebaran masih kian terasa berbeda. Kebahagian dalam setiap momennya seketika hampa, hening sejenak kala teringat suasana saat bersama.
Selamat berlebaran. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat berkumpul bersama orang-orang tercinta. Semoga kita bertemu kembali dengan Ramadan tahun depan.
Semua ada masanya, semua ada waktunya. Maafkan aku untuk semua kata2 yang menyakitimu, keputusan yang menghancurkanmu, kenangan yang menghantuimu. Selamat berlebaran ya. Ku harap semua akan semakin baik2 saja.
Ya Allah Ampunilah Dosaku yang membuat keras hatiku
Ya Allah Ampunilah Dosaku yang membuat amalku tidak diterima
Ya Allah Ampunilah Dosaku yang membuat hajatku tidak dikabulkan
Ya Allah Ampunilah Dosaku yang membuat doaku tidak diijabah
Ya Allah Ampunilah Dosaku yang membuat ibadahku tidak khusyuk
Ya Allah Ampunilah Dosaku yang membuatku buta akan kebenaran
Ya Allah Ampunilah Dosaku yang membuat aku jauh dariMu
Ya Allah Ampunilah Dosaku karena akulah orang yang paling dzhalim kepada diriku, Engkau memberiku perintah namun aku mendurhakainya, Engkau memberiku larangan namun aku mengerjakanNya. Hidup dan matiku dalam genggamanMu, namun seringkali aku bersikap seolah tak membutuhkanMu. Aku berbuat seolah mampu menanggung hisab yang akan dipertanggungjawabkan dihadapanMu. Ya Allah seandainya Engkau tak memaafkanku tentu aku menjadi orang yang paling rugi. Aku memohon, merayu kepadaMu yang Maha pemaaf pengasih dan penyayang, jika engkau memaafkanku sungguh itulah Hari Raya - ku 😭
Jangan pernah berhenti membahagiakan orang yang kita cintai...
Semoga bahagia Ramadhan menyertai kita semua. Semoga Allah SWT memberkati jalan kita dengan pengetahuan dan cahaya yang akan membantu mencerahkan hati setiap dari kita.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi saudara-saudara muslim. ✨⭐🌙
Ramadhan menjadi hari penyucian sekaligus pengisian kembali energi spiritual yang terkikis dan mulai membusuk. Hari-hari itu menjadi tempat kontemplasi terbaik, namun tidak untuk semua orang, hanya bagi mereka diantara orang-orang yang khusus.
Namun Ramdhan yang begitu istimewa itu, dengan kediaman hari-harinya, gairah masyarakatnya serta kesibukan² khas dari setiap orang, tidak akan sempurna tanpa Iedul Fitri.
Dikalangan kita, Iedul Fitri disambut gembira dengan budaya "mudik". Sebuah tradisi untuk kembali ke kampung halaman, berkumpul, mengenang masa lalu dan menikmati kedamaian setelah berjibaku dengan kehidupan kota yang sesak.
Mudik mungkin gambaran Ruhani kita yang penuh, berdebu, berpolusi dan berisik. Akibatnya seringkali kita kehilangan kesadaran untuk berlaku seperti manusia. Kerapkali kehilangan empati dan kasih sayang. Penuh amarah dan kebencian.
Ruhani kita yang keruh membuat kita sulit menikmati hidup. Akibatnya kita dilanda gelisah, kekhawatiran yang berlebih juga penderitaan yang tak pernah selesai. Kerinduan pada kampung yang damai itu seperti kerinduan pada fitrah kita yang suci.
Di dalam bathin kita terdapat cahaya yang menerangi seluruh indera kita agar dapat melakukan kebaikan, sekaligus cinta pada sesuatu yang baik dan benar. Namun seringkali cahaya itu tertutup oleh dosa dan maksiat. Betapapun tertutup nya cahaya itu, panggilan untuk kembali selalu terdengar, namun tak semua kita menghiraukannya.
Begitulah Iedul Fitri, ramadhan adalah perjalanan mudik, dan fitrah adalah kampung halaman. Selama kurang lebih 30 hari kita berada dalam perjalanan. Tidak semua orang berhasil selamat sampai tujuan; ada yang gagal dalam perjalanan, ada yang sampai namun babak belur atau tidak membawa oleh-oleh sama sekali, dan ada pula yang berhasil sampai dengan selamat dan membawa oleh-oleh kebahagiaan.
Fitri adalah kesucian. Allah menjanjikan mereka yang sukses dalam ramadhan akan menjadi manusia yang suci (taqwa).
Semoga ramadhan ini, berhasil mengantarkan kita pada rumah bathin kita, dan dapat menjadikan kita manusia yang jernih, tidak dikuasai oleh kebencian dan syahwat yang merusak.
Akhirnya ramadhan telah berlalu, ia menjauh sejauh-jauhnya, tidak akan kembali, dan tak akan mungkin diulang. Jika kita masih gagal dalam ramadhan ini, mari kita berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya. Berdoa dengan penuh penyesalan, semoga itu menjadikan kita manusia yang lebih baik dari hari ini sampai ramadhan berikutnya.
Ramadhan Karim.. kau pergi sambil tersenyum, kepergianmu seindah hilal yang nampak di malam ini, 1 Syawal 1445 H.
sesi obrolanku dengan masnya via Skype semalam layaknya sesi-sesi obrolan pada umumnya, yang mana biasanya kami menjadwalkan paling tidak sekali dalam seminggu untuk catching up with life melalui obrolan langsung via call. kebetulan, semalam ada hal yang aku coba diskusikan dengan masnya.
tentang bagaimana kali ini aku memproses grief yang aku rasa berbeda dari sebelum-sebelumnya.
beberapa saat yang lalu, tepatnya dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, aku (dan keluarga) kehilangan anggota keluarga. bukan pertama kalinya bagi kami dan juga bukan suatu kehilangan yang mendadak, tetapi tetap saja kehilangan ini cukup membuat duka yang mendalam bagi kami.
setelah agenda yang cukup padat selama masa duka sekaligus hari raya itu, ditambah dengan perjalanan darat selama hampir 12 jam, membuat kesehatanku menurun drastis. demam tinggi selama 3 hari yang membuatku sempat kehilangan pendengaran karena saking tingginya suhu tubuh oleh demam, yang alhamdulillah-nya sekarang sudah berangsur-angsur pulih dan pendengaranku kembali lagi. serta tidak lupa apresiasi terbaik untuk masnya yang datang jauh-jauh dari kota asalnya untuk menyempatkan bertemu sebelum aku kembali lagi ke perantauan.
belum pernah rasanya seberat itu meninggalkan rumah. bahkan apabila dibandingkan saat pertama kali aku berangkat untuk merantau, kali ini rasanya berat sekali. mungkin karena keadaanku yang belum sepenuhnya sehat. mungkin karena aku tahu fakta bahwa bapak ibu akan sendirian di rumah, sementara anak-anaknya sudah kembali merantau. mungkin karena aku tahu bahwa aku kembali ke perantauan untuk melanjutkan tugas akhirku yang semakin ke sini semakin membuat stress.
namun hal yang membuatku sendiri juga heran, begitu aku sampai lagi di kamar kos, aku langsung bisa produktif. tas koper sudah langsung diunpack, langsung mengurus pakaian-pakaian yang akan dilaundry, langsung membereskan kamar, langsung mengerjakan banyak hal, sempat menyicil gawean, bahkan besok paginya aku langsung ke kampus untuk bimbingan.
dengan physical state yang masih belum sepenuhnya sehat dan dengan mental state yang masih grieving, aku cukup heran dengan apa yang aku lakukan karena itu seperti bukan ‘aku yang biasanya’. aku tipe orang yang harus memproses perasaan terlebih dahulu sebelum bisa melakukan aktivitas yang lain, karena aku merasa aku tidak sepenuhnya all-in dalam melakukan aktivitas ketika masih memiliki perasaan yang belum terproses. ketika sedang grieving atau sedang sakit, aku butuh waktu sehari-dua hari untuk memproses perasaan dulu. tetapi kali ini cukup aneh karena sejak hari H sampai di kosan dan hari-hari seterusnya, aku langsung menyibukkan diri dari awal hari aku bangun hingga akhir hari aku tidur lagi. orang lain yang tidak mengetahui mungkin akan berpikir, “ini anak kayak nggak ada sedih-sedihnya”.
di sesi Skype dengan masnya saat itu, aku sampaikan keresahanku itu, yang akhirnya kami jadi mendiskusikan perihal itu. dari situ, kami membuat kesimpulan bahwa sebenarnya apa yang aku lakukan itu sebagai coping mechanism atas grieving yang aku rasakan. setiap orang pasti memiliki coping mechanism yang berbeda-beda. bahkan dalam tubuh satu orang pun dapat memiliki coping mechanism yang berbeda tergantung dari grieving yang sedang dirasakan.
“dengan kamu yang bisa langsung produktif, bisa langsung beraktivitas dan berfungsi secara normal, itu bukan berarti perasaan atas grieving-mu itu jadi nggak valid kok. kamu masih merasakan grieving. dan seperti apa yang pernah kamu sampaikan, grief is just love that has no place to go. rasa grief-mu itu sebagai rasa cinta yang belum sempat tersampaikan karena orangnya udah keburu nggak ada. dengan kamu bisa produktif dan bisa berfungsi secara normal itu sebagai bentuk the unexpressed love itu, sebagai bentuk bahwa kamu tetap berhak untuk bahagia. kayak buku yang kamu pinjamkan ke aku tentang processing grief itu, kehilangan bukan berarti membuat kita jadi harus ikut menderita juga. kehilangan itu bukan salah kita, jadi nggak seharusnya kita merasa bersalah atas kehilangan itu.”
setidaknya itu yang masnya sampaikan kepadaku. tapi percayalah, hanya dengan mendengarkan suaranya dan melihat wajahnya walaupun terhalang layar dan jarak sekian ratus kilometer, itu sudah cukup membuatku merasa tenang. sudah cukup membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian dalam memproses duka ini. aku akan selalu punya Tuhan, akan selalu punya keluargaku, akan selalu punya teman-temanku, dan akan selalu punya masnya.
"Astaga kue Tar. benar-benar lu yah. Nggak habis pikir gue, kek jalinan syarafmu ada yang bengkok mesti dibenerin! Lu sebenarnya nyari sosok cowok kayak gimana lagi sih Mentari Savana?"
Si Bulan sahabat baikku yang cerewetnya minta ampun sedang menguliti habis-habisan isi perasaanku sampai ke akar-akarnya malam ini. Biji matanya seolah mau ikutan runtuh melototi tiap inci tubuhku dari ujung kepala hingga kaki. Sebab pilihanku katanya tak masuk akal lagi baginya.
Aku hanya mematung mendengar ocehan panjang lebarnya. Lalu membuang muka tak ingin menatap siapapun. Ahh malas sekali rasanya meladeninya malam ini. Isi kepala juga perasaanku begitu riuh. Sudah hampir penuh. Aku lelah. Lelah sekali.
"Ditanya seriusan kok malah diam. Kemasukan Jin apaan sih kamu barusan, hah? Sini gue Ruqyah sekalian! Tuh muka udah kayak pisang goreng yang nggak dibeli seharian. Came on! Mana sih Tari si muslimah berkekuatan matahari itu? Lagi mendung yah jantung hatinya? Curhat kali ama gue. Jangan disimpan-simpan."
Tapi si Bulan Safir Mahendra ini terus menyerocos tak karuan menghujaniku dengan petuah-petuah bijaknya tentang jodoh, cinta atau apalah sejenisnya. Membuatku makin muak menatapnya.
"Iiih apaaan sih... Udah tidur sana. Dah malam. Aku mau istirahat."
"Ikan kali dipancing." Dia malah terkekeh melihat emosiku yang mulai nggak stabil.
"Tapi seriusan deh kue Tar. Lu tuh kenapa sih? Gue baru tahu dari Ustadza Humairah kalau dua pekan lalu luh tiba-tiba nggak mau lanjutin taarruf dengan Ustadz Fajar. Ya salam, kulit bening kayak oppa-oppa lu tinggalin. Apa coba yang kurang Tar? Ganteng iya, santun iya, kesolehan apalagi udah jangan dibilang. Dia juga anak pak kiyai pemilik pondok ini. Lu ama dia udah coupleable goals banget. Cocok. Tapi kok ditolak sih?
Aku yang ngejalanin taarruf si Bulan yang meradang. Bagaimana tidak. Ustadz Fajar memang dikenal sebagai lelaki idaman di antara pengajar-pengajar jomblo di pondok ini. Pesonanya menyaingi wajah perpaduan Refal Hadi dan Megantara. Kebaikan akhlak dan tajamnya ilmu agama yang dimilikinya tidak diragukan lagi. Dia juga anak dari kiyai yang di hormati di pondok ini. Dia memang laki-laki yang memikat tapi sama sekali tidak bagiku.
"Aduh please Bul-Bul. Jangan sampai aku panggil kamu burung Hud-Hud! Mohon maaf yah konser tausiyah cintanya di pause dulu deh. Aku ngantuk. Jangan sampai aku ngamuk beneran nih! " Sambil kertas yang ada ditanganku kuremuk tak beraturan.
Eh si Bulan nggak merasa bersalah. Dia malah menggodaku balik.
"Atau lagi nunggu seseorang yah?" Matanya menyipit-nyipit seperti bohlam yang mati-nyala- mati-nyala.
"Suit..suit..Cie.. Cie.. Makanya sekelas Ustadz Fajar lewat gitu aja yah. Tapi denger denger. Tahun lalu pas lebaran idul fitri juga ada yang datang ke rumah melamar kan? Yang punya warnet depan rumahmu itu. Si Bang Bintang. Nggak terlalu jauh sih umurnya. Masih keren buat jadi abang sayang. Hahaha. Mana udah mapan pula. Punya usaha, punya rumah ama mobil. Kelihatannya baik dan perhatian banget ama kamu tapi kok ditolak juga sih Tar?"
Dan satu lagi... Tentang si mahkluk frozen man kak Bumimu yang sampai malam ini masih misterius. Aku hanya bisa menerka sosoknya dari balik tulisan-tulisanmu yang acak. Dia bagaimana kabarnya, Tar? Benar-benar gue dibuat pusing ama teka teki perasaan lu.
Mulut Bulan malam ini tak henti-hentinya komat kamit seperti kehilangan remnya. Aku benar-benar risih dibuatnya. Mau ngamuk ku sudah nggak punya energi. Badan lemas. Akhirnya aku mengalah dan berterus terang padanya.
"Udah.. Cukup Bulan. Please. Aku akan jelasin semuanya satu per satu oke. Jadi gini yah. Dalam hidup kita punya prinsip masing-masing yah kan? Sampai hari ini ada prinsip yang aku pegang dan nggak semua orang bisa menerima. Boleh jadi itu salah satu alasan kenapa sampai hari ini gue gagal tarruf.
Tetapi balik lagi itu udah bagian dari takdir-Nya. Aku bisa apa coba. Aku nggak bisa maksain agar orang lain nerima prinsip aku kan? Tetapi aku selalu yakin dan percaya ama yang diatas. Ada rencana menakjubkan untukku nanti.
Akan ada laki-laki baik yang hatinya seluas samudera yang akan menerimaku utuh apa adanya lengkap dengan prinsip yang aku pegang suatu hari nanti. Mungkin memang bukan lelaki yang sempurna namun akan kupastikan bersamanya kelak dia akan menjadi laki-laki tersempurnaku."
Berlalu sekian purnama. Apa yang malam itu kusampaikan pada Bulan Allah kabulkan hari ini.
Hari ini aku seperti ratu dengan sebuah gaun anggun putih yang menjuntai di tubuhku. Juga kerudung dan niqab dengan warna senada sedada sederhana namun indah sekali kulihat dari pantulan cermin. Sebuah mahkota kecil putih dengan hiasan manik-manik bertengger diatas jilbab putihku. Tak ketinggalan seikat bunga tulip putih pun berada dalam genggamanku.
Tanganku hanya ditutupi kaos tangan putih tanpa lukisan henna kekinian. Tanpa make up menor apalagi lipstik tebal. Juga tanpa musik yang memekikkan telinga. Resepsi pernikahan ku sangat jauh dari kesan pesta yang mewah nan megah.
Hanya ada sebait nasyid senandung rindu yang menggema disudut ruangan ini. Sebab aku memang ingin konsepnya serba putih yang melambangkan kesucian dan kesederhanaan. Karena bagiku yang terpenting, perjalanan akad ini bisa berlangsung sakral dan berkah. Bukan pada gegap gempitanya pesta.
Di atas dua pelaminan yang terpisah. Sesekali mencuri pandang pada sosok lelaki yang ada dibalik tirai. Aku masih malu-malu mengeja namanya.
Kak LANGIT. Seorang lelaki biasa namun sangat istimewa dimataku. Seseorang yang sama sekali tak pernah kubayangkan sebelumnya, hanya sekali dua kali bertemu lalu mantap untuk melangkah sampai ke titik ini.
Seorang yang memperjuangkanku dengan cara-caranya yang mengangumkan. Seseorang yang menerima setiap kurangku lengkap dengan prinsip yang aku pegang.
Terima kasih kak sudah sejauh ini berjuang. Terima kasih sudah memilih dan menerimaku. Terima kasih sudah menjadi jawaban atas doa-doaku selama ini. Terima kasih telah menjadi rumah, tempat dimana aku tak perlu berpura-pura lagi dan menjadi utuh diriku sendiri. Terima kasih telah menjadi pelabuhan terakhirku dari sekian banyak perjalanan yang melelahkan.
dimoment lebaran idul Fitri kali ini beneran ujian berat. aku mudik dengan perasaan gamang tak karuan, bukan hanya soal cinta yang sering aku bahas disini. tetapi persoalan lain, aku mengalami masalah pada sektro ekonomi ini masalah besar sebab moment lebaran sedang membutuhkan banyak uang justru aku mengalami minus pendapatan.
di moment lebaran seperti ini justru aku terjerat pinjol sampai jutaan. mental aku dibuat down oleh DC online yang menagih dengan Brutal.
aku bener-benar gagal bayar di aplikasi pinjol. sebelumnya blm pernah aku mengalaminya.
ini menambah beban mental yang sedang menjrembab diriku.
cinta yang sedang menderaku, perasaan yang dwon, dan persoalan perekonomian yang sedang terpuruk.
ahh kalo di pikir² rasanya capek dan ingin pergi saja deri dunia ini atau paling tidak ngilang dulu semisal pergi jauh ke luar negeri. eh tp ongkosnya gk punya. he-he-he
mentalku tidak baik-baik saja aku jadi khawatir dengan kondisi kesehatanku. bila seperti ini berlanjut aku malah jatuh sakit.
Masih banyak banget syukur atas apa-apa yang udah Allah kasih yang belum ketulis. Semoga bentuk syukur itu bisa selalu aku panjatkan sepanjang detik, setiap helaan nafas, tiap apa-apa yang masuk ke dalam tubuh ini, untuk semua ilmu yang aku pelajari, untuk segala cinta dan kasih sayang yang aku terima, aaa terima kasih banyak ya Allah :’)
Maaf aku masih berusaha buat jadi hamba yang baik, i will do my best insyaAllah. Terimakasih udah menyampaikan aku pada Ramadan dan Idul Fitri, telah memberi aku kesempatan untuk mencoba melambatkan waktu sebisaku bersama keluarga ini. Terimakasih atas akal yang kau beri. Maaf aku masih banyak dosanya, masih sering leha-lehanya. Bantu aku untuk bisa menjadi yang terbaik bagiMu. Bimbing aku agar selalu dalam jalan petunjukMu. Perbaiki ibadahku, ingatkan aku selalu tentangMu, izinkan aku memasuki surgaMu dan menjauhi nerakaMu ya Allah. Sampaikan aku kembali pada Ramadan tahun depan. Tolong terima segala amalan ibadahku dan seluruh muslimin muslimat. Amin, amin, wahai Tuhan semesta alam. Love u from deep of my flaw heart!
Hari-hari terakhir Ramadan, aku lebih sering mengunjungi sekre dan membantu temen-temen itikaf dan idul fitri sebagai program terakhir yang masih gawe. Di sela-sela itu, kupastikan untuk selalu menyadari bahwa bulan ini akan berakhir, memikirkannya rasanya menyesakkan, entah sedih yang bersumber dari mana. Di sisi lain, aku terharu dan berbahagia karena, ya semua yang telah dipersiapkan selama berbulan-bulan, akhirnya hampir selesai.
Sedikit membantu anak idul fitri membuat kencleng lebaran, membantu anak itikaf mencuci gelas dan beres-beres di pagi hari, dengan sedikit candaan dan haha hihi, pada akhirnya aku tutup hari-hari ku di Ramadan dengan helaan nafas dan senyum tipis sambil liat-liat suasana masjid yang lagi-lagi berjalan seperti biasanya, melihat sekre yang udah gatau lagi mau dipake apa, ngeliat temen-temen yang rasanya ingin bilang, “Daaah, selamat menjalankan aktivitas selanjutnya”, dan sedikit liat foto-foto kocaknya semua momen di Ramadan sekaligus persiapannya, atau bahkan stiker-stiker WhatsApp yang dibuat untuk memberi kesan seru dan ngebuat ketawa di tiap harinya. Sedih tau wkwk, rasanya harus meninggalkan suasana kekeosan ngurusin berbagai hal, ketemu dengan berbagai macam orang, jenuh bersama-sama.
Tapi yaudah. kehidupan harus tetap berjalan, sambil mengikis rasa cinta ini agar tak melebihi cinta kepada Allah, Rasul, dan jihad. Sejujurnya, aku ga yakin rasa sedih ini murni benar, karena pasti aja ada cinta-cinta duniawi yang ga sengaja tumbuh di sini. Sekarang pun aku waspada, takutnya malah menyembah kesenangan pribadi.
Lalu, setelah ini apa?
Ya, melanjutkan perjalanan, berakhirnya bulan Ramadan bukan final dari semuanya, pencapaian taqwa, kemenangan, tetap perlu diperjuangkan.
Ini rada oot, tapi klo mau tau, keluargaku pas Idul Fitri ini pagi2nya malah beres2 rumah wkwkw
I've just learned my 666th Indonesian word on day 4 of learning. I may actually be at 1000 words, but my cell brain 'doesn't count'.
hijau biru kuning merah abu-abu putih hitam
tangan kepala kaki badan mulut mata hidung
langit air api bumi satu dua tiga empat lima enam
anjing kucing burung ikan oranye ungu coklat perak emas
sungai danau laut teh tarik aku kamu kita
mati hidup surga neraka inggres
tujuh delapan sembilan sepuluh
kuda sapi kambing domba susu keju bir anggur
serigala singa monyet ular ayam babi gajah zebra
silakan jantung ibu ayah
gunung bukit pohon rumput
rumah
kulit rambut darah tulang otot
pria wanita taksi mobil lebah bunga
naga kadal ubur-ubur lumba-lumba
kota dunia batu pasir kopi robot
hujan pelangi matahari bulan
100
celana sepatu kemeja
kekuatan politik uang energi
komputer baterai mesin Tuhan
bank kantor jalan bandara taman
pisang apel rambutan stroberi
jeruk beri nasi goreng gandum
manis kecut pahit asin
lidah gigi bibir dagu
pengacara dokter guru polisi
pendeta perawat pelayan pesuruh
ketiak zakar seksi
masa puberta
air mani
mimpi
mimpi buruk
kursi sofa meja kotak
kaus kaki
agama gereja masjid bintang
nol raja manusia berlian
putra putri
garpu pisau sendok piring serbet
ruang bawah tanah
peta
bola dunia
panas dingin es kompor
tua muda sakit sehat
tipis gemuk tinggi pendek
pintu jendela atap lantai
kapal bis berjalan merangkak
senang sedih marah tenang
cinta membenci
lemah lembut malu-malu
200
harimau kelelawar merak kelinci
serangga kupu-kupu laba-laba kunang-kunang
menghancurkan membangun
tempat tidur
tante paman nenek kakek
keponakan laki-laki
keponakan perempuan
malam hari pekan bulan tahun
raksasa setan pembunuh
keberanian takut cepat lambat rata-rata
televisi film buku pena pensil kertas
palu paku obeng baut
Amerika Serikat
Amerika Selatan
Eropa Asia Afrika
utara timur selatan barat
ke atas
turun
kiri kanan bagus buruk
lezat rasa menjijikkan kencing tinja
cerdas bodoh penasaran bersemangat
maaf homoseksual membunuh harakiri mati
kaya miskin
tangga
tangga berjalan
kolam renang
menjembatani ibukota stadion restoran makan minum
beruang rakun tupai kanguru koala
salju awan lumpur kotoran
hebat cantik baik
antik baru
berambut pirang
apa siapa mengapa
duduk berdiri
300
pantai
aneh penyihir hantu vampir roh
brokoli wortel kentang seledri bawang selada jamur
kacang polong
gula garam lada minyak cuka mentega
bencana
senjata peluru tangki bom perang
fiksi realitas palsu nyata dia ya tidak mungkin
lagu menari gitar nyanyian bas drum piano
ke melakukan
kamar mandi
bak mandi
sabun mandi
mandi toilet tenggelam handuk
jagung lobak paprika kacang badam
permainan blog olahraga berpesta
perusahaan bisnis atasan karyawan
otak telinga pipi alis
roti kue permen telur selai sarapan
cokelat vanila anak
sushi sumpit
tenggorokan paru-paru perut hati ginjal
bersih kotor pakaian mantel topi
sekolah penjara
berbohong mencurangi mencuri
menjadi terbaik terburuk persetan kentut
sejuk hangat
400
kartu kredit
kriminalitas mabuk pusing
dilarang merokok pipa obat alkohol
deodoran direktur manajer dikte kata kamus
doktor gigi
jaket gaun kalung gelang anting-anting subang
sabuk tombol
jam tangan
pakaian dalam
selalu selama-lamanya
wiraswastawan mulailah menyelesaikan
cangkir mangkuk vas
murah mahal
jauh
di dekat
keluarga
pasar kelapa jus limau mangga gado-gado tahu sayur-mayur daging
bawang putih
biologi sejarah geografi industri
senin selasa rabu kamis jumat sabtu minggu
golf tenis gulat berlari renang
hari libur
hari Natal
idul fitri
kabel telepon steker stopkontak pencetak lampu bolam
internet bahasa perpustakaan
jeruk limun
pulau gua
suami istri menikah
di laur
dalam
januari februari maret april mei juni juli agustus september
menang kalah pertama kedua ketiga
500
es krim
membuka tertutup
dada jari vagina dahi tengkorak
satwa jerapah unta hiu paus cumi-cumi gurita
pengadilan hakim bukti
tetangga teman musuh
banyak sedikit beberapa
gatal menggores menggerutu ngomel ponsel
saudara saudari
cuaca cerah berawan berkabut berangin lembab
pilot pelaut pengemudi
pesawat terbang
katak penyu buaya berang-berang tikus lama
teleskop cermin kaca transparan
penghapus karet
lingkaran
segi tiga
empat persegi panjang
logam perunggu tembaga besi baja platinum
bebek angsa mendesis meludah menjilat mengisap
saya anda mereka lobster kepiting
saus kedatangan keberangkatan
matematika menambahkan kurangi
berkembang biak
terbagi
berteriak berbicara bisikan menulis
berkilau membosankan
buah frambos blueberry nanas persik pir kiwi mentimun warna
catur dam kartu-kartu berjudi kasino
600
sepeda kano konyol lucu serius
baju sarung syal kacamata
gletser gurun tropis
guruh petir badai tsunami
gempa bumi
daun cabang tangkai akar
bambu labu kubis bayam aprikot semangka tomat ceri
camilan donat pai gusi
bayi panda marmot hamster gerbil ekor tali
khatulistiwa
timur laut
barat laut
tenggara
barat daya
musim
musim dingin
musim panas
musim semi
musim gugur
gedung pencakar langit
pos polisi
rumah sakit
mikropon klakson ambulans bahaya
bantal lembaran lelah sisanya tertidur
datang pergi kayu plastik
lengan siku iga pantat
oktober november desember jawaban negara utama
tertawa terlala
petualang penyelamat pemburu pejuang badut
sebelas seratus seribu
satu juta
satu miliar
jutawan milyarder kerajaan
megah rubi zamrud safir
jelek mengerikan menakutkan keji licik
700
kunci paha
suci
keterangan belajar asuransi
air terjun
sihir kunci
tirai langit-langit
keberangkatan
mengantuk sadar
bertarung memeluk mulus kasar
basah kering lengket licin
penuh kosong tumpukan lubang
Ramadhan kemarin terlalu sibuk (berusaha keras) menyeimbangkan antara ibadah, olahraga, dengan akademik.
Menjelang dan seusai Idul Fitri, libur panjang menjebakku ke dalam dunia yang diciptakan oleh Oda Sensei.
Sabaody Arc yang keren karena menampilkan kapten-kapten bajak laut lain dengan kemampuan yang luar biasa. Celestial Dragons yang menjijikkan dan membuat geram. Kolaborasi antara Luffy-Law-Kid yang di luar rencana. Kedatangan Laksamana Kizaru yang bibirnya selalu miring dan bicaranya terlalu santai tapi kekuatannya sulit dilawan. Kuma dalam bentuk asli dan Pacifista, yang selanjutnya membuat saya nyaris sulit tidur karena memikirkan masa lalu dan nasib Kuma setelah menjadi full-cyborg (salah sendiri, malah baca di One Piece Wiki).
Dilanjutkan dengan Impel Down yang penuh keberuntungan, reuni, dan pertemuan dengan orang baru. Tentang bagaimana Bon Clay menjadi MVP atas nama persahabatan dengan Luffy.
Dan tentu, peperangan di Marineford. Jinbe seolah jadi ayah untuk Luffy: melindungi, mendampingi, dan mendukung secara utuh. Jangan lupa Ivankov, yang kalau tidak ada dia, mungkin serial ini sudah berakhir. Crocodile juga masuk kandidat MVP, setelah menyerang algojo, melawan Mihawk dan Akainu yang berusaha menyerang Luffy. Boa Hancock, jangan ditanya: cinta memang selalu bagaikan badai. Oh iya, Mr. 3 yang dikira sudah kabur tapi justru menciptakan kunci borgol sea prism Ace.
Yang paling menyakitkan: persinggungan Garp dan cucunya sendiri, dengan segala memori yang berkelebatan. Dia pun akhirnya lengah saat menghadapi Luffy. Tapi ketika Ace dibunuh Akainu, dia bergegas lari dan hendak membunuh Akainu; beruntung dicegah Sengoku. Kalau saya jadi Garp, mungkin setelah itu akan mengundurkan diri dari Angkatan Laut.
Ini juga pertama kali saya menyaksikan kekuatan Akainu (berhubung Aokiji sudah muncul sebelum Water 7 dan Kizaru di Sabaody). Menurut saya dia laksamana yang paling horor di antara ketiganya (tapi entah kenapa jadi favorit saya). Paling serius, tidak punya sisi lucu, tidak punya belas kasihan. Sekalipun dia kalah juga melawan kemarahan Shirohige pascakematian Ace, bahkan saat Shirohige sudah terluka parah. Si 'Magma Boy' ini juga manipulatif parah. Membohongi Squard tentang Shirohige, ditambah memprovokasi Ace yang berujung pada kematian Ace.
Setelah diperhatikan, ketiga laksamana ini juga punya gaya berpakaian berbeda. Aokiji lebih suka memakai vest ketimbang jas. Tidak lupa dengan masker mata untuk bisa tidur di mana saja. Kizaru dengan jas dan jas dan celana yang seragam, bermotif garis vertikal dengan warna yang mencolok mata (sesuai dengan kemampuan Pika Pika No Mi-nya yang juga bikin silau mata). Akainu dengan jas yang dikancing depan dengan rapi, berwarna merah tua senada dengan celananya, sesuai dengan kekuatan magmanya. Ditambah kemeja merah terang di dalamnya dan tato di dada kirinya, lengkap dengan bunga di dada kiri. Sekali lagi, favorit saya tetap Akainu.
Pertama kali juga kekuatan Sengoku ditampilkan. Giant Buddha yang tadinya tidak ada niat untuk ikut bertarung. Juga Marco si komandan divisi 1 Shirohige yang merupakan mythical zoan; setelah sebelum-sebelumnya rata-rata hanya ada tipe zoan yang biasa.
Bisa-bisanya Oda baru menceritakan masa kecil Luffy dan Ace setelah Ace meninggal. Bukannya kita move on, malah dibuat semakin terngiang.
Berhubung sudah malam dan liburan sudah mau habis, waktunya saya kembali ke dunia nyata untuk segera menyelesaikan tesis agar tidak perlu keluar uang 15 juta lagi semester depan.
Nah loh, serius nih ada cowok yang demen sinetron? OMG. Kayaknya besok Mentari bakal terbit dari Barat nih. Ups, segitunya deh. Emang dosa gitu kalau kaum Adam nonton sinetron? Well, ada yang bilang, enggak banget karena itu membuat cowok nggak macho. Lah, sejak kapan kadar ke-macho-an lelaki diukur dari nonton atau tidaknya sinetron? Nggak gitu juga deh kayaknya. Namun, ada juga yang bilang, no problem. Nonton doang gitu. Itu kan hak masing-masing orang. Termasuk juga kaum cowok.
Oke deh. Sebenarnya, sinetron itu apa sih? Ternyata, sinetron itu akronim dari sinema elektronik. Banyak didefinisikan sebagai istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun). Sedangkan dalam bahasa Spanyol, disebut telenovela. Istilah sinetron sendiri pertama kali dipopulerkan oleh salah satu pendiri IKJ, yaitu Soemardjono.
Biasanya, cuma kalangan ibu dan remaja putri yang demen nonton sinetron. Tapi, tak disangka dan tak dinyana, ada juga loh kaum cowok yang demen sinetron. Cowok jenis ini disebut Cosin alias Cowok Sinetron, hehehe. Udah kayak pelajaran trigonometri aja ya ada sin, cos, tangen, cosin, tangen, dan temen-temennya. Haduh, jadi pusing deh kalau ngomongin Matematika.
Begitu juga nonton sinetron. Pasti yang ada pusing abis. Pala cenat-cenut kayak lagunya Smash. Gara-gara episodenya panjaaang banget alias nggak selesai-selesai kayak Cinta Fitri yang udah sampai season 7 dan pindah stasiun TV. Hmmm, kayaknya Tersanjung bakal ada saingan nih. Apalagi, ceritanya banyak yang nggak nyambung dan aneh-aneh. Tuh kan, jadi tambah bingung kan kenapa cowok demen sinetron yang lebih banyak drama lebay daripada aksi perang-perangan? Biasanya cowok kan suka tuh sama tayangan yang ada action-action-nya.
Rulih Rahman. Alumni SMAN 1 Pandeglang ini mengungkapkan, aneh banget kalau sampai ada cowok yang demen sama sinetron. “Kayaknya tuh cowok sifatnya melankolis banget deh. Kayaknya ke pasangannya juga dia bakal romantis dan baik banget kali ya? Hehehe,” ujar cewek berjilbab ini.
Rina Rustina malah cuma bisa ngakak melihat keberadaan Cosin ini. “Lebay aja liatnya. Nggak ada yang diliat selain sinetron? Nonton sport kek,” imbuh remaja kelahiran 10 Oktober.
Tapi, Bagus malah beda lagi. Dia berpendpata, bodo amat lah. “Cowok juga manusia. Punya perasaan untuk nonton sinetron. Apalagi kalau liat sinetron Amira. Beuh, mantap,” seru Bagus. Wah, Bagus termasuk Cosin nih, hihihi.
Well, masalah tontonan emang terserah orang. Stereotip sinetron cuma buat kaum cewek kayaknya emang nggak berlaku lagi sekarang. Jadi, kata siapa cowok nggak boleh nonton sinetron? Ini mah kembali lagi ke selera tontonan masing-masing. Tenang aja, belom ada peraturan yang ngelarang cowok nonton sinetron kok. Kalau gitu, yuk ah nonton Putri yang Tertukar lagi! Hihihi. (naufal-xpresi)
TURISIAN.com - Siapa sangka, agrowisata Tanjung Sakti mampu menyeruak di tengah gemerlap destinasi pariwisata Indonesia. Sebuah keajaiban tersembunyi di Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan yang belakangan lagi hits.
Agrowisata yang berdiri sejak tahun 2018 ini telah berhasil memikat hati wisatawan dari berbagai penjuru.
Bahkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, saat kunjungannya ke Palembang beberapa waktu lalu, menyempatkan berkunjung kesini.
Ia pun memberikan apresiasi bahwa Tanjung Sakti memiliki potensi besar untuk mendorong industri pariwisata Sumatera Selatan.
BACA JUGA: Usai Pandemi Kunjungan, Wisatawan ke Sumatera Utara Naik Hingga 98 Ribu
Menurutnya, pesona Tanjung Sakti bisa menjadi magnet bagi ekonomi kreatif masyarakat Lahat dan Pagar Alam.
Dalam momen Idul Fitri tahun lalu, Tanjung Sakti berhasil mencatatkan diri sebagai destinasi unggulan dengan rata-rata 10 ribu pengunjung setiap harinya.
Sandiaga Uno pun tak segan menempatkannya setara dengan daya tarik pariwisata Bali.
Dibangun di atas lahan seluas 12 hektar sejak tahun 2018, Agrowisata Tanjung Sakti menawarkan beragam spot fotogenik yang memukau pengunjung.
BACA JUGA: Masata Inisiasi Pembukaan Kembali Rute Penerbangan Palembang-Singapura
Turisian.com--yang sempat mengunjungi kawasan ini memang mendapati banyak keunggulan. Saat menuju agrowisata tersebut, kita disuguhkan oleh pemandangan yang menakjubkan.
Jalan yang berkelok-kelok juga menjadi daya tari tersendiri, sebelum kita sampai di kawasan wisata ini.
Surga Pecinta Swafoto
Mulai dari air terjun mini, taman bunga, kolam cinta, hingga perkebunan yang tak hanya menyegarkan mata tetapi juga menjadi surganya para pecinta swafoto.
Sementara itu, kawasan Agrowisata Tanjung Sakti sendiri bisa ditempuh sekitar 5 jam perjalanan dari pusat Kota Palembang.
BACA JUGA: Gunung Dempo Aman Untuk Pendakian Kembali, Pasca Letusan Vulkanik
Atau 45 menit dari Kota Pagar Alam, sehingga menjadi pilihan ideal untuk mengisi liburan bersama keluarga.
Daya tariknya tak hanya terletak pada keindahan alam perbukitan, tetapi juga udara sejuk yang khas daerah tersebut.
Tidak hanya menjadi tempat hiburan semata, Tanjung Sakti juga menjadi sumber edukasi mengenai pertanian dan perkebunan di sekitar Lahat.
Di tengah udara yang sejuk, pengunjung dapat menikmati air terjun mini, taman bunga, kolam cinta. Serta perkebunan yang tak hanya indah, tetapi juga menjadi spot ideal untuk berfoto dan membuat video.
BACA JUGA: Masjid Cheng Ho, Objek Wisata Religi Favorit di Kota Palembang
Yang membuat Tanjung Sakti semakin istimewa adalah kehadiran fasilitas pendukung yang lengkap. Mulai dari kamar mandi, musala, hingga tenda.
Pengunjung yang data bisa beristirahat dengan nyaman. Dan yang lebih menarik lagi, kunjungan ke Tanjung Sakti tidak dikenakan biaya alias gratis!
Sedangkan, bagi para pecinta alam dan aktivitas camping, Tanjung Sakti menjadi destinasi impian. Pengunjung dapat merasakan keindahan alam yang dipadukan dengan kegiatan berenang di air terjun, kolam.
BACA JUGA: Menemukan Ragam Kuliner di Kota Palembang, Namanya Lapis Kojo
Bisa juga, bermain ke sungai di tepi persawahan yang telah diatur sedemikian, menyerupai pemandian alam yang memukau.
Dengan segala keistimewaannya, Tanjung Sakti tidak hanya menjadi destinasi liburan semata, tetapi juga menjadi pelengkap dalam meningkatkan daya tarik pariwisata Sumatera Selatan.
Kunjungan ke sana bukan hanya menciptakan kenangan indah, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi masyarakat setempat. ***