Tumgik
#ayah
allahlovesyou · 5 months
Text
Tumblr media
all power belongs to Allah
462 notes · View notes
ayeshasarchive · 8 months
Text
Tumblr media
206 notes · View notes
frommydiary · 1 month
Text
Tumblr media
Anas bin Malik (رضي الله عنه) narrated that the Prophet (ﷺ) said:
"Whoever makes the Hereafter his goal, Allah makes his heart rich, and organises his affairs, and the world comes to him whether it want to or not.
And whoever makes the world his goal, Allah puts his poverty right before his eyes, and disorganises his affairs, and the world does not come to him, except what has been decreed for him."
[Sahih al-Jami', 6516 & Sahih Sunan at-Tirmidhi, 2005]
54 notes · View notes
herricahyadi · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media
Tentang ayah.
43 notes · View notes
karenapuisiituindah · 11 months
Text
Yang Paling Kutakutkan Setelah Kepergianmu (yang Tiba-tiba Itu)
"Lebih dari sekali pernah kubayangkan kehilanganmu. Sesak sekali rasanya, meski itu hanya dalam benakku saja. Namun, malam itu 17 Mei 2023, kepergianmu yang sangat tiba-tiba untuk selamanya. Ingin kupukul wajahku dengan keras, berharap ini hanya mimpi. Ingin kuanggap ada keajaiban datang, dan membawamu perlahan kembali ke dunia ini. Tapi nihil. Nyatanya kau memang pergi untuk selamanya."
---
Hai, Pap. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tak akan kutanyakan bagaimana rasanya ada di alam yang berbeda, atau apa kabarmu sekarang. Karena doaku sama setiap detik sejak hari itu. Kuharap Tuhan akan selalu menjagamu, mengampuni dosa-dosamu, menerima amalan-amalan baikmu selama di dunia, dan melapangkan kuburmu.
Betapa mengerikan dan menyedihkan ternyata, tidak mampu melihat dan memeluk ragamu untuk yang terakhir kalinya. Dan sekuat tenaga kutahan rasa sesak itu, ia seringkali muncul tiba-tiba saat tak ada sesiapa di sisiku. Aku tahu aku sudah dewasa, tapi kesedihan tidak pernah kenal usia, kan?
Pap, setelah kepergianmu, Mama tidak pernah berhenti berduka, menangis, dan berkata ia tidak akan sanggup hidup tanpamu. Aku juga ingin berlaku yang sama. Tapi aku tahu, mungkin hanya kami; anak-anaknya, yang sekarang ia punya. Sehingga kesedihanku kuanggap tidak ada apa-apanya dibanding seluruh duka yang ia rasakan saat ini; kehilangan belahan jiwanya.
Pap, setelah kepergianmu aku jadi memiliki ketakutan-ketakutan lain perihal hidup ini. Aku jadi takut Tuhan beri waktu sebentar untukku untuk membahagiakan Mama; satu-satunya perempuan (yang jika bisa) akan kuberikan seluruh duniaku untuknya. Aku takut tidak sebaik engkau dalam hal menenangkan kegelisahan-kegelisahannya. Aku takut kehilangan ia juga.
Pap, maafkan untuk waktu-waktu kebersamaan kita yang tampaknya lama, tetapi ternyata sesingkat itu. Maafkan untuk ketidaksabaranku menanggapi segala pertanyaan dan permintaan darimu. Maafkan untuk kealpaanku di masa tuamu. Maafkan untuk hal-hal kecil dan besar tentangmu yang mungkin sengaja kulewatkan. Maafkan ketidaksempurnaanku sebagai seorang anak perempuan bungsumu.
Terima kasih telah menjadi guru kehidupanku yang nomor satu. Dunia ini tidak akan sama tanpa hadirmu.
---
Pontianak, 4 Juni 2023.
Tia Setiawati
Tumblr media
70 notes · View notes
islamreflection · 2 years
Text
"My Lord has always been kind to Me."
-- The Noble Qur'an [19:47]
295 notes · View notes
viviaramie · 1 year
Text
Tumblr media
Lihatlah mataku; ada begitu banyak rindu yang berserak menjadi debu.
Sedikit demi sedikit beranak pinak, tak mampu kusapu.
Hingga waktu berbuah sesak yang tak mampu kusajak.
Dibalik batu nisan biru muda yang kuseka, kita berjarak tak terhitung jauhnya.
Sajak ke - 1
136 notes · View notes
ruang-bising · 8 months
Text
Sepenggal Tulisan Bising Diri Sendiri [ Bag. 2]
***
Bising, bising sekali omongan orang lain tentang keluargaku. Aku sudah bias, mana peduli mana yang hanya gosip. Ayah yang menafkahi kami dengan harta yang haram, ibu yang jarang dirumah, kami yang tercabik-cabik nama baiknya. Aku malu sekali. Aku hanya bisa berdo'a semoga suatu saat nanti mereka diberi hidayah oleh Tuhan.
Saat aku Kelas 3 SMA, Ayah jatuh sakit, parah sekali. Habis fasilitas yang kami punya, mulai dari rumah, transportasi, alat komunikasi. Mobilitas hidup kami benar benar hancur. Mungkin ini cara Tuhan membersihkan dosa masa lampau keluarga ini. Kakakku mengungsi di rumah kerabat, dekat dengan kampusnya. Aku terpaksa diasuh oleh yayasan tempatku bersekolah, aku yang setiap hari mencicipi masakan yang entah seperti apa rasanya. Tapi bagiku itu lebih enak kebanding memakan harta haram ayah.
Hampir setahun ayah sakit, akhirnya menemukan titik terang. Apa ayah bertaubat dari pekerjaannya? Tidak. Dan aku terpaksa masih betah diasuh yayasan lagi.
Satu bulan kemudian, pandemi menyerang. Itu tidak berpengaruh terhadap pekerjaan ayah. Aku berjanji tidak ingin lagi memakan harta haram. Aku kembali bertahan di asrama yang berukuran 3x5 m ini. Aku menghidupi mimpi-mimpiku sendiri sejak tahun itu. Masa kejayaan orang tua yang telah habis, kata orang. Aku menarik diri dari keramaian satu tahun itu, lebih dari puasa sosmed yang anak muda sekarang katakan. Aku harus segera menuntaskan perjuangan ini, hingga lulus bersekolah. Aku mengajar di surau seberang sekolah dan berdagang untuk sampingan.
"Nanti kalau udah lulus SMA, langsung kerja!!! Bales budi orang tua!!!" Ujar salah satu bibi dari ayah saat lebaran. Berat sekali bertemu keluarga besar ayah yang berpikiran kolot, dan setolol itu. seolah anak lahir, diasuh kedua orang tua berarti sama dengan berhutang. Bukankah itu kewajiban orang tua membesarkan anak? siapa pula yang menginginkan dilahirkan? "nasib tersial adalah dilahirkan" celoteh filsuf yunani seolah memenuhi kepalaku.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana.
Aku bisa saja mengambil beasiswa prestasi di perkuliahan, berkat sertifikat lomba yang sering kujuarai. tapi reguler, yang berarti akan hidup dengan harta haram keluargaku lagi. Dan itu juga berarti aku harus hidup berdesakkan di kontrakkan petak, karena rumah ludes terjual. Akhirnya aku memilih jalan dengan mencoba berbagai beasiswa keagamaan, dan berakhir di asuh oleh salah satu yayasan pesantren terkemuka di kota ini. Seratus persen!!! Tentunya setelah mengikuti panjangnya seleksi. Persetan! Aku hanya ingin keluar dari lingkaran iblis ini.
Sesekali ibu menelponku dan ingin mengirimiku uang, tapi aku tak pernah mau lagi.
Berat sekali rasanya, kamu bisa membayangkan?
Memasuki tahun ke dua menjadi santri yayasan, Ayah mendapat hidayah, berhenti dari pekerjaannya, do'aku terkabul, terimakasih Tuhan. Ia berdagang, Ibu masih bergelut menjadi ART semenjak badai melanda keluarga kami. Pembersihan dosa, ujarku dalam hati.
Tahun kedua merupakan tahun terberatku di tempat ini, tuntutan dari yayasan semakin banyak, maklum, beasiswa seratus persen. "Kalian harus bener belajar di sini, setoran 2 lembar perhari, hadist juga, kitab pun jangan terlewat. Makanan yang hari ini kalian makan ga gratis, donatur, UMMAT yang membiayai kalian! Malu kalian kalau makan tapi gasampe target!!!" Bentak salah seorang ustadz kami. Semenjak itulah lidahku mati rasa memakan makanan yang di sungguhkan di sana.
Ajaib, aku berhasil lulus lebih cepat dari kalender pendidikan. Berbagai target di sana telah kucapai. Alhamdulillah. Aku bisa pulang ke rumah. Aku berjanji tidak ingin pulang sebelum pendidikan selesai di sana. Sisanya hanya persiapan mengabdi.
Liburan semester 4 dari total 6 semester, aku kembali ke rumah. Aku tersenyum melihat kontrakkan petakan. Tak apa, ujarku, Aku ikhlas, Tuhan. Kebanding menempati harta haram yang mendarah daging di setiap sudut tembok. Satu hal yang baru kusadari, ibu jarang di rumah, Terlibat hutang selepas badai keluarga kami.
Ayah? yang ayah lakukan hanyalah duduk di teras, tatkala di rumah, lebih sering makan dan tidur di rumah saudaranya yang kolot dan bodoh itu. aku dan kakakku (yang satu tahun kedepan akan menikah) terpaksa berkecimpung melunasi hutang mereka. kami menyisihkan uang dari keringat kami sendiri. Adikku? Adik kecilku bahkan masih kelas 2 SMP, ia masih terlalu lugu untuk memahami kondisi keluarga kami, yang ada dipikirannya mungkin masih bermain dan mencari jati diri.
Akhir semester 6, hutang mereka habis dan lunas, begitu pula tabunganku dan tabungan menikah kakak. Kakakku terpaksa menikah sederhana. habis sudah dream wedding dia, "gapapa, yang penting halal dulu." Ujarnya. Ya Tuhan, aku melihat wajah paling ikhlas di wajah kakakku. Bahkan aku menangis saat menuliskan ini.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana.
Saat ini aku sudah bisa menabung diam-diam, aku ingin melanjutkan sekolah, aku juga ingin mempersiapkan masa depan. Tidak banyak, tapi aku ingin memulai rumah tangga lebih siap nantinya.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana. Aku ingin sekali saja tidur, nyenyak, tenang, tanpa memikirkan apa yang akan datang, hari esok, tuntutan. Tanpa memikirkan keluargaku yang begitu berkecamuk. Aku ingin sekali beranjak. Meninggalkan semua ini. Keluarga... yang membuat hidupku segetir seperti ini.
Kamu bisa bayangkan? Kontrakkan ini, tepatnya keluarga ini, bising sekali, sehingga aku tidak bisa mendengar diriku sendiri.
Aku hanya perlu terus berlayar, mengembara, jika besok pun kalian tidak lagi mendengar kabarku, mungkin aku tersesat di samudera atau di suatu pulau, atau bisa juga kapalku karam, sebab perjalanan ini kususuri sendiri.
*****
Satu jam aku menceritakan detail kejadian menyakitkan itu kepada seseorang yang kupanggil "umi". Pandanganku kosong, aku ingin menangis tapi tak memiliki tenaga. Sudah terkuras, aku tak memiliki kalimat sedih untuk menggambarkan itu semua.
Tiba tiba pelukan menghantamku. Umi memelukku sembari terharu.
"De, kamu sekarang udah umi anggap anak umi. Jangan pernah ngerasa sendiri ya de. Umi bangga sama kamu, kamu hebat."
Tangisku baru pecah. Saat aku menyadari bahwa ada orang lain, bukan dari keluargaku, yang memiliki sebongkah hati sehangat itu. Aku tak lagi mampu menahan hebatnya kesedihanku. Aku tak mampu lagi membohongi perasaan sedihku. Aku menangis. Aku benar-benar merasa ditemani. Kebisingan ini sedikit mereda. Penerimaan. Kepercayaan diri yang lama hilang seolah hadir kembali. Kekhawatiranku, mereda. Aku menangis. Aku merasa lemah ketika menangis, tapi bolehkah aku menangis kali ini saja? Karena besok aku harus kembali berjuang untuk mimpi-mimpi, aku harus kembali berlayar, aku tak boleh berhenti sekarang.
42 notes · View notes
irishabdullah · 15 days
Text
TAHMID CHECK!!!
have you praised Allah for His blessings on this beautiful day? stop what you're doing now and say,
الحمد لله رب العالمين
alhamdulillahi rabbil alamin
All praise is due to Allah, Lord of Creation
12 notes · View notes
hassanatforusmk · 1 year
Text
اللهم إني أسألك زيادة في العلم والدين ، وبركة في العمر والرزق وتوبة قبل الموت وراحة عند الموت ومغفرة ورحمة بعد الموت وجوازاً على الصراط وخلاصاً من الحساب ونصيباً وافراً من الجنة والرحمة والمغفرة والشفاعة والرضوان في الدين والدنيا والآخرة.
78 notes · View notes
esbatubulet · 2 months
Text
Aku ingin hubunganku seperti kedua orang tuaku, yg selalu bangun di sepertiga malam terakhir lalu membangunkan satu sama lain untuk kemudian melakukan sholat malam bersama-sama. Sederhana tetapi merupakan pemandangan sangat amat romantis yg pernah kulihat seumur hidupku..
11 notes · View notes
allahlovesyou · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
peace be upon you, enter paradise for what you used to do.
- ♡
164 notes · View notes
ayeshasarchive · 10 months
Text
Tumblr media
44 notes · View notes
fullofpuredisgust · 4 months
Text
القوة لله جميعًا
And if only they who have wronged would consider [that] when they see the punishment, [they will be certain] that all power belongs to Allah and that Allah is severe in punishment.
و لو يَرى الذين ظلموا إذ يرون العذاب أن القوة لله جميعًا و أن الله شديد العذاب.
15 notes · View notes
chashmenaaz · 1 month
Text
رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي
My Lord! Verily, I have wronged myself, so forgive me. [Qasas: 16]
6 notes · View notes
galacticspaceguy · 14 days
Text
TCOC fact of the day:
Ayah spent five years working for a theatre
5 notes · View notes