Tumgik
#berkaca
ibadahkata-kata Β· 1 year
Text
Berhenti menyalahkan diri sendiri dan mulailah berfikir, bahwa semua yang telah terjadi adalah takdir.
Dew
Solo02122022
8 notes Β· View notes
arioagio Β· 6 months
Text
Tumblr media
Sama-sama memperbaiki diri. Sama-sama saling mengingatkan. ✌🏻
β €
------------------
πŸ‘‰πŸ» Follow @π™–π™§π™žπ™€π™–π™œπ™žπ™€ untuk dapat π’•π’–π’π’Šπ’”π’‚π’-π’•π’–π’π’Šπ’”π’‚π’ π’Žπ’†π’π’‚π’“π’Šπ’Œ π’π’‚π’Šπ’π’π’šπ’‚.
β €
πŸ§’πŸ» Jadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
β €
πš†πš’πšπš‘ πšπš˜πš—πšœ 𝚘𝚏 πš•πš˜πšŸπšŽ,
α—©α–‡IO α—©α˜œIO
0 notes
kbanews Β· 8 months
Text
Berkaca Hasil Pilkada Jawa Tengah 2018, Anies Targetkan Menang Pilpres 2024
SEMARANG | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan memasang target perolehan suara maksimal di Jawa Tengah pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Anies menuturkan target suara di Semarang minimal menyamai perolehan suara yang di dapat oleh Anggota Tim Kecil Koalisi Perubahan untuk Persatuan Sudirman Said sebesar 42 persen saat melawan Ganjar Pranowo di Pilkada Jawa Tengah 2018…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
triankara Β· 11 months
Text
Di antara hiruk-pikuk dunia yang sibuk ini, kadang-kadang kita butuh momen untuk merenung dan menyentuh hati. Kita butuh kata-kata yang mengalir seperti sungai kecil yang menenangkan, menyentuh jiwamu dengan kehangatan. Dalam keramaian yang membelenggu, izinkanlah aku membawa kamu ke dalam ruang keheningan sejenak.
Lihatlah langit malam ini, berkilauan dengan jutaan bintang. Setiap bintang memiliki cerita yang berbeda, tapi semua saling berpadu membentuk pemandangan yang indah. Begitu juga dengan kita, manusia. Di balik ragam kehidupan yang beraneka warna, kita saling berbagi cerita, luka, dan kebahagiaan. Kita mungkin tidak menyadari, tetapi ada begitu banyak kesamaan yang mengikat kita sebagai satu keluarga manusia.
Dalam setiap kehidupan, pasti ada kebahagiaan yang memancar ceria, tetapi juga ada kesedihan yang menghampiri. Kadang-kadang, kesedihan itu seperti badai yang mengguncang hati kita dengan kekuatan yang tak terduga. Namun, jangan lupakan bahwa di balik badai, ada pelangi yang menanti. Pelangi yang menyirami hati kita dengan harapan, kekuatan, dan ketabahan.
Kadang-kadang, menyentuh hati berarti mendengarkan dengan sepenuh hati. Saat seseorang berbagi cerita mereka, jangan hanya mendengar, tetapi dengarkan dengan hati yang terbuka. Dalam setiap kata dan gerak, tersembunyi kepingan hati mereka yang rapuh dan rentan. Mungkin kita tidak dapat memperbaiki segalanya, tetapi kita dapat memberikan kehadiran, dukungan, dan cinta.
Kita hidup dalam dunia yang serba cepat dan serba efisien. Tetapi, jangan lupakan untuk memperlambat langkah, mengamati sekeliling dengan mata yang penuh kasih, dan menghargai momen-momen kecil yang sering terlewatkan. Melihat senyuman di wajah seorang anak, mendengar riak air di tepi pantai, atau merasakan hangatnya tangan yang tersentuh. Semua itu adalah keajaiban-keajaiban kecil yang bisa menyentuh hati kita jika kita memberikan kesempatan.
Maka, biarkanlah hatimu terbuka untuk dunia ini. Biarkanlah perasaanmu mengalir dengan bebas, menerima setiap keindahan dan juga kepedihan. Jadilah cahaya yang memancar ke dalam kegelapan, memberikan kehangatan dan harapan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan menyentuh hati satu sama lain, kita membentuk hubungan yang kuat dan membangun dunia yang lebih baik.
0 notes
ceritajihan Β· 4 months
Text
Ketenangan berasal dari keyakinan
Tumblr media
Kau bertanya-tanya mengapa ada begitu Banyak orang yang begitu lapang hati nya saat ditimpa sebuah musibah?Β 
Lalu dirimu berkaca di cermin, bertanya pada hati mu mengapa kau begitu mudah sakit dan sesak saat menghadapi sebuah masalah,Β  bahkan berlaku pada masalah-masalah sederhana sekalipun?
Sebenarnya, rahasia orang-orang yang begitu lapang hati nya saat di timpa musibah begitu sederhana;
Di dalam hati mereka mantap mengatakan bahwa masalah-masalah yang kini sedang menggerogoti hati nya tidak sebanding dengan kebesaran tuhan yang akan memberikan jalan keluar untuk dirinya, mereka begitu yakin dan keyakinan adalah bentuk sebuah keimanan.
Sebab keyakinan lah yang membuat mereka begitu lapang hatinya, begitu ringan langkah nya serta begitu tenang dalam kehidupan nya.
@ceritajihan
Luwuk Banggai, 13 Januari 2024
187 notes Β· View notes
andromedanisa Β· 9 months
Text
Nak, tidak semuanya harus terurai hari ini.
aku menangis kala mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan untukku. Rasanya mataku menjadi gelap sebab semuanya menjadi mustahil untuk ukuranku saat itu. aku menangis seraya mempertanyakan takdir mengapa ujian ini tak pernah ada habisnya. Kapan aku bisa merasakan bahagia layaknya teman-teman sebayaku.
Beberapa hari aku mengurung diri dikamar, tidak berbicara sepatah katapun kepada siapapun. Tidak dengan teman terdekatku, atau bahkan keluargaku. Rasanya lelah dan hanya saja ingin memeluk diri lebih dalam.
Ibu menangis melihat diriku yang demikian,. aku hanya tidak makan, aku hanya minum. Dan tidak pula berbicara untuk beberapa hari. aku masih menjalankan kewajibanku sebagai seorang Muslim. aku masih sholat, aku tidak menyalahkam takdirNya. aku hanya mempertanyakan takdirNya mengapa kesedihan rasanya tidak pernah entah dari hidupku.
Sampai akhirnya aku tersadarkan dengan nasihat Bapak kala itu,
"Nak, tidak semuanya harus terurai hari ini. Tidak semua pertanyaanmu harus terjawab langsung saat ini juga. Terkadang memang hikmah akan kamu dapatkan nanti, atau bahkan mungkin tidak akan kamu tahu sampai kehidupan ini. Dan kamu nggak perlu cari tahu kenapa, dan kamu nggak perlu bertanya kenapa. Yang perlu kamu yakini adalah bahwa setiap takdir Allaah sekalipun pahit, sekalipun tidak kamu senangi itu adalah yang terbaik untukmu. Untuk saat ini, dan bahkan untuk nanti. Jangan bertanya kenapa, sebab itu bukan ranah kita sebagai manusia. Sekalipun kamu marah dan membenci semuanya. Hal itu tidak akan merubah apapun dari sisimu. Tidak akan merubah apapun dengan apa yang telah terjadi. Mungkin bagimu, kamu tidak menemukan kebahagiaan dari masa lalu, ataupun masa ini tapi kamu masih punya hari esok, kamu masih punya masa depan yang bisa kau upayakan.
aku terdiam, lama sekali. Menangis dan terus saja menangis meski tanpa suar. Bapakpun demikian, Bapak paham bahwa anak perrmpuannya ini sedang terluka. Bukan, bukan hanya terluka namun juga terpukul dengan begitu dahsyatnya. Bapak tak pernah memintaku untuk berhenti menangis, namun Bapak selalu menemanimu setiap kali aku menangis.
Bagaimana bisa laki-laki seperti ini sampai tidak mendapatkan cinta pertama anak perempuannya? Dari sini aku paham, tak perlu meminta seseorang untuk berhenti menangis. Sebab itu tidak menyelesaikan masalah. Barangkali dengan menemaninya saja, sedikit banyak cukup membuatnya tenang dan pulih kembali.
"tapi pak, rasanya aku lelah sekali. aku seperti berjalan pada sesuatu yang semu. Berjalan dan terus saja berjalan. Berjalan dan entah sampai kapan aku harus terus berjalan. Berjalan hingga aku tak tahu dimana ujung jalan tersebut." aku menguatkan itu kepada Bapak dengan terus menangis.
"istirahat sejenak, nak. Nggak apa-apa kalau kamu butuh waktu untuk berhenti sejenak. Semua yang berjalan pasti akan menemukan lelahnya, namun menyalahkam takdir dan berbalik arah hidup dimasa lalu bukankah sebuah solusi. Ambil waktu untuk dirimu sendiri, terkadang memang setiap manusia berada pada takaran ujian yang berbeda-beda. Manakalah kamu berada dipersimpangan kelelahan, membandingkan mana yang lebih bahagia atau mana yang lebih sedih bukankah solusi dari ujian yang sedang dihadapi. Hal yang tidak menyenangkan atau yang membuat kita sedih itu, dimenangkannya hanya dengan berdoa, tawakal, dan menyerahkan semuanya kepada Allaah. Sebab pada akhirnya, hanya Allaah sebaik-baik tempat kembali. Mungkin perkataan Bapak ini barangkali tidak bisa kamu terima saat ini. Tapi percayalah, nak. Sekalipun kamu marah sebagaimanapun, itu semua tidak akan merubah apapun. Pada akhirnya kamu sendiri yang terluka." Bapak menatapku dengan mata Bapak yang juga berkaca-kaca.
Bagaimana mungkin, Pak. aku memahami kalimat panjang itu saat aku berusia tujuh belas tahun. Pada akhirnya akupun paham, tidak semua pertanyaan harus ada jawabannya, tidak semua doa harus terkabulkan seketika. Doapun butuh waktu. Entah dikabulkan saat ini juga, ditunda nanti, atau sebagai simpanan balasan kebaikan diakhirat. Dan memang, tidak ada yang sia-sia disisi Allaah. Itulah mengapa tidak semua harus terurai pada hari ini. Kalimat yang sudah lama tinggal dihatiku.
220 notes Β· View notes
penaimaji Β· 9 months
Text
Disakiti?
Barangkali ia sedang terkena Mental Illness
Kalau kita selama ini sudah berbuat baik pada orang lain, tapi ternyata dia malah jahatin kita, percayalah tidak apa-apa. Sebab, orientasi kita berbuat baik itu Allah, bukan manusia, mungkin kita sedang diingatkan saat itu. Jangan sampai membalasnya, even though kita tau aib-aibnya.
Kalau kita memahami value diri, kita tidak perlu repot-repot mencari validasi, menjelaskan diri kita pada orang lain yang termakan hasutannya, apalagi membalas perbuatannya. Tidak perlu. Cukup diam dan fokus pada hal-hal penting yang kita kerjakan saat ini. Orang yang mengenal dirinya sendiri, dia tidak akan goyah ketika orang lain berkata buruk padanya.
Satu, dua, tiga kali, dst okelah. Tapi kalau sudah keterlaluan dan berkali-kali mengganggu kita, that's enough. Manusia punya batas; manusia punya hak untuk memberi batasan pada orang lain. Sampai akhirnya Allah ciptakan batas itu sendiri, subhaanallah walhamdulillaah
Ya. Salah satu nikmat yang patut disyukuri ialah ketika Allah menjauhkan kita dari orang yang jahat, bermuka dua dan manipulatif. Tidak perlu takut memutus tali pertemanan, terlebih lagi bila ia berbuat zalim dan menusuk dari belakang.
Sok baik di depan, busuk di belakang. Inilah kenapa akhlak selalu menjadi yang pertama sebelum ilmu. Betapa banyak orang berilmu, tapi lupa cara berakhlak pada sesama manusia. Dia menutupi kekurangannya, dengan cara menjatuhkan orang lain. Na'udzubillahi min dzaalik..
Kadang nggak habis pikir sih, dan tidak pernah menyangka, punya teman yang setega ini. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang suka menjelekkan temannya sendiri, supaya dia terlihat paling baik. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang merasa kita ialah saingannya. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang suka berpikir negatif dan menyakiti. Subhaanallah. Semoga menjadi pengalaman yang pertama dan terakhir.
"Orang kayak gitu sakit nggak sih?" Iya. Sakit. Psikisnya terserang, namun ia mungkin tidak menyadarinya. Sebenarnya rasa sakit yang dulunya pernah ia terima, di kemudian hari berpotensi menyakiti orang lain kalau tidak serius diobati.
Namun kita sebagai manusia, berbaiksangkalah, bahwa apapun yang terjadi tentu atas izin Allah. Barangkali memang karena dosa-dosa kita sendiri, Allah hadirkan orang yang demikian. Allah tegur kita karena ingin kita lebih dekat, dan lebih mengingat-Nya.
Semoga ini menjadi pelajaran hidup untuk diri kita sendiri, berkaca dari apa yang orang lain perbuat terhadap kita. Bahwasannya, saat kita disakiti oleh orang lain, berdamailah dengan diri. Jikalau tidak, suatu saat kita akan berpotensi menyakiti orang lain, dengan cara yang sama, seperti yang orang itu lakukan terhadap kita.
Pandai-pandailah menata hati, dan memperbaikinya; demi kebaikan diri kita sendiri. Jangan remehkan penyakit mental, ia butuh dua sisi untuk disembuhkan; jasmani dan rohani.
Pena Imaji
147 notes Β· View notes
milaalkhansah Β· 29 days
Text
Mendewasa bersama Anak-Anak
Tumblr media
Sepanjang aku bertumbuh dewasa, aku ditemani oleh anak-anak. Aku belum menikah, berpasangan apalagi. Anak-anak itu adalah anak-anak yang Allah tempatkan dalam satu tempat yang sama denganku, dalam kurun waktu yang lumayan lama. sehingga beberapa tahun yang kulewati bersama mereka, membuatku ikut menyaksikan tumbuh kembang mereka semua.
Beranjak dewasa dengan ditemani banyak anak-anak, membuatku mengambil banyak sekali pelajaran. Di antara pelajaran yang kudapat itu ialah :
1. Menjadi orang tua adalah belajar menjadi pribadi yang lebih sabar
Menyaksikan berbagai bentuk kesabaran seorang orang tua, selalu mampu membuat mataku berkaca-kaca. Membayangkan betapa sabarnya orang tuaku dalam merawat dan membesarkanku. Karena merawat seorang manusia yang belum sempurna akal dan perasaannya bukanlah sesuatu yang mudah. Bergadang, kelelahan, kelaparan, stres, penilaian orang lain, dan serentetan ujian lainnya adalah makanan sehari-hari yang harus dikomsumsi oleh para orang tua kita. Bahkan tak jarang, mereka melakukan kezaliman melanggar hak-hak tubuh mereka sendiriβ€” hanya karena kasih sayangnya kepada anak yang sangat besar.
Menjadi orang tua adalah suatu latihan penguji kesabaran yang tidak ada garis finish, pemenang bahkan hadiah yang diberikan.
2. Anak kecil adalah orang dewasa yang berhati lapang
Meskipun memiliki sifat yang naif dan juga ego yang tinggi, anehnya mereka mempunyai hati yang lapang dalam memaafkan dan melupakan kesalahan. Kita seringkali melihat begitu mudah mereka kembali berbicara dengan seseorang yang bahkan semenit yang lalu telah membuat mereka menangis. Apakah hal seperti itu mudah kita lakukan sebagai seseorang yang mengaku telah dewasa? kita seringkali menganggap bahwa anak kecil adalah seseorang yang kekanak-kanakan. Padahal, bukan hal yang kekanakan bila seseorang dengan mudah mampu memaafkan seseorang yang membuat mereka bersedih, bahkan dengan jejak tangis yang masih basah di pipi.
3. Anak adalah pribadi yang jujur
Betapa sering kita mendengar celetukan-celetukan konyol dan lucu mereka, ketika sedang melihat, merasakan, ataupun mengalami suatu kejadian? Mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak malu ataupun segan untuk melontarkan apa yang mereka rasakan dan juga pikirkan di mana hal tersebut seringkali bisa tergambar jelas dalam bahasa tubuh mereka.
Mereka menangis saat merasa sedih & terluka. Mereka tertawa dan tersenyum saat merasa senang dan bahagia. Sehingga jika kita melihat ada anak-anak yang selalu tertutup dengan perasaannya. Itu adalah sebuah alarm, bahwa ada yang tidak beres dan harus diselidiki penyebabnya.
4. Fitrah seorang anak yang selalu bersih dan suci
Saat lahir, anak seumpama kertas atau kanvas putih kosong yang belum berisi apa-apa. Dan orangtuanyalah yang akan pertama kali menjadi pena ataupun kuas gambar yang akan menorehkan berbagai macam "bentuk" dan juga menghiasnya dengan berbagai "warna".
Anak-anak yang baru lahir ataupun masih kecil fitrahnya akan selalu memiliki akhlak yang baik. Sehingga saat kita bertemu dengan anak-anak yang masih kecil namun telah dengan fasih berucap kata-kata kotor, dan berprilaku kurang baik. Orang tua akan selalu menjadi sosok yang pertama kali disalahkan.
5. Menjadi orang tua dan seorang anak adalah proses pembelajaran seumur hidup.
Tidak ada sekolah bagaimana menjadi orang tua yang baik, tetapi di banyak pelajaran sekolah, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua adalah hal yang sering dibahas. Seolah tugas belajar hanya dibebankan untuk seorang anak, bukan kepada orang tua. Seolah-olah yang mempunyai tugas-tugas untuk ditunaikan dengan baik hanyalah seorang anak. Orang tua akan selalu menjadi pihak yang benar dan tidak punya salah.
Aku paham, kedudukan orang tua tentu jauh lebih besar daripada kedudukan seorang anak. Tetapi bukan berarti orang tua tidak dituntut untuk ikut belajar memperbaiki diri. Di masa depan nanti, kuharap kesenjangan ini dapat diperbaiki. Sehingga generasi yang tercipta bisa lebih baik lagi. Tidak lagi fokus saling menyalahkan dan menuntut hak dan kewajiban masing-masing.
Sampai saat ini, meskipun aku belum menikah dan merasakan langsung menjadi orang tua. Aku bersyukur Allah mengenalkanku dengan banyak anak. Tingkah polos dan lucu mereka selalu mampu membuatku mengobati kerinduan akan masa kecilku dulu. Dan dari sosok orang tua mereka pula, aku lebih dini bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang tua.
Ke depannya, entah dengan anakku sendiri atau anak-anak yang "dititipkan" padaku. Aku pengen untuk belajar lebih banyak lagi. Belajar memahami sosok anak kecil dan juga orang tua. Berharap, darisanalah aku bisa menjadi seorang anak dan juga seorang orang tua yang lebih baik.
29 notes Β· View notes
manusiafajar Β· 4 months
Text
Semua sedang terlelap, sayang.
Hai kids, this is your mom's story.
Ini menyebalkan, ibumu sudah menulis banyak surat untukmu, ada di dalam map coklat itu, bersama tumpukan surat untuk ibu di masa depan. Orang - orang baru tau saja serunya sekarang, atau sekedar membuatnya agar tak terlihat ketinggalan, bahkan hanya untuk jadi gurau mencipta tawa.
Padahal perihal menyambutmu, tidak pernah sebercanda itu.
Sayang, bagaimana kabar tubuh ibu hari ini? Masih sehat dan segar kah?
Maaf ya, bila ibu mulai cepat kelelahan, mulai tidak bisa banyak bergerak. Sebab kau tahu? saat - saat ini ibu sedang menaruhkan sehat tubuh ibu, demi mempersiapkan keilmuan mendesain kehidupan bersamamu, mempersiapkan mendidik peradabanmu.
Ibu janji untuk tetap menjaga sehatnya, secara fisik, jiwa dan hatinya. Itu fokus utama yang ibu prioritaskan bersisian dengan ujian termin pertama ini. ya! kau tahu sayang? ibumu masih di tahun pertamanya menjadi mahasiswi, kamu harus lihat berapa banyak titik merah yang menghiasi wajahnya sebab banyak berpikir dan kegelisahan.
Bagaimana? sekarang wajah ibu bahkan sudah berkerut ya?
Tidak apa, semoga mereka yang akan jadi kesaksian di hadapan Allah kelak, bahwa perjalanan membeli syurga memang tidak pernah mudah. Nanti ibu ceritakan hal yang lebih menyayat dari sekedar titik merah, kau tahu sayang? Sejak sembilan puluh hari berlalu, dan Al - aqsho masih berdarah.
Bagaimana sayang? apakah hari ini kemerdakaan kita raih? apakah kita ikut andil dalam pembebasannya? kau tahu? itu mimpi ibu untuk milikimu, berperan utuh jiwa dan raga untuk menjadi yang terdepan dalam membela syariat-Nya.
Ah, meskipun setelah berkaca, ibu masih meringis penuh ragu. "Pantaskah aku?.."
Semua sedang terlelap sayang, di pagi hari yang penuh keberkahan ini, mereka memilih terlelap bersama sepuluh derajat dinginnya udara, tidak ada yang menolak rayuan selimut, kecuali ibu.
Padahal semalam, mereka pun tidur jauh sebelum ibu terlelap, hanya empat jam tubuh ibumu tergulung selimut, tidak apa ya, sementara. Nanti kita tidur sepuasnya di istana dalam syurga.
Tugas murojaah beberapa juz, dzikir pagi, alkahfi, semua tuntas sebelum kembali menunduk pada tumpukan buku dan berbagai macam warna pena, semoga kebiasaan - kebiasaan ini lestari menghiasi harimu juga, melakukannya penuh cinta tanpa paksa.
Cukup dulu ya sayang, ibu mau sarapan!
(Btw, Hari ini ibu memasak apa untukmu? Bilang enak ya meskipun biasa saja! wkwk)
44 notes Β· View notes
coklatjingga Β· 2 months
Text
Mungkin tulisan ini akan terkesan cukup keras, tetapi harus dituliskan sebagai pengingat diri.
Jika memang mengharuskan, cukup yang ditemani dari nol dalam hal harta saja. Soal akhlak dan agama usahakan tetap yang sudah cukup bekalnya. Ingat ya, cukup. Bukan harus yang paham segalanya, tapi kalau ketemu yang begitu tentu bertambah bahagianya.
Berkaca dari kisah-kisah pasangan di sekitar yang sudah berlayar tapi sering hampir karam.
Page 28/366_Batusangkar, 26022024
20 notes Β· View notes
arioagio Β· 2 years
Text
Chapter 268.
Tumblr media
Eh, ternyata sama saja. 😒
β €
.
.
.
.
.
β €
Semoga sepenggal tulisan ini bisa bermanfaat.
β €
- ario agio -
@arioagio
0 notes
gizantara Β· 5 months
Text
Self-awareness
Kecerdasan emosional (emotional intelligence), pertumbuhan pribadi (personal growth), dan nilai-nilai kehidupan (life values) semuanya bermuara pada satu konsep penting: kesadaran diri.
Kesadaran diri mungkin termasuk topik yang sering dibahas walau gak semua orang concern. Tapi apa maknanya, dan kenapa itu penting? Kenapa kita harus peduli dengan kesadaran diri?
Understanding ourselves jelas mengarah pada:
Peningkatan kepercayaan diri
Kebijaksanaan dan kematangan pengambilan keputusan
Hubungan yang lebih kuat
Komunikasi yang efektif
Peningkatan keterampilan kepemimpinan
Tingkat kepuasan atas pekerjaan lebih besar
Terus gimana kita membangun self awareness?
Self awareness itu sendiri sebenarnya lebih dari sekadar memahami cara kita memandang diri sendiri tapi juga mencakup bagaimana orang lain memandang kita. Makanya ada dua jenis self awareness:
Internal self awareness
External self awareness
Kuncinya adalah memahami kedua pandangan tersebut.
Internal self awareness berbicara tentang pemahaman nilai, passion, aspirasi, kesesuaian dengan lingkungan, dampak terhadap orang lain, serta reaksi dan melibatkan pengelolaan pikiran, perasaan, perilaku, dan mengetahui kekuatan dan kelemahan. Dampaknya adalah kepuasan kerja dan hubungan yang lebih tinggi, meningkatnya kontrol individu dan sosial, mengurangi kecemasan dan stres.
Sementara itu, eksternal self awareness berbicara tentang memahami bagaimana orang lain melihat kita. Hal ini melibatkan empati dan berpikiran terbuka serta mempertimbangkan perspektif yang berbeda. Dampaknya adalah meningkatnya keterampilan empati dan kematangan dalam menangani kritik dan mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
Oke, tapi bukannya cukup milih salah satu aja? Kenapa kita harus peduli untuk menyeimbangkan kedua jenis awareness itu?
Tumblr media
Dari bagan 4 arketipe self awareness, aku jadi berkaca ke diriku yang dulu. Ada masanya aku jadi seekers yang nggak tau apa-apa, stres sama yang dikerjakan dan stress dengan apa yang terjadi. Ada masanya jadi pleaser yang ngejar-ngejar validasi orang lain sampai gak mikirin kepuasan dan pemenuhan diri. Ada masanya jadi introspector yang mengkritik diri sendiri lebih dulu daripada dikritik orang lain (takut ego terluka itu loh hahaha). Terus sekarang pelan-pelan menjadi si aware yang tenang, lumayan bisa nge-lead, susah dimanipulasi, kadang bisa menerjemahkan kompleksitas orang lain secara detail (walau kadang bolak-balik jadi introspector di kondisi tertentu).
Terus gimana kita bisa ngebangun kesadaran diri?
Fokus pada penyeimbangan, hindari konsep kebenaran tunggal dari satu sudut pandang saja (baik internal maupun eksternal). Pertahankan keseimbangan antara dua sudut pandang berbeda yang sering kali beradu di dalam kepala.
Cari feedback dan kritik dari mereka yang penuh kasihβ€”mereka yang peduli dengan tulus menawarkan saran untuk kemajuan kita (seperti aku punya para teman melukai egoku hahaha).
Manusiakan manusia, jangan mendewakannya. Hindari bereaksi berlebihan atau memvalidasi pendapat seseorang secara berlebihan.
Lakukan pengecekan isi hati secara teratur. Pastikan tidak bias dan masih objektif dalam memandang sesuatu. Kurangi mengandalkan intuisi.
Sumber:
instagram
32 notes Β· View notes
payungbercerita Β· 2 months
Text
NIAT BAIK
Niat-niat baik itu harus tetap aku upayakan sebagai seorang hamba tanpa perlu jutaan mata meliriknya. Tidak dipengaruhi oleh perilaku orang lain, tidak juga digoyahkan oleh perkataan mereka.
Niat-niat baik itu bukan ada karena hadirmu sebagai satu dari sekian orang yang Allah izinkan untuk berada pada episode hidupku yang masih dalam terkaan. Benar, kamu memberi andil tapi tidak sedikit pun aku mengizinkanmu untuk membuatnya berantakan dengan hilangnya peran dan kepergian.
Aku akui bahwa keberadaanmu memberi energi yang cukup besar. Membuat semangatku meningkat, perjalanan menjadi menyenangkan. Tujuan itu seolah mudah untuk digapai. Aku akui juga bahwa hilangnya peran serta kepergianmu memberiku kebingungan yang ingin sekali aku tanyakan. Meski begitu, aku tidak ingin membiarkan niat baik ini lepas dari tujuan yang seharusnya. Niat baik ini harus tetap berjalan.
Tapi langkah kaki ini seolah terasa berat, bukan karena kehilangan arah tapi karena aku seolah dipaksa untuk berulang kali berkaca. Seolah pertanyaan itu harus segera mendapatkan jawabannya. Seolah kebingungan itu menjadi pengikat yang tidak ingin dibiarkan lepas, menuntut haknya.
Segala sikapku, apakah ada yang tak sengaja menyakitimu? Segala kurangku, apakah ada yang membuatmu merasa bahwa itu amat sangat buruk? Segala perkataanku, apakah ada yang tak sengaja menusuk hati dan pikiranmu?
17 notes Β· View notes
kuumiw Β· 2 months
Text
Aku baca salah satu buku karya Mas Kurniawan Gunadi, di sana disebutkan bahwa sudut pandang kita terhadap masalah yang kita hadapi akan menentukan seberapa mudah jalan yang tengah kita lewati.
Sudut pandang yang akan membuat segala bentuk masalah hidup yang kita hadapi, sebagai media refleksi. Media untuk kita bisa berkaca diri.
Buku itu membuka diri lewat tulisannya, "Jika kamu ditinggalkan orang lain, cobalah untuk tidak meninggalkan orang yang meninggalkanmu. Mari kita buat sudut pandang baru, ada apa denganmu sehingga kamu ditinggalkan?"
"Jika kamu dibenci orang lain, cobalah untuk tidak membenci orang tersebut. Mari kita bertanya tentang dirimu sendiri, apa yang membuat mereka membencimu?"
"Jika kamu dilupakan orang lain. Cobalah untuk tidak menyalahkannya. Mari kita liat dari sisi lain, mengapa kamu jadi mudah dilupakan?"
"Jika kamu diragukan orang lain. Cobalah untuk tidak menjauhinya, Mari bertanya bersama-sama, apa yang membuatmu menjadi diragukan?"
Ternyata lebih seringnya kita menyalahkan orang lain atas apa-apa yang menimpa diri. Jarang berkaca sehingga merasa menjadi yang paling tersakiti
Maka kali ini cobalah untuk melihat dengan sudut pandang baru, tentang mengapa dan apa yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikannya.
16 notes Β· View notes
andromedanisa Β· 2 months
Text
kisah pada dimensi yang berbeda..
aku menghadiri sebuah seminar bagaimana seorang perempuan berdaya dalam sebuah keluarga. pemateri menyampaikan poin-poin penting yang membuat mataku berkaca-kaca.
"seorang perempuan telah mulia, sebab Tuhan yang memuliakan mereka. peran mereka kala menjadi seorang anak yang menjaga diri dengan baik, kala menjadi seorang istri yang berkhidmat kepada suami dengan penuh ikhlas, dan kala menjadi seorang ibu yang menyerahkan segalanya untuk mendidik anak-anak mereka. setiap perempuan telah mulia dan memang dimuliakan. meski dia belum menikah, ataupun belum memiliki keturunan kemuliaan itu tetap melekat kepada seorang perempuan."
mataku berkaca-kaca, dan aku baru menyadari seorang wanita yang duduk di sebelahku menangis. sampailah pada perkenalan dan obrolan ringan kami. rupanya beliaupun pernah Allaah uji dengan sebuah penantian buah hati yang cukup lama sekali. dan ujian keikhlasan lainnya, yaitu kehilangan. menuliskan kisah beliau saja membuat tanganku sedikit tremor dan mataku berkaca-kaca. ya Allaah, pada dimensi yang lain ujian seseorang bisa sedalam itu.
"13 tahun saya dan suami menunggu mba, di awal pernikahan kami sampai menginjak 10 tahun pernikahan kami semua upaya telah kami lakukan. saya bahkan nggak tahu sudah berapa juta telah kami habiskan untuk program hamil. tidak ada kista, miom, pcos atau apapun itu termasuk saluran tubapun tak ada masalah. bersih, sehat dan sayapun mengalami haid secara teratur setiap bulannya. suami juga sehat, tak ada masalah dalam pemeriksaan kesehatan dan kesuburannya.
menginjak pernikahan ke 11 saya sudah dititik lelah, doa saya sudah nggak minta anak lagi tapi lebih ke minta agar diberikan hati yang lapang dalam menerima segala ketetapan takdir Allaah. selama usia pernikahan ke 11 tahun saya dan suami hidup dalam tenang. istilahnya dikasih anak Alhamdulillah, enggak juga nggak apa-apa. sampai ditahap itu. sayapun mempersilahkan suami untuk menikah lagi jika memang suami menginginkan seorang anak. saya tak pernah keberatan jika beliau poligami.
sebab melihat seseorang yang kita cintai menutup rapat sedihnya, itu justru membuat saya menyalahkan diri saya sendiri. namun suami selalu meyakinkan saya, bahwa kebahagiaan itu tidak terletak pada dikasih anak atau enggak. kebahagiaan itu Allaah yang hadirkan pada hati kita.
saya berkunjung kerumah teman, kebetulan pula mereka juga pejuang garis dua, bedanya Allaah hadirkan seorang anak dipernikahan mereka yang ke 5 tahun. saya paling takut jika harus mengunjungi teman yang habis melahirkan, bukan karena iri atau tak ikut bahagia atas kebahagiaannya melainkan takut sekali jikalau mendengar komentar yang tidak diinginkan.
namun teman saya ini berbeda, ia tahu betul rasanya menunggu. benar ya mba bahwasanya *manusia tidak akan pernah bisa saling memahami, jika mereka tidak merasakan penderitaan yang sama.*
teman saya tidak membahas tentang kehamilan, namun saya yang banyak bertanya kepadanya. sampai disatu obrolan ketika saya meminta tipsnya, dia mengatakan bahwa kuncinya adalah ikhlas. selain ikhlas ikhtiar dia hanya memperbanyak makan kecambah setiap hari. baik untuk suami dan dirinya sendiri. padahal dia tidak promil kedokter karena memang ia mengaku tak mampu secara ekonomi jika harus melakukannya.
sepulang dari rumahnya mendiskusikan dengan suami dan kami bersepakat untuk mencoba ikhtiar tersebut. atas izin Allaah mba, 2 bulan ikhtiar saya dan suami, Allaah izinkan saya hamil untuk pertama kalinya. betapa bahagianya saya terutama suami atas kabar baik ini. semua keluarga saya maupun suami menyambut bahagia berita ini.
namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama mba, saya keguguran di usia kandungan saya memasuki sembilan minggu. saya harus kuretase pula untuk pertama kalinya. saya menangis dan terus menangis. tak ada kekuatan bahkan untuk memasukkan sesuap nasi kemulut. kalau bukan karena pertolongan Allaah mungkin saya sudah jatuh pada depresi.
2 tahun seusai kuretase Allaah karuniakan kembali kabar baik itu, saya hamil kembali. dan anak saya sekarang berusia 4 tahun mba. saya bahagia dan bersyukur dilain sisi. namun jika melihat anak saya, sayapun menangis teringat suami. suami saya meninggal satu bulan setelah saya melahirkan. suami saya meninggal ketika covid.
kalau ingat itu saya selalu menangis dalam sholat saya. ketika kebahagiaan itu datang dan kami tunggu-tunggu. Allaah ambil salah satu titipannya. suami saya adalah orang yang paling bahagia ketika saya melahirkan mba, dia mengabarkan ke semua kerabatnya kalau istrinya ini benar-benar sehat dan bisa hamil.
tidak ada orang yang sebaik dia mba, ketika semua orang memberikan nasihat agar saya menikah lagi, hati saya tak pernah beranjak dari suami saya. suami saya orang baik sekali, saya takut jika saya menikah lagi tidak mendapatkan seseorang yang sebaik suami saya. saya takut malah tidak bahagia sebab banyak membandingkan.
jika melihat orang-orang yang pejuang garis dua, saya meyakini biasanya para suaminya adalah orang baik yang begitu baik memuliakan istrinya. itulah mengapa terkadang mereka pejuang garis dua tidak meletakkan kebahagiaan mereka pada memiliki anak atau tidak. sebab perekat keduanya bukanlah anak.
saya doakan mba Nisa dan suami Allaah karuniakan keturunan yang Sholih dan Sholihah. penyejuk untuk kalian berdua. saya tak ingin banyak memberikan tips ini dan itu. tapi semoga saja cerita saya ini ada kebaikan yang bisa diambil hikmahnya ya mba. saling mendoakan dalam kebaikan ya mba." ucap beliau sembari tak kuasa menahan airmatanya.
"aamiin Bu, semoga Allaah kuatkan ibu selalu ya. Allaah jaga ibu dan anak ibu selalu dalam kebaikan. doa-doa baik akan kembali kepada yang mendoakan. saya boleh izin cerita ibu ini untuk saya tulis kembali dan saya share di media sosial saya Bu? nama dan tempat saya rahasiakan.."
"dengan senang hati mba Nisa. semoga Allaah berkahi ya.."
setelah acara usai kami berpelukan dan kami berpisah..
segala puji bagi Allaah atas setiap keadaan..
61 notes Β· View notes
hellomentarii Β· 4 months
Text
Mataku dan hatiku terlalu rapuh melihat kumpulan anak yang tumbuh dengan keluarga lengkap nan hangat, aku tidak mendapatkan itu.
Tidak menyalahkan kedua orang tua ku, mereka juga manusia mempunyai sisi lain yang mungkin tak mampu mewujudkan seperti yang kulihat. Sejauh ini aku masih menerima segala itu, namun maaf jika aku masih suka berkaca saat melihat keluarga lain yang hangat dan lengkap.
Mungkin aku tidak mendapatkan semua itu, namun aku sangat berusaha dan berdoa kepada Dzat Yang Maha Agung, bahwa salah satu keinginan ku membangun keluarga yang paham bahwa bahagia itu di hadirkan secara bersama.
23 notes Β· View notes