Tumgik
#kumpulansajak
coklatjingga · 9 months
Text
Tumblr media
Sebuah usaha untuk berdamai dalam penantian.
Segera lahir, buku pertama yang akan menjadi saksi bisu penantianku duduk di ruang tunggu ini. Menanti yang telah Allah janjikan, akan sebuah pertemuan.
Kumpulan sajak ini kuharap bisa menjadi teman, bagi hati yang terus menanti.
50 notes · View notes
30th-ofjuly · 9 months
Text
Orang berkata buruk tentang ibuku.
Tentang bagaimana ia pulang terlalu larut.
Tentang bagaimana ia terlalu rapuh untuk menjadi seorang ayah.
Tentang bagaimana ia terlalu lemah untuk menjadi sandaran.
Orang berkata buruk tentang ibuku.
Hidupnya seorang diri, tangisnya menyendiri.
Mimpinya telah ia kubur dalam-dalam, masa depannya sudah terlalu jauh menyelam.
Senyumannya hanya sebuah guratan angan, meraih seorang semu yang kini menjadi kenangan.
Ibuku terjatuh, terserok, terjungkal; telapak tangannya berdarah; keringatnya bercucuran pilu; namun kedua kakinya tetap terus berdiri tegak.
Ibuku tidak pernah menjadi buruk,
Orang-orang buruk itu yang keliru.
—written by Z.
4 notes · View notes
delusi-anergi · 1 year
Text
Aku menulis ini hanya untuk melegakan ruas-ruas di dadaku yang sesak, karena kepalaku seakan mau pecah. Hidup memang penuh akan kejutan dan lagi-lagi dia berhasil memukulku jatuh.
Mataku yang selalu tampak lelah karena bisingnya kepala selalu mengganggu sepertiga malamku. Aku juga ingin seperti mereka. Aku iri melihat segala pencapaian manusia lain, seolah semesta selalu mendukung apapun langkah dan keinginan mereka. Sedangkan aku? Aku sibuk bertahan dengan segala tuntutan dan tanggung jawab yang tidak mungkin aku tinggalkan.
Dunia ini tidak adil dan aku kelelahan. Aku ingin pergi ke tempat yang jauh untuk berteriak dan menangis sekencang-kencangnya.
Mudah saja mengatakan untuk jangan berekspektasi. Aku sudah tidak lagi mengatakan semua akan baik-baik saja, kekecewaan akan sebuah ekspektasi sudah menjadi makanan sehari-hari. Manusia adalah sumber dari segala kekecewaan--alasanku yang paling kuat untuk menangis dan mengadu kepada Tuhan lima kali dalam sehari.
Teruntuk aku di masa depan, baca mantra ini kalo lagi sedih-sedihnya ya. Baca aja lagi, gapapa! Baca aja terus!
Apapun yang diberikan oleh semesta itu kehendak Tuhan dan bagian dari takdir kamu, jadi terima aja. Berujung baik, syukuri. Berujung luka, tetap syukuri, sebisanya aja. Berjuang sekuat-kuatnya, hasilnya serahin sama Tuhan. Jangan cape berbuat baik, karena engga tau bisa bertahan sampe kapan. Maafin semua orang, jangan terlalu mendendam. Udah, maafin aja. Fokus aja ngejar mimpi kamu, ada beberapa orang yang pengen kamu bahagiain, kan? Nangis gapapa, kamu juga manusia. Kamu lagi bertumbuh jadi manusia yang luar biasa, makanya cobaannya juga luar biasa. Jangan tinggalin shalat biar selalu bisa ngadu ke langit, jangan terlalu nunjukin sedihnya ke orang yang kamu sayang, nanti jadi beban buat mereka. Kamu itu kuat banget, walaupun sebelum tidur sering nangis. Hahaha! Selamat membaca mantra ini ribuan kali!
- Alf.
16 notes · View notes
faizahsblog · 2 years
Text
Belajar Jadi Egois
Protes seorang ibu terkait perlakuan tidak mengenakan yang dialami anaknya, lewat di timeline media sosial. Sepagi ini mataku sudah berair. keren ya.
Otomatis aku menanyakan kepada diri, apakah kelak aku juga bisa seperti itu? Menjadi sedikit egois dan berisik untuk orang yang ingin aku lindungi kelak? Aku kembali berkaca. Apa bisa? Aku yang begitu banyak diamnya, cenderung menghindari konflik, introvert addict, apakah bisa?
Bayanganku terbang ke masa dimana aku dinyatakan belum bisa wisuda. Saat itu ibu begitu tidak terima. Ibu yang seringkali bilang ngga apa-apa, jalani aja. Hari itu begitu marah. Nadanya meninggi ketika aku ditemukan dalam kondisi hidung berair dan mata merah. Meminta salah satu kontak orang fakultas, hingga membuka komunikasi dengan rektorat. Ah, sesak sekali rasanya mengingat ini. Bukan! Bukan karena perasaan ketidak terimaan terhadap kenyataan tentang wisuda, melainkan sikap ibu. Sikap ibu padaku saat itu. Ibu, lagi-lagi aku belajar sesuatu darimu.
Bahwa sebagai perempuan, tidak melulu tentang kelembutan dan penerimaan. Dilain waktu harus bertindak egois dan tegas demi orang yang disayang. Agar kelak bisa memfilter, mana yang bisa dibiarkan pergi, mana yang harus mati-matian dilindungi.
3 notes · View notes
debullsid · 1 year
Photo
Tumblr media
EBOOK BABAD BATU Kumpulan Sajak. . . Price : Rp 2.500 WhatsApp : 0858-8822-7308 . . . #ebook #buku #book #majalah #komik #novel #emegazine #digital #makalah #skripsi #scribd #literasi #sastra #wattpad #babad #batu #babadbatu #kumpulansajak #sajak #sajakcinta #sajakrindu #sajakmalam #sajakpuisi #ebookdebulls #debulls (di Universitas Indraprasta Of Jakarta - Unindra) https://www.instagram.com/p/Cor7R1ZpZSO/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
taufikaulia · 4 years
Text
Kalau orang-orang gaduh; kamu cuma perlu berteduh; di bawah pohon rindang; yang jauh dari kerumunan.
— Taufik Aulia
766 notes · View notes
anti-peluru · 4 years
Text
Mungkin nanti kita akan dipertemukan lagi, sebagai dua orang yang sama-sama dewasa untuk memahami bahwa mencintai adalah sebuah aktivitas jangka panjang yang harus secara konsisten dilakukan manusia.
Mungkin juga nanti kita akan mengerti kenapa dulu kita tidak bisa saling memiliki meskipun begitu dalam mencintai.
Ada beberapa hal memang, yang tidak bisa dipaksa sebagaimana pun meski kita sudah kuat berusaha. Satu di antaranya mungkin hubungan kita.
Semoga nanti kita dipertemukan lagi, entah untuk kembali atau sekedar menepi; kita sudah sama-sama memahami.
Semoga nanti kalau kita kembali dipertemukan, ada keikhlasan yg kita rasakan; untuk apa-apa yg dulu pernah kita jalankan.
Semoga kita akan baik-baik saja. Sebagai kita yang utuh, atau aku-kamu yang asing.
133 notes · View notes
sajaksore · 4 years
Text
Caraku melepas rindu sederhana.
Bangun disepertiga malam dan mendoakan keselamatan dan kebahagiaanmu.
Cukup.
Tanpa embel-embel bersama aku.
Sajaksore
25 notes · View notes
kompilasikata · 4 years
Text
pada rekah senyum itu,
yang ternyata tidak ada aku di dalamnya.
pada tawa itu,
yang ternyata bukan karena aku penyebabnya.
pada manik mata itu,
yang ternyata tidak melihatku sama kali.
entah bagaimana aku meminta angin menyampaikan rasaku,
tapi kepada angin tolong berikan udara sejuk untuknya,
bantu aku menjaga dia sebelum saatnya tiba.
kepada angin,
sampaikan bahwa aku rindu.
1 note · View note
gukkigucci · 4 years
Text
tangis itu pecah kembali
aku berjanji untuk membendung
luka itu muncul lagi
tangis pecah lagi aku mendung.
sekali dua kali tidak cukup
dan kau masih setia menganggu
lewat pesan, lewat kata-kata, lewat saja cukup
cukup meronta-ronta elu hatiku.
aku pun ingin memelukmu
aku pun ingin
ingin dirimu.
sungguh aku rindu
sungguh aku
rindu
rindu pada dirimu.
bagaimana kabar tahun-tahun sebelumnya? di sana aku pun menangis, dia pecah akan kesedihan kehilanganmu, kali ini tangis pecah karena rindu dan kurang begitu rela kehilanganmu.
pukul tengah malam kemarin kau membuatku tersenyum,
secepat itu kita adalah kita.
(Kamar Gelap, 13 Januari 2020)
7 notes · View notes
Quote
Tulisan Pertama
Aku tidak gemar membaca.
Aku juga tak begitu suka menulis.
Apalagi dengan sembunyi-sembunyi.
Tunggu... mengapa harus bersembunyi ? apa aku menghindari sesuatu ?
memang apa yg akan ku tulis dalam platform ini ? 
2 notes · View notes
puanhabibah · 4 years
Text
April dan Hujan
Rintik dan riuhnya menari diatas kepala kami,
Membawa sesak, luruh pada sepi-sepi
Kami disini masih masih dengan nama yang sama "April"
"Ini nyanyian April" seru pak tua yang kutemui tempo lalu,
Dibasahinya kami dengan nyanyian sendu,
"Dirumah saja" biar aku menina-bobokkanmu
Benar aku tertidur pulas dengan racauan-racauan
"Kapan semua akan usai"
April 6/20
1 note · View note
sajakpuan · 4 years
Text
Tumblr media
Dear, myF
Kamu ada disana. Dibarisan para wisudawan tahfidz yang akan diwisuda pada hari ini. Aku kira kamu tidak ikutan tahfidz sekolah. Aku baru tau saat temanku tiba² berkata "Eh itu F****i ya?, dia ikutan tahfidz juga?", katanya sambil menunjuk ke arah kursi tempat para wisudawan duduk.
Aku langsung mengedarkan pandanganku, mencari tau kebenaran ucapan temanku itu. Ternyata benar, itu kamu. Kamu ada duduk disana, mengenakan jubah putih, kopeah, juga selempang wisudawan tahfidz. Kamu, terlihat lebih tampan dari biasanya')
Aku tak sabar melihatmu diwisuda. Sampai-sampai saat temanku mengajak keluar dari ruangan ini, aku tidak mau. Aku tidak mau melewatkan momenmu saat diwisuda, juga saat membacakan Al-Qur'an. Aku memilih untuk tetap berada diruangan ini sampai acaranya selesai, sedang teman²ku tak tau lah pergi kemana.
Aku membujuk temanku yang lain agar tetap disini sampai acaranya selesai. Aku juga bilang, kalau aku mau lihat kamu diwisuda.
Tiba saatnya kamu diwisuda. Entahlah, disini jantungku malah berdetak lebih cepat dari biasanya. Padahal kamu yang akan diwisudanya, eh malah aku yang deg²an nya🤧.
Aku mengajak temanku untuk sedikit maju kedepan. Aku ingin melihatmu lebih dekat, dan akan kuambil vidio saat kamu maju keatas panggung. Dengan langkah pelan namun pasti, kamu berjalan menghampiri guru yang akan memberimu semacam raport wisuda.
Setelah itu sang pembawa acara menyebutkan nama perwakilan wisudawan yang akan membacakan Al-Qur'an, dan kamu salah satunya. Suaramu indah, mampu menggetarkan hati. Ah, ternyata kamu lebihh baik dari yang kuduga.
Acara demi acara wisuda berjalan dengan lancar. Melihatmu diwisuda tahfidz, apalagi dengan hafalan 2Juz, membuatku insecure kembali. Dalam benakku beribu tanya berdatangan. "Apakah aku pantas jika bersanding denganmu kelak?", "Kamu hebat, kamu hafal Quran, sedang aku? Aku masih harus banyak belajar", "Harusnya aku sadar diri. Aku gak pantas buat kamu", dan masih banyak lagi pertanyaan yang membuatku makin insecure.
Sudahlah. Aku hanya ingin mengucapkan selamat. Selamat atas wisuda tahfidz mu, semoga hafalanmu makin bertambah ya. I'm Proud of u, myF🐼
Save 29 Februari 2020
-Subang, 01 Maret 2020
2 notes · View notes
delusi-anergi · 2 years
Text
Apa tumbuh dewasa seperti ini yang benar-benar kamu impikan dulu? Jika kamu tanya aku, akan kujawab tidak. Bukan tumbuh dewasa seperti ini yang dulu aku impikan.
Bukan menjadi dewasa yang seperti ini yang dulu aku bayangkan, nyatanya sekarang menyakitkan. Aku harus berdamai dengan hal-hal yang sejujurnya aku tidak sukai, karena nyatanya menjadi dewasa adalah perihal menerima bahwa banyak hal yang memang tidak bisa digapai sekeras apapun usaha yang telah aku perjuangkan.
Waktu tidur yang sedikit, pekerjaan yang tiada habisnya, teman yang mulai menghilang satu persatu, tingkat kesuksesan yang selalu diukur berdasarkan manusia lainnya, semua hal menjadi tidak semenyenangkan dulu dan aku merindukan masa lalu.
Kilatan-kilatan masa lalu selalu terbesit dalam lamunanku, apakah bisa aku sebahagia dulu? Saat hidupku rasanya hanya dipenuhi dengan canda tawa dan kebodohan masa muda yang sampai saat ini masih aku ingat dengan jelas setiap detail ceritanya.
Apa dulu aku terlalu sombong? Seakan-akan dunia berada di dalam genggamanku. Sekarang hidupku penuh dengan sesal akan hal-hal yang tidak aku selesaikan dulu. Jiwa muda yang bodoh, aku terlalu terbuai.
Karena kini aku hanya terus berganti topeng, mencoba menjadi sosok yang selalu kuat dan bersemangat. Andai langit-langit di kamarku dapat berbicara, mungkin mereka sudah mengeluh karena riuhnya pikiranku setiap malam. Bahkan bukan hanya riuh, ada juga tangis yang sangat pilu karena aku sadar bahwa hal-hal indah itu tidak akan pernah bisa kembali lagi.
Teruntuk teman-teman terdekatku, aku bahagia melihat kalian berhasil menggapai mimpi-mimpi kalian. Sungguh aku selalu mendoakan yang terbaik bagi kalian, apapun bentuk kebahagiaan yang kalian inginkan.
Aku hanya sedang kelelahan dan merindukan masa lalu. Bukan ingin menyerah, hanya aku baru sadar bahwa menjadi dewasa ternyata sesepi ini.
- Alf
16 notes · View notes
faizahsblog · 2 years
Text
Syah, mari kita melakukan rutinitas itu dengan hati. Mari memulainya dari awal lagi.
Semuanya terasa begitu membosankan bukan ketika aktivitas itu sekadar terjalani?
Bukankah kamu selalu bahagia saat mampu memaknai setiap detik yang berlalu? Berbinar saat mampu menangkap hikmah yang diberikanNya, tersedu haru ketika paham akan maksudNya.
Bisa yuk syah bisa. Jangan lupa bismillah-nya :)
2 notes · View notes
iqbalsfy-blog · 4 years
Text
Engkau Bertolak Mengundang Badai
Awan-awan gelap telah menutup rindu Pada hamparan angkasa yang tak bisa kau sambangi Tak ada matahari menyapaku Serupa engkau bungkam dan pergi
Tak ada pagi, siang ataupun senja Hari-hari adalah langit kelam Badai semesta yang menghujam Bersama deras hujan penuh air mata
Tak ada engkau... Aku bersimpuh tanpa dekapan Menggigil dingin, mencari kehangatan Yang telah mengalir pada jurang kehampaan
30 Maret 2020,
Isfy
1 note · View note