Tumgik
#quarterlifecrisis
sarahtran · 1 year
Text
the reality of life after graduation.
youtube
join me on a cynical hike through mont royal.
podcasts that inspired this video, that give much better advice than i do:
"18. The Psychology of Big Life Changes" by The Psychology of your 20's (https://open.spotify.com/episode/6ZZZiFtQWJ3DbzzV2KmqVb)
"the post grad flop era | Ep. 55" by Growing With The Flow (https://open.spotify.com/episode/4UPQ7PUpGGOxhKTWxbGrXF)
4 notes · View notes
nurmareliana · 1 year
Text
Bia 1/4 Baya - Episode 3 [Barisan]
Tumblr media
Suara Bia meninggi dengan mata menatap tajam ke arah Jo. Bia semakin kesal dengan sikap Jo yang tidak mempedulikannya dan malah menunjukkan meme yang membuat Jo senyum-senyum sendiri sedari tadi.
Apakah perang dunia akan terjadi? 
Tidak.
Kedai pecel lele yang ramai sore itu membuat Bia menahan amarahnya. Seporsi lele yang digoreng kering ditemani sambal pedas telah tandas dilahapnya, rupanya amarah Bia dilampiaskan ke makanan, sedangkan Jo tetap asyik dengan ponsel dan makanannya sendiri. 
Semakin hari, Jo semakin berjarak dengan Bia. Jo menjadi tidak antusias mendengarkan cerita-cerita Bia dan bersikap seperlunya saja. Intensitas komunikasi menjadi berkurang. Intensitas bertemu juga demikian. Hubungan hampir empat tahun itu menjadi hambar, tanpa konflik, nyaman-nyaman saja, begitu-begitu saja, tidak ada lagi tantangan, rasa penasaran maupun rasa deg-degan, tidak dirasakan lagi butterflies in the stomach. Daripada disebut hubungan sepasang kekasih, hubungan mereka lebih tepat disebut sebagai sahabat dekat. Itu bagi Jo, lain dengan Bia. Jo adalah dunia bagi Bia, tidak ada tempat nyaman lain yang bisa menjadi tempat Bia bercerita dan mengungkapkan keluh kesahnya. Bia juga tidak lagi dekat dengan teman-temannya, apalagi sejak dia menjalin hubungan dengan Jo. 
Dalam ilmu yang dipelajari Bia, hubungan yang mereka jalani ibarat sebuah barisan, daftar bilangan yang mempunyai pola tertentu, semakin dispesifikkan menjadi barisan aritmatika, daftar bilangan yang memiliki beda atau selisih yang tetap antara dua suku yang berurutan, beda atau selisih yang tetap itu membuat Jo merasa kurang tantangan dan tidak lagi penasaran dalam hubungan itu atau dengan kata lain bisa disebut bosan. Kini Jo memilih beda atau selisih yang tidak sesuai pola, sehingga Jo keluar dari barisan.
Pada saat bersamaan, Jo mendapat perintah mutasi dari tempat kerjanya, kini mereka sudah tidak lagi satu kota, mereka dipisahkan oleh Selat Sunda. Semesta seolah merestui Jo untuk menghilang dan tanpa kabar. Hubungan mereka … 
Bersambung …
@nurmareliana​ | 21 Maret 2023
2 notes · View notes
arsyzela · 1 year
Text
Melangkah Mundur #3
“Iya benar pak, setelah project ini selesai, saya ingin mengajukan surat pengunduran diri.” Jawab Farhan dengan suara percaya diri.
“Memangnya sudah ada perusahaan lain yang mau menerima kamu ?”, Kamu kan sering pindah-pindah perusahaan, kerja sama saya memangnya tidak enak? Pertanyaan Pak Reihan membuat Farhan sedikit tersindir.
“Ingat Farhan, kamu itu masuk di perusahaan ini karena koneksi orang tua kamu, kamu ingin mengecewakan mereka?. Nasehat Pak Reihan dengan pertanyaan yang memberondong, membuat Farhan bingung ingin menjawab pertanyaan yang mana.
Farhan tidak menjawab, ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
Sebenarnya, Farhan tidak ingin bekerja kantoran. Hanya saja menurut orangtuanya, pekerja kantoran adalah pekerjaan yang menjanjikan. Ia mengikuti kemauan orangtuanya karena ingin sekali Farhan bekerja di kantor. Terlebih setelah lulus kuliah dia sempat menganggur enam bulan. Berkat koneksi orangtuanya, akhirnya Farhan masuk di perusahaan yang dipimpin oleh Pak Reihan langsung, dan kebetulan posisi yang diisi Reihan saat ini pun sedang kosong.
"Oh iya Farhan, proposal project ini udah bagus. Tinggal nanti eksekusinya saja. Pengunduran diri kamu kita bahas nanti lagi, habis selesai project, bisa jadi nanti kamu berubah pikiran. Sepertinya tidak ada yang ingin saya bicarakan lagi, jadi silahkan lanjutkan pekerjaan kamu yang lainnya Farhan." Ucap Pak Reihan lagi seolah-olah meminta Farhan untuk meninggalkan ruangannya.
"Baik pak, terimakasih ya Pak."  Ujar Farhan sambil menuju keluar dari ruangan Pak Reihan.
***
Di meja kerjanya, dia mulai menyusun jadwal untuk meeting dengan timnya untuk melaksanakan project tersebut. Project ini adalah pengalaman pertama Farhan menjalaninya, atau mungkin yang terakhir kalinya. Jika ia benar-benar bersikeras akan mengundurkan diri setelah project ini selesai terlaksana.
Farhan telah merencanakan ingin membuka bisnis, dengan modal gajinya selama bekerja di perusahaan ini. Farhan merasa menjadi pekerja kantoran adalah hal yang membosankan. Ia terus menerus memberikan hal yang orang lain inginkan, bukan yang ia inginkan. Tapi rencana ini belum diketahui oleh siapapun termasuk orangtuanya.
Bersambung...
5 notes · View notes
ladymacabrebeth · 1 year
Quote
I’ve been so traumatized & overprotected in my younger years that I missed out on fun people my age had. But now I’m healing my inner child by having fun, enjoying life, not taking life as seriously as I used to & just letting my hair down at 25.
Lady Macabre Beth
5 notes · View notes
versatileginger · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
CHAPTER 24; DONE
1 note · View note
arosellaa · 1 year
Photo
Tumblr media
Days in Quarter Life (Short Stories) (on Wattpad)
Ini adalah kumpulan flash fiction yang kubuat selama mengikuti Writing & Publishing Worshop Career Class x Bentang Pustaka 
1 note · View note
sonsearae · 1 year
Text
i predict …that this summer is going to be the best summer of my life thus far. i’m calling it
1 note · View note
thesmurfstuff · 1 year
Text
PEAKING THE QUARTER LIFE CRISIS
Tumblr media
it be like that frfr
I just feel this song deep in my bones and heart and brain and every organ I have lol
1 note · View note
sifaasif · 1 year
Text
Pertanyaan yang muncul di kolong langit-langit
Kadang aku berpikir, sebenarnya apa yang sedang dipersiapkan kehendak-Nya untukku? Mengapa doaku tak kunjung dikabulkan dan usahaku belum juga membuahkan hasil?
Tumblr media
Bertemu seseorang yang baik atau diterima di tempat yang baik, bahkan salah satunya pun tidak apa.
Entah berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan
Apakah ketika saatnya datang, aku masih muda dan sehat?
0 notes
soyvanillalate · 2 years
Text
I feel like as a journalism student I should practice my “craft”. Yet I wasn’t sure how to do that. Nobody would probably hire a 21 year old first year student, who doesn’t even know what they would like to write about, because as it turns out you don’t learn it during your first year, if ever. So with that thought came an idea. I need a place to at least try.
And another thing I’ve been passionate about is the exploration of my own feelings and what I want. It’s been tough, when the school I’m attending is talking all the joy from what I know I love doing - and makes me rethink my whole life. So that’s what I want to sort out through that. What to do. I’ve always believed in writing things down. I love writing with my favourite pen and on my keyboard hearing the click sounds of it - and so I thought that this is something I could focus on.
I’m about to go back to me regular life after holidays, just like I’ve dreamed of. To live in a city far from home, have my own money and go out for drinks whenever I can. The problem shows itself when i start thinking about it and realise, that I don’t know if i still want it. I’ve been seeing my elementary school friends and i see how their lives look. I instantly get jealous. They’ve met tons of new people, are going on Erasmus and take part in activities at their uni’s and get the best out of this time. And technically, it’s not too late for me to do all that.. it’s just I’m not sure if i can afford to do that, I’m afraid i can’t.
And with that introduction i’d love to make it a safe space for my thoughts - yup.
Oh and also I’m still processing my break up so get ready for that fun stuff/.
0 notes
terezastinson · 2 years
Photo
Tumblr media
This is one of the most common things people are afraid of when starting anything new. If you’re one of them (I used to be) consider these points ➡️ 🎀•Save this post and overcome objections today 💰•Click the link in bio and close more sales 📱• Follow @terezaonline and learn how to make money using social media 💜•Turn on post notifications and be the first to learn my processes #internetmarketingtips #onlinebusinessowners #howtoearnmoneyonline #workforyourself #digitalentrepreneur #socialmediamarketingstrategy #socialmediamarketingworld #mompreneurlife #bossmomlife #socialmedia101 #quarterlifecrisis #wfhmom #buildalifeyoulove #momswhowork (at Praha City ❤) https://www.instagram.com/p/CdDyUBKt4ei/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
i23kazu · 3 months
Text
to the 19 and 20 year olds and above out there, do you guys have any advice on how to Get Through It
17 notes · View notes
nurmareliana · 1 year
Text
Bia 1/4 Baya - Episode 1 [Bangun Datar]
Tumblr media
Semenjak wisuda enam bulan lalu, Sabia Maharani memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halaman. Perempuan yang biasa disapa Bia itu berusaha untuk mencari pekerjaan. Keliling kota berseragam hitam putih dan membawa amplop coklat adalah aktivitas Bia setiap harinya, kecuali akhir pekan dan hari libur nasional. Bia menitipkan amplop coklat di pos satpam dari kantor satu ke kantor lainnya, dari pabrik satu ke pabrik lainnya. Seringkali disambut baik, namun tak jarang juga disambut dengan penolakan yang kasar. Tak hanya itu, Bia juga mengirim lamaran pekerjaan dan curriculum vitae melalui surat elektronik ke banyak perusahaan incarannya. Namun satu pun tidak ada yang lolos, sedangkan uang di dompetnya sudah menipis.
“Aaaaakkkhhhhh.” 
Teriak Bia sambil melempar amplop-amplop coklat ke pojok kamar kosan dan merebahkan badan di kasur tipis dengan sprei yang belum dicuci selama sebulan. 
Memandangi langit-langit kosan dengan mata berkaca-kaca meratapi nasib yang tidak tau akan kemana arahnya. Sarjana matematika tak kunjung dapat kerja. Apa harus pulang kampung? tapi apa kata orang tua? Apa kata teman-temannya? Apa kata orang di kampungnya? Hingga tak disadari Bia terlelap dalam tanya.
07.45 WIB
“Klunting.” Suara notifikasi masuk di ponsel Bia. 
“Siapa sih pagi-pagi ngirim pesan.” 
Gerutu Bia yang masih rebahan dan malas-malasan. Sekedar menggerakkan tangan meraih ponsel di meja yang jaraknya tidak sampai satu meter itu saja dia tidak berdaya. Dengan malas, Bia memaksa tangannya untuk meraih ponsel itu dan perlahan membaca pesan. Matanya terbelalak, seketika senyum merekah terlihat di bibir Bia. Semua rasa malasnya runtuh entah jatuh kemana. Rupanya dia tengah berbahagia lantaran diterima di salah satu dari ratusan lowongan pekerjaan yang telah dilamarnya. Akhirnya usaha yang dilakukan berbuah juga. Meskipun bukan pekerjaan impiannya, setidaknya dia bekerja dan bisa mewujudkan keinginannya untuk hidup mandiri di perantauan dan tidak merepotkan orang tua dikampung halaman.
Bia menyampaikan kabar bahagia itu kepada Jo, kekasihnya. Jo pun turut bahagia dan memberikan ucapan selamat kepada Bia.
Tak lupa, Bia juga menyampaikan kabar baik itu kepada ayah dan ibunya. 
“Alhamdulillah.” 
Terdengar suara di ujung telpon. Suara itu tidak terdengar bahagia, datar-datar saja. Ayah dan ibu Bia menganggap pekerjaan Bia seperti bangun datar, memiliki keliling dan luas, tetapi tidak memiliki volume. Bia mendapat pekerjaan di perusahaan besar yang memungkinkan Bia untuk banyak belajar, namun hal itu tidak membuat ayah dan ibunya merasa bangga, karena pekerjaan Bia dinilai tidak menaikkan harga diri orang tua, tidak seperti kakaknya, kak Qudwah, yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara.
Bersambung …
@nurmareliana​ | 19 Maret 2023
3 notes · View notes
erliwijayanti · 1 year
Text
[BAGIAN 2] Datang Begitu Singkat. Pergi Begitu Cepat.
"Pus, hamil pus? Astaghfirullah.." 
Kalimat celetukan terdengar dari selasar pagi ini. Daniar berjalan cepat-cepat sambil menyapa kucing-kucing fakultas. Ia harus masuk kelas International Finance pagi ini. Sudah terlambat. 07.57 WIB. Matahari sudah menyengat di Depok. Setajam sengatan tambahan tugas Pak Ugi kalau sampai dia tidak berhasil masuk kelas sebelum pukul delapan. Dibukanya engsel pintu lantai empat. Ngos-ngosan. "Pagi, Pak maaf saya terlamb...at." Hening. Tidak ada orang. Alis Daniar mengkerut. Tangannya mencari-cari ponsel di dalam tas kulit yang dibelinya beberapa tahun silam. Tas termahal seharga satu juta yang baru bisa dia beli setelah bekerja bertahun-tahun sebagai karyawan. "Heee???" Teriaknya seusai membaca pesan di ponselnya. Kelas dibatalkan. Sudah diumumkan jam tiga pagi; jam-jam Pak Ugi selalu aktif membaca tugas mahasiswa. Ia tidak membuka ponsel sejak semalam. Namanya Daniar. Anak perempuan. Bungsu. Sedang menjalani pendidikan doktoral di salah satu universitas terbaik negeri ini. Belum menikah. Bayangkan apa kata orang tentangnya. Ia turun ke taman. Memandangi kolam makara yang airnya tidak menyala siang ini. Duduk di bangku-bangku hijaunya. Ada telepon masuk. "Halo assalamu'alaykum Bu.. Ko nangiss?" "Ibuk kudu piye ya, Nduk.. Ibuk nyawang mbakmu mambengi ngerokok.." (Ibu harus bagaimana ya nak? Ibu lihat kakak perempuanmu semalam merokok) Daniar diam. Mengedip pelan satu kali. Tersenyum. "Ibuk sudah makan?" katanya dengan suara yg lebih netral. Pagi itu cahaya hangat menerpa pepohonan dan tanaman di sekitar kolam fakultas. Cahaya keemasannya indah sekali. Seorang anak perempuan duduk bersanding dengan catatan-catatan beratnya untuk tabungan persiapan ujian prelim. Bibirnya tersenyum, meski ada gunung es di hatinya. Berusaha mencerahkan hati wanita yg paling ia cintai di dunia. Menerima takdir-takdir beserta seperangkat musim dalam hidup dan keluarganya. Tugasnya hanya mencintai. Dan Allah tidak mensyaratkan keluarga yang sempurna untuk masuk surga :) [Bersambung..]
7 notes · View notes
harngonopadang · 2 years
Text
Umur 25 Tahun, Apakah semua orang merasakan Quarter Life Crisis?
Apa yang sebenarnya menjadi tujuan sebuah kehudupan? kebermanfaatan, uang, keluarga, jabatan atau kekuasaan. Setelah itu kemana? Apakah sebuah tujuan itu harus linear, beroutput dan visual? Bagaimana dengan relationship baik kepada sesama manusia maupun dengan hal lain? 
I don’t know why those questions are just more deep on me, di usia yang semakin dewasa (aminnn!), I am 25 by the way 😄. Mungkin ini kali ya yang umumya orang-orang rasakan quarter life crisis. Dulu waktu aku masih 23an sangat tidak yakin ada hal semacam ini, ada penurunan kesehatan mental akibat externalitas maupun internalnya seorang individu di umur 25, ada yang mengkaitkan secara lama seseorang sudah hidup 25 tahun dan mungkin menjalai hidup 25 tahun lagi sebagai seorang yang produktif, jadi timbul self reflection, mempertanykan tentang masa depan berdasarkan masa lalu. 
Sekarang aku jadi makin ngerti apa yang orang-orang rasakan di usia 25 tahun, percaya gak percaya juga sih, semua kerasa jadi beban dan kerasa menjalani hukuman sendiri. Dulunya masalah itu adalah tantangan, sekarang terlihat seperti hukuman. Anehnya semua aspek hidup jadi ikut-ikutan misalnya dari segi karier, sekarang lagi susah banget nyari kerjaan yang cocok di Indonesia, ada effect dari idealisme sepulang dari US, dari sisi relationship tiba-tiba banyak banget yang mesti di support jadi buat orang kek aku yang selama ini selalu ingin memberi positive emotions itu jadi kekurangan energi. Banyak lagi deh, perasaan dulu juga banyak masalah tapi gak terlalu aku tanggapin segitunya dan selalu lolos, selesai dengan aman. 
Dari dulu memang aku sudah sangat preserv sama kesehatan mental sendiri, salah satunya dengan berdoa tengah malam itu membantu banget, kadang juga aku menulis semua hal di buku ku, menggambar juga asik bisa meluangkan emosi. Di umur 25 tahun ini benar-benar bikin aku ketakutan sih, takut dengan semua hal. Aku pengen banget juga belajar dari situasi saat ini, agar kelak aku bisa bagikan pengalaman #Umur25Tahun ku ke orang-orang terdekat. 
0 notes
marcodani18 · 2 years
Text
thoughts
I was today years old realized....
i need to grow up in many aspects of my life and it’s making me 
so anxious, scared and worried. 
Tumblr media
0 notes